It is expected that as the F-35 program moves towards a sustainment phase, Australian industry will also contribute to that global supply chain (images : Aus DoD)
A Melbourne company will use a $1.5 million Australian Government grant to buy a next generation machining centre to secure more work on the global F-35 Program.
A key supplier to the aerospace and defence industries, Lovitt Technologies will also use the grant to train staff and upgrade equipment and software.
A machining centre is an advanced, fast, computer-controlled machine that can perform multiple operations like milling, boring and drilling.
Lovitt Technologies is the first recipient of Defence’s Joint Strike Fighter Industry Support Program - Production and Modernisation Grant, which provides local companies up to 50 per cent of the money they need to develop new or improved capabilities to secure work from the lucrative program.
More than 70 Australian companies have already benefitted from over $3.7 billion in global F-35 production and sustainment contracts.
Australia plans to have 72 fifth-generation, F-35A Lightning II aircraft combining air-to-air, strike and ground attack capabilities.
Head of Aerospace Systems Divisions, Air Vice-Marshal Graham Edwards AM CSC, said Defence wanted more skilled Australian workers to benefit from long-term jobs from the F-35 Program and strengthen Australia’s defence industry.
“These commercial contracts and grants create great opportunities and flow on economic benefits to small and unique Australian businesses through supply chain work,” Air Vice-Marshal Edwards said.
The grant scheme will introduce a new capability to Australia to manufacture larger and more complex components for the F-35 Program, which will also benefit other Defence programs.
“Australian industry is poised to increase its contribution to the global F-35 Program, which has more than 930 aircraft with an expected global fleet of over 3000,” Air Vice-Marshal Edwards said.
(Aus DoD)
Punya ostrali punya malonkah?
BalasHapusYang punya malon hanya brosur dan posternya saja oom....
HapusKirain punya Malon...ee ternyata cuma tukang cuci pesawatnya yg malon ...maklum kasta terendah di FPDA....Kacung alias jongoS
BalasHapusJet tempur baru ASEAN 2030
BalasHapusIndonesia. Dessault Raffale
Singapure. F-35
Vietnam. Su-57
Philipine. F-16 Viper
Malasiya. FA-50 Barter Sawit Busuk
di saat negara negara ASEAN cuma jadikan FA50 sebagai jet latih, si MISKIN tepuk dada sembang jet FA50 nya gen 6 wkwkwkwkwk
BalasHapusHehehehe ... Aneh betol menapa PTDI .. perusahaan dirgantara terbesar dan terkemuka di dunia X ikut serta dalam konsosrtium F35 itu ...
BalasHapusAda apa itu ? Mengapa mereka menolak PTDI ikut serta ?
Pada akhirnya semua terserah kepada keputusan pemerintah, konsep single engine atau dual engine yang akan dipilih. Roshdi mengatakan bahwa pembangunan prototipe jet tempur ini diperkirakan butuh waktu 10 tahun, terhitung bila proyek ini mendapat lampu hijau dari Kementerian Pertahanan. Waktu 10 tahun yang dibutuhkan mencakup periode kerjasama yang akan membutuhkan dukungan dan kolaborasi teknologi dari manufaktur luar negeri....
Hapus🤣CUMA MIMPI DAN BUAL🤣
"Dari rencana 12 unit, sebanyak enam akan kami datangkan utuh Agustus tahun ini dan enam lagi akan dirakit di PT DI," katanya dalam wawancara dengan delapan media dari Indonesia dan Malaysia di sela-sela IDEF'23, Kamis 27 Juli 2023.....
Hapus----
Ini termasuk kontrak dengan G7 Aerospace Sdn Bhd Malaysia berhubung program kerjasama industri bagi tiga dron Anka yang dibeli oleh kerajaan Malaysia.
🤣BERUK TOLOL 3 VS 12 BANYAK MANA🤣
Kalau komen yg benar gak usah fitnah dan sarkas...khan dari awal gak ada kaitan PT DI dengan konsorsium F35 kalau goblok goblok aja gak usah sok pintar lon malon....dungu ...bebal...som pinta ...sok jaguh padahal zonk ...apa gak ada yg lebih pintar netisen malon yg ada di DS...
HapusSejak kapan PTDi ikut joint F35?
HapusSejak kapan PT DI klaim perusahaan dirgantara terbesar & terkemuka di dunia...
HapusOrang idiot
Kalau di Asia tenggara itu baru betul.
PT DI PUNYA PROJECT SENDIRI DENGAN MITRANYA DARI KOREA SELATAN UNTUK BANGUN PESAWAT SENDIRI IF 21 🇮🇩 INDONESIAN FIGHTER JET YANG KURANG LEBIH SEKELAS PRODUCT KONSORSIUM ALIANSI NATO.
HapusKEMANDIRIAN YESS !
Aircrot JD sales PT DI hahaha
HapusAman... ORANG KAYA pesan 12 drone ANKA + 6 drone akan dirakit di INDONESIA ... Alhamdulillah...
BalasHapusManakala negara BERUK pesan 3 ANKA saja sudah sembang sana sembang sini.... HAHAHAHAHA
ironis.... BERUK MALON miskin ko BANGGA ..aneh...Hahahaha
12 Anka-S, bekal senjata yang diusung adalah rudal udara ke permukaan Smart Micro Munition (MAM-L) buatan Roketsan, atau bisa juga dipasangi roket 2.75 inchi dengan pengendali.....
BalasHapus6 CH-4B adalah drone pengintaian sekaligus penyerang yang memiliki 6 senjata dan muatan sekitar 250 hingga 345 kg.....
🤣CUKUP MENJADIKAN BERUK = AYAM SAYUR🤣
12 Drone ANKA yang di beli INDONESIA ya guys.... ORANG KAYA.. hahahahaj
BalasHapusBukan 3 drone ANKA BERUK MALON yang masih AKAN dan GHOIB.. hahahahaha
Macam kapal MAHARAJA LELE yang masih GHOIB bin MANGKRAK.. hahahaja
Hehehehe ........ aneh betol MALON tuh, mengkaitkan PT DI dengan F35 .... Lah MALON yang mengagung2kan NATO, FPDA kenapa juga gak ikut konsorsium f35 ....
BalasHapusBERUNTUNG NKRI 🇮🇩 PUNYA IF 21 🇮🇩 INDONESIAN FIGHTER JET MANDIRI , TECHNOLOGY TEMPUR MODERN MUTAKHIR MASA DEPAN , AUSSIE SIBUK INVEST INGIN PASTIKAN F 35 NYA TERJAMIN , DIMASA DEPAN ANDALANNYA TINGGAL 1 F 35
BalasHapusBENAR² BERUNTUNG & TEPAT NKRI 🇮🇩 MILIKI PRODUCT KEMANDIRIAN FIGHTER JET PRODUCT DOMESTIC SEBUAH PRODUCT MUTAKHIR YANG BENAR² STRATEGIS
KEMANDIRIAN YESS !
Kata si BERUK MALON kononya drone ANKA baru rencana dan belum ada kontrak... HAHAHAHAHA
BalasHapusBACA.. DENGAN PERLAHAN dan dengan hati yang PANAS... . HAHAHAH
BACA ....
Dari website PT Turkish Aerospace Indonesia – tusas.co.id, disebut bahwa ke-12 unit drone Anka untuk Indonesia akan dikirim dalam tiga sistem. Lebih detail, akan ada enam unit drone Anka dialokasikan untuk TNI AU, tiga unit Anka untuk TNI AL, dan tiga unit Anka untuk TNI AD. Masih dari sumber yang sama, disebut kontrak pengadaan 12 unit Anka ditandatangani pada 2 Februari 2023 di Jakarta dengan nilai US$300 juta.
warganyet mata Merah KeFanasaan haha!🔥🔥🔥
Hapus....hahahahaha.....si malon mahawangsa semakin KOPLAK LOW IQ.....GAGAL ANGKAT ISSUE AKHIRNYA REKA REKA CERITA HOAX...
BalasHapus>>>Effect IRI DENGKI SAKIT HATI PADA INDONESIA .....HAHAHAHAHA.
SEJAK KAPAN INDONESIA GABUNG KONSORSIUM PROJECT F35 ??? Kan gak pernah gabung....
INDONESIA PUNYA STRATEGIC PLAN SENDIRI DALAM MENGUASAI ILMU RISET DAN PENGEMBANGAN DESIGN SERTA MANUFAKTURING JET FIGHTER.
nyeeeettt.....monyeeeeerttt....pisang nih....sini nyeeeet 🤣🤣🤣🤣🤣
BalasHapusBaca Purr sejak bulàn Februàry sudah sign contract.....janfan hanya melàncap saja....🤣😅🤣😅
BalasHapusDari website PT Turkish Aerospace Indonesia – tusas.co.id, disebut bahwa ke-12 unit drone Anka untuk Indonesia akan dikirim dalam tiga sistem. Lebih detail, akan ada enam unit drone Anka dialokasikan untuk TNI AU, tiga unit Anka untuk TNI AL, dan tiga unit Anka untuk TNI AD. Masih dari sumber yang sama, disebut kontrak pengadaan 12 unit Anka ditandatangani pada 2 Februari 2023 di Jakarta dengan nilai US$300 juta.
Itu betul tuh
HapusAU dpt 6 unit jadi punya nnti ada 1 skuadron ucav male.
AD puspenerbad 3 unit
AL puspenerbal 3 juga.
Bukan macem sebelah 3 unit kongsi 3 angkatan macem MPA kongsi 3 angkatan kasian sebelah.......
HapusAS Tak Terima Indonesia Gondol Duit Rp 822 Triliun dari Negaranya Tanpa Membeli F-15 Eagle II
BalasHapusBeryl Santoso
Sabtu, 29 Juli 2023 | 11:34 WIB
AS mengamuk Indonesia gondol ratusan triliun rupiah dari negaranya namun tak mau beli F-15 Eagle II
AS mengamuk Indonesia gondol ratusan triliun rupiah dari negaranya namun tak mau beli F-15 Eagle II
Jika ada ia ingin bekerja sama dengannya untuk ikut merasakan pertumbuhan ekonomi negara lain.
Uniknya AS lah penyumbang surplus neraca perdagangan Indonesia sejak tiga tahun belakangan.
Pada awal tahun 2023 saja Indonesia mendapat keuntungan 3,87 miliar dolar AS atau setara Rp 58 triliun cuma dari perdagangannya dengan Washington.
Luar biasanya pada tahun 2022 surplus neraca perdagangan Indonesia-AS mencapai rekor yakni 54,46 miliar dolar AS atau sekitar Rp 822 triliun.
Karena itulah AS paksa Indonesia membeli F-15 Eagle II untuk menyeimbangkan neraca perdagangan, mereka tak mau Jakarta menggondol keuntungan ratusan triliun rupiah sementara Washington cuma dapat ampas.
Salah sendiri siapa suruh AS kalah intensitas ekspor dari Indonesia.
Permainan ekonomi sportif Indonesia dibalas dengan cara curang AS dengan paksaan membeli F-15 Eagle II.
Indonesia harus hati-hati menyikapi hal ini.
"Indonesia mungkin khawatir jika memainkan kartu jet tempurnya dengan cara yang salah, hal itu dapat membahayakan perdagangannya yang menguntungkan dengan AS," jelas Defense World yang sudah memprediksi hal ini bakal terjadi sejak 4 November 2020.
Indonesia tentu dengan senang hati menyeimbangkan neraca perdagangan apabila F-35 plus teknologinya yang disodorkan oleh AS, bukan jet tempur overprice macam F-15 Eagle II.*
Baca Juga: Negara Lain Heran Indonesia Salahi Pakem Militer Saat Coba Memborong KF-21 Boramae, Rafale, F-15 EX dan Su-35
Sumber: Defense World, China MOFA
SHARE:
Tags
Gondol
Eagle II
F-15
AS
duit
Indonesia
Artikel Terkait
Trik Cerdik Indonesia Ingin Duetkan F-15 Eagle II dengan Su-35 Rusia Buat AS Kebingungan
Lockheed Martin Ungkap Pilot Tempur Indonesia Lebih Mahir Tunggangi F-16 daripada F-15 Eagle II
Negara Lain Heran Indonesia Salahi Pakem Militer Saat Coba Memborong KF-21 Boramae, Rafale, F-15 EX dan Su-35
Negara Sahabat Indonesia Tak Gentar Diancam CAATSA, Tendang F-15 Eagle II Demi Beli Su-35
China Sudah Peringatkan Indonesia Akan Menuai Penyesalan Jika Nekat Beli F-15 Eagle II dari AS
Pilot TNI AU Kaget F-16 Indonesia Baru Lepas Landas Sudah Dibidik Siap Ditembak Rafale dari Jarak 140 Km
2
LAPAN Ungkap AS dan Sekutu Berusaha Halangi Program Rudal Balistik Indonesia
3
AS Tak Terima Indonesia Gondol Duit Rp 822 Triliun dari Negaranya Tanpa Membeli F-15 Eagle II
4
Intelijen AS Ternyata Sudah Tahu Niatan Indonesia Hendak Buat Rudal Balistik Sejak Tahun 1998
5
F-35 Australia Mangkal di Indonesia, Pengamat Heran Banyak Pesawat Mematikan Singgah di Indonesia
6
Prancis Percaya Masa Depan Rafale Ada di Tangan Indonesia untuk Membantunya Mengalahkan F-35
Terkini
Aneh betol malon kaitkan F35 dengan PT DI ...melamar utk ikut konsorsium aja nggak ..fitnah tak diajak malu dengan nama Bahasa Arab tapi suka fitnah dan caci maki...yg ADA MALON anggota FPDA tak dianggap minta F/A 18 hornet ditolak Kuwait katanya anggota OKI sementara Australia sesama FPDA yg juga punya FA18 Super Hornet tak bantu pesawat second ke Malon...Instropeksi diri bagi Kerajaan Malon bagaimana sikap yg baik di Pergaulan Antar Bangsa janga nau menang sendiri, sombong, sok jaguh dan menremehkan jiran2 nya...banyak yg gak suka...gak ada yg suka menolong malon...ingat itu .
BalasHapusTuh PM sebelah tidak dianggap tidak ditemui padahal lawatan resmi ke timur tengah wkwkwkwkkw
Hapus