31 Maret 2025

Skuadron Udara 700 Adakan Pelatihan VTOL UAV H10 dan UAV H12 Poseidon

31 Januari 2025

UAV H10 dan UAV H12 Poseidon adalah VTOL UAV buatan Swarmly, Siprus (all photos: Skuadron Udara 700)

Personel Skuadron Udara 700 mengikuti Pelatihan UAV H10 dan UAV H12 Poseidon di Bandara Khusus Wiladatika Cibubur, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta (27/03/2025).


Pelatihan yang terlaksana selama kurang lebih 10 hari ini dilaksanakan dalam rangka penyiapan personel dalam menerima alutsista baru berjenis UAV (Unmanned Aerial Vehicle) UAV H10 dan UAV H12 Poseidon.


Selama pelatihan, peserta diberikan materi umum Airmanship dan materi khusus tentang spesifikasi teknis, prosedur pengoperasian, serta perawatan UAV guna memastikan kesiapan operasional yang optimal. Instruktur yang terdiri dari teknisi dan pilot UAV berpengalaman memberikan pembekalan teori serta simulasi penerbangan untuk meningkatkan keterampilan personel dalam mengendalikan dan mengoperasikan UAV secara efektif.


Selain itu, latihan praktik di lapangan juga dilakukan untuk membiasakan personel dengan kondisi operasional yang sesungguhnya. Dengan pelatihan ini, diharapkan Skuadron Udara 700 dapat mengoperasikan UAV H10 dan UAV H12 Poseidon dengan maksimal, mendukung berbagai misi pengintaian, pemantauan, serta operasi strategis lainnya demi kepentingan pertahanan dan keamanan nasional.


Di sela - sela kegiatan latihan, Komandan Skuadron Udara 700, Mayor Laut (P) Bani Safangat., CTMP.,CRMPM.,CBEI berkesempatan untuk meninjau proses latihan sekaligus memberikan motivasi kepada para peserta latihan untuk memahami materi dengan baik serta tetap memperhatikan prosedur kemanan dan keselamatan. Diharapkan, selesai dari latihan, para peserta dapat melanjutkan kegiatan pelatihan manufacturing training dengan baik.

Aegis Combat System Demonstrates System's Capability to Counter Hypersonic Threats

31 Maret 2025

USS Pinckney DDG 91 (photo: US Navy)

Kauai, Hawaii – The USS Pinckney (DDG 91) successfully completed Flight Test Other 40 (FTX-40), also known as Stellar Banshee, using Lockheed Martin’s Aegis Combat System to detect, track and perform an engagement against a live advanced hypersonic Medium Range Ballistic Missile (MRBM) target using a simulated SM-6 Block IAU.

A Medium Range Ballistic Missile with a Hypersonic Target Vehicle (HTV) - 1 front end is air launched from a C-17 aircraft off the coast of the Pacific Missile Range Facility, Hawaii, during Flight Test Other-40, or FTX-40, March 24, 2025 (photos: Dvids)

FTX-40, backed by the Missile Defense Agency, United States Navy, Lockheed Martin, and industry partners, tested a real-world hypersonic scenario, showcasing several capabilities. Stellar Banshee introduced a new target and simulated missile, marking the successful use of the latest Aegis software in a virtualized configuration for a Ballistic Missile Defense (BMD) Flight Test mission.


The Hypersonic Highlight
“Our Aegis Combat System successfully defended against a simulated hypersonic threat,” said Chandra Marshall, vice president of Multi-Domain Combat Solutions at Lockheed Martin. “Aegis Baseline 9’s hypersonic defense advantage against a MRBM target brings incredible capability that allows our warfighter to see the unseen, sooner, ensuring our sailors get in front of threats quickly.”

The successful test also highlights the Aegis Combat System's capacity to adapt to the constantly evolving defense environment. With both sea-based and land-based configurations, Aegis demonstrates the flexibility and scalability of the system, making it a key pillar of missile defense.


Ongoing Proven Capability
Lockheed Martin is driving innovation, integration and support for ongoing flight tests with the Missile Defense Agency, U.S. Navy, and industry partners, shaping the future of Aegis technology. The FTX-40 simulated engagement previews future Aegis live fire intercept missions and is the third test for the Capability Package 24 / Ballistic Missile Defense 5.1.5 system, including the Sea-Based Terminal Increment 3.

Last year, industry and government teams successfully executed FTX-23, otherwise known as Stellar Sisyphus, demonstrating a two-part developmental test of sensor-tracking and communications-link capabilities. The teams successfully intercepted a MRBM target using the SM-6 Dual II Software Upgrade interceptor missile in FTM-32.


Chaiseri Meluncurkan Model Baru First Win ARV 4x4

31 Maret 2025

First Win ARV 4x4, kendaraan intai lapis baja baru dari Chaiseri (all photos: TAF)

Situs ThaiArmedForce (TAF) pada tanggal 12 Maret 2025 lalu mengunggah foto-foto First Win ARV 4x4.  Pada peringatan 88 tahun Angkatan Udara Kerajaan Thailand, Chaiseri mendatangkan kendaraan lapis baja beroda baru yang dinamakan First Win ARV.


First Win ARV (Armoured Reconnaissance Vehicle), merupakan kendaraan pengintai lapis baja 4x4. Kendaraan ini lebih kecil dan lebih rendah dibandingkan model First Win lainnya agar dapat tersamarkan dengan baik di medan, namun kendaraan ini masih memiliki lapis baja standar dan dapat dilengkapi dengan menara senjata otomatis.


Kendaraan ini berbobot 10.500 kg, mempunyai payload 1.500 kg, dan berat kotor maksimum 12.000 kg. Dilengkapi mesin 300 tenaga kuda, memiliki kecepatan maksimum di jalan 110 km/jam, memiliki jangkauan operasional 800 km, memiliki kapasitas tangki bahan bakar 160 liter, mampu menanjak lurus dengan kemiringan 60 derajat, kemiringan samping 30 derajat, mampu mengarungi air sedalam 800 mm, memiliki radius putar 8 meter, dan memiliki awak 4 orang (3+1).


Ada informasi bahwa proyek ini adalah proyek yang dikembangkan sesuai kebutuhan pelanggan asing untuk bersaing di luar negeri.

30 Maret 2025

Kapal PPA Indonesia Memulai Uji Coba Laut di Italia

30 Maret 2025

KRI Brawijaya 320 (photo: Giorgio Arra)

Kapal MPCS (Multipurpose Combat Ship/PPA) pertama dari dua kapal yang dijual Fincantieri kepada Angkatan Laut Indonesia (TNI AL), KRI Brawijaya (320), tengah menjalani uji coba laut perdana dari galangan kapal Muggiano (La Spezia) milik pembuat kapal Italia tersebut.

Awalnya dibangun sebagai unit MPCS/PPA kelima dan keenam dalam konfigurasi Light Plus untuk Angkatan Laut Italia, kedua kapal tersebut, yang sebelumnya bernama Marcantonio Colonna dan Ruggiero di Lauria, masing-masing berganti nama menjadi KRI Brawijaya (320) dan KRI Prabu Siliwangi (321) dengan upacara yang diadakan di galangan kapal yang sama pada tanggal 29 Januari 2025, sebagai bagian dari kontrak senilai €1,18 miliar yang ditandatangani pada bulan Maret 2024. Kedua kapal tersebut dijadwalkan untuk dikirim tahun ini.

KRI Siliwangi 321 (photo: Giorgio Arra)

Brawijaya (320) ditampilkan dengan semua paket persenjataan meriam termasuk meriam utama Leonardo 127/64 mm LW, yang mampu menembakkan amunisi berpemandu jarak jauh Vulcano, meriam Single Deck 76 mm dengan rudal antikapal dan amunisi berpemandu DART asimetris dan dua sistem meriam 25 mm yang dioperasikan dari jarak jauh. Kapal ini juga dilengkapi dengan sistem rudal pertahanan udara SAAM ESD PPA yang berbasis pada keluarga rudal MBDA Aster (2 VLS 8-sel Grup A50 angkatan laut dengan total 16 rudal) dan radar AESA empat muka tetap Leonardo Kronos Quad C-band, di samping rangkaian EW yang luas dan mumpuni oleh Grup ELT (Elettronica) termasuk RESM/CESM dan RECM.

Angkatan Laut Italia baru-baru ini berhasil mengujicobakan sistem rudal pertahanan udara SAAM ESD PPA pada Bande Nere (P 434) MPCS/PPA dalam Konfigurasi Penuh yang berpusat pada sistem Leonardo Dual Band Radar (DBR) dengan sistem Kronos Quad C-band dan Kronos StarFire X-band, DSS-IRST, dan rangkaian ASW.

MPCS/PPA Montecuccoli (P 432) Angkatan Laut Italia dalam konfigurasi Light Plus, yang sama yang dijual ke Indonesia, dikerahkan ke Indo-Pasifik musim panas lalu dan berhasil berpartisipasi dalam latihan pertahanan udara dan rudal terpadu Pacific Dragon.

(NavalNews)

PAF C295 Successfully Underwent Wings Renewal and Purpose Strengthening at PT Merpati

30 Maret 2025

C129 back home after completed depot-level maintenance at MMF, Surabaya (photos ssv: 220th Airlift Wing) 

Welcome Home, C129 Tail Number 129!

After a year of rigorous depot-level maintenance at PT Merpati, Indonesia, for its 2C/8Y inspection, the C295 is back and at hand for the Filipino people.  

With a renowned role in military transport, the C295 stands prepared to aid—whether for troop and cargo transport, paratroop drops, surveillance, medical evacuation, or humanitarian missions. 


MGen Ramil Oloroso PAF, Commander, Air Mobility Command, spearheaded the blessing ceremony, with the base chaplain MAJ Jessie B Gecain CHS and the 220th Airlift Wing Family. 

With wings renewed and purpose strengthened, the C295 soars once more—ready to protect, and ready to make a difference in the skies!

(PAF)

Skadron Udara 1 Melatih Penerbang Mengoperasikan Rudal AGM-65 Maverick

30 Maret 2025

Latihan mengoperasikan rudal AGM-65 Maverick pada pesawat Hawk 209 di lanud Supadio, Pontianak (all photos: Skadron Udara 1)

Pada Hari Senin, 10 Maret 2025 Skadron Udara 1 secara konsisten melatih para Penerbang atau bisa yang disebut “Hawk Jockey” dalam mengoperasikan rudal berpemandu presisi AGM-65 Maverick. 


Latihan kali ini Skadron Udara 1 menggunakan CATM 65 K2 dari Depohar 60. 


Tujuan latihan ini agar para penerbang yang tidak hanya mahir dalam menerbangkan pesawat, tetapi juga memiliki kemampuan menembak dengan presisi sasaran yang telah ditentukan. Latihan “Maverick” ini diselenggarakan di MTA Supadio.


Dengan demikian, Skadron Udara 1 dapat mewujudkan TNI AU yang AMPUH dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia.

29 Maret 2025

Menhan Lakukan Kunjungan Kerja ke PT DI dan PT Len

29 Maret 2025

Kunjungan kerja Menhan ke PT DI dan PT Len (all photos: Kemhan)

Menhan Tinjau Progres Kontrak Alutsista di PT Dirgantara Indonesia

Bandung – Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Kamis (27/03/25).


80 unit CN235/CN295

Kunjungan Menhan tersebut dalam rangka meninjau langsung progres kontrak pengadaan alutsista yang dikelola PT DI, termasuk program strategis seperti helikopter serbaguna TNI AD, upgrade F-16, pengembangan pesawat N219 dan varian amfibinya.

“Saya juga menyoroti pentingnya percepatan pengadaan, termasuk rencana pengadaan 80 unit CN235/CN295 hingga 2029, serta mendorong PT DI mengkaji peluang kerja sama sebagai langkah konkret menuju kemandirian industri pertahanan nasional,” kata Menhan. (Kemhan)


Menhan Tinjau PT Len, Perkuat Kemandirian Industri Pertahanan Nasional

Bandung – Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin melaksanakan kunjungan kerja ke PT Len Industri (Persero), Bandung, Kamis (27/03/25).

Tujuan Menhan ke PT Len untuk meninjau langsung peran strategis perusahaan sebagai induk Holding DEFEND ID dalam memperkuat kemandirian industri pertahanan nasional.


Dalam kunjungan tersebut, Menhan menegaskan pentingnya kolaborasi, inovasi teknologi dan semangat nasionalisme dalam membangun kekuatan pertahanan yang tidak hanya mendukung TNI, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

PT Len menunjukkan berbagai proyek unggulan, termasuk sistem komunikasi militer, radar, serta becak listrik berbasis energi ramah lingkungan yang terintegrasi dengan platform digital SosioEmpowering. (Kemhan)

Albanese Government Grows and Accelerates Defence Spending

29 Maret 2025

Royal Australian Navy fleet (photo: Aus DoD)

There is no greater responsibility for the Albanese Labor Government than keeping Australians safe and securing our nation’s future during a time of global uncertainty. 

As the Government announced last year, we are investing an additional $50.3 billion into the Australian Defence Force (ADF), which will now see an additional $10.6 billion invested over the forward estimates. The value of this investment is now $57.6 billion over the decade and is accounted for in the budget.

In the 2025-26 the Government is also bringing forward $1 billion of investment to enable Defence to acquire capabilities faster. 

The Albanese Government has put a premium on getting Defence spending on track and delivering projects on time. 

We know these investments are essential for maintaining Australia’s defence capabilities in a changing world. 

When we came to office in 2022, we inherited a mess in Defence. 

There was $42 billion worth of programs with zero dollars behind them. 

During a wasted decade, six Liberal Defence Ministers over nine years, including Peter Dutton, presided over 28 projects running 97 years behind schedule. 

During a time of challenging strategic conditions, Australia’s Defence Force was shrinking. 

Almost $20 billion was secretly ripped out of Defence. 

The Albanese Government has made significant investments in cutting-edge Defence capabilities. This has seen investment hit record levels over the past few years. 

We are also backing Australian defence industry. Almost 80 per cent of Defence’s annual budget is spent in Australia. Local investments deliver jobs and economic opportunities for Australia and Australians. 

The transformation in Defence over the past three years has seen: 
-The release of the Defence Strategic Review and the first National Defence Strategy, refocusing Defence and aligning our investment with priority capabilities. 

-A growing ADF for the first time in almost four years, including an increase in ADF recruitment application numbers of more than 19 per cent year-on-year for the past two years. 

-Increased investment and re-focused investment, including more than $330 billion over ten years through the Integrated Investment Program to deliver a more potent, focused and integrated Defence Force. 

HHI Luncurkan Miguel Malvar class Kedua Milik Angkatan Laut Filipina

29 Maret 2025

BRP Diego Silang FFG-07 (photo: Newswatch Plus Philippines)

Galangan kapal Korea Selatan Hyundai Heavy Industries (HHI) meluncurkan kapal Miguel Malvar class kedua untuk Angkatan Laut Filipina di kota Ulsan, Korea Sealtan dalam sebuah upacara pada hari Kamis, 27 Maret.

Kapal ini akan menjalani pekerjaan fitting-out lebih lanjut serta sea trial sebelum dikirim ke Angkatan Laut Filipina yang diperkirakan maju di akhir tahun 2025 ini. 

BRP Diego Silang adalah kapal fregat Miguel Malvar class kedua (photo: HHI)

BRP Diego Silang adalah kapal kedua dari dua Miguel Malvar class yang sedang dibangun oleh HHI untuk Angkatan Laut Filipina. Peluncuran ini adalah lima bulan lebih cepat dari jadwal. 

Kapal pertama BRP Miguel Malvar (FFG-06), diluncurkan sembilan bulan lalu, saat ini telah hampir selesai dan dijadwalkan untuk dikirim ke Filipina pada bulan April 2025 ini.

Pesanan LCU TNI AD di PT MOS Hampir Selesai

29 Maret 2025

Kapal LCU 2500 DWT pesanan TNI AD di PT MOS yang mampu membawa tank Leopard (photos ssv: DefenArt)

PT Multi Ocean Shipyard (MOS), di Kelurahan Sei Raya, Kecamatan Meral, Tanjungbalai, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau terlihat hampir menyelesaikan pesanan kapal Landing Craft Utility (LCU) pesanan TNI AD.


Dari unggahan DefenArt melalui akun X (dahulu twitter) pada tanggal 28 Maret 2025 terlihat bahwa bodi kapal ini telah hampir selesai untuk dapat segera dilakukan peluncuran. Kapal ini mulai dibangun sejak awal tahun 2023 lalu.


Kapal Pendarat Serbaguna (LCU), 2500 DWT, merupakan sebuah kapal pendarat, untuk transportasi laut berukuran kecil dan sedang untuk dapat membawa pasukan Angkatan Darat (infanteri dan kendaraan) dari laut menuju pantai selama serbuan amfibi, serta juga untuk transportasi pasukan TNI maupun pengangkutan logistik ke daerah pelosok.


Kapal LCU dengan kode Project H-7032 ini akan diberi nama ADRI LIII (53), meneruskan 2 kapal LCU sebelumnya yang diberi nomor ADRI LI (51) dan ADRI LII (52) yang merupakan kapal LCU 1500 DWT. Kebutuhan kapal LCU 2500 DWT ini juga 2 unit, namun belum jelas kapan order kapal 1 lagi akan diberikan.

28 Maret 2025

MQ-28 Ghost Bat Akan Diuji Bawa Rudal

28 Maret 2025

MQ-28 Ghost Bat (photos: Boeing)

AVALON, Australia—penjabat kepala Boeing Defense, Space and Security Steve Parker mengtakan bahwa Boeing berencana untuk menembakkan rudal udara-ke-udara dari pesawat tempur tak berawak MQ-28 Ghost Bat akhir tahun ini atau awal tahun depan, sebagai bagian dari upaya untuk mempercepat pengembangan sistem.

Boeing kini telah menerbangkan 102 misi dengan sistem yang telah dirancang dan dibangunnya di Australia. Sistem ini "benar-benar matang," kata Steve Parker kepada wartawan di Avalon Australian International Airshow.

Boeing tidak mengidentifikasi rudal yang rencananya akan ditembakkan. Boeing mengatakan akan mempertimbangkan untuk menembakkan senjata udara-ke-darat nanti. Uji terbang MQ-28 melibatkan penilaian jamming dan radar payloads, serta kinerja wahana udara.

Boeing memiliki dua versi Ghost Bat Blk. 2 yang sekarang sedang diproduksi dan berharap memiliki 11 MQ-28 Blk. 1 dan Blk. 2 akan terbang standar pada akhir tahun. Boeing tahun ini juga berencana untuk mendemonstrasikan MQ-28 yang dipadukan dengan sistem peringatan dini udara E-7 Australia dan pesawat tempur F-35.

Blk. 2 mengambil pelajaran dari uji terbang sejauh ini untuk membuat sistem lebih tangguh, kata Amy List, yang mengelola Boeing Defense Australia (BDA). "Mereka meningkatkan sejumlah peralatan di pesawat untuk memastikan bahwa pesawat siap untuk misi yang dibutuhkan," kata Amy List. Salah satu contohnya adalah membuat sistem navigasi lebih tahan terhadap jamming, tambahnya. Penyesuaian lain sedang dilaksanakan untuk membuat sistem lebih mudah diproduksi dan dirawat. "Ada sejumlah perubahan struktural yang sedang kami lakukan," katanya, untuk menyiapkan produksi pesawat.

Perusahaan sudah menjalankan perangkat lunak Blk. 2 pada Blk. 1 MQ-28, kata Boeing. (Aviation Week)


Boeing MQ-28 Ghost Bat Notches Up 100-Flight Milestone

MELBOURNE, Victoria — Boeing [NYSE: BA] Australia and the Royal Australian Air Force have achieved a major milestone in the MQ-28 flight test program, completing the 100th flight.

Boeing Defense, Space & Security interim President and CEO Steve Parker made the announcement at the Avalon International Air Show in Australia saying, “This milestone demonstrates the maturity of our program in a growing market and is a testament to Boeing’s groundbreaking lead in developing collaborative combat aircraft capabilities for current and future applications.”

The flight test program will culminate in a series of demonstrations later this year which will include MQ-28 aircraft teaming with crewed assets, such as E-7 and F-35, to complete operationally relevant missions.

The 100th flight block showcased the operational paint scheme which is on display at Avalon Airshow for the first time. (Boeing)

Thai Gripen Maintain Readiness to Remain Unbeatable

28 Maret 2025

JAS-39 Grpen of Squadron 701, Wing 7 at Surat Thani AFB (all photos: RTAF)

The Royal Thai Air Force, by Squadron 701, Wing 7, has trained the readiness of the Gripen aircraft unit to maintain its capability to perform interception missions, air combat reconnaissance, air defense pressure, etc., and practice air attack tactics by using the skills of the operators and the capabilities of modern technology to be ready to respond to national security situations quickly and efficiently, as posted by RTAF on March 22, 2025.


Surat Thani Air Base is an air base located in Phunphin district, Surat Thani Province, Thailand. It is located 21 km west of Surat Thani, and is the base of RTAF's 7th Wing. Surat Thani has one paved runway.


7th Wing 7 is the home base of 701 Fighter Squadron with JAS-39 C/D nicknamed "Ferocious Shark of the Andaman" and "House of Gripen" as they fly Gripen aircraft. A total of 12 Gripens were delivered (4 Gripen D and 8 Gripen C), replacing F-5E/F. One Gripen C crashed in Songkhla province in 2017 during an air show.


7th Wing is also the home base of 702 Squadron with Saab 340 AEW and Saab 340 aircraft. Royal Thai Air Force operates two Saab 340AEW aircraft delivered in December 2010 (70201) and in October 2012 (70203). The other five Saab 340 aircraft, 70206 were designated as SIGINT (Signals Intelligence) aircraft while the other four (70202, 70204, 70205, and 70207) were for other functions and as transport aircraft.

Anggaran Pertahanan Malaysia Butuh 1,5% GDP Menjelang 2030

28 Maret 2025

Armoured Engineering Vehicle (AEV) Tentera Darat Malaysia (photo: TDM)

Peruntukan pertahanan perlu 1.5 peratus KDNK negara menjelang 2030

KUALA LUMPUR – , Kementerian Pertahanan akan mencadangkan agar peruntukan perbelanjaan pertahanan negara diunjurkan sebanyak 1.5 peratus daripada Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK) menjelang tahun 2030 bagi memastikan kejayaan pelaksanaan Kertas Putih Pertahanan (KPP).

Menteri Pertahanan, Datuk Seri Mohamed Khaled Nordin berkata, untuk makluman, Malaysia kini memperuntukkan kira-kira 1.1 peratus daripada KDNK negara untuk tujuan pertahanan.

“Cadangan meningkatkan perbelanjaan pertahanan ini adalah seiring dengan pendekatan negara-negara jiran yang memberi keutamaan tinggi kepada sektor pertahanan bagi melindungi kepentingan negara yang berdepan cabaran yang semakin kompleks pada masa kini dan masa hadapan.

“Dalam aspek mempercepat pemodenan Angkatan TEntera Malaysia (ATM) bagi menghadapi ancaman tidak dijangka pula, terdapat beberapa langkah dan strategi yang telah dan sedang diusahakan oleh kerajaan antaranya melalui KPP telah menetapkan hala tuju yang jelas bagi menjadikan ATM sebagai Angkatan Masa Hadapan (AMH) yang lebih bersepadu, tangkas dan berfokus menjelang 2030,” katanya di Dewan Negara.

Beliau berkata demikian bagi menjawab pertanyaan, Senator Amir Md Ghazali yang ingin tahu adakah kerajaan mempertimbangkan untuk meningkatkan bajet pertahanan atau mempercepatkan pemodenan ketenteraan dalam menghadapi ancaman yang tidak dijangka.

Tambah Mohamed Khaled, selain memastikan perolehan aset-aset strategik dilakukan dengan cara yang memenuhi keperluan ATM, proses pemodenan ATM turut diberikan perhatian dengan meneliti keperluan-keperluan baharu.

“Ini termasuklah meneliti keperluan mempunyai angkatan siber yang khusus, lengkap, dan berkeupayaan menghadapi ancaman siber dan misinformation campaign.

“Ketiga, Institut Penyelidikan Sains dan Teknologi Pertahanan negara iaitu STRIDE, telah menyenaraikan bidang-bidang fokus kritikal untuk diterokai dan diberikan perhatian agar sektor pertahanan negara berupaya berhadapan dengan perkara-perkara seperti cyber warfare, unmanned warfare, drone warfare dan Chemical, Biological, Radiological and Nuclear (CBRN) Warfare,”katanya.

(Kosmo)

27 Maret 2025

Bombardier Defense Announces Order of Two Challenger 650 Aircraft Destined for ISR Missions in Australia

27 Maret 2025

Challenger 650 ISR aircraft (photos: Bombardier)

Bombardier Defense is pleased to announce that Principle Finance, a renowned provider of customised operating lease for aircraft in Australia, has acquired two Bombardier Challenger 650 aircraft destined for Intelligence, Surveillance and Reconnaissance (ISR) missions in Australia. The delivery of both aircraft is planned for 2026. 

“This purchase represents a major milestone for Bombardier Defense, increasing our presence in Australia and the Asia-Pacific region. Our aircraft are the platform of choice not only due to their reach, persistence and performance, but also due to the large accessibility of our services and support ecosystem in the country,” says Jean-Christophe Gallagher, Executive Vice President, Aircraft Sales & Bombardier Defense. “This represents an undeniable advantage and flexibility to operators.”  

“We are excited to integrate the Bombardier Challenger 650 into our fleet, leveraging its exceptional performance and reliability, which will play a crucial role in our future operations. This platform allows us to enhance our surveillance reach and effectiveness, ensuring we stay ahead in the rapidly evolving defense landscape,” says Harrison Langrell, Managing Director of Principle Finance. 

Bombardier’s high-performing Challenger 650 aircraft are appreciated for their outstanding short-field performance and proven reliability in the mid-sized jet category. The aircraft configured for business jet use can achieve an endurance of up to 11 hours, with a dispatch reliability of over 99.9% and an impressive range of 4,000 nm (7,408 km). Challenger 650 aircraft are also considered an ideal choice for ISR missions by flying higher, faster and farther than legacy airborne platforms ensuring the coverage of expansive territories, and offering performance comparable to large maritime patrol aircraft at fractions of their purchase and operating costs. This aircraft offers the right flexibility to complete missions in challenging environments, with an optimal payload capacity for customized mission specific equipment, a strategic advantage for next-generation solution development. 



Bombardier’s Australian footprint has seen a considerable increase over the past few years.  The company recently announced a new Line Maintenance Station (LMS) in Perth, bringing the total worldwide LMS presence to 10. The services and support ecosystem in the country began with the opening of the Melbourne Service Center in 2022, allowing the company to better serve the existing fleet in the region. In May of 2024, Bombardier Defense opened its first international office in Adelaide, Australia, to provide an enhanced level of service to its special mission customers in this important Asia-Pacific market. 

On top of providing exceptional platforms, Bombardier Defense has dedicated in-house engineering and support teams available 24/7 worldwide. Bombardier Defense’s teams also have the ability to incorporate modifications tailored to the customers’ needs with complete certification capabilities across the full spectrum of civilian, military and hybrid operations. Bombardier brings decades of experience working with special mission operators and renowned mission systems integrators to adapt its proven platform for critical operations worldwide.  

To promote the expanding presence in the region, members of the Bombardier Defense and Bombardier Customer Services and Support teams are attending the Avalon Airshow and will be present at the Chalet #E22 in Avalon, Australia, until March 30th, 2025.   

US will Deploy Additional Units of MRC Typhon Missile Systems to the Philippines

27 Maret 2025

Medium Range Capability (MRC) Typhon missile systems (photo: LockheedMartin)

AFP anticipates possible US missile deployment to PH

MANILA – The Armed Forces of the Philippines (AFP) welcomed reports that the United States will be deploying additional units of Medium Range Capability (MRC) Typhon missile systems to the Philippines.

A report by US-based Defense News posted May 18 said “the U.S. Army’s 3rd Multidomain Task Force unit is standing up its long-range fires battalion over the next year, including readying its Typon battery, for deployment in the Pacific theater,” quoting unit chief Col. Michael Rose.

"This is a welcome development for the Armed Forces of the Philippines. We can say that the more, the merrier. So the more assets we have, the more that we are able to train more personnel on our part," AFP spokesperson Col. Francel Margareth Padilla said in a press briefing at Camp Aguinaldo in Quezon City.

In the same media conference, Philippine Army spokesperson Col. Louie Dema-ala said having additional Typhon units will greatly help in the training of soldiers who would be tasked to handle similar weapon systems in the future.

Rose said in the same Defense News story that they are “always looking for opportunities to do live-fire with the system.”

Meanwhile, Philippine Navy spokesperson for the West Philippine Sea Rear Admiral Roy Vincent Trinidad said they welcome all opportunities to train using modern weapons.

He clarified that the defense posture of the Philippines is done as an action of a sovereign state and not aimed or designed against any country.

The first MRC Typhoon missile system was deployed to the Philippines last year. It was used for training purposes during the 2024 iteration of the "Salaknib" and "Balikatan" exercises and initially stationed in Northern Luzon. 

(PNA

Mawilla 4 di Sarawak Berpotensi Sebagai Transit Kapal Selam – Panglima TLDM

27 Maret 2025

Pada mulanya Mawilla 4 dicadangkan untuk dibina di Samalaju, Bintulu namun dipindahkan ke Muara Tebas atas pelbagai faktor (photo: ATM)

KUCHING: Markas Wilayah Laut 4 (Mawilla 4) menempatkan pangkalan Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) yang akan dibina di Muara Tebas mampu beroperasi sebagai lokasi strategik transit kapal selam, kata Panglima Tentera Laut Laksamana Datuk Zulhelmy Ithnain. 

Beliau berkata ia berikutan aspek kawasan perairan di tapak pangkalan berkenaan yang sesuai serta strategik iaitu tidak landai dan mempunyai kedalaman laut 14 meter secara semula jadi.

“Untuk masuk sebagai transit kapal selam, boleh tiada masalah. Namun, untuk kita aturkan kapal selam itu dari sini sebagai pangkalan operasi hadapan, saya boleh katakan ada kemungkinannya.

“Untuk pelabuhan kapal, kita memang akan tengok kesesuaiannya sama ada kita boleh berlabuh untuk ulang bekal dan sebagainya…,” katanya pada sidang media selepas melawat tapak projek Mawilla 4 di sini hari ini.

Zulhelmy berkata kedalaman laut dan keluasan lokasi berkenaan turut membolehkan kapal yang berukuran 100 hingga 120 meter panjang untuk berlabuh.

Pada awalnya, Mawilla 4 dicadangkan untuk dibina di Samalaju, Bintulu namun dipindahkan ke Muara Tebas atas pelbagai faktor.

Muara Tebas, Kuching, Sarawak (image: GoogleMaps)

Zulhelmy ketika mengulas mengenai kajian kebolehlaksanaan pembinaan markas itu berkata ia akan dijalankan oleh Perbadanan Pembangunan Ekonomi Sarawak (SEDC) selaku tuan tanah tapak projek berkenaan, dan dijangka siap suku pertama tahun depan.

“Kajian kini sedang dilaksanakan SEDC dan untuk proses pembinaan ia memakan masa kira-kira tiga tahun selepas mendapat kebenaran daripada Kementerian Pertahanan.

“Kita perlu selaraskan dengan perbelanjaan Rancangan Malaysia Ke-13 (RMK13) dan ini menjadi projek keutamaan kepada ATM… Sekiranya mendapat kebenaran awal, kita boleh mula pembinaan lebih awal lagi,” katanya.

Dalam pada itu, Zulhelmy berkata berdasarkan pelan cadangan asal projek, tiada perpindahan akan berlaku melibatkan penduduk di Kampung Goeblit serta kawasan sekitarnya.

Beliau berkata pembinaan Mawilla 4 tidak akan mengganggu penempatan di kawasan itu, sebaliknya ia membawa kemakmuran kepada rakyat.

Turut hadir Panglima Angkatan Tentera Malaysia Jeneral Datuk Mohd Nizam Jaffar dan Pengerusi SEDC Tan Sri Abdul Aziz Hussain. 

26 Maret 2025

LEN Tinjau Fasilitas Produksi UAV di PT DI

26 Maret 2025

Direksi PT LEN kunjungi prototipe drone Elang Hitam dan Wulung (photos: LEN)

Bandung - Direksi PT Len Industri (Persero) melakukan kunjungan strategis ke PT Dirgantara Indonesia dalam rangka memperkuat sinergi antar sesama anggota DEFEND ID.


Kunjungan ini mencakup diskusi serta peninjauan fasilitas produksi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) Wulung dan Elang Hitam yang dikembangkan PTDI.


Sebagai bagian dari Holding BUMN Industri Pertahanan, Len Industri dan PTDI terus berkomitmen menghadirkan inovasi pertahanan buatan bangsa yang kompetitif di kancah global.


Kolaborasi ini diharapkan semakin memperkokoh industri pertahanan Indonesia dalam menciptakan produk unggulan yang bermanfaat bagi negeri.

(LEN)

First Boeing AH-64E Apache for Australia Enters Final Assembly

26 Maret 2025

Attack reconnaissance helicopter will be produced in Arizona with parts from Australian suppliers. The first four aircraft are scheduled for delivery in late 2025 (photo: Boeing)

MESA, Arizona -- The first AH-64E Apache attack reconnaissance helicopter for the Australian Army has entered final assembly on the Boeing [NYSE: BA] production line in Mesa, Arizona.

Designated AT001, the aircraft will undergo structural, electrical wiring, major sub-assembly and mechanical installation in final assembly before entering flight testing mid-year. Boeing’s factory has produced more than 2,800 Apache helicopters to date.

“The induction of the Australian Army’s first E-model Apache into final assembly marks the beginning of a new era for Australia’s defence and industrial capabilities,” said Christina Upah, vice president of Boeing Attack Helicopter Programs.

“We’re proud to build and sustain the world’s most advanced, proven attack reconnaissance helicopter together with Australia, as we work to strengthen their fleet and deliver their first Apaches later this year.”

The Australian Apache fleet will be constructed with a number of parts manufactured by Australian companies(opens in a new tab), including Cablex wire harnesses and electrical panels, Axiom Precision Manufacturing avionics bay shelving and other machined assemblies, Ferra vertical spar boxes, and Mincham composites and fairings.

The first four Australian Apaches are scheduled for delivery in late 2025.

Boeing Defence Australia will assist the Australian Army in sustaining the Australian Apache fleet under an initial seven-year support contract(opens in a new tab). More than 230 new roles will be created in Queensland covering maintenance, engineering, aircrew and maintainer training, and logistics.

The Australian Army has ordered 29 AH-64E Apaches, which will be based in Townsville, North Queensland.

BRP Miguel Malvar "Sailing Home Soon"

25 Maret 2025

BRP Miguel Malvar akan mempunyai nomor lambung FFG-06 (photo: BRP Miguel Malvar)

"Sailing home soon" demikian posting akun BRP Miguel Malvar tanggal 22 Maret 2025 lalu. BRP Miguel Malvar adalah nama kapal korvet pertama yang dipesan Filipina dari Hyundai Heavy Industries, Korea Selatan.

Apakah ini kapal korvet? Awalnya Miguel Malvar class diperoleh sebagai Korvet oleh pemerintahan Rodrigo Duterte, namun kemudian direklasifikasikan kembali sebagai Fregat Berpeluru Kendali/Guided-missile Frigates oleh pemerintahan Bongbong Marcos.

Kapal ini memang lebih besar dari fregat baru Jose Rizal class yang dioperasikan oleh Angkatan Laut Filipina. Jose Rizal class yang merupakan kapal kombatan seri HDF-2500 mempunyai panjang 107m dan bobot 2.600 ton, sedangkan Miguel Malvar class merupakan kapal kombatan seri HDC-3100 yang mempunyai panjang 114m dan bobot 3.100 ton. Tentu saja dengan naiknya bobot kapal maka persenjataan yang dibawa akan lebih gahar. 

Kontrak pembangunan kapal sebanyak 2 unit ditanda-tangani pada Desember 2021, namun untuk pembangunannya mundur waktunya sehingga pada bulan Mei 2023 & November 2023 baru dapat dilakukan first steel cutting pada 2 kapal kombatan ini. Pada bulan Juni 2024 telah dilakukan launching kapal pertama. 

HHI direncanakan menyerahkan kapal pertama pada tahun 2025 dan kapal kedua pada 2026. Dengan status kesiapannya untuk pulang maka diharapkan pada bulan April kapal ini sudah mulai bertugas di Angkatan Laut Filipina.