16 Juni 2021

Vietnam Self-Repairs Series of Fighter

16 Juni 2021

Su-27 of the Vietnamese Air Force (photos : PKKQ)

The A32 Factory has made a breakthrough when repairing and upgrading a series of fighters, including the Su-30MK2 fighter.

According to the PKKQ newspaper, the A32 Factory under the PK-KQ Air Force has successfully repaired and tested fighter jets MiG-21, Su-22, Su-27UBK on November 18, 2020, the factory received the first Su-30MK2 aircraft for repair.

These are milestones marking the large repair capacity of fighter jets and recognizing the outstanding development of Vietnam's aviation engineering industry.

In addition, the factory also repaired tens of thousands of spare parts and equipment for the units; produce hundreds of thousands of aviation technical materials. Besides, it also repairs special motorcycles; participate in the repair of weapons of the Air Defense units, Navy.

Recently, the High-Tech Center went into operation, marking a great step forward of the unit. From here, A32 Factory can improve repair capacity to regional and international level.

The People's Army newspaper also said that in the past time, the A32 Factory has successfully repaired and put into flight 30 aircraft of all kinds, ensuring good technical indicators and handed over to the units.

The factory also replaced 4 oil barrels and repaired and enhanced the Su-30MK2 aircraft fuel system; manufactures 188 fuel pipes, special high-pressure gas pipes, special air defense lights for TZM cars.


In addition, A32 also repairs and replaces parts and components for air defense units; repairing the hydraulic system that controls the rotation of the radar antenna on the ship; manufacturing and mechanical processing of components for the X51 Factory and the General Department of Defense Industry.

In order to meet the requirements and tasks of aviation technical repair, the factory has promoted the spirit of self-help, self-reliance, collective intelligence, designed hundreds of mechanical drawings for processing and manufacturing: components, spare parts, technical materials for repair and production.

Not only that, but the factory also compiled many documents, including bilingual documents, especially the set of major repair processes, extending the service life of Su-22 and Su-27 aircraft.

Vietnam's success has surprised the Russian side, in a recent article titled "Su 27/30: Vietnam will repair itself at home", Russian defense magazine VPK said that Vietnam has self-harmed. Repairing and upgrading Su-27 and Su-30 fighters at the new factory in Da Nang.

Accordingly, Vietnam is building capacity for basic maintenance and repair of Su-27 and Su-30 fighters, to avoid sending aircraft abroad. To implement this program, Vietnam recently put into operation the A32 defense plant in Da Nang.

"The self-repair and upgrade of the aircraft in the country will significantly increase the operational readiness of the fighter," the source confirmed. According to VPK, to get this result, A32 Factory sent dozens of staff to train abroad.

Currently, the factory has successfully repaired the failures of this modern fighter on its own. Each workshop repairs a technical array with over 10,000 different components that require extreme caution, precision, and meticulousness.

36 komentar:

  1. Pertamax diamankan dari gank sewa

    BalasHapus
    Balasan
    1. MKM hanya 4 yg bolih terbang dan siap tempur, lainya ? Hanya bisa terbang saja dan jadi alat kanibalan pesawat yg lain 😌😌😌

      Hapus
  2. Kok gak ada gambar teknisi nguyen pegang tang?

    BalasHapus
  3. Yang muda mabuk yang tua korup..
    Jagalah negri indon jayalah negri indon..

    BalasHapus
    Balasan
    1. ASUwandaruw abis mabuk Amer, Ciu dan Kecubung.. 😂😂🤣🤣

      Hapus
    2. Iya nih org indo... Itu kan potongan lagu ahmad band... Mana tau klo org malay

      Hapus
  4. Dana 80T untuk freem, cukup sebenarnya jika dialihkan bagi proyek kemandirian fregate nasional kelas berat. Jangan-jangan nilai dana tersebut bisa untuk 12 unit fregate. Tinggal berangkat dr lisensi hull iver. Menggabungkan galangan dan insiniurnya se-indonesia, itu sepertinya keniscayaan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau blm punya pengalaman, nanti salah potong seperti sebelah

      Hapus
  5. Dana 80T untuk freem, cukup sebenarnya jika dialihkan bagi proyek kemandirian fregate nasional kelas berat. Jangan-jangan nilai dana tersebut bisa untuk 12 unit fregate. Tinggal berangkat dr lisensi hull iver. Menggabungkan galangan dan insiniurnya se-indonesia, itu sepertinya keniscayaan.

    BalasHapus
  6. CMS Mandala sudah ada dan sudah operasional di Van Speijk. Oke lah klo radar, rudal, meriam, sonar diimpor. Tapi kan sudah dapat banyak ToT nanti dari pengadaan part by part.
    Terkadang saya ketawa melihat kebijakan negara kita soal pertahanan. Beli barang mewah ada, tetapi berbicara R&D pelitnya minta ampun. Apakag kemandirian hanya manis mulut semata?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo niat sbnrnya dah bisa buat korvet asli indo... Mslhnya... Ptinggi kita maunya serba luar negri.. Biar..ehm.. Tau sendiri lah

      Hapus
  7. 3 unit Hobart class Aussie yg dibangun secara mandiri melibatkan 2500 partner (pemasok) dalam dan luar negeri. Kita kok gak dikasih kesempatan membuat fregate nasional dengan dana 80T?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gampang sih jawabannya, mau lihat frigate/destroyer nasional milik negara lain??? Coba lihat Visakhapatnam milik India,Mahareja class milik Malaysia. Mereka sok mau bikin kapal sendiri tanpa bantuan asing,eh malah delay bertahun-tahun. Uang yang dipakai pun hilang tanpa jejak.

      Pemerintah bukan gak mau bikin kapal sendiri tapi namanya produk baru itu harus ada basicnya,kita belum pernah buat frigate yang diatas Martadinata class,jadi jangan kepedean langsung buat 6 kapal sekaligus.

      Hapus
    2. Negara yang kuat di asia aja seperti China, Korea Selatan, Jepang masih jiplak desain Arleigh Burke. Itu membuktikan kalo mereka masih butuh amerika.

      Hapus
    3. Buat Korvet, Frigate dan Destro butuh effort lebih. Gak hanya urusan uang. Kecuali beli desain atau jiplak. Itupun harus ada penyokong industri dalam negeri mulai dari sekala kecil hingga besar. Kita belum punya itu.

      Hapus
    4. Boliev16 Juni 2021 15.32

      3 unit Hobart class Aussie yg dibangun secara mandiri melibatkan 2500 partner (pemasok) dalam dan luar negeri. Kita kok gak dikasih kesempatan membuat fregate nasional dengan dana 80T?

      --------------

      sejak kapan osi bisa bikin kaprang sendiri om bolip?
      kelas hobart ituw kan disain py bae britis,
      apalagi destro AWD nyadur py f-100 navantia sepanyol.

      gak ada tuch crita kemandirian osi,
      lah sluruh vendornya pon dibawa lgs dr negeri asalnya tinggal tempel stiker plang bae-ostrali, navantia-ostrali, LM-ostrali, bahkan thales pon ada cabang ostrali haha!🤣🤣🤣

      Hapus
    5. Belajar dulu kita baru sebatas buat kaprang sekelas light frigate.. Itu juga belum full seluruh modul di buat PT. PAL.

      Buat frigate yg berbobot besar...
      Perlu ilmu tambahan lagi.
      Jangan kaya sebelah sok hebat akibatnya fatal.

      Hapus
    6. Gais, Indonesia bukan kaleng-kaleng soal membangun kapal, pengalaman sudah teruji. Kalau pesawat tempur, iya saya angkat tangan Indonesia masih inferior.

      Ratusan galangan sudah berhasil membangun ribuan kapal berlayar di lautan, kurang apalagi sbg modal awal SDM? Ini tentu doal dana, jika seandainya 80T tersedia utk R&D fregate dan diproduksi massal itu adalah keniscayaan. Apalagi dengar-dengar desain hull Iver akan menjadi milik PT PAL, berangkat dari hull iver saja utk fregate nasional. Saya bukan mau mengatakan seluruh part atau mayoritas part dibuat oleh Indonesia! Berbicara ToT akan lebih banyak porsinya didapat dengan pembelian part by part dari masing2 vendor saat membangun fregate nasional daripada membeli freem secara utuh.

      Hapus
    7. Bagian tersulit membangun kapal perang adalah integrasi sistim part by part dan dibagi pada 3 bagian utama yg berbeda: ruang bridge, ruang mesin dan ruang tempur.

      Sistim di ruang bridge (operasional kapal) dan ruang mesin, saya pikir SDM Indonesia enteng meng-integrasikannya. Nah, integrasi sistim ruang tempur ini yg memang perlu bantuan vendor. Karena disanalah digabung yg berhubungan dengan radar, sonar dan semua senjata, hardware dan sofware. Bagian ini memang tersulit. Tapi klo ada dana 80T, apa sih yg gak bisa?

      Hapus
    8. Boliev @ Sy setuju dgn anda. Tentu ada kendala dalam integrasi peralatan tempur yg memang perlu bantuan tenaga asing.

      Ketidak mampuan inilah yg perlu TOT saat kita kerja sama membangun alut sista dgn pihak asing.

      Tapi jaringan makelar mafia alutsista lebih kuat dari pada misi nasional utk mandiri. Inilah masalah utama kita.

      Hapus
    9. Integrasi sistem itu menyenangkan, sampai ada masalah dan dekat deadline.😆

      Rp. 80T buat R&D kapal kecil loh. Kalau mau dapat produk sebanding, bisa2 dapat jumlah kapal lebih sedikit dan 90% dana tersebut lari keluar negeri. Kecuali mau dapat protoype 10-20 tahun kedepan.

      Hapus
    10. Contoh dana total dari negara yg sudah ratusan tahun bikin kapal perang:
      Type 31 (Inggris): Rp. 40T, berbasis Iver Huitfeldt
      FTI (Perancis): Rp. 65T
      Dua2nya hanya dapat 5 lambung dengan kemampuan dibawah FREMM.

      Hapus
  8. ngaku² mkm 4 boleh terbang tp realiti mengatakan tak satu pun jet duble engine malon boleh terbang, semua jet duble engine malon stroke dan cuman hawk jet pejuang yg boleh terbang itu pun jumlahnya 2 - 3 unit saja yg boleh terbang,,,memalukan 🤧🤭🤭🤭😂🤣😂🤣😂🤣😂🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau indonesia dahulu jet pejuangnya tak boleh terbang karena embargo bukan karena bangkrapsss 🤧🤭🤭😂🤣😂🤣😂🤣

      Hapus
  9. ditunggu ya bulan agostos heli little birdnya, siapkan sisa pembayaran 65% lg, jual dubor gembul aja biar ada uang tuk nebusnya 🤧🤭🤭🤭😂🤣😂🤣😂🤣

    BalasHapus
  10. Hahaha...
    Formiler jiran lihat foto litle bird parkir saja sudah bahagia. Kesalip pinoy yang dikata katain miskin bla bla bla. Ada uang ada barang 😆

    BalasHapus
  11. Siap-siap lagi untuk menyaksikan adu bully-membully antara Geng Malon yang diperankan oleh iblis-iblis dari kelompok 🐕 Peking Pemuja Yang Mulia Mukidi Kacung Cino vs Geng Indo yang diperankan oleh iblis-iblis dari kelompok 🐷 Panggang penyembah Kim Jong Os Al Planga-Plongo yang didukung oleh Iblis-iblis dari kelompok Ahoaxtaikers pemuja Si Mulut Jamban....


    Ayo kita sesama pejuang NKRI asli, gelar tiker nonton pertandingan ini sambil menikmati segelas kopi dan makan gorengan combro. Yang ngaku-ngaku cinta NKRI tapi mendukung koruptor dan komunis China, sebaiknya minggir sebelum digebukin sampe bonyok...
    😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝😝

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sehat nyet???

      Wkwkwkwkwkwkkwkwkwkkkwwkkwkwkwkkwkwwkkwkwkwkkkwkwkkkwkkwkwkkwkwkkwwkwkwkwkkwkwkwkwkwkwkkwkkwkwk

      Hapus
  12. In addition, the factory also repaired tens of thousands of spare parts and equipment for the units; produce hundreds of thousands of aviation technical materials. Besides, it also repairs special motorcycles; participate in the repair of weapons of the Air Defense units, Navy.

    The factory also replaced 4 oil barrels and repaired and enhanced the Su-30MK2 aircraft fuel system; manufactures 188 fuel pipes, special high-pressure gas pipes, special air defense lights for TZM cars.

    ------------------------------

    waduuww bahaya ini, ada repro sucad rupanyo?
    melanggar dot kom ini haha!🥳🥳🥳

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lagian nguyen harus di akuin lebih dahulu dalam perawatan Sukhoi 27 & 30

      Dia sudah Sukhoi punya sejak thn 1994.
      & memanfaatkan kedekatan dengan russia.

      Hapus
  13. I take my hat off to vietkong...

    Keren aja sih workshopnya bisa repair ribuan spare part Sukoi.

    Jangan-jangan sparepart-repaired lifetimenya bisa ngalahin OEM?
    Ajiiiibb

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mental Vietkong bro... jangan di ragukan, mereka hidup mati memang di setting militan di dalam militer Krn pengalaman dan paranoid thd China dan negara satelit pro China di sekeliling nya.

      Hapus
    2. Ribuan alutsista yg ditinggal USA memaksa vietnam merawat nya klo perlu bikin spare part sendiri

      Hapus