14 Juni 2021

BAE Systems to Introduce New Tech to Hobart Class AWD

14 Juni 2021

HMAS Hobart AWD (photo : Aus DoD)

Data-driven asset optimisation for Destroyer Enterprise

BAE Systems Australia will introduce technologies to enable strategic data-driven decision making in real time across the Hobart Class Destroyer Enterprise.

The Destroyer Enterprise supports the three Hobart Class destroyers HMAS Brisbane, HMAS Sydney and HMAS Hobart at their base at Fleet Base East, Garden Island, NSW, and is responsible for sustaining the three warships and transitioning them into service.
 
BAE Systems is the Managing Contractor of the Destroyer Enterprise, which includes Navantia Australia, Raytheon, Thales, CASG and the Royal Australian Navy (RAN). The company, as the Managing Contractor, has recently received a one-year extension to its Hobart Class Destroyer Transition Support Period Contract.
 
BAE Systems’ Integrated Asset Management System (IAMS) is a new technology that provides a connected data driven environment that brings people, processes, and technology together within a sustainment delivery enterprise.
 
IAMS has already been introduced to the Hydrographic In Service support team as a pilot and is scheduled to be introduced to the destroyer enterprise in 2022. This will be a major step towards enabling a digitally driven end to end sustainment capability for the Royal Australian Navy.
 
BAE Systems Australia Managing Director Defence Delivery Andrew Gresham said:
 
“This has been an incredibly complex program and I am pleased that the enterprise is working as one team to support the Royal Australian Navy, which was reflected with the recent award of the one year extension.
 
“Ultimately, our aim is for the enterprise to be able to make strategic data-driven decisions that improve processes and workflows to make the team even more efficient and optimise sea-worthiness and performance of the destroyers in line with Plan Galileo.
 
“We’re seeing great results using our IAMS system to drive towards supporting data driven decision making in the Hydrographic In Service support contract and expect similar gains to be made across the Destroyer Enterprise.”

68 komentar:

  1. Fremm dulu pernah jadi calon kapal Australia, tapi ditolak masih kurang mewah katanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. duhh crewe amat hari ini om DARUW, tumben gak sembako cinte, songlap dot kom haha!🤣😋😋

      Hapus
  2. Tapi salut nya Australia ini selalu up date technology wow terkini agar gak kalah sama semua tetangga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gengsi tinggi dari mat puteh out of west.....😀

      Hapus
    2. Ya karena Ausiie itu di plot Amerika sebagai SHeRIF nya Asean di bumi selatan makanya barang2ya premium update trus.

      Hapus
  3. Perlu di fahami punya australala punya malonsia juga karena sesama fpda members, walo members yg satu itu 'sakit' 😔. 😀😀😀

    BalasHapus
  4. Fremm dan Hobart sesama aegis system, kalau ciws dan sam pakai Aster 30,fremm gak kalah dan imbang dengan Hobart, Aster 30 dan ciws minim 2 adalah harga mati agar dibilang kapal superior

    BalasHapus
  5. Tapi dari terminologi Eropa Amerika, Hobart masuk heavy fregat saja.. Belum kapasitas sebagai Destroyer, karena punya max speed dibawah 30 knot

    BalasHapus
  6. Hobart masih setia pakai phalanx CIWS... Harusnya fremm dikasih 2 ciws+ kombinasi aster 15 dan 30

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo soal letak radar,FREMM lebih unggul karena diujung,Hobart masih agak kebawah

      Hapus
    2. Ente yang halu drun masak ente nyembah HRS di petamburan sungguh tersesat 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

      Hapus
  7. Hobart ini nanggung banget cuma pakai Harpoon,sekelas destroyer sih cocoknya rudal Tomahawk atau LRASM. Apalagi lawannya china udah pakai Rudal Balistik Anti Kapal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau mereka ada Tomahawk paling di pasang di Hunter-class frigate. Hobart sesuai fungsinya sebagai AWD. Hobart juga kapal paling cocok milik mereka buat lawan rudal balistik anti kapal.😀

      Buat negara common wealth destroyer masih berperan sama seperti awal, yaitu fleet escort. Jadi bukan capital ship dan tidak berkepentingan dengan serangan darat.

      Hapus
    2. tomahok hanya disuplai pd sekutu amrik terdekat, dlm hal ini britis.
      osi coret haha!😹😹😹

      sedangkan LRASM, osi pon punyak setelah merengek, tp amrik hanya jual utk platform pespur doank.

      disini terlihat bahwa amrik pon membatasi ekspor senjata2 no.1nya.

      penggunaan rudal antar benua/balistik sbnernya gak perluw diliat dr platformnya hrs gde. kaprang2 ruski kecil cem buyan-m itu sekelas parchim kita tp liat donk tentengannya KALIBR gaesz haha!☠☠☠
      kelas gepard pon pake KALIBR, vietnam punya jenis kapal ini..jd suatuw saat mrk perluw KALIBR, dikasi kali yak ama ruski haha!🤩🤩🤩

      Hapus
  8. Sekelas Hobart atau fremm harusnya bisa diisi masing masing selera sendiri, makin nampol makin bagus, rugi kapal besar kalau gak maksimal isinya

    BalasHapus
  9. Jadi penasaran power balance kawasan kalau Iver + FREMM datang🤤

    2 Iver GP configuration
    6 FREMM IT Improved Configuration

    Singapura mah lewaaaaatt...

    BalasHapus
    Balasan
    1. 2 iver kurang menurut saya,hrus tambah lagi hingga 6 unit 😁

      Hapus
    2. Kalo 6 baru jos gandos tapi system weapon jgn seperti milik pkr,

      Hapus
  10. TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin mendesak Kementerian Pertahanan agar menunda pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) senilai ribuan triliun menyusul mengganasnya virus covid-19 di Indonesia.

    Menurutnya, saat ini pemerintah harus fokus untuk penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi.

    "Pembelian alutsista ribuan trilyun atau belanja negara yang tak terlalu penting sebaiknya ditunda saja dulu. Kita butuh anggaran besar untuk menyelamatkan bangsa. Inilah musuh bangsa Indonesia sekarang dan nyata di depan mata," kata Hasanuddin kepada wartawan, Senin (14/6/2021).



    Wkwkwkwkwkwkwkkww nga penting katanya pak pak kalo ngomong jgn berlebihan jangan lebay2 amat ngapa, wkwkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Musuh negara yg nyata itu proxy pemecah belah bangsa yg mengatasnamakan, agama,ekonomi,sosial,... covid melonjak dasar warganya aja bandel nga jalanin sop 3M,

      Hapus
    2. Kemarin si TB ngmng desak modernisasi alutsista krg ngmng Beda lagi.

      Dasar DPR

      Hapus
    3. Wkwkwkwkwk..
      Sedih oh sedih

      Hapus
    4. Wkwkwkwkwk..
      Sedih oh sedih

      Hapus
    5. Muncul pake nik orang, gak gentle Gempur KW

      Hapus
    6. Yg sedih tuh ente pur nga ada kerjaan lain, bisanya cuma nyepam

      Hapus
    7. Itumah pemikiran jangka pendek,mikirnya cuma ditahun 2021 tapi gk mikir apa yang bakal dihadapin di tahun 2022,2023,2024,2025,apalagi Kapal Induk China bakal Menjamur di LCS tahun 2025

      Plus kalo ada konflik di 2025 DPR bisa keluar negeri, jadi gk bakal mikir pertahanan, cuma kemhan yang mau mikir pertahanan.

      Hapus
    8. Gak heranlah omongan Pak TB Hasanuddin.. Beliau kan aliran Jamaah Amblesiyah yg menolak pembelian Tank Leopard.. wkwkwkwkwk

      Hapus
    9. TB Hasanudin belatung yang hidup di daging yang segar.

      Hapus
    10. Sudah habis masa gak perang hingga 2020...ke depan perang bisa terjadi sewaktu2.

      Covid juga sudah termasuk biological War.

      Kalau suatu Negara sudah menumpuk alat perang & terus menerus produksi... Tunggu tinggal waktu saja buat invasi.

      Hapus
    11. Jangan berpikir perang masih jauh adanya di timur Tengah, afrika.

      Skrg sudah mulai ke asia Tengah

      Ke depan bisa saja asia Timur, tenggara bahkan pasifik.

      Hapus
    12. Biasa tuh TB cari formalitas aja

      Hapus
  11. Maharajalela Class
    Salah Potong Class
    Ompong Class
    Berkarat Class
    Museum Class

    BalasHapus
  12. 2 iver 6 fremm 2 pkr 3 bung tomo class 4 sigma berlayar membentuk formasi di natuna keren ya

    BalasHapus
  13. https://www.google.com/amp/s/majalah.tempo.co/amp/nasional/163412/manuver-para-jenderal-berebut-kursi-panglima-tni

    BalasHapus
  14. LCS .Maharaja Lelah kapal cacat produksi/barang reject....beda kelas lah sama FREMM dan Hobart Class...tepi sikiiit

    BalasHapus
  15. Indonesia punya industri perkapalan seperti PT.PAL.
    Punya pengalaman membangun kapal niaga STAR 50, kapal perang SIGMA, LPD dll .
    Kemampuan ini sudah tdk diragukan lagi utk menyiapkan platform kapal perang kelas fregat atau perusak.

    Radar , rudal serta persenjataan lainnya serta avionik utk pusat kontrol tempur perlu libatkan Industri pertahahanan seperti LEN, PINDAD dll.

    Tentunya perlu kerja sama dgn pabrik luar yg dipilih sesuai tehnologi yg kita inginkan .
    Disini perlu keseriusan dalam TOT yg kita inginkan.
    Negosiasi TOT harus dilakukan oleh INHAN yg sesuai dgn kemampuan dibidangnya masing".

    Tehnologi kunci kapal perang itu tentu radar ,rudal dan persenjataan lainnya.
    LEN , PINDAD yg harus diberi kewenangan utk melobi TOT radar dan persenjataan sehingga suatu saat mereka bisa produksi di Indonesia.

    Klau semuanya deal TOT jeroan dan persenjataan. Dilanjutkan keseriusan antara PT.PAL , LEN PINDAD utk merancang kapal fregat / destroyer versi Indonesia.

    Bukan seperti sekarang mau beli kapal perang / pesawat tempur kita minta TOT,tehnologi kunci dari perusahan yg bukan pemegang hak milik tekhnologi itu.

    Kita harus berani bukan saja dengan ide tapi berani rancang dan bangun kapal perang atau pesawat tempur dari skrg. Tapi dgn SOP yg benar dan kontrak kerjasama yg jelas.

    Tenaga kita banyak yg ahli instalasi rudal dikapal perang contoh rekayasa rudal Yakhon.

    Kenapa tidak kita coba ??

    BalasHapus

  16. Gini caranya jika Indonesia mau kuat dan dihormati negara lain ..

    Neniliki FREMM, Rafale, F15 EX berapau jumlahnya tetap masih belum menggetarkan dan menakuti kawan dan lawan kita .. Istilah masih nanggung banget postur kekuatan kita

    Makanya kalau masih ada duit .. lebih baik beli sekalian .. Pembom strategis + 100 buah bom nuklirnya ukuran 500 Kilo Ton saja (gak usah banyak-banyak) + pesawat angkut berat sekelas C17 untuk memudahkan deployment TNI ke seluruh dunia .....

    Dan ini sangat penting ..Jangan lupa juga beli Rudal Nuklir Antar Benua min. ukuran 5 Mega Ton dengan jarak jangkauan 15,000 KM (cukup 100 biji saja)..

    Nah itu pasti akan membuat postur militer kita menakutkan dan menggentarkan kawan dan lawan ....

    Banyak yang bilang kita akan bangkrut dengan merealisasi itu semua .. Bagi saya biarin saja kita bangkrut ...bukankah dengan adanya bom nuklir kita bisa malaksesuka hati kita negara-negara disekitar kita minimal masing-masing negar stor cash USD 50 bilion per tahun sebagai beaya perlindungan atau security dari negara kita ..

    Oke-kan usulan dan idea smart saya ini ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. 100 ICBM lebih banyak dari punya China, India, Inggris atau Perancis.😅

      Hapus
    2. Masalahnya negara Asean punya traktat perjanjian tidak boleh ada senjata Nuklir

      Hapus
    3. Mending investasi tuk riset Orbital Defense System bro.. daya gentar lebih seram & blom ada negara lain yg maen sampe sejauh itu..

      Mantep ga usulan gue.. 😂👍

      Hapus
    4. Pembom strategis + 100 buah bom nuklirnya ukuran "500 Kilo Ton" saja (gak usah banyak-banyak)

      "500 kilo ton" (kok kayak gaya bicara anak kecil) 👀🤔

      Hapus
  17. Perintah Presiden Jokowi agar Prabowo Gak beli banyak-banyak alustsitas import ..

    INi berati tanda-tanda dibatalkannya rencana pembelian FREMM dan Rafale oleh Prabowo ...

    Sebuah anti klimaks ..

    https://www.youtube.com/watch?v=KAMsup9MIus

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu dah lama beritanya lagi pula yang di impor ini memang belum bisa diproduksi di PT PAL jadi sebab itu Pembelian fregat FREMM ini bakal melibatkan PT PAL yang merupakan Transfer teknologi dari Prancis ke Indonesia jadi apa yang salah...??? Wkwkwkwkw

      Hapus
    2. Youtube kok dilihat 😅😅🤣

      Hapus
    3. @Nusantara

      Dia selalu cari berita yg pesimis dan menentang pembelian FREMM & Rafale.

      Mungkin priuk nasinya terganggu perusahaan broker nya gak dapat CUAN lagi dari orderan pembelian Alutsista TNI di Kemenhan.. wkwkwkwkwkwk..

      Hapus
  18. wkwkwkwkwkkw..... mau tanya misteri dari mana akan diambil duit buat bayar FREMM masih DIAM...

    Mengesahkan kontrak setuju bina kapal semua DIAM


    ternyata ini FREMM versi MISTERI guys....wkwkwkwkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minggu depan di bahas di gedung DPR Pur jangan DENGKI wkwkwkwkw

      Hapus
    2. Maharajela lbh Misteri pur Halimunan bisa berjalan di darat😅😅😅

      Hapus
    3. Rafale malon dari 2017 sampe skarang masih misteri tuh pur..

      Saking misteri nya, duit 2 miliar yg sudah disiapkan entah apa nasip nya hingga skarang.. 😂

      Hapus
  19. Ada yang IRI hati rupanya Wkwkwkwkw

    BalasHapus
  20. FREMM sudah jelas sangat jauh lebih hebat dari LCS Museum MALON Wkwkwkwkw

    BalasHapus
  21. Dibahas Minggu depan Pur jangan DENGKI Korang cukup pakai GOWIND halimunan itu lebih OK dan tak terdeteksi oleh kapal perang manapun dan menjadi kapal perang paling Stealth di dunia Wkwkwkwkw






    Syarif mengatakan Kementerian Pertahanan belum melakukan pembahasan bersama DPR perihal pembelian delapan kapal perang. Menurut dia, pembahasan mengenai seluruh program alutsista baru akan dibahas pekan depan.

    BalasHapus
  22. Kapal Gowind 2500 ton punya Mesir sukses....kapal gowind 3100 ton nya Malon...GAGAL..Kapal CACAT PRODUKSI...sudah kuar 6 RM.Billion tanpa s3bijik yg jadi...wkwkwkwk LAWAK

    BalasHapus