18 Juni 2021

Australia Sets September Deadline for Future Submarine Design Cost Review

18 Juni 2021

Future Attack class submarine (image : Naval Group)

French shipbuilder Naval Group has been set a September 2021 deadline by Australian Prime Minister Scott Morrison to submit acceptable revised costings for the next phase of the Royal Australian Navy's (RAN's) AUD90 billion (USD68.2 billion) Future Submarine programme.

Speaking in Paris on 16 June after separate meetings with Naval Group and French President Emmanuel Macron, Morrison said the deadline for Naval Group is “to convince the government it can progress with the project to build Australia's new submarine fleet”.

“I leave [France] knowing we have properly raised the challenges that we need to address,” added the prime minister.

The latest issue with the troubled programme involves contractual wrangling between Naval Group and Australia's Department of Defence (DoD) over the anticipated cost of work officially known as ‘Core Workstate 2'.

This involves basic design activities leading on from the initial submarine design contract signed in March 2019 through to the preliminary design review scheduled for May 2023. The scheduled work will provide detailed architecture for the hull structure and internal systems of the proposed 12 4,500-tonne Attack-class submarines.

According to informed sources, ‘Core Workstate 2' costings first submitted by Naval Group were at least 50% higher than the DoD's estimate of AUD2.5–3 billion. Lower figures submitted in February 2021 are still under discussion.

The DoD's General Manager Submarines, Greg Sammut, told a parliamentary committee on 1 June, “We want to make sure the offer is compliant and fully acceptable …. we have some more work to do with Naval Group to make sure it's fully compliant,” adding that he hopes the new contract will be signed before the end of September..

81 komentar:

  1. Pertama aman dari malon dan asuwandaru

    BalasHapus
  2. Andi Widjajanto Nilai Ada 4 Terobosan Pembiayaan yang Diusahakan Prabowo
    Nadhifa Sarah Amalia - detikNews
    Rabu, 16 Jun 2021 15:03 WIB

    Jakarta - Pakar militer dan analis LAB45 Andi Widjajanto mengatakan setidaknya ada empat terobosan model pembiayaan yang berusaha dilakukan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto atas arahan Presiden Joko Widodo. Terobosan tersebut dilakukan untuk memenuhi alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpalhankam) Indonesia yang sudah tua dan usang.
    "Jika keempat terobosan model pembiayaan tersebut berhasil diterapkan, maka Indonesia akan mengalami beberapa transformasi ekonomi pertahanan," kata Andi, dalam keterangan tertulis, Rabu (16/6/2021).

    Adapun terobosan pertama merupakan kontrak pengadaan jangka panjang 2044 yang dituntaskan antara tahun 2020-2024 untuk memastikan kesinambungan program modernisasi serta memperbesar peluang investasi pertahanan ke Indonesia.

    Terobosan kedua, setiap kontrak pengadaan dilengkapi dengan prasyarat investasi pertahanan untuk memastikan adanya transfer teknologi dan aliran kapital ke industri pertahanan Indonesia.

    Terobosan ketiga, semua pengadaan sistem persenjatan dilakukan dengan pendekatan daur hidup untuk memastikan adanya kesinambungan pemeliharaan, perawatan, dan peningkatan teknologi senjata selama masa pakai operasional sistem persenjataan. Pendekatan daur hidup ini akan dilakukan dengan mengharuskan produsen senjata untuk membuat fasilitas perawatan dan pemeliharaan senjata di Indonesia bekerja sama dengan industri pertahanan nasional.

    Terobosan keempat, sejak awal pembahasan, kontrak pengadaan dijaga dengan mekanisme transparansi dan akuntabilitas oleh tim gabungan dari BPKP, Kejaksaan, dan BPK untuk memastikan penerapan tata pemerintahan yang baik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bila itu semua terjadi, Andi mengatakan, maka akan timbul beberapa transformasi ekonomi pertahanan.

      "Pertama, transformasi dari sekadar pembelian senjata (weapon acquisition) menjadi pengadaan senjata (weapon procurement)," ujar Andi.

      Transformasi ini tersebut hanya bisa terjadi jika Menteri Pertahanan secara ketat mewajibkan semua pembelian senjata menerapkan pendekatan daur hidup lengkap yang nantinya akan memungkinkan industri pertahanan Indonesia mengembangkan sendiri sistem persenjataan mulai dari proses rancang bangun, fabrikasi produksi, pemeliharaan - perawatan, hingga pengakhiran masa pakai.

      Kedua, transformasi model pengembangan industri pertahanan menuju rantai produksi global dan kemandirian pertahanan.

      "Hal ini akan terjadi jika peluang investasi pertahanan dioptimalkan untuk membangun produksi bersama (joint production) dalam pembangunan sistem senjata tertentu atau bahkan mendirikan industri patungan (joint collaboration) antara produsen global dengan industri nasional," ujar dia.

      Ketiga, transformasi menuju terwujudnya zona integritas anti korupsi dalam proses pengadaan senjata.

      "Zona ini cenderung akan tercipta saat proses pengadaan senjata dilakukan dengan menerapkan transparansi dan akuntabilitas berlapis dimulai dari pengawasan internal di Indonesia hingga penerapan kode etik (code of conduct) zona integritas pengadaan senjata yang berlaku di negara-negara asal produsen senjata."

      Andi juga menggarisbawahi bahwa rencana strategis pembelanjaan alutsista pemerintah saat ini berisi dua pokok kebijakan utama.

      Pertama, Rencana Induk Postur Pertahanan. Rencana induk ini dibuat untuk memastikan bahwa di tahun 2044 Indonesia akan memiliki gelar sistem persenjataan terpadu yang dapat diproyeksikan untuk menjaga kedaulatan teritorial Indonesia.

      Rencana induk ini juga disusun untuk memastikan bahwa Indonesia akan memiliki kesiapan operasional tempur yang tinggi yang dapat segera digelar untuk menghadang pendadakan strategis.

      "Rencana induk ini diharapkan dapat disahkan sebagai rujukan tunggal program modernisasi sistem persenjataan hingga tahun 2044," ujarnya

      Kedua, Model Pembiayaan Pengadaan Sistem Persenjataan yang berupaya mencari terobosan finansial untuk menjalankan arahan Presiden Jokowi untuk mengubah belanja pertahanan menjadi investasi pertahanan.

      "Pada dasarnya model pembiayaan yang dirancang bersifat konservatif dengan hanya mengalokasikan 0,8% PDB untuk belanja pertahanan hingga tahun 2044," pungkas Andi.

      Link :

      https://news.detik.com/berita/d-5608143/andi-widjajanto-nilai-ada-4-terobosan-pembiayaan-yang-diusahakan-prabowo

      Hapus
  3. Gue translate pake google translate karena sumber beritanya pake Bahasa Inggris

    πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

    Gemuruh Fincantieri di Indonesia Mengguncang Prancis

    ️⚓ Tamparan sangat besar bagi tim ekspor Prancis. Terutama karena tidak ada yang melihatnya datang.

    Mega-hit Fincantieri di Indonesia yang diumumkan seminggu lalu membuat heboh di Prancis. Gelombang mendalam untuk saat ini bahkan jika beberapa gelembung muncul ke permukaan sebagai kekecewaan besar atas kerja sama Prancis-Italia yang diungkapkan oleh Delegasi Umum untuk Persenjataan (DGA) JoΓ«l Barre selama sidangnya di Majelis Nasional tidak terbuka untuk pers. Harus dikatakan bahwa pentingnya kontrak 4,1 miliar euro (enam frigat FREMM Italia dan modernisasi dan penjualan dua frigat Maestrale), dengan tepat disebut di Prancis pada saat biaya galangan kapal Lorient ke Naval Group tidak diasuransikan untuk saat setelah 2028 (setelah akhir pembangunan lima fregat FDI untuk Angkatan Laut Prancis). Dan ini terutama karena kontrak ini sudah berlaku, menurut sumber tertentu dari La Tribune.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di dalam Naval Group, yang belum mengajukan penawaran, menurut sumber yang menguatkan, dan di dalam kementerian, pengumuman kontrak oleh Fincantieri mengejutkan banyak orang dan pasti sulit dicerna. Ini juga mengacu pada Naval Group dan pemerintah untuk keinginannya untuk terlibat dalam kerja sama Eropa dengan segala cara, dan khususnya di sektor angkatan laut dengan Fincantieri dalam Naviris, perusahaan gabungan yang mengkhususkan diri dalam kapal permukaan. Kontrak Indonesia untuk galangan kapal Italia karenanya merupakan tamparan besar bagi Prancis, yang saat ini merasa dikhianati oleh mitranya. Mungkin karena kenaifan, tim Prancis memberikan tongkat untuk dikalahkan.

      Juga, beberapa pertanyaan muncul setelah kekecewaan besar Prancis ini: mengapa Naval Group tidak mengajukan penawaran? Peran apa yang dimainkan Naviris dalam penawaran ini? Mengapa orang Prancis begitu terkejut dengan pengumuman ini? Apakah Italia mitra terpercaya dalam Naviris? Sementara Italia, yang telah menjual enam FREMM ke Indonesia, menawarkan fregat jenis ini di Yunani, Mesir, dan Arab Saudi, mengapa Prancis lebih memilih FDI daripada FREMM?

      Hapus
    2. Naval group di Indonesia

      Di Indonesia, kelompok angkatan laut Prancis agak mengabaikan kampanye kapal permukaan yang diluncurkan oleh angkatan laut Indonesia demi prospek kapal selam yang dianggap lebih strategis dan, mungkin lebih terjangkau. Itu adalah pilihan yang dibuat beberapa tahun lalu oleh mantan CEO HervΓ© Guillou, kemudian dilanjutkan oleh Pierre Eric Pommellet. Sumber lain percaya bahwa Naval Group bahkan dicegah untuk mengajukan penawaran karena perjanjian rahasia antara Naval Group dan Fincantieri, yang membagi dunia secara komersial pada saat pembuatan Naviris. Dalam konteks ini, Indonesia serta Filipina akan "dicadangkan" untuk Italia. Perjanjian ini memang ada, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, tetapi terkoyak oleh pukulan pisau lipat yang diberikan oleh Fincantieri di negara-negara yang "disediakan" untuk Naval Group (Yunani, Arab Saudi, dan Mesir).

      Fincantieri atau Naviris yang membawa tawaran Italia ke Indonesia? Penjualan enam FREMM Italia, menurut informasi kami, merupakan proyek yang dilakukan secara komersial oleh Fincantieri dan dilakukan pada tingkat politik oleh pasar negara bagian ke negara bagian. Di sisi lain, ada keraguan tentang renovasi Maestrale, yang dapat dilakukan dalam kerangka kerja sama antara Fincantieri dan Naval Group. Bagaimanapun, di Prancis tidak ada yang melihat sesuatu datang. Baik Negara, maupun dinas intelijen, maupun Grup Angkatan Laut dan atau Thales, yang anak perusahaannya Belanda, bagaimanapun, sangat hadir di Indonesia. Fincantieri bernegosiasi sampai akhir secara diam-diam dalam kerahasiaan terbesar dengan Jakarta, di mana pengumuman kontrak dengan Fincantieri juga membuat gelombang. Pertanyaan: Bukankah layanan kepatuhan terlalu bersemangat dalam menutup mata dan menutupi telinga Prancis di Indonesia, dan lebih umum di dunia?

      Hapus
    3. Kesimpulan nya adalah akibat kesalahan Naval Group yg tidak serius dalam menanggapi tender Frigate demi kejar potensi di sektor kapal selam..

      “In Indonesia, the French naval group has somewhat abandoned the surface ship campaigns launched by the Indonesian navy in favor of the prospect of submarines considered more strategic and, perhaps more affordable.”

      Dan faktor keberuntungan Fincantieri yg dapat jatah product marketing nya ke Indo..

      “Naval Group was even prevented from submitting an offer due to secret agreements between Naval Group and Fincantieri, which shared the world commercially at the time of the creation of Naviris. In this context, Indonesia as well as the Philippines would have been "reserved" for Italian.”

      Hapus
    4. Apa kerjasama dengan Italia?

      Prancis kecewa dengan kurangnya loyalitas orang Italia, yang bagaimanapun juga secara sah membela kepentingan mereka. Naviris sekarang tampaknya menjadi cangkang yang semakin kosong. Perusahaan ini sekarang memfokuskan kembali pada proyek R&D, persiapan untuk modernisasi frigat Horizon paruh baya dan pada proyek European Patrol Corvette (EPC). Jauh dari ambisi awal. Selain itu, Italia memecat segalanya untuk ekspor. Menurut informasi kami, mereka telah mengajukan penawaran di Yunani berdasarkan FREMM tipe konstelasi, di Arab Saudi (empat FREMM) dan di Mesir (dua FREMM). Dimana Perancis menawarkan frigat FDI atau Gowinds. Selain itu, Italia menawarkan kapal patroli di Ghana untuk kecewa dengan Ocea ...

      Keberhasilan di Indonesia juga memerlukan pilihan FREMM Italia, yang memiliki bobot perpindahan 6.500 ton (berlawanan dengan 4.460 ton untuk FDI, yang karenanya lebih ringan). Sebuah kapal perang yang menyenangkan angkatan laut ... Selain itu, Fincantieri juga menawarkannya ke Yunani, Mesir dan Arab Saudi. Oleh karena itu, pilihan ketiga negara ini akan memvalidasi atau tidak orientasi yang diambil oleh Naval Group, yang pada masa HervΓ© Guillou telah memutarbalikkan lengan Angkatan Laut Prancis, dengan memberikan hak istimewa kepada FDI sehingga merugikan FREMM. Sebuah FDI diluncurkan tepat untuk menjadi ujung tombak kebijakan perdagangan ekspor Naval Group dan juga untuk membuat kantor desain grup bekerja pada saat itu. Momentumnya sudah dekat ... Dan itu pasti akan disertai dengan kebangkitan masalah sosial, terutama di Lorient, yang sedang menunggu keputusan dari Yunani. Keberhasilan sangat penting untuk situs ini, yang akan membangun salah satu dari empat fregat di Prancis.

      Sumber Berita

      https://garudamiliter.blogspot.com/2021/06/the-thunderclap-of-fincantieri-in.html?m=1

      https://www.latribune.fr/entreprises-finance/industrie/aeronautique-defense/le-coup-de-tonnerre-de-fincantieri-en-indonesie-secoue-fortement-la-france-886680.html

      Hapus
    5. @Richochet

      Iya bener kesimpulan yg ente buat.

      Menurut gue juga karena adanya Misskomunikasi antara Naval Group dan Fincantieri yg sebenernya bisa di selesaikan dan di bicarakan.

      Hapus
    6. Usaha mendapatkan deal ini kemungkinan jauh sebelum penciptaan Naviris. Bisa juga tidak ada miskomunikasi tetapi dirahasiakan sesuai keinginan salah satu pihak. Masalah bidang pertahanan banyak yg harus dirahasiakan sampai ada kewajiban lapor ke investor kayak kontrak.

      Hapus
    7. Nilai Kontrak 6 FREMM + 2 Maestrale Class sangat Fantastis 4,1 Miliar Euro kalo di kurs ke Rupiah dapatnya 70 Triliun.. πŸ€‘πŸ€‘πŸ€‘πŸ€‘

      Hapus
    8. Intinya france cemburu sama italia.

      Tenang aja nanti france dapat jatah Rafale & Scorpene.Haahaaay

      Hapus
    9. Naval Group cuma kecewa bisa dibilang jealous aja

      Hapus
  4. Tni mau juga kelas barracuda suffren ini sama dreadnaught uk haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iri, dengki Wkwkwk wkwkwk

      Hapus
    2. HALU.. Bual dan Reka-reka cerita.. Wkwkwkwkwkwkwk...

      Mat Sabun Pagi2 udah Koyak, Iri dan Dengki dengan belanja Alutsista Australia..wkwkwkwwkwkwk..

      Kata kalian kan punya Australia dan Member FPDA yg lain juga punya Malon.. Wkwkwkwkwk..

      Hapus
    3. Paannnaaassssss pier xaxaxaxaxaxaxaxaxaxa nih pierπŸŒπŸŒπŸŒπŸŒπŸŒπŸŒπŸŒπŸ˜‚πŸ˜‚πŸ€£πŸ€£πŸ˜›πŸ˜›πŸ˜›

      Hapus
  5. Tenang aja lon. Apa yg punya Australia berarti punya malon jg....hikhikhik
    Kapal selam milik Australia berarti milik malon jg...🀣🀣🀣

    Negara penerima sedekah.

    BalasHapus
  6. Mat sabu anak haram dari hasil selingkuh TKW dng budak bamgla...🀣🀣🀣🀣

    BalasHapus
  7. Asuwandaru anak haram dr TWK yg selingkuh dng budak bangla...🀣🀣🀣🀣

    BalasHapus
  8. Malon tak perlu beli peralatan militer sebab punya Australia bisa dipastikan juga punya malon...hikhikhik

    BalasHapus
  9. naval prancis jangan jealous dengan keputusan indonesia beli fremm dari italia.

    karena indonesia beli 36 unit rafale prancis.

    masa kamaruk pengen semua dibeli dagangannya oleh indonesia.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan lupa Scorpene SBR yg juga produk Naval Group

      Hapus
    2. Naval Group memang sudah tercoreng namanya bro,contoh aja ya Mahareja Class mangkrak,Scorpene gakbisa nyelem, Attack Class harganya mahal melebihi Barracuda class,

      Austalia diperas abis-abisan ama Naval Group dan ini yang bikin Attack Class bisa saja gagal

      Hapus
    3. Makanya ane lebih pilih Type 214 daripada Scorpene,karena takutnya Naval Group menggelembungkan harga lagi

      Hapus
    4. Gowind bobot nya cuma 2500 ton sedangkan fremm 6500 ton ya wowo milih fremm lah

      Hapus
    5. Kaya proyek Constellation Class Frigate US Navy yg ngambil konsep dari FREMM..

      alih-alih yg tepilih malah Fincantieri daripada Naval Group.. gimana ga kebakaran jenggot tuh NG.. proyek kerjasama nya dengan Italia malah Italia nya sendiri yg ketiban durian runtuh..

      Hapus
    6. Nanti kita pesan Kasel Scorpene dri Naval Group buat obati kekecewaan mereka πŸ˜†πŸ˜„

      Hapus
  10. Malon jg beli 36 rafale dari perancis. Tp bannya dulu yg dibeli. Utk antisipasi kenaikan harga. Itupun hutang dengan elder brother.....hikhikhik

    BalasHapus
  11. Damen yang dah punya "kuku" dimari aja out, apalagi Naval Group...

    LoL

    BalasHapus
  12. Xavier anak haram TKW dng budak bangla....hikhikhik

    BalasHapus
  13. French shipbuilder Naval Group has been set a September 2021 deadline by Australian Prime Minister Scott Morrison to submit acceptable revised costings for the next phase of the Royal Australian Navy's (RAN's) AUD90 billion (USD68.2 billion) Future Submarine programme.

    --------------------------------

    gaesz liat angkanya dech, USD 68.2 billion/milyar hanya untuk 12 kasel doank...fantastis haha!πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    disini pengen SHOPPING SOPING USD 125 billion/milyar utk 25 taon kedepan,
    lgs riboet..pdhl ini baru PAHE..ssttt haha!🀫🀫🀫
    mungkin pengadaanya yg tertutup, tp mo gimana lagi, kan bajet militer.
    klo terlaluw terbuka, blom nyampe 25 taon uda disabot sana-sini gaesz haha!😡‍πŸ’«πŸ˜΅‍πŸ’«πŸ˜΅‍πŸ’«

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naval Group Auto kaya raya abis peras autralia 🀣🀣🀣🀣🀣🀣🀣

      Hapus
    2. Salah satu yg menarik, biaya desain dianggap kemahalan sama pemerintah Australia.

      Hapus
    3. Aussy dalam pengadaan alutsista selalu menyertakan biaya pemeliharaan hingga 30 tahun ke depan sehingga harganya terlihat sangat mahal.

      Lain dengan kita yang biaya pemeliharaan hanya dihitung maksimal 10 tahun, habis itu repot bikin anggaran untuk pemeliharaan lagi.


      Usd 125 billion yang kita mau keluarin itu benar2 paket sangat hemat, hanya dapat membuat RI jadi jago kandang hanya bisa bertahan dan menggebuk musuh dalam jarak 370 km dari perbatasan saja.

      Harusnya usd 246,6 billion supaya kita bisa melancarkan serangan balasan lebih jauh, paling tidak AL kita bisa jadi green water navy.

      Hapus
    4. nyoiih, se-7 om mech & irs, terlaluw mehong pdhl utk jenis kasel non nuklir haha!🀣🀣🀣

      klo hasi kastemisasi mehong tp hasil sasuai dan bisa bikin biaya ops efisien sich ituw beda.

      tp ini keknya akan bernasib jd sapi perah, drpd ribet..diultimatum aja haha!πŸ‘ŠπŸ‘ŠπŸ‘Š

      bisa jadi osi kwatir bernasib sama dgn proyek kastemisasi korvet gowing disebelah.
      meski duwit bkn hambatan buat osi, tp SALAH FOTONG ituw kesalahan yg tak termaafkan gaesz haha!🀭🀭🀭

      Hapus
    5. betul om woof2, cuman tetep aja kemehongan, lah maren kelas kolins biaya apgred mlu dsb, $6milyar,
      lahhh ituw mah berlebihan keuleus.
      mending lgs scrap haha!🀣🀣🀣

      Hapus
  14. Beli 36 rafale sama fremm? Emangnya sudah konfirm? Baru diperingkat niat iaitu letter of intend bukan letter of action haha..masih panjang prosesnya haha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pembelian senjata itu ada proses tidak seperti membeli sayur di pasar,dan harus ada hal2 yg harus di sepakati antara pihak penjual dan pembeli,

      Hapus
    2. Yg dibeli barang premium bukan kelas ringan kyk maharalelal

      Hapus
  15. Korvet gowind prancis yang mau di sulap bousted jadi frigate pun gagal, selain salah potong akibat tak de kepakaran rasuah angarannya pun yg menyebabkan bousted terpuruk kekurangan dana,

    BalasHapus
  16. Iver aja masih ngak jelas..itu aja sudah bertahun niatnya haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang ngak jelas itu maharajalelah wkwkwkekwkeke

      Hapus
    2. Betul tuh,emang gak jelas sih tuh maaharajalelela🀣🀣🀣

      Hapus
    3. Salah omm,, maharajalela tu dah jelas,,


      Jelas buat moseum je,,,🀣🀣🀣

      Hapus
  17. Emang beli gituan ga pake proses/tahap..?
    Iri bilang lon...

    LoL

    BalasHapus
  18. ooohh...bandingin ama LCS yang dulu cepat sign kontrak 6x yaa...

    Iya, kontrak cepet, tapi gak jadi-jadi...eeeh malah TAMAT.

    LoL

    BalasHapus
  19. Atau Korvet KL yang dulu cepat sign kontrak 6x
    eeeehh......wuuusshh, senyap, cancel...TAMAT

    LoL

    BalasHapus
  20. LCS sejatinya korvet gowind yg mau di sulap menjadi frigate namun gagal wkekekekewkwkwkww. gowind 2500 ton vs fremm dan iver 6500 ton...

    BalasHapus
  21. Malon tak usah cakap pasal kapal perang indonesia yang dibeli. Sile urus LCS yang dah jadi bedi rongsok tuh jer....hikhikhik

    BalasHapus
  22. Gowind itu jenis korvet pak cik jangan nak dijadikan frigate, nak ditarik molor biar panjang. Itu bahannya dari besi bukan dibuat dari getah karet bisa dimolorin biar tambah panjang!....🀣🀣🀣🀣

    BalasHapus
  23. Indon nak beli baracuda.. Wkwkwkwkw

    BalasHapus
  24. Apapon yg ade, indon nak beli tau... Meski hakikat hanya gambar jer.. Wkwkwkwkw

    BalasHapus
  25. Kesian indon jadi gila kena gondolin partai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadrun iblis gila kongkek wkwkwk wkwkwk

      Hapus
    2. Mat Sabu KW AKA ASUwandaruw..

      Semangat Ngetroll bela Gempurwaria dan Geng Malon biar hari ini dapat jatah kongkek Jubor Gempurwaria.. wkwkwkkwkwkwk

      Hapus
  26. Iya kita sudah jelas beli 6 sekaligus tni iver masih ngak jelas..fremm masih jauh yang jelas maestral itupun kalau jadi wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iver sudah Kontrak efektif dan ukurannya diperpanjang hingga 144m jadi butuh waktu untuk penyesuaian desainnya Wkwkwkwkw

      Hapus
    2. Maharajelela aja gk jelas wkwk

      Hapus
    3. Ko yg hayal mat sabun colek hehehe hehehe

      Hapus
    4. Mat Sabu KW AKA ASUwandaruw..

      ASUwandaruw semangat Ngetroll bela Gempurwaria dan Geng Malon biar hari ini dapat jatah kongkek Jubor Gempurwaria.. wkwkwkkwkwkwk

      Hapus
  27. 23 Juni tarif tol nak naik lagi, tahniah hutang banyak

    BalasHapus
  28. Kejaksaan ambon sita aset penggelapan nasabah BNI lebih 20 miliar,.. Nak cam mane ni, bank Negara pon berani songlap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini MAT sabu KW mudah je cara membedakannya Wkwkwkwkw

      Hapus
  29. Wow cem mana ni. " Praktik perdukunan dan paranormal akan kena pajak"... Kah kah kah banyak hutang guys

    BalasHapus
  30. Indon dalam keadaan merudum parah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadrun iblis makin gila kongkek wkwkwk wkwkwk

      Hapus
    2. Cuma ganti huruf depan pake huruf kapital.. dasar pemalas.. 🀣🀣🀣

      Hapus
  31. Iver jelas koq..kontraknya sudah efektif akhir bulan April..PT.PAL kerjasama dengan Babcock Inggris. FREEM Ficantieri sudah menyatakan sendiri...memangnya elo enggak bisa baca. Oh ya ...pendengar tidak akan pernah menggunakan akal sehat nya.

    Scorpene SBR Naval Group masih bisa disalip (belum aman) oleh U214 TKM...bisa saja mereka menawarkan U214 dan memberikan ToT kasel U209 kepada pt.pal...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk pengembangan desain Iver PT PAL tidak menggandeng babcock Inggris, melainkan Marinetechnik asal Jerman dan juga Figes dari Turki

      Hapus
    2. Design dari Merinetechnick/Figes..tapi pembuatan kapal di pt.pal sama Babcock Inggris

      Hapus
    3. Iver, figes dan marinetechnick tidak punya kaitan .....sebab marinetechnick adalah jasa konsultasi desain kapal perang utamanya dalam aspek "desain survivabilitas dan susceptabilitas" kapal perang ☝️

      Antara kapal perang buatan jerman dan denmark mempunyai filosofi desain survivabilitas yg "jauh jaraknya"

      Hapus
  32. Balasan
    1. Se7..U214..tapi rudal ASMnya terpisah. TNIAL mau yg bisa tembak in rudal. Kalau scorpene sudah satu paket

      Hapus
    2. Dosan Ahn Changho / Taigei class ?

      Hapus
    3. Cukup changbego jeh, sesuai bajet indon

      Hapus
    4. Otak kau bego, goblok, tolol ASuwandaruw.. wkwkwkwkwkwkwk

      Hapus
  33. Aussie terdiri dari 60% suku inggris dan 30% suku Holland Dutch Belanda. Itu artinya Australia ancaman besar bagi NKRI. Mereka adalah cucu penjajah NKRI sekaligus pernah membantai orang pribumi di Nusantara.Ingat Kata SOEKARNO :JASMERAH.

    BalasHapus