31 Oktober 2025

Menhan RI Saksikan Uji Coba Penembakan KSOT di Koarmada II

31 Oktober 2025

Penyiapan KSOT dibantu crane (photo: istimewa)

TNI AL . Koarmada II -- Industri pertahanan Indonesia kembali membuat inovasi baru di sektor maritim dengan hadirnya Kapal Selam Tanpa Awak atau Autonomous (KSOT), yang melakukan uji coba penembakan dengan disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, dari atas geladak heli KRI dr. Soeharso-990 yang sandar di Dermaga Madura Markas Koarmada II, Ujung, Surabaya pada Kamis (30/10).

KSOT diturunkan ke air (photo: Koarmada II) 

Bersama dengan Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, KSAL Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, Pangkoarmada RI Laksdya TNI Dr. Denih Hendrata , Pangkoarmada II Laksda TNI I G.P. Alit Jaya , S.H., M.Si sebagai tuan rumah, dan Dirut PT. PAL Kaharuddin Djenod, Menhan RI dengan seksama mengikuti proses uji coba penembakan dari mulai torpedo dimasukkan kedalam kapal selam, hingga akhirnya kapal selam tanpa awak tersebut berhasil meluncur dan melaksanakan uji coba penembakan di sekitar perairan Selat Madura wilayah Koarmada II.

KSOT dimuati torpedo (photo: istimewa)

Menhan RI mengatakan jika TNI AL dan PT. PAL terus mengadakan evaluasi penyempurnaan agar supaya KSOT bisa lebih sempurna penampilannya , dan juga akan lebih bermanfaat penggunaannya.

Pemuatan torpedo hingga persiapan penembakan (photos: Koarmada II)

Pesan 30 KSOT berikut torpedonya
Selanjutnya di tahun 2026 Kementerian Pertahanan RI melalui PT. PAL dengan supervisi dari TNI AL, akan memproduksi sebanyak 30 KSOT, berikut torpedo nya yang akan dibuat sendiri oleh anak bangsa.

Jumlah tersebut menurut Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, akan mengisi choke points wilayah nasional perairan Indonesia guna pengamanan yang dilakukan oleh KSOT yang dinilai punya manfaat efisiensi dari sisi personel, material, dan juga waktu. 

Setelah uji coba tersebut Kasal menyampaikan "ini sudah bagus artinya torpedo sudah bisa keluar dari peluncur,  karena torpedo ini fire and forget, setelah keluar dari peluncur maka dia akan menjalankan programnya sendiri untuk mencari sasaran, kalau sudah dilengkapi sensor maka dia akan mencari sasarannya sendiri" (photos: Koarmada II)

“Kita adalah negara ke-4 di dunia yang memproduksi kapal selam autonomous setelah Amerika, Rusia dan China. Ini adalah kebanggaan kita bahwa anak bangsa bisa memproduksi alutsista yang setara dengan negara-negara global di bidang teknologi militer, “ tegas Menhan RI.

30 Oktober 2025

A Key Milestone for Indonesian Navy BHO Project

30 Oktober 2025

Indonesian Navy KRI 906 BHO-105 project (photos: Fassmer)

At Fassmer, we are proud to mark another major milestone in the construction of Fassmer’s ORV100 hydrographic vessel for the Indonesian Navy BHO project.


Over the past days, our team – together with our partners from ABEKING & RASMUSSEN Schiffs- und Yachtwerft SE – successfully completed the Roll-On and Transfer of the vessel with the barge BHV INNOVATION. 


Now, the project has reached its next decisive step: the Float-Out of the hydrographic vessel is currently in progress at Neustädter Hafen in Bremen.


▪️ Day 1: The barge was transferred from Vegesack to Lemwerder and positioned with the support of several tugboats in the narrow yacht harbour.
▪️ Day 2: The vessel was carefully rolled onto the barge using SPMTs and secured according to the lashing plan – a precise operation that had to be completed within the tidal window.
▪️ Day 3: Transport to Bremen and the Float-Out of the hydrographic vessel at Neustädter Hafen. With the barge being submerged and the tide rising, the vessel will float free for the very first time.


This operation underlines the excellent teamwork and coordination of all parties involved – on the water, on the quay and on board. Another important step towards the delivery of this impressive vessel to the Indonesian Navy.

Misi Bisnis INA-LAC 2025 di São Paulo, Brasil: Perkuat Peluang Bisnis Dirgantara, dll

30 Oktober 2025

Pembahasan pengadaan suku cadang, dan dukungan pemeliharaan armada pesawat Super Tucano TNI AU (photo: Kemlu)

São Paulo, Brasil – Indonesia–Latin America and the Caribbean (INA-LAC) Business Mission 2025 resmi terlaksana di São Paulo pada 22 September 2025, dan mencatat capaian signifikan sebesar USD 581 juta, terdiri dari USD 284 juta potensi kesepakatan dan USD 297 juta transaksi konkret. Angka ini mencakup sektor strategis otomotif, pertambangan, industri strategis, pengelolaan sampah, dan pariwisata.

Delegasi Indonesia terdiri dari 1 (satu) institusi, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), serta 14 (empat belas) perusahaan berskala menengah hingga besar dari berbagai sektor, yaitu energi, otomotif, industri strategis, agroindustri, kosmetik, logistik, hingga jasa keuangan.

Tak berhenti di business event saja, esok harinya, 23 September 2025, para pebisnis Indonesia perdalam negosiasi dan diskusi melalui company visit ke sejumlah Perusahaan dan asosiasi terkemuka di Brasil, yakni O Boticário (industri kosmetik dan parfum), Sindipeças/Abipeças (industri otomotif), serta EMBRAER (industri dirgantara dan pertahanan).

Pesawat Super Tucano sewaktu menjelang pengiriman dari Brazil (photo: Embraer)

Pertemuan dengan O Boticário membuka peluang pemanfaatan sawit Indonesia sebagai bahan baku kosmetik sekaligus memperkenalkan sertifikasi halal sebagai jaminan kualitas dan nilai tambah daya saing di pasar global. Sementara itu, kunjungan ke Sindipeças/Abipeças mempertemukan asosiasi Brasil dengan perusahaan Indonesia, termasuk Toyota Group Indonesia. Pertemuan menjajaki peluang industri komponen otomotif di Brasil, sharing experience terkait operasional Toyota Group di Indonesia, regulasi yang berlaku, serta penjajakan peluang kolaborasi antar perusahaan komponen kendaraan roda empat maupun roda dua.

Revitalisasi MRO pesawat Super Tucano
Di sektor dirgantara, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berdiskusi dengan EMBRAER untuk membahas revitalisasi dan maintenance pesawat Angkatan Udara Republik Indonesia. Pertemuan tegaskan EMBRAER sebagai mitra strategis PT DI dan menjadi tindak lanjut penandatanganan Nota Kesepahaman 17 November 2024 di Rio de Janeiro. Kerja sama mencakup revitalisasi pesawat Super Tucano, dengan berdayakan PT DI sebagai mitra lokal, pengadaan suku cadang, dan dukungan pemeliharaan armada pesawat. Ditargetkan kerja sama ini dapat terwujud pada akhir 2025.

Indar Atmoko, Senior General Manager PT DI, menyampaikan bahwa partisipasi dalam INA-LAC Business Mission memberikan kesempatan berharga untuk memperkuat jejaring sekaligus membuka jalan bagi kolaborasi industri dirgantara yang lebih erat antara Indonesia dan Brasil.

INA-LAC Business Mission 2025 berhasil mempertemukan pebisnis Indonesia dengan 120 pengusaha yang sesuai sasaran dan hasilkan 220 pertemuan bisnis. Forum ini buktikan bahwa Kawasan Amerika Latin dan Karibia tawarkan peluang prospektif yang besar bagi pebisnis Indonesia.

More UH-60Ms Delivered to Australia

30 Oktober 2025

Two Australian Army UH-60M Black Hawk helicopters A60-016 and A60-017 are loaded onto a United States Air Force C17 Globemaster III, at Huntsville, Alabama, 03 October 2025 (photo: Aus DoD)

The Australian Army has taken delivery of two more UH-60M Black Hawks, with A60-016 and A60-017 delivered to RAAF Base Richmond on Sunday 05 October 2025. 

Two helicopters is unloaded from a United States Air Force C17 Globemaster III, at RAAF Base Richmond, Sydney (photo: Aus DoD)

A further two aircraft are scheduled for delivery by the end of 2025, with all 40 aircraft scheduled for delivery by 2030.

A60-016 and A60-017 helicopters were delivered to RAAF Base Richmond, 05 October 2025 (photo: Aus DoD)

The UH-60M Black Hawk provides Army with the modern, credible and sustainable Aviation capability it needs to meet the contemporary challenges of warfare. 

Vietnam Memulai Pembangunan Kapal Rudal Baru

30 Oktober 2025

Launching pembangunan kapal rudal baru di Ba Son shipyard (photos: otofun)

Saluran TV Pertahanan Nasional QPVN pada 28 Oktober 2025 memberitakan bahwa galangan kapal Ba Son milik Angkatan Laut menggelar upacara permulaan pembangunan serangkaian kapal rudal baru.


Sejauh ini, informasi menunjukkan bahwa kapal-kapal tersebut akan didasarkan pada desain BPS-500, dimana Vietnam memperoleh semua cetak birunya dan membangun satu kapal (HQ-381) pada tahun 1999. Dengan memiliki desain tersebut, Vietnam sekarang memiliki hak penuh untuk melakukan penyesuaian terhadap disan aslinya, dapat memperbaiki semua kekurangan yang terlihat pada kapal HQ-381 setelah 26 tahun bertugas.

HQ-381 (photo: AnninhThudo)

Kapal BPS-500 adalah kapal angkatan laut jenis Missile Boat yang dirancang oleh Severnoye Project Design Bureau (SPKB) dari Rusia yang dibangun di bawah Proyek KBO 2000 antara Vietnam-Rusia. BPS-500 mempunyai panjang 62 meter, lebar 11 meter dan bobot benaman penuh 600 ton. Kapal ini dapat melaju dengan kecepatan penuh 30 knot.

BPS-500 missile boat (image shipbucket)

Dengan pengalaman memproduksi dan kemampuan industri pertahanan domestik saat ini kapal ini dapat dipasok dengan meriam laut, rudal dan peralatan elektonik buatan Viettel. Rumor menyebutkan bahwa jumlah kapal rudal yang dibangun akan mencapai jumlah 3 hingga 5 unit kapal.

29 Oktober 2025

Hampir 1.000 Prajurit TNI AD Gelar Latihan Militer di Natuna

29 Oktober 2025

 MLRS Astros II MK 6 (photo: Gardapati)

Jakarta, CNN Indonesia -- Batalyon Komposit Gardapati (Yonkomposit/1GP) TNI menggelar latihan di sejumlah wilayah Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau pada hari Rabu (22/10).

Komandan Yonkomposit 1/GP Letkol Infanteri Muchamad Ricky Prawiratama mengimbau warga tidak beraktivitas di luar ruangan karena pelaksanaan latihan menembak menggunakan peluru daya ledak tinggi.

Kelompok rentan seperti lanjut usia, ibu hamil, pasien dengan kondisi medis khusus, bayi, dan anak-anak diimbau untuk mengungsi ke lokasi yang lebih aman selama latihan berlangsung.

Beberapa lokasi latihan mencakup Desa Air Lengit, Desa Sebadai Ulu, Kelarik, Batubi, dan Teluk Buton.

"Kegiatan latihan menembak senjata berat ini, merupakan program latihan satuan, yang bertujuan untuk memelihara kemampuan satuan serta prajurit," kata Ricky dikutip Antara, Minggu (19/10).

Terpisah, Kapendam XIX/Tuanku Tambusai Letkol Inf Faizal Rangkuti menjelaskan latihan yang akan digelar itu adalah latihan rutin.

Penembakan roket Astros II MK 6 (photo: Gardapati)

Nantinya latihan yang akan dilaksanakan adalah latihan menembak senjata berat teknis (latbakjatratnis) terintegrasi, latihan uji siap tempur (UST) Kompi Terintegrasi dan ditutup dengan latihan puncak yaitu Latihan Antar Kecabangan TNI AD YTP Yonkomposit 1/Gp TA. 2025.

"Latihan ini sudah pernah dilaksanakan di Natuna sebelumnya, terakhir dilaksanakan pada tahun 2016 yaitu Latihan Ancab (antar kecabangan) TNI AD dan di tahun 2017 Latgab PPRC TNI," kata Faizal saat dihubungi, Selasa (21/10)

Ia menjelaskan jumlah peserta yang akan melaksanakan latihan antar kecabangan adalah 968 orang dibagi menjadi beberapa tahap.

Faizal mengatakan latihan antar kecabangan merupakan Latihan puncak TNI AD dengan melibatkan berbagai macam kecabangan di Angkatan Darat.

Ia juga menjelaskan kegiatan latihan itu menunjukkan komitmen TNI khususnya Angkatan Darat untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI.

"Serta memastikan bahwa Yonkomposit 1/Gardapati sebagai Satuan yang berdislokasi di Pulau Natuna siap operasional dalam menghadapi segala bentuk potensi ancaman dan tantangan di wilayah Kepulauan Natuna dan Laut Natuna Utara," katanya.

Rudal arhanud Starstreak (photo: Bursakota)

Ia mengatakan alusista yang akan dikerahkan dalam latihan adalah rudal Starstreak yang dimiliki oleh Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD dan Multiple Launch Rocket System (MLRS) Astros II MK 6 yang dimiliki oleh Artileri Medan (Armed) TNI AD.

"Dimana imbauan ini semata mata untuk menjaga keselamatan masyarakat di sekitar daerah latihan mengingat Latihan yang akan dilaksanakan menggunakan Alutsista Starstreak dan MLRS Astros II MK 6," katanya

Ia mengatakan TNI telah melakukan sosialisasi kepada warga yang berada di sekitar daerah latihan.

Menurutnya, warga menerima dengan respon positif dan antusias serta mendukung penuh terhadap latihan yang akan digelar di Pulau Natuna.

Ia menyebut warga sekitar juga banyak yang membantu dalam penyiapan daerah latihan seperti berpartisipasi dalam pembangunan menara peninjauan, pembuatan Poskotis.

Beberapa warga, kata dia, meminjamkan lahan tidur milik mereka untuk digunakan sebagai daerah latihan.

"Masyarakat juga senang karena dalam kegiatan latihan ini Yonkomposit juga akan melaksanakan kegiatan bhakti sosial berupa pengobatan gratis dan pemberian bantuan paket sembako bagi masyarakat yang tidak bisa melaut/pergi berkebun di sekitar daerah latihan," katanya.

(CNN)

India Tawari Indonesia Modifikasi Jet Tempur Sukhoi, Agar Bisa Bawa Brahmos

29 Oktober 2025

Jet tempur Su-30MKI India membawa rudal Brahmos (photo: Business Standard)

Panglima Angkatan Bersenjata India Jenderal Anil Chauhan menawari Pemerintah Indonesia untuk memodifikasi jet tempur Sukhoi buatan Rusia agar bisa ‘menggendong’ atau dipersenjatai Rudal Brahmos.

Tawaran itu disampaikan saat Jenderal Anil bertemu dengan Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin di Kantor Kementerian Pertahanan (Kemhan) hari ini (28/10). 

Hasil pertemuan antara Menhan Sjafrie dengan salah seorang pemimpin tentara India itu diungkap oleh Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Donny Ermawan Taufanto.

Dia menyampaikan bahwa Anil menawari langsung Sjafrie untuk melakukan upgrade pesawat tempur Sukhoi. Sehingga alat utama sistem persenjataan (alutsista) tersebut menjadi lebih tangguh. 


Malaysia Dijangka Terima Kapal Pengawal Pantai Kedua, USD7 Juta Di Bawah Dana Ketenteraan Asing Dari AS

29 Oktober 2025

Kapal USCGC Steadfast yang telah diberikan kepada Malaysia sebelum ini (photo: APMM)

KUALA LUMPUR (Bernama) -- Amerika Syarikat (AS) telah memilih Malaysia untuk menerima sebuah lagi kapal Pengawal Pantai Amerika Syarikat (USCG) yang telah dilucut tauliah serta peruntukan sebanyak USD7 juta di bawah program Dana Ketenteraan Asing (FMF) bagi meningkatkan keupayaan kesedaran domain maritim negara.

Bagaimanapun, Setiausaha Rendah Negara bagi Hal Ehwal Politik Jabatan Negara AS Allison Hooker berkata penyerahan kapal itu bergantung kepada kelulusan Kongres.

Beliau berkata pengumuman itu mencerminkan komitmen Washington untuk memperkukuh kerjasama maritim dengan Malaysia melalui usaha peningkatan keupayaan dan penguatkuasaan.

“Saya berterima kasih dengan Malaysia atas komitmennya memperkukuh perkongsian kita ketika kita memperluas kerjasama melalui peningkatan kapasiti dan aktiviti penguatkuasaan. Bersama-sama, kita berkongsi matlamat bahawa perairan Malaysia tidak akan digunakan sebagai hab bagi aktiviti haram.

“Penambahan aset dan dua kapal itu akan memperkukuh keupayaan Malaysia untuk melindungi perairannya,” katanya.

Pengumuman itu dibuat semasa majlis menandatangani Memorandum Persefahaman (MoU) mengenai Kerjasama dalam Isu Maritim sempena Sidang Kemuncak ASEAN ke-47 dan Sidang Kemuncak Berkaitan di Pusat Konvensyen Kuala Lumpur (KLCC) di sini hari ini.

Terdahulu, Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) secara rasmi telah menerima kapal bekas milik Pengawal Pantai Amerika Syarikat (USCG) “Steadfast” di Wheaton O’Thorp Centre (WOTC) di Amerika Syarikat pada 6 Sept lepas.

Sementara itu, Ketua Pengarah Majlis Keselamatan Negara (MKN) Raja Datuk Nushirwan Zainal Abidin berkata Malaysia komited melaksanakan penguatkuasaan undang-undang dalam domain maritimnya.

“Ini merupakan satu pencapaian penting dalam konteks kerjasama maritim dengan AS. Bagi pihak Malaysia, kita akan sentiasa berusaha memastikan undang-undang dikuatkuasakan dalam perairan kita,” katanya.

Dalam satu kenyataan, MKN memaklumkan bahawa MoU berkenaan mewujudkan rangka kerja untuk memperkukuh kerjasama dalam isu maritim, dengan tumpuan kepada peningkatan keupayaan Malaysia mencegah pelanggaran undang-undang negara di kawasan maritimnya.

“Ini dapat dilaksanakan melalui perkongsian maklumat, kepakaran teknikal dan amalan terbaik, serta menyokong usaha peningkatan kapasiti, latihan dan keupayaan penguatkuasaan. Ia juga menjadi asas kepada pengukuhan kerjasama dalam isu maritim lain,” menurut kenyataan itu.

The Philippines is in Talks with KAI to Acquire KF-21 Borame Fighter Jets

29 Oktober 2025

KF-21 fighter jet on ADEX sortie (photo: parksunhaaa)

TSAMTO -- Philippine authorities have begun negotiations with the South Korean company Korea Aerospace Industries (KAI) on the acquisition of KF-21 Boramae multirole fighter jets.

According to the South China Morning Post, the talks took place immediately after the 2025 Seoul International Aerospace and Defense Exhibition (ADEX-2025), where KAI unveiled the KF-21.

During the event, held from October 19 to 24 at Seongnam Air Base, KAI also showcased the FA-50 light combat aircraft, the KUH-1 Surion multirole helicopter, and the LAH light attack helicopter. Since 2014, the South Korean company has delivered 12 FA-50s to the Philippine Air Force, and earlier this year, Manila ordered an additional 12 modernized aircraft of this type.

As a reminder, on April 1, 2025, the US State Department approved the potential sale to the Philippines of 16 F-16C Block 70/72 and four F-16D Block 70/72 fighters, as well as other associated equipment and services, under the Foreign Military Sales program. The total value of the order could reach $5.58 billion. However, Philippine Ambassador to the US Jose Manuel Romualdez later acknowledged that the proposed price was too high.

South Korea's push to expand aerospace exports comes amid broader efforts to make Seoul one of the world's top four defense exporters, with Southeast Asia emerging as a key target market for South Korea.

28 Oktober 2025

Musim Pengadaan Persenjataan Bekas Telah Tiba

28 Oktober 2025

42 pesawat tempur J-10B Vigorous Dragon eks PLA Air Force dalam kajian akuisisi oleh Kemhan RI (photo: LGimages)

Perubahan kelima Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dengan tambahan alokasi utang senilai US$ 9,7 miliar menandai musim baru dalam kegiatan pembelian sistem senjata yakni persenjataan bekas.

Setelah Menteri Keuangan menerbitkan Penetapan Sumber Pembiayaan (PSP) pada 12 September 2025 sebagai tindaklanjut kenaikan alokasi Pinjaman Luar Negeri (PLN), Kementerian Pertahanan bergegas melakukan penandatanganan sejumlah kontrak pengadaan.

Sebagian kontrak yang telah disepakati ialah impor sistem senjata bekas dari China, di mana hal demikian memunculkan kontroversi mengingat tidak ada hal mendesak yang menjadi latar belakang pilihan itu. Beberapa tahun lalu, Menteri Keuangan pernah memveto anggaran senilai US$ 734,5 juta yang akan membiayai impor sistem senjata bekas pakai negara lain setelah didahului oleh kontroversi di masyarakat.

Pesawat tempur J-10B, Kapal Type 22, Type 053H serta Type 039A
Walaupun upaya mendatangkan persenjataan bekas berhasil digagalkan pada tahun 2023, kini upaya melaksanakan hal serupa nampaknya akan berjalan lancar tanpa halangan. Tidak tanggung-tanggung, Kementerian Pertahanan berencana mendatangkan sejumlah sistem senjata bekas dari China, yaitu 42 jet tempur generasi keempat J-10B senilai US$ 1,6 miliar, 22 kapal cepat rudal Type 22 dengan alokasi PLN US$ 500 juta, tujuh fregat Type 053H dan tiga kapal selam Type 039A.

Untuk dua jenis peralatan perang Angkatan Laut yang disebutkan terakhir, sampai saat ini belum diketahui berapa anggaran uang yang akan diberikan mengingat tidak tercantum dalam PSP yang diteken oleh Menteri Keuangan bulan lalu. Diduga kuat rencana impor fregat dan kapal selam bekas dari China akan dibiayai oleh Blue Book 2025-2029, meskipun terdapat upaya untuk menutupi apa saja rencana belanja pertahanan yang memakai skema PLN sampai akhir dasawarsa ini.

22 kapal cepat rudal Type 22 Houbei class eks PLA Navy dalam kajian akuisisi oleh Kemhan RI (photo: Chinese Military)

Berdasarkan daftar program belanja dalam PSP kesebelas untuk DRPLN-JM 2020-2024, masih terdapat lagi sejumlah kegiatan pembelian peralatan pertahanan bekas dari negara lain. Selain rencana mendatangkan kapal induk eks Italia bagi TNI Angkatan Laut, terdapat pula dua program impor helikopter bekas untuk TNI Angkatan Darat.

Dari 16 kegiatan yang disetujui oleh Menteri Keuangan dalam PSP tersebut, sedikitnya lima program akuisisi yang bersumber dari sistem senjata bekas yang semuanya mengadopsi desain Kreditur Swasta Asing (KSA) dan bukan Lembaga Penjamin Kredit Ekspor (LPKE). Merupakan fakta yang tidak dapat dibantah bahwa PSP kesebelas dalam Blue Book 2020-2024 merupakan satu-satunya PSP dengan nilai kegiatan sangat besar yang dibiayai oleh KSA dibandingkan dengan 10 PSP terdahulu.

Terdapat dugaan bahwa pembelian sistem senjata bekas akan cukup signifikan pada era Rencana Strategis (Renstra) 2025-2029. Setidaknya hal tersebut tercermin dengan rencana mengimpor tujuh fregat Type 053H dan kapal selam Type 039A yang tidak tercatat sebagai bagian PSP terakhir Renstra 2020-2024.

Sangat mungkin pengadaan persenjataan bekas akan cukup dominan dalam DRPLN-JM 2025-2029, meskipun akuisisi peralatan pertahanan baru akan tetap ada dalam dokumen yang diterbitkan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas itu. Sebagaimana diketahui, salah satu ciri khas Blue Book 2025-2029 ialah program yang dapat berubah kapan saja sesuai dengan keinginan pengambil keputusan.

Terkait dengan rencana Kementerian Pertahanan melakukan kegiatan impor sistem senjata bekas, menjadi pertanyaan apa latar belakang hal demikian? Apakah terdapat hal yang bersifat mendesak sehingga pendekatan kebijakan tersebut harus ditempuh? Ataukah rencana tersebut merupakan penegasan bahwa belanja pertahanan tidak direncanakan secara matang dengan nyaris tidak mendengarkan pendapat calon pemakai akhir?

Terdapat sejumlah catatan yang bersifat teknis menyangkut rencana Kementerian Pertahanan untuk melaksanakan modernisasi kekuatan pertahanan hingga ujung dekade ini dengan metode menggabungkan akuisisi peralatan pertahanan baru dan bekas.

7 fregat Type 053H Jiang Wei class eks PLA Navy  dalam kajian akuisisi oleh Kemhan RI (photo: welterdtary)

Pertama, perencanaan pertahanan. Andaikata perencanaan pertahanan memadukan pendekatan top down dan bottom up, potensi impor sistem senjata bekas dapat dikurangi. Apalagi peralatan pertahanan bekas yang akan didatangkan oleh Indonesia mempunyai dua karakter, yaitu pertama, sudah berada di ujung siklus hidup dan kedua, secara teknologi tidak akan meningkatkan deterrent Indonesia di kawasan Indo Pasifik.

Kebijakan mengakuisisi peralatan perang bekas mencerminkan bahwa perencanaan pertahanan tidak dilakukan secara matang sesuai dengan kebutuhan Indonesia guna menghadapi evolusi karakteristik ancaman hingga 30 tahun ke depan, namun hanya mencerminkan kepentingan jangka pendek saja.

Kedua, potensi penggunaan PLN tidak efektif. Mengingat bahwa proses perencanaan pertahanan tidak matang sekaligus tidak berwawasan 30 tahun dari sekarang, maka terdapat potensi pemakaian PLN yang tidak efektif lewat kegiatan akuisisi sistem senjata bekas.

Siklus hidup peralatan pertahanan yang akan didatangkan dari China tidak lebih dari 20 tahun, bahkan mungkin ada yang hanya 10 tahun saja pada peralatan pertahanan tertentu. Padahal tenor PLN diperkirakan sekitar 20 tahun dengan tingkat suku bunga yang lebih mahal daripada skema LPKE.

Ketiga, bukan skema hibah. Mengacu pada PSP yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan, program impor persenjataan bekas asal China adalah program pengadaan menggunakan kerangka PLN dan bukan skema hibah. Apabila kegiatan mendatangkan sistem senjata bekas memakai desain hibah, maka Menteri Keuangan tidak akan menerbitkan PSP, sebab dalam skema hibah kementerian/lembaga penerima hibah wajib menyiapkan dana Rupiah Murni Pendamping.

3 kapal selam Type 039A Yuan class eks PLA Navy dalam kajian akuisisi oleh Kemhan RI (photo: China Military)

Nama sejumlah program dalam PSP yang terkait dengan pengadaan tersebut tidak didahului dengan kata seperti "overhaul" atau "refurbishment", sehingga memperkuat keyakinan bahwa kegiatan tersebut tidak menggunakan kerangka hibah.

Keempat, siklus hidup yang pendek. Peralatan pertahanan bekas yang akan didatangkan dari Cina mempunyai sisa siklus hidup yang pendek, bahkan ada yang sudah masanya untuk pensiun seperti fregat Type 053H.

Seberapa intensif pun kegiatan perbaikan fregat 053H nantinya, hal tersebut tidak akan efektif untuk meningkatkan daya pukul meskipun mungkin ada upaya memperpanjang siklus hidup. Untuk J-10B, selain masih mengadopsi radar PESA, populasi sistem pendorong AL-31FN di dunia tidak banyak sebab engine tersebut hanya diproduksi oleh Rusia bagi varian itu saja.

Mempertimbangkan karakter pembelian sistem senjata saat ini sampai 2030, sulit untuk mengharapkan bahwa musim pengadaan persenjataan bekas akan segera berakhir. Alasan bahwa bila Kementerian Pertahanan melakukan pengadaan peralatan pertahanan yang baru akan memerlukan waktu sekitar empat tahun atau lebih, tidak dapat dijadikan pembenaran bagi impor persenjataan bekas.

Sebab urusan siklus hidup maupun teknologi yang dianut oleh peralatan pertahanan bekas tersebut tidak dapat dimanipulasi atau disamarkan. Sukar untuk mengharapkan bahwa kemampuan operasional TNI akan meningkat dengan mengandalkan pada sistem senjata bekas, termasuk interoperabilitas bagi sistem yang berasal dari negara-negara yang saling bersaing dalam percaturan politik, ekonomi dan keamanan global. (Alman Helvas Ali)

Signing and Exchanging of Notes for Official Security Assistance (OSA) FY2025 Project to Malaysia

28 Oktober 2025

Japan to provide  a diving support vessel to Malaysia under OSA (photo: JMSDF)

On October 22, in Kuala Lumpur, H.E. Mr. SHIKATA Noriyuki, Ambassador Extraordinary and Plenipotentiary of Japan to Malaysia, and H.E. Mr. Mohd Yani bin Daud, Deputy Secretary General of Ministry of Defence of Malaysia, signed and exchanged notes for 3.1 billion yen in “Official Security Assistance (OSA)” FY2025 project.

1.Malaysia, a “Comprehensive Strategic Partner” of Japan, is a coastal country facing the Strait of Malacca and the southern part of the South China Sea, located at an important point on the maritime transportation route connecting the Indian Ocean and East Asia. The Malaysian Armed Forces engage in monitoring and surveillance of these sea lanes which are important for Japan and the surrounding region, playing a key role for stability and prosperity in the region. It is important to support enhancing security capabilities of Malaysia and to further strengthen its security cooperation between Japan and Malaysia.

2.This project is to provide a diving support vessel(used as a base for divers of the Malaysian Navy in operations and trainings such as for search and rescue)and equipment to support the activities of ASEAN observer teams in the Cambodia-Thailand border areas (e.g. radio transceivers, binoculars) to the Malaysian Armed Forces. It is expected to contribute to maintaining and enhancing peace and stability in Malaysia and the region, thereby serving the realization of a “Free and Open Indo-Pacific.”

Official Security Assistance (OSA)
OSA is a grant aid cooperation framework which provides equipment and supplies as well as assistance for the development of infrastructures to armed forces and other related organizations of recipient countries. By enhancing their security and deterrence capabilities, OSA aims to strengthen our security cooperation with the recipient countries, to create a desirable security environment for Japan, and to contribute to maintaining and strengthening international peace and security.

PTDI Secures Sale of Four N219 Aircraft to Bakamla

28 Oktober 2025

The Head of Bakamla RI, Rear Admiral Irvansyah, and PTDI President Director, Gita Amperiawan, on board an N219 aircraft in Bandung, Wednesday, October 22, 2025 (photo: PT DI)

DESKJABAR – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) has confirmed the sale of four N219 aircraft units to the Indonesian Maritime Security Agency (Bakamla RI). PTDI presented the advantages of the N219 aircraft in relation to Bakamla’s operational needs, emphasizing its suitability and after-sales service support.

The N219 is a twin-engine turboprop aircraft with a 19-passenger capacity. It is designed for agile flight operations in remote and archipelagic maritime regions. The aircraft is available in civilian and military variants and can be customized according to user requirements.

Head of Bakamla RI, Vice Admiral Irvansyah, along with his delegation, visited PT Dirgantara Indonesia (PTDI) and was welcomed by PTDI President Director, Gita Amperiawan, and PTDI Director of Production, Dena Hendriana, in Bandung on Wednesday, October 22, 2025. The meeting was also attended by PTDI’s management team and the President Director of PT Nusantara Turbin dan Propulsi (PT NTP), Tarmizi Kemal Fasya Lubis, at the 9th-floor Paripurna Meeting Room, Nurtanio Building, PTDI Bandung.

N219 Nurtanio aircraft (photo: Jawa Pos)

The visit began with a presentation on PTDI’s company profile and its flagship products. This visit was part of efforts to follow up on the potential sale of four N219 aircraft configured as Maritime Surveillance Aircraft (MSA) to support Bakamla RI’s national maritime surveillance operations.

The promotion of the N219 aircraft to Bakamla is supported by Indonesia’s Ministry of National Development Planning (PPN/Bappenas). The N219 MSA variant features a full-option operational configuration, including a surveillance radar with a range of up to 160 nautical miles, capability to track over 200 targets, ship and oil spill detection systems, Anti-Jammer (ECCM) technology, and Search and Rescue (SAR) capabilities.

The potential sale package also includes a complete sales package and fleet readiness support, covering Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) services, training, technical assistance, and technical publications for a planned five-year support period. Following the presentation and discussion session, the delegation had the opportunity to visit PTDI and PT NTP’s production facilities and hangars.

27 Oktober 2025

Commander of the Third Naval Area Command Inspects the Maritime Operational Readiness Training of Ships and Aircraft in the Third Naval Area Operations Fleet

27 Oktober 2025

HTMS Kraburi 457 frigate, HTMS Krabi 551 OPV, HTMS Hua Hin 541 Patrol Craft, HTMS Tor 271 M21 class and Sikorsky S-70B naval helos (photos: RTN)

On October 19, 2015, Vice Admiral Weerudom Muangchin, Commander of the Third Naval Area Command and Director of the Third Naval Area Maritime Interests Protection Center, along with administrative officers, inspected the maritime operational readiness training of ships and aircraft in the Third Naval Area Operations Fleet.


The force consisted of HTMS Kraburi, HTMS Krabi, HTMS Hua Hin, HTMS Tor 271, and a Type 4 transport helicopter (Sikorsy S-76B).


The objective of the training was to review knowledge, procedures, and equipment readiness to enhance proficiency and enable timely and effective mission response.


The training topics included:
1. Maneuvering (SCREENEX),
2. Seaborne cargo receiving and delivery training and tactical rope rappelling (FAST ROPE),
3. Tactical maneuver,
4. Drowning rescue.


This training will equip the Third Naval Area Command (NAV) with operational readiness, under the slogan "The Year of Naval Readiness," to instill public confidence and pride in the work of the Third Naval Area Command (NAV) and the Third Naval Area Maritime Interests Protection Center (NAAC) in the Andaman Sea region.

Thai Navy Bases District Forces (image: Wiki)

The Royal Thai Navy operates three naval area commands:
-First Naval Area Command: responsible for the northern part of Gulf of Thailand
-Second Naval Area Command: responsible for the southern part of Gulf of Thailand
-Third Naval Area Command: responsible for the Andaman Sea (Indian Ocean)

Drone Anka-S Siap Jaga Natuna

27 Oktober 2025

Drone MALE Anka-S TNI AU (photos ssv: TNI)

Satu unit drone atau pesawat nirawak Anka-S yang dipesan Kementerian Pertahanan dari Turki tiba di Pangkalan Udara Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (26/9). Pesawat ini memperkuat pengawasan di kawasan Natuna.


Kemampuan unggulan drone ini adalah:
-Dapat digunakan untuk berbagai misi, antara lain pengintaian, pengawasan, deteksi target tetap atau bergerak, identifikasi dan  pelacakan.
-Mampu melakukan communication relay air-to-ground strike sehingga komunikasi stabil.
-Dapat dilengkapi dengan berbagai senjata.


Pemanfaatan drone ini adalah:
-Menjalankan patroli di perbatasan.
-Mendukung tugas militer di medan operasi yang kompleks.
-Mengumpulkan data intelijen secara presisi.

Australia’s StrikeMaster Conducts Successful Naval Strike Missile Test Firing in Norway

27 Oktober 2025

The Kongsberg Thales Strikemaster Land Based Maritime Strike syatem has successfully conducted NSM test firing (photos: Kongsberg)

KONGSBERG and Thales announce today the successful live-firing of a Naval Strike Missile (NSM) test munition from the StrikeMaster missile launch vehicle in Norway. This activity demonstrates the suitability of the Thales Australia’s Bushmaster Utility variant as a launch platform for KONGSBERG’s NSM, confirming StrikeMaster as a low-risk solution to deliver on Australia’s long range strike requirements. The test munition, known as a blast test vehicle (BTV) comprises the missile’s boost rocket motor and is used to confirm the safe launch of the NSM.

The NSM is an advanced, fifth generation, stealth cruise missile designed for both maritime strike and land attack against heavily defended targets. It has been selected by, or under delivery to, 14 nations including Norway, the United States, United Kingdom, Canada and Australia, where it entered service with the Royal Australian Navy in 2024. The NSM itself can be deck launched from ships or fired from trucks as part of the NSM Coastal Defence System (CDS) without modification. NSM is currently used in a land based strike configuration with Poland and the US Marine Corps (USMC), and has been selected by three other NATO nations.


StrikeMaster is KONGSBERG’s Australian configuration of the NSM CDS, using Thales Australia’s proven Bushmaster Protected Mobility Vehicle as the platform for a twin pack NSM launcher. The configuration is similar to the launcher used by the USMC’s NMESIS Ground Based Anti-Ship Missile program, which is currently being deployed in the region. The StrikeMaster NSM CDS solution also includes a Fire Control Centre and Missile Re-supply Vehicle, both using the Bushmaster Platform.

KONGSBERG and Thales announce today the successful live-firing of a Naval Strike Missile (NSM) test munition from the StrikeMaster missile launch vehicle in Norway. This activity demonstrates the suitability of the Thales Australia’s Bushmaster Utility variant as a launch platform for KONGSBERG’s NSM, confirming StrikeMaster as a low-risk solution to deliver on Australia’s long range strike requirements. The test munition, known as a blast test vehicle (BTV) comprises the missile’s boost rocket motor and is used to confirm the safe launch of the NSM.

The StrikeMaster NSM CDS system will be built in Australia, across Kongsberg Defence Australia and Thales Australia’s factories in Adelaide and Bendigo, using over 150 local suppliers and creating or retaining 700 Australian jobs. The NSM will soon be manufactured in the Kongsberg Missile Factory which is under construction near Newcastle, with NSM deliveries from the site commencing in 2027.


Kongsberg Defence Australia’s Managing Director, Mr John Fry said, ‘This firing is a clear demonstration of StrikeMaster’s capability, providing assurance in the launcher’s reliability and performance, and confirming its suitability for Australia and other nations. Our collaboration with Thales Australia enables us to offer the proven and fielded NSM CDS capability in a mobile, protected, and locally built configuration that aligns with the force structure of Australia and other nations’.

Thales Australia’s Chief Executive Officer, Mr Jeff Connolly states, ‘This successful live-fire proves the combination of the NSM and Bushmaster can provide a potent land based maritime-strike capability for Australia and our allies, and it will be made right here in Australia – supporting a sovereign industrial base.’

26 Oktober 2025

Yonkav 1 Laksanakan Latbakjatrat di Martapura

26 Oktober 2025

Latihan Menembak Senjata Berat (Latbakjatrat) 2025 Batalyon Kavaleri 1 di Pusat Latihan Tempur Kodiklatad, Martapura, Sumatera Selatan (photos: Yonkav1)

Api menyala di ujung laras, sasaran pun luluh tak berdaya. Latbakjatrat bukan sekadar keras, tapi bukti prajurit baja berjiwa ksatria!


Batalyon Kavaleri 1 Kostrad melaksanakan Latihan Menembak Senjata Berat (Latbakjatrat) Ranpur di daerah pusat latihan tempur Kodiklatad, Martapura, Sumatera Selatan. Selasa (21/10/2025).


Danyonkav 1 Kostrad Letkol Kav Ramdhani Akbar S.I.P menyampaikan untuk sasaran latihan yang ingin dicapai meliputi dua aspek diantaranya sasaran kuantitatif bagi seluruh personel yang menjabat sebagai Penembak Kanon dan sasaran kualitatif dengan tujuan mampu menembak senjata berat Ranpur dengan baik.


"Para petembak diharuskan mampu menghancurkan sasaran sesuai target berupa lesan yang telah disiapkan", ucap Danyonkav 1.


"Latbakjatrat Ranpur merupakan salah satu cara untuk meningkatkan profesionalisme dan mengasah kemampuan tempur prajurit korps Kavaleri yang di kenal dengan "TRI DAYA CAKTI" yaitu daya gerak, daya tembak dan daya kejut", tambah Letkol Kav Ramdhani.


“Kemampuan setiap prajurit harus terus ditingkatkan untuk mendukung tugas pokok TNI AD, dalam keadaan apapun mereka juga harus tetap memperkuat keimanan dan ketaqwaan karena setiap kegiatan latihan harus di iringi dengan Doa”, tutup Danyonkav 1.