2 fregat brand new akan menemani 3 fregat ex US Coast Guard di Angkatan Laut Philippine (photo : pdff)
Rencana akuisisi dua fregat baru untuk Angkatan Laut Philippina memasuki babak baru dengan dikeluarkannya spesifikas teknis terbaru beserta penjelasan detail tender setelah pembiayaan untuk proyek ini telah ada titik terang.
Dengan anggaran harga per-unitnya dipatok $200 juta maka sebagian besar persenjataan yang terdiri dari rudal, torpedo dan beberapa perlengkapan elektronok akan dibeli terpisah sambil mencari sumber pembiayaannya.
Berikut ini adalah ringkasan teknik yang diterbitkan oleh Departemen Pertahanan Philippine.
Lambung Kapal dan Perlengkapannya
- desain stealth
- sea state level 7 (mampu menahan ombak 9 meter)
- panjang minimal 95 meter
- bobot minimal 2000 ton
- kecepatan maksimal 25 knot
- endurance 30 hari
- jangkauan operasi hingga 4500 mil pada kecepatan 15 knot
- helipad untuk naval heli 12 ton dan hanggar untuk heli 10 ton
- 4 mesin dengan konfigurasi CODAD
- 2 perahu karet RHIB
- fasilitas pengisian bahan bakar di laut (replenishment-at-sea)
- perlengkapan nuklir/biologi/kimia (NBC)
Persenjataan
- 1x76mm sebagai kanon utama dengan 120 rentetan/menit
- 1x30mm atau 40mm sebagai kanon sekunder dengan E/O tracking system
- 4x .50 senapan mesin berat
- 2 peluncur twin SAM jarak minimal 6 km
- 4 peluncur SSM jarak minimal 150km
- 2 peluncur triple torpedo ringan
- 4 peluncur triple decoy (3 untuk pengelak rudal, 3 untuk pengelak torpedo)
- lokasi untuk pemasangan CIWS
- lokasi untuk pemasangan VLS SAM (8 sel)
- rudal dan torpedo dari negara yang telah mempunyai MoU dengan Philippines
Sensor dan Peralatan Elektonik
- 3D air search radar minimal berjangkauan 100 nm tipe solid-state transmitter
- X-band dan S-band solid-state navigation radars minimal berkekuatan 200W
- hull sonar tipe medium frequency (active mode) dan low frequency (passive mode)
- electronic support measures (ESM)
- fire control radar dan elektro optikal (EO)
- combat management system
- lokasi untuk pemasangan towed array sonar system
- lokasi untuk pemasangan tactical data link, tipe Link 16 dan Link 22
Dalam babak akhir tender, perusahaan galangan kapal yang mengikutinya ada 6 perusahaan dimana tipe kapal yang diajukan kemungkinan adalah :
-Hyundai Heavy Industries (HHI) Korea mengajukan derivatif fregat HDF-3000
-Navantia Spanyol mengajukan Avante 2200 Combatant
-GRSE India mengajukan derivatif korvet Kamorta-class
-STX Prancis mengajukan New Generation Floreal Frigate (NGFF)
-DSME Korea mengajukan fregat DW-2500, dan
-STX Korea
Keenam perusahaan ini diberikan tenggat waktu untuk memasukkan penawaran pada 16 februari 2016. Adapun dalam tender ini pemerintah Phillipine mensyaratkan bahwa desain pemenang tender akan menjadi milik pemerintah Philippine sehingga mempunyai hak untuk membangun fregat baru tambahan di galangan kapal dalam negeri setelah 2 fregat baru diserahkan.
(Defense Studies)
Pt PAL ship bulding hampir memenuhi spefikasi FREGAT yg di terderkan flipina manila ... Fregat Pkr 105 m pt PAL DAN DAMEN LONDO ship bulding layak maju ke depan .
BalasHapusmuarif tolong dong jelaskan maksud lapisan anti peluru untuk rotor yg anda maksud di thread ah64 apache itu kaya gmana bentuknya yaa... trus teknik aplikasinya apakah di oles kuas.. ditotol2 kapaas atau disembur2..?
HapusWkwkwk
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKita ga bisa maju karena hak lisensi PKR hanya utk pemakaian dalam negeri, bukan lisensi penjualan ke luar. Tolong di bedakan lisensi penggunaan dan lisensi/hak menjual
HapusOh iya.. saya lupa tanyaaa...
Hapusmuarif tolong dong jelaskan maksud lapisan anti peluru untuk rotor yg anda maksud di thread ah64 apache itu kaya gmana bentuknya yaa... trus teknik aplikasinya apakah di oles kuas.. ditotol2 kapaas atau disembur2..?
:p :p :p
Bro bebei, kita kompak ya klo urusannya ttg muarif wkwkwk
HapusOhh iya, kira2 knp damen ga ksh kita license bwt jualan ya? Airbus sm KAI aja ngegandeng kita bwt penetrasi pasar ASEAN..
Bro bebei, kita kompak ya klo urusannya ttg muarif wkwkwk
HapusOhh iya, kira2 knp damen ga ksh kita license bwt jualan ya? Airbus sm KAI aja ngegandeng kita bwt penetrasi pasar ASEAN..
Wah ga tau kalo soal itu sih.. airbus sih emang sejak zaman nurtanio dulu.. semata2 karena cuma indonesia yg paling agak mendingan industri pesawatnya dulu.KAI?mungkin maksud bro hendra itu DSME ya? DSME jg ga ngasih kita lisence utk jualan LPD sih, desain LPD yg dibuat untuk philipina itu berbeda dg LPD dari DSME yg di buat utk indonesia, yg utk philipina asli desain dari para insinyur PT.PAL,jd kita tidak melanggar kontrak lisensi dg korea. Setau saya sih begituu... mungkin yg lain bisa menambahkan kalo ada info yg lebih lengkap.
HapusMksd ane KAI itu yg project KFX itu lho bro bebei.. Klo ntar udh jd, kita diksh hak penuh bwt reseller kan. Thx sblm nya nih atas infonya bro bebei.
HapusMksd ane KAI itu yg project KFX itu lho bro bebei.. Klo ntar udh jd, kita diksh hak penuh bwt reseller kan. Thx sblm nya nih atas infonya bro bebei.
HapusOh.. KFX, setau saya lisensi utk KFX jg hanya utk produksi dalam negeri. Kalo utk jualan Permasalahannya ada di banyak subsistem yg berasal dari US,termasuk mesin. US agak ribet kalo utk masalah lisensi subsistem bikinan mereka, itu sebabnya KAI gagal dapet transfer teknologi radar AESA,walaupun duluuu dah di setujui eh malah di cancel,rumornya sih karena "Ada Indonesia" yg ikutan. Entah bener apa enggak.
HapusLho, yg ane dulu sempet baca bknnya kita join smpe block 1 aja ya bro?Block 2 dst itu dikembangkan msg2 negara sesuai kebutuhan doktrin pertahanan msg2. Mslh jeroan dr US itu jg yg jd keprihatinan ane dr awal ini project bro bebei..
HapusYa memang alasan kita join project kfx itu kan utk bener2... bener2 belajar gimana mendesain dan memproduksi pesawat dari nol.. belajar management produksi, logistik, dan mendesain pesawat sampai ke detil2 terkecil. Suatu kemampuan yg sempat "hilang" setelah proyek N250 terhenti dan para insinyur yg terlibat di dalamnya "hijrah". Setelah kemampuan dasar dikuasai ya terserah kita mau mengembangkan sampai sejauh mana.
HapusKita memang menjadi faktor tidak disetujuinya TOT tersebut Bro. The only problem yang jadi pertimbangan sampai sekarang adalah menurut saya sistem komunikasi yang katanya 'bisa' berkomunikasi dengan Sukhoi dan pesawat buatan barat lainnya. Sampai saat ini belum dengar kita ada bikin system seperti itu. Jangan sampai, pesawat udah jadi baru dibikin.
Hapusyaah... soal komunikasi sama baraang ruski, israel dan prancis siap membantu asal duitnya sesuai. tuh india bisa buktinya.
HapusMogah2an aja pengembangan IFX block 2 nya jeroan2 asal US bs diganti dr negara2 yg mw berbagi ilmu sm kita kyk Russia, SAAB, atw AIRBUS mungkin. Klo utk data link, ada baikya kita bljr dr SAAB. Gripen mreka pny data link trsendiri utk komunikasi sesama gripen, disamping LINK 16 yg compatible dgn standar NATO. Yah memang sih, semuanya ttp hrus sesuai dgn prinsip yg trkandung dlm UUD (ujung2nya duit) hehehe
HapusKita belum boleh jual bray...masih blajar modul..😄😄
BalasHapusactually the nearest design would be the Fregat project of Indonesia/Damen.. BUT you are not allowed to sell as per your contract..
BalasHapusFitted but not with. 200 million US dollar for the single ship, what you can expect with that amount of money.
BalasHapusBasic light figate dg spek downgrade.
Hapus200 for a frigate plus design and rights to localy produce.... its to good to be true, sorry to say
BalasHapuseven PKR cost each $220M ship only without weapon not including the blueprint
HapusBerarti ya pake desain yg lebih tua atau dg spek yg lebih rendah, entah itu mesin, sistem elektrikal atau hal2 lainnya. Di liat dari order kapal LPD mereka ke indonesia, mereka pakai spek yg lebih rendah dari desain asli KRI banjarmasin.
Hapusits specs so close to new floreal frigate, but I am not sure the price tag would fit for a frencie pricey stuff. http://www.stxfrance.com/references_fiches/46%20NEW%20GENERATION%20FLOREAL%20FRIGATE.pdf
BalasHapus