16 Desember 2019

F/A-18A/B Classic Hornets Mark End of an Era in Fastjet Training

16 Desember 2019


 Flight formation of 10 F/A-18 A/B from 2OCU (photo : RAAF)

Up to ten Royal Australian Air Force F/A-18A/B Classic Hornets from No. 2 Operational Conversion Unit (2OCU) based at RAAF Base Williamtown have conducted their final flight under the unit’s banner on 11 December.

The historic flight acknowledges the conclusion of Classic Hornet pilot conversion training this year marking an end of an era. The aircraft will fly north over Tomaree to Sugarloaf Point coastal areas, up the Port and south to Redhead Beach.

Commanding Officer 2OCU, Wing Commander Scott Woodland, said that 2OCU’s final Classic Hornet mission will be conducted along coastal communities of the Units’ hometown of RAAF Base Williamtown and that this is a befitting tribute to this significant milestone in Air Force history:

‘2OCU's critical role in preparing generations of Classic Hornet fighter aircrew with the skills and competency to engage in fighter combat has laid the very foundations of RAAF air combat power capability since the introduction of the platform in 1985.

‘Operational conversion has been at the cornerstone of the strength of the Classic Hornet platforms’ contribution – taking graduate Hawk 127 Lead-in Fighter pilots and then testing and challenging them under the most gruelling of conditions and toughest air combat scenarios.


Flight formation of 10 F/A-18 A/B from 2OCU (photo : Michael)

“The result has been the delivery of highly trained, focused personnel to front-line squadrons, performing with excellence at home and abroad on operations in Defence of our national interests.’

With this historic flight now closing a significant chapter in Air Force history – the future of fast-jet aircrew training at 2OCU is now firmly established with the training focus honed on supporting fifth-generation capabilities with the arrival and operational sustainment of the F-35A Lighting II.

‘We welcome the commencement of the next phase of pilot conversion training for the F-35A.

‘This represents a fundamental shift for 2OCU; one which we are fully equipped and ready to continue to deliver a superior war-fighting capability - supported by highly professional, highly skilled aircrew - performing with strength and focus when called upon by government.’


The RAAF F/A-18A/B Classic Hornet platform is planned to be withdrawn from service in Dec 2021, with the Classic Hornet fleet currently being replaced by the F-35A Lighting II.

(RAAF)

67 komentar:

  1. Pesawat impian malondog tapi ya cuma ngimpi,gak nambah2

    BalasHapus
  2. Saya harap ini akan di akuisisi malaysia, untuk menggenapkan 1 skuadron, aamiin

    Semoga para forumer negara malaysia kembali aktif disini, banyak yang kangen

    BalasHapus
    Balasan
    1. Xaxaxaxaxaxaxaxaxa kangen ya om sama nakalnya para malon xaxaxaxaxaxaxaxaxa yahh mau gimana lagi om lha segala argumen kesombongan mereka malah kebanting sendiri oleh menhan mat sabu xaxaxaxaxaxaxaxaxa malon benar2 negara darul kelakar xaxaxaxaxaxaxaxaxa yuhhuuuu malon nih 🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌

      Hapus
    2. Mereka sudah mengakui bahwa Indonesia lebih advanced bro....cuma malu mengatakan
      Hehehehe

      Hapus
    3. Mereka tak mau om gak level hornet classic...hornet mereka kan setara Super Hornet US NAVY 😁

      Hapus
  3. Gue cuma mbayangin gimana ya kalo
    Su-35 diganti J-10B...xixixi...lebih murah, bisa dapat banyak, nggak kena CAATSA, nggak kena embargo, bisa buat menidurkan para pengacau di sebelah timur, efek gentar buat yang di selatan, bisa buat membungkam 12 biji pesawat gede yang kemarin baru lengkap datang di selatan itu.

    Combat radius pesawat gede yang ada di selatan itu 2222 km.

    Luas laut kita plus ZEE 6.400.000 km.

    Cari radiusnya R = √ (L / 3,14)

    Cari kelilingnya K = 2 x 3,14 x R

    Ketemu kelilingnya 8965,71 km

    8965,71 / 2222 = 4,03 dibulatkan 4 posisi

    4 x (1 operasional + 1 siaga + 1 harwat) = 4 x 3 = 12

    Jadi mereka siapkan antidot untuk kapal selam kita dengan 12 pesawat gede itu.

    Untuk itu kita perlu siapkan antidotnya dengan jet-jet fighter yang mereka tidak tahu karakteristiknya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pokoke asal bukan dari Rusia, dari mana pun diterima.

      Hapus
    2. Woooy sakno gak onok seng nanggepi iki ☝πŸ‘†☝πŸ‘† mbah ntung

      Hapus
    3. Pesawat Dual Engine diganti dengan Single Engine? Udah gila nih orang. Yakalo Su-35 diganti dengan F-15 masih mending lah, lah ini sama j10? πŸ˜₯πŸ˜₯πŸ˜₯

      Hapus
    4. Lo om bl melok2 om choko ngelokno mbah ntung edyan πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„πŸ˜„

      Hapus
    5. Cocok yen ngobrol karo sampeyan mase @wong edan.....katon gayeng ngobrole πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Hapus
    6. J10 aslinya msh make Saturn engine rusia. (gmna mo ngindar catsa) sementara WS10 taihang blm mature dlm pengembangan. buat pertahanan negara jgn pke coba2 deh.. pke yg sdh umum aja. SU35 udh bgus. pke F16 viper juga oke bgt..

      Hapus
    7. Iso mumet ndelok itungane luwih becik ditinggal ngiseng om smilinghari 😊😊😊

      Hapus
    8. Om dboys ojo ngono mengko mbah ntung nggondok lho

      Hapus
    9. Biyen dadi sales gripen saiki arep dadi sales j10 ntung ntung ,entah apa yang merasukimu πŸ˜€πŸ˜€πŸ“£πŸ“£πŸ“£πŸŽΊπŸŽΊπŸŽ·πŸŽ·πŸŽΆπŸŽΆπŸŽΆπŸŽΆπŸŽΆπŸŽΆπŸŽΆπŸŽΆ

      Hapus
    10. ngak lahh mas@wong.. saya cuma melok kasi pendapat. beda boleh yaa.. yg penting sopan lahh. om@TN kn sumbangsihnya bnyak utk isu2 militer, tapi klo d cela abiz2an kayanya gak ok lah.
      kita d sini perlu diskusi yg membangun. beda boleh.. tapi ojo main "timpuk' lah.πŸ‘ŒπŸ€—

      Hapus
    11. πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘ mantap nasihatnya mas,dboys tp wonge wes nggondok kui dudu aku lho seng ngelokno gila

      Hapus
    12. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    13. πŸ€”πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ€¦‍♂️πŸ™†‍♂️

      Hapus
    14. Ni efek kalah debat ame si rusky, dendam ampe kebawa mimpi πŸ™†‍♂️🀦‍♂️πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Hapus
    15. 😴😴😴😴😴😴😴

      Hapus
    16. Debatnya cuma di forum om tungkir klw di luar siapa yang tau mereka mesraπŸ‘«πŸ‘«πŸ‘«

      Hapus
    17. Su 35 di ganti J10 wwkwkkkwkk
      ya sekalian beli JF sulfur...hahhaaha😁

      Hapus
    18. Wong@edan mungkin jg ya πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Hapus
    19. Wakakakaka...kadang kadang om ntung suka ngaco...tp gpp...sekali kali ngaco dikit ga ngapa ngapa yakkk om ntung...hehehe

      Hapus
    20. Indonesia darurat j10 type destroyer ☁☁☁πŸƒπŸƒπŸƒ

      Hapus
    21. Orangnya ga berani muncul, , ,wkwk


      Hapus
    22. Ib pasti akan muncul om van klw taon depan indonesia beli kapal type destroyer

      Hapus
    23. Hahaha

      Soal mesin Saturn? Yang kena CAATSA itu yang langsung berhubungan dengan Rongsokbobrok itu. Kita itu beli pesawatnya secara utuh, bukan beli mesinnya saja. Yang beli mesinnya itu ya pabrik pesawat di China itu. Jadi yang kena CAATSA ya mereka, bukan kita.

      Trus gotongannya J-10 punya 11 hardpoint, Su-35 hanya punya kelebihan 1 hardpoint saja dari J-10.

      Service ceiling altitude J-10 sama dengan Su-35 yaitu 18 km dari permukaan laut.

      Maximum speed J-10 punya Mach 2.2 sedangkan Su-35 hanya punya kelebihan kecepatan Mach 0.05 dari J-10. Jadi bedanya hanya 5% saja dari kecepatan Su-35.

      Varian J-10C udah pake radar AESA lho, nggak seperti Su-35 radarnya masih radar antik PESA.

      Yang pasti biaya operasional J-10 jauh lebih murah daripada Su-35.

      Kalo Koopsau 2 sampai ikut ke China bisa jadi mau ganti dari Su-35 ke J-10 buat pengganti F5.

      Hapus
    24. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

      Hapus
    25. Tung tung ente dendam ame si rusky kok jd asal mangap πŸ™†‍♂️🀦‍♂️

      Ni j10 πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

      https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9f/China_airforce_J-10.jpg/280px-China_airforce_J-10.jpg

      https://id.m.wikipedia.org/wiki/Chengdu_J-10

      Ni j11 πŸ‘‡πŸ‘‡πŸ‘‡

      https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/a5/Chinese_Su-27.JPG/640px-Chinese_Su-27.JPG

      https://id.m.wikipedia.org/wiki/Shenyang_J-11

      Lha kalau bisa dapatkan su35 yg gunakan mesin saturn al-41fs1 buata apa beli yg gunakan mesin lama, kalau bisa dapatkan yg gunakan radar irbis E buat apa beli yg gunakan radar aesa yg belum teruji, gk bakal indonesia kena caatsa wong kita belanja ke us lebih dr 4 miliar dolar untuk semua jenis alutsista yg kita inginkan dr produk us, lha ini udah jauh dr 1,2 miliar dr bantuan us untuk TNI selama ini setelah lepas dr embargo' kita sudah melebihi sesuai kreteria yg bisa lolos dr caatsa.
      Ya udah tung tuntasin aje dendam ente ame si rusky stronk, sambar tu komentarnya di indomiliter πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Hapus
    26. @Wong edan Gedek aku suwe suwe om, mosok lek gawe analisa kaet ono JKGR smpek saiki ndek kene kok tetep sak penake udele dewe.πŸ˜₯πŸ˜₯πŸ˜₯

      @Tukang Ngitung Dari segala hal udah beda jauh Bung Kentung.
      1. Performa Mesin SU-35 : J10
      - 86.3 kN (19,400 lbf) : 79.43 kN (17,860 lbf)(dry).
      - 142 kN (32,000 lbf) : 125 kN (28,000 lbf) (afterburner).
      2. Jangkauan SU-35 : J10
      - 1.600 km : 1.250 km (Combat).
      - 3.600 km : 3.200 km (Max tanpa eksternal fuel tank).
      3. Rate of Climb SU-35 : J10
      - 328 m/s : 300 m/s.
      4. Hardpoint dan kpasitas SU-35 : J10
      - 12 : 11 (Hardpoint).
      - 8 ton : 7 ton (kapasitas bobot bawaan).
      5. Performa Radar SU-35 : J10
      - 30 target : tidak diketahui (detect and track).
      - 8 target : tidak diketahui (attack).
      - 400 km : tidak diketahui (Max range detect and track).

      Dari data diatas konkret SU-35 unggul dari j10b, lalu masih dibilang unggulan j10 dari su-35 ? apalagi bandingin cost single engine sama dual engine ? Wah ini gila sih, udah deh ubah aja nama ente jadi Kentung PKD (Paling Kentir Dewe) biar lebih edan lagi kalau bikin analisisnya.πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

      Hapus
    27. Dimaklumi wae mbah ntung kan wes lansia πŸ˜‚

      Hapus
  4. Balasan
    1. 😁😁😁😁😁 beruk malon bisa jerit2 dapat hibah

      Hapus
    2. Tapi dikirim liwat JNE πŸ˜ŽπŸ‘

      Hapus
  5. DONATE IT TO

    POOORRR

    POOOORRR

    POOOORRRRR

    POOR POOR POOR

    POOOOOOORRRR

    MALASSS SiaL

    MALASSIA

    BalasHapus
  6. Poor malays... Fix malays terlembik at FPDA..🀣

    BalasHapus
  7. TIADA WANG GUNA PERBAIKI KAPAL SELAM..
    TIADA WANG GUNA BELI HORNET LAPUK �� �� �� ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bergidik aku..😳😳😳😨😨🀒🀒🀒😱😱

      Hapus
  8. Lon malon ada berifa f18 tertarik gak lon?🍌🍌🍌🍌🍌

    BalasHapus
  9. Malon pukimak mana tangannya...😁

    BalasHapus
  10. Yang mulia tuan beruk malon dipersilahkan komentarnya tanpa beruk malon blog ini tidak akan berkembang

    BalasHapus
  11. Yang mulia tuan beruk malon dipersilahkan komentarnya tanpa beruk malon blog ini tidak akan berkembang

    BalasHapus
  12. Malandog malondog malondog tampakkan wujudmu datanglah datanglah lah lah. Laaaah 🍌🍌🍌🍌🍌 🍌🍌 🍌 🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌🍌

    BalasHapus
    Balasan
    1. @wong edan kangen berat, blah blah blah

      Hapus
    2. πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€πŸ˜€ mereka mentalnya dah putus dasar malon cengeng

      Hapus
  13. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  14. Tidak ada tambahan pesawat fighter hingga 2030.
    -Mat Sabu, Ministry of Culinary Malaysia 🀀

    BalasHapus
  15. Malontaik malonjing malonyet miskin πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‰

    BalasHapus
  16. SEDEKAH ...SEDEKAH-KAN KE TUDM BINTANG BACU 5...


    WAKAKAKAKAKAKAK....MALINGSIA IS SO BROKE...

    BalasHapus
  17. The RAAF F/A-18A/B Classic Hornet platform is planned to be withdrawn from service in Dec 2021, with the Classic Hornet fleet currently being replaced by the F-35A Lighting II.

    ----------------------

    2021-1985 = 36 taon
    rata2 usia pensiun pespur yg normatif, sm cem hawk mk 53 kite haha!πŸ™‚πŸ™‚πŸ™‚

    hmmn, walo uda dlm masa pengsiun, masi laku buat au kanada.
    klo liat total pespur yg dimiliki osi masi relatiff minim dgn ukuran daratan seluas benua kangguru gt.
    sayang jugak klo dipengsiunin, dimasa tensi lcs cukup tinggi. kcuali bila osi namba terus superhornet jugak. apalagi si petir masi baru bgt, klo ada trobel bs lumpuh kekuatann udara osi, mana gred a gak bisa diarepin kcuali negerinya om ben haha!πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    lebe baek dimoderenisasi, kan lumayan buat parkir di bbrp pangkalan mrk cem d gred a, haha!🀭🀭🀭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siapa tahu lebih murah pakai F-35A daripada maintain F/A-18A/B. Lokasi airbase Hornet Australia di tepi laut semua kecuali Tindal dan Butterworth (Malaysia). Jadi kondisi agak kurang ideal buat umur panjang.

      Hapus
  18. Dan Malon sial hanya bisa meneteskan liur sambil kongkek wet dream melihat puluhan f18 klasik terbang πŸ˜ƒ.

    BalasHapus