19 Juli 2022

Pasukan 18 RAMD (Para) Laksanakan Eksesais Lion Strike Siri 1/2022

19 Juli 2022

Eksesais Lion Strike 2022 (all photos : 18 RAMD)

Battle Group Lion Berjaya Menyelamatkan Instalasi Penting dalam Perlaksanaan Eksesais Lion Strike Siri 1/2022 di Pangkalan Udara Butterworth, Pulau Pinang

Butterworth - Seramai 3 Pegawai dan 119 anggota LLP daripada pasukan 18 RAMD (Para) telah berjaya melaksanakan Air Assault Op dalam perlaksanaan Eksesais LION STRIKE Siri 1/2022 mulai 27 Jun hingga 2 Julai 2022.


Kolaborasi yang digarap secara bersama dengan TUDM melalui Eksesais WIRA HELO Siri 6/2022 telah melibatkan aturgerak BG LION selaku Air Assault Troops melalui domain udara menggunakan 5 x pesawat EC 725 daripada No 10 Skn TUDM ke Objektif TEDUNG (Instalasi penting PU Butterworth) melalui kaedah insertion secara fastroping dan hoverjump.


Eksesais ini telah dilaksanakan dalam 5Fasa iaitu Fasa 1 - Staging, Fasa 2 - Loading, Fasa 3 - Air Movt, Fasa 4 - Landing dan Fasa 5 - Ground Tactical. Terlebih dahulu, anggota yang terlibat dalam Eks telah melalui Pre-Deployment Training (PDT) seperti Perancangan Cross Loading, Pelaksanaan OBUA dan Raid, TEWT, Familiarisation Training dan Prosedur Emplane, Deplane bersama pesawat.


Kejayaan anggota BG LION dalam mencapai misi yang telah diberikan melalui perlaksanaan Air Assault Op telah membuktikan relevensi penubuhan 10 Briged (Para) sebagai salah satu ketumbukan yang berteraskan National Multi-Domain Option terus kekal utuh dalam arus kemodenan tentera, selari dengan Army 4nextG.


Perlaksanaan Eksesais LION STRIKE Siri 1/2022 ini sejajar dengan Tonggak Pertama dan Kedua Perintah Ulung PTD Ke-28 iaitu "Kelangsungan Misi dan Kesiagaan" serta "Memperkasakan Keutuhan Organisasi".

17 komentar:

  1. challenge tanggalkan atribut yang bukan buatan sendiri....
    Seragam buatan Indonesia
    Gear helm dan rompi buatan Indonesia
    M4 buatan Amerika
    Tinggal kondom unisex Pur......telanjang donk

    BalasHapus
  2. Latihan kawin siri......tapi sesama batang 🤣🤣🤣

    BalasHapus
  3. Cm punya 1 brigade para.....pantes kmn2 ini brigade...... Kostrad punya 3 brigade kualifikasi para skg tambah kualifikasi raiders jadi para raiders .....Pur lemahhhhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. kostrad sudah tingkat divisi....bukan bandingan..

      Hapus
  4. Produk Korea memang 11-12 dgn produk China,liat aja cbg 1400,kh 178,k3 Daewoo,t50i, dll bermasalah semua

    BalasHapus
    Balasan
    1. BEDA TIDAK ADA YANG SAMA , CBG 1400 BAGUS SEKARANG DIPAKAI JAGA KEDAULATAN RI , PERSONILNYA MASIH TERUS BERLATIH UNTUK KUASAI TEKNOLOGINYA TIDAK SEMBARANGAN BISA DIKUASAI .
      T 50 I NO.2 KANDIDAT PESAWAT LATIH LANJUT DI ANGKATAN BERSENJATA US , BESAING KETAT SEBELUM DIPUTUSKAN PAKAI JENIS MANA .

      Hapus
  5. Malaysia sebetulnya iri betul Indonesia mampu membuat kapal perang secara mandiri.
    Buktinya Indonesia mampu membuat kapal perang macam Clurit class, Sampari class hingga Makassar class yang tak mampu dibuat oleh galangan Malaysia.
    Bahkan Malaysia hanya untuk memenuhi kebutuhan kapal perang kelas patroli saja sampai harus impor dari China, di sini levelnya jelas beda dengan Indonesia.

    https://zonajakarta.pikiran-rakyat.com/teknologi/pr-183727666/indonesia-dikibuli-malaysia-susah-payah-dibuatkan-desain-kapal-perang-malah-tak-jadi-dibeli-negeri-jiran

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maklum om Si Malonsiomay memang terkenal Raja Prank last last Cancel .. Budget Ciput ...makanya di suruh Tanam Sayur je

      Hapus
  6. Turut berduka inalilahi pilot pespur latih T50i meninggal dunia, dengan kondisi mengenaskan, yg menjadi pertanyaan kenapa pilot tidak melakukan ejeck..?? 2 kali kecelakaan pilot tidak melontarkan diri..?? Ada masalahkah dgn pespur ini..pespur baru tapi ada masalah pilot tewas mengenaskan dalam keadaan masih di pesawat

    Wajib GROUNDED

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada sejenis blackbox nya nggak ya ?

      Hapus
    2. Bagusnya memang grounded dulu.

      Tapi sebaiknya jangan terlalu fokus pada kenapa tidak eject. Kecuali dalam perang, tidak sempat eject saat kecelakaan itu biasa. Apa yg dicek sama ground crew dan preflight seharusnya bekerja sesuai ekspektasi. Kalau sudah sering terbang kondisi lingkungan juga sudah paham. Kejadian luar biasa pada kondisi yg seharusnya aman bakal bikin sulit membuat keputusan untuk eject atau tidak dalam waktu yg singkat.

      Hapus
  7. Belum tentu sistim eject gak berfungsi. Saya lebih cenderung pada tipikal kita "sayang kali!". Contohnya: Hollywood bikin film hingga puluhan mobil mewah terpelanting di aksi jalanan, film kita "sayang kali itu!".

    Jadi, alm pilot bisa jadi mempertahankan T50i sebisa mungkin hingga tanpa terpikirkan opsi eject. Persis sama ketika T50i nahas pertama kali (double seat-tandem). Padahal korban kala itu ikut juga pelatih senior. Hasil investigasi kala itu pilot berusaha mengendalikan dan menyelematkan pesawat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kurang tahu dengan mentalitas
      "sayang kali", tapi beberapa pilot Hawk kita sudah mendapatkan dasi Martin-Baker. Jadi kemungkinan membuat keputusan eject sudah terbukti ada.

      Hapus
  8. Lagian, kita tidak tahu resiko prosedural internal yg dihadapi pilot jika eject. Misalnya, pilot yg eject saat Hawk nahas di Pekanbaru. Entah dimana beliau skrg, atau gak dikasih terbang lagi.

    Ada potensi beban berat yg datang jika eject. RiP buat pilot T50i

    BalasHapus
    Balasan
    1. Biasanya masih bisa terbang. Tapi proses eject memang ada beban berlebihan pada tulang belakang.
      Kalau proses internal semoga tidak ada. Bukannya kita senang sama istilah "man behind the gun"? Untuk AU, pilot dipastikan lebih berharga daripada pesawat.

      Hapus
    2. Semua tergantung dari pilot & hasil investigasi...

      Kalau tidak ada kesalahan pilot.. tentunya bisa terbang kembali lagi...dengan catatan psikologis pilot memenuhi syarat untuk terbang kembali...serta tidak adanya cedera atau cacat yg di timbulkan dari peristiwa eject.

      Hapus