06 Agustus 2019

Pesawat F-16 TNI AU Diupgrade, Dilengkapi Bom Canggih JDAM

06 Agustus 2019


JDAM bom (image : USAF)

TEMPO.CO, Magetan -  Sebanyak empat pesawat F-16 A/B Block 15 TNI AU menjalani peremajaan di hanggar Skadron Teknik (Skatek) 042 Lanud Iswahjudi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Satu di antaranya ditargetkan rampung pada Juni – Juli 2019.

Komandan Skatek 042 Lanud Iswahjudi, Mayor Tek Agustinus Subagio, mengatakan bahwa program peremajaan pesawat F-16 itu merupakan proyek Enhanced Mid-Life Update  (EMLU) – The Falcon Structural Augmentation Rodmap (Falcon STAR). Pelaksanaannya berlangsung sejak September 2017.

“Ini merupakan dua program yang dijadikan satu agar waktunya lebih efisien,” kata Subagio, Kamis, 15 Maret 2019.

Menurut dia, puluhan teknisi dari TNI Angkatan Udara dan PT Dirgantara Indonesia terlibat dalam proyek tersebut. Para personel itu melakukan sejumlah pekerjaan, seperti pencopotan panel maupun komponen pesawat, melakukan monitoring, kontrol, dan evaluasi.

“Ada dua sampai tiga orang dari Lockheed Martin (produsen pesawat F-16 asal Amerika) yang membantu supervisi,” ujar dia.


Pesanan JDAM Indonesia (image : JMP)

Pekerjaan itu, Subagio melanjutkan, bakal berlangsung selama beberapa tahun ke depan. Sebab, jumlah total pesawat F-16 A/B Block 15 yang harus di-upgrade sebanyak 10 unit. Seluruh alat utama sistem persenjataan itu dibeli dalam Program  Peace Bima Sena pada tahun 1989.

“Setelah ini (di-upgrade), usia terbang pesawat akan lebih panjang antara 15,20 bahkan 25 tahun ke depan,” kata Subagio kepada Tempo.

Adapun sistem avionik yang diperbaharui melalui proyek EMLU-Falcon STAR, seperti pemasangan Rudal Beyond Range yang memiliki jangkauan lebih dari 30 kilometer. Juga, Fire Control Radar dan JDAM (Joint Direct Attack Munitio) yang merupakan bom dengan dilengkapi pemandu laser.

Untuk pengadaan spare part, Komandan Skatek 042 menjelaskan, ada dua tipe kontrak dalam proyek EMLU-Falcon Star ini. Pertama menggunakan mekanisme dengan mitra alias Direct Commercial Sales (DCS) dan Foreign Military Sales (FMS) atau Government to Government.

Subagio yang juga sekretaris proyek EMLU-Falcon STAR mengaku bangga dengan pekerjaan itu. Sebab, mampu meningkatkan kemampuan para teknisi TNI Angkatan Udara. Apalagi, pekerjaan itu baru pertama dilakukan. “Kalau di luar negeri, pekerjaan ini masuk depot maintenance,” ujar dia.

(Tempo)

5 komentar:

  1. 278.000 ribu dollar cuma 3 biji JDAMnya dibeli. Buat test?

    BalasHapus
  2. Horang kaya mah bebas om xaxaxaxaxaxaxaxaxaxa yuhhuuuu Malon nih 🍌🍌🍌🍌🍌

    BalasHapus
  3. HAHAHA KAYA APA? MALAYSIA SUDAH LAMA PAKEK INI JDAM AMA PAVEWAY..HAHAHA BARU BELI DIBILANG KAYA HAHAHA

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi malon tak punya maverick kan muahal soalnya jdam buatan sendiri tak beli2 macam kau

      Hapus
    2. Kalau masalah JDAM ngapain beli banyak banyak, satu dikorbanin buat sempurnakan bom pintar BP-250

      Hapus