14 Maret 2017
Pesawat latih T-50 (photo : Kusri Hatmoyo)
KSAU Akan Kembalikan Marwah T-50 Sebagai Pesawat Tempur
Mungkin kita sering melihat aksi aerobatik spektakuler pilot-pilot TNI Angkatan Udara (AU), khususnya dalam setiap perayaan hari jadi TNI AU. Pesawat-pesawat yang sering kali mereka gunakan biasanya adalah pesawat latih KT-1B Woong Bee hingga pesawat tempur T-50 Golden Eagle. Keandalannya mereka dalam mengajak dansa pesawat-pesawat yang mereka tungganggi itu di Angkasa pun sangat luar biasa.
Pada Jum’at (10/3/2017) lalu, perwakilan Angkasa berkesempatan untuk mewawancarai langsung Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, di kantornya, Markas Besar TNI Angkatan Udara, Cilangkap, Jakarta Timur. Dari pertemuan itu, KSAU menyampaikan bahwa ia akan mengembalikan marwah pesawat T-50 ‘Golden Eagle’ besutan Korea Aerospace Industries bersama Lockheed Martin sebagai pesawat tempur.
Pesawat latih T-50 (photo : AerialVision)
“Pasawat seperti T-50, kita masyarakat sering tahu ada yang doreng ada warna yang untuk aerobatik. Itu aerobatik (warna T-50) kan cuma seremonial, dan kita sudah punya untuk seremonial adalah KT-1 Woong Bee,” terang KSAU kepada Angkasa.
Hadi menegaskan bahwa akan menguatkan peran KT-1B woong Bee sebagai pesawat yang digunakan untuk seremonial atau aeobatik. T-50 pun akan dirubah KSAU menjadi FA-50 dengan menambahkan beberapa kemanpuan lainnya.
Pesawat latih T-50 (photo : defence.pk)
“Kalau ini (T-50) kita kembalikan sesuai dengan marwahnya sebagai pesawat tempur. Sehingga T-50 itu kita rubah, tidak menjadi T-50 lagi, menjadi FA-50 dengan menambahkan beberapa kemampuan seperti radar dan persenjataan,” jelas Hadi.
Tujuan KSAU mengembalikan marwah T-50 dan menguatkan peran KT-1B sejatinya adalah untuk melakukan inovasi demi kemajuan TNI AU yang modern. “Kita tidak terjebak dengan tradisi, tapi suatu inovasi untuk kemajuan Angkatan Udara yang modern.”
(Angkasa)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
https://www.jejaktapak.com/2017/03/14/masa-depan-angkatan-udara-malaysia-tidak-pasti...angkat artikelnya dong min
BalasHapusApa aja nih yang mau diganti? Mesin jadi F414 kah? Radar elta E/M 2032 kah? Perangkat EW lengkap kah? Atau cuma ganti cat dan ganti nama saja?
BalasHapusartinya gak pak cet biru koneng lagi dong ah..hiks hikss seddih deh!
BalasHapusbusy body loe..wkwkwk..malaysia emang tiada uang..tp bila membeli jet fighters,pasti yang terbaik dan tidak terkalahkan oleh jirannya.contohnya su30mkm.dibeli sekali dgn glower knirti...singapore yg maju sebegitu juga ngak ada glower..apatah lg jiran disebelah itu..xixixixixi..rudal pun ngak ada..
BalasHapusPreett. sampah kok masih berserakan ya.
HapusF16 kecelakaan lagi di Pekan Baru gara2 rem blong, iyalah gak pake rem cakram sih.
BalasHapusartinya sudah 2 kali peristiwa yang sama menimpa F16 ,yang pertama total loss alias nggak bisa di gunakan lagi karena terbakar dan yang kedua ini rusak berat canopy pecah karena terbalik .
HapusTNI harus serius menyelidiki karena ini sudah yang ke dua kali peristiwa sama terjadi terhadap F16 .