06 Agustus 2025

Tinjau Alutsista di UAE, KSAL Pelajari Teknologi dan Cari Opsi Modernisasi

06 Agustus 2025

KSAL Laksamana Muhammad Ali menerima paparan mengenai ranpur amfibi Rabdan 8x8 produksi Edge Group saat kunjungan kerja ke UEA, pada Mei 2025 (photo: TNI AL)

Jakarta, IDM – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali berupaya mencari opsi modernisasi kemampuan tempur TNI AL, salah satunya meninjau teknologi alutsista dari negara Uni Emirat Arab (UEA).

Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Tunggul saat menanggapi unggahan akun Instagram resmi @republikorp, Selasa (5/8) tentang lawatan Ali ke UEA.

Rabdan 8x8 tank dengan kanon 2A70 kaliber 100 mm (photo: EDGE)

Dalam unggahan tersebut, Ali bersama Panglima Angkatan Laut UEA Mayjen Humaid Mohammed Alremeithi tengah menyimak paparan dari perusahaan pertahanan Edge Group, mengenai spesifikasi kendaraan tempur (ranpur) amfibi Rabdan 8×8.

“KSAL mengunjungi Edge Group untuk menyaksikan demonstrasi mobilitas dan kemampuan ranpur amfibi Rabdan 8×8 yang merupakan salah satu andalan angkatan bersenjata UEA,” ungkap Tunggul kepada Indonesia Defense Magazine, Jakarta, Rabu (6/8).

Disinggung soal rencana pembelian ranpur Rabdan untuk memperkuat kemampuan tempur TNI AL, khususnya Korps Marinir, Tunggul mengatakan modernisasi alutsista menjadi suatu keharusan bagi militer Indonesia.

Rabdan IFV dengan RCWS Shaheen 30 kaliber 30mm (photo: AFP)

“Meninjau alutsista produksi negara-negara sahabat sudah tentu bertujuan untuk mempelajari teknologi terkini, menjalin kerjasama pertahanan, dan mencari opsi terbaik untuk modernisasi alutsista TNI AL,” kata Tunggul.

Dalam mendukung Indonesia Emas 2045, TNI AL dalam postur pembangunan kekuatan sampai 2044 mengangkat visi untuk menjadi angkatan laut yang modern, menggentarkan di kawasan (regionally-deterrent), dan berproyeksi global (globally-projected).

Visi itu mengakui ke depan TNI AL bakal menghadapi ragam tantangan dan risiko yang berkembang pesat, yang kompleks, dan tak dapat diprediksi baik dalam lingkup global, regional, maupun nasional. Oleh karena itu, TNI AL dituntut untuk tangkas, adaptif, dan punya resiliensi yang baik.

Kendaraan taktis 4x4 Ajban Mk 2 (photo: EDGE) 

Gambaran lingkungan strategis saat ini yang dinamis dan kompleks, seperti konflik di Rusia-Ukraina, Israel-Hamas, krisis di Laut Merah, atau pun di tingkat kawasan seperti ketegangan di Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan, kemudian di dalam negeri ada masalah keamanan di Papua.

Kompleksitas juga ditemukan pada kemajuan teknologi pertahanan yang saat ini terlihat dari penggunaan teknologi berbasis siber, kecerdasan buatan (AI), dan alutsista nirawak (unmanned system).

Faktor-faktor itu turut mempengaruhi perencanaan pembangunan kekuatan TNI AL baik dalam dokumen renstra-nya maupun postur pembangunan kekuatannya untuk jangka panjang. 

(IDM)

13 komentar:

  1. Jujur naksir kabeh, cuma... kanon 2A70 kaliber 100 Rabdhan..di ganti alternatif lione

    BalasHapus
    Balasan
    1. Naksir rondo sebelah ora kang mas?

      Hapus
    2. Iyo lah mas😁, gen ganti pemandangan... Mosok ketemu cantrikwati mlulu🤭🤫

      Hapus
    3. Aq kepengin kanon ganti iki...
      https://www.instagram.com/reel/DG0UA0iIziN/?igsh=bHd6OW1jOWhqZHk5

      Hapus
  2. Bungkus lah !!! Waktunya meremajakan alutsista baru buar marinir,sptnya bagian imbal UEA beli kapal LPD dri PAL.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo "waktunya" sih mestinya dah diganti sejak 30an tahun yang lalu bro para mbah-mbah PT-76 itu...😂

      Hapus
  3. Ye laah...sekedar NIAT jee tu gratis yah lon 😂🤣😛🤪🇧🇩👎

    https://www.airspace-review.com/2025/08/06/malaysia-berniat-mengakuisisi-jet-tempur-siluman-su-57-dari-rusia-namun-masih-mempertimbangkan-sanksi-caatsa-amerika/

    BalasHapus
  4. Konon dapat 19% tanpa syarat, ternyata ketahuan MEMBUAL...😂🤣😛🤪

    ====>baca : "..terungkap" 😂🤣😛🤪

    “Kami baru saja keluar dari negosiasi tarif dengan AS, yang menghasilkan penurunan bea masuk dari 25 persen menjadi 19 persen. Tapi berapa biayanya? Terungkap bahwa harga pengurangan tersebut melebihi US$240 miliar – lebih dari RM1 triliun,” lanjut analis tersebut.

    BalasHapus
  5. sprtinya diambil nih barang untuk menyeimbangkan neraca perdagangan krn UEA sdh membeli LPD dr kita.

    BalasHapus
  6. Lebih dari 3 Tahun itu ... Ada Malondesh yang NEGATIVE FRAMING terhadap INDONESIA atas Procurement Su-35 TNI AU dengan anggap bahwa Indonesia takut terkena CAATSA .
    Indonesia tentu pertimbangkan dengan benar Cost-Benefit analysis atas Procurement Su-35 TNI AU terkait dengan CAATSA kepada Indonesia dari US Government.

    Fakta adalah:

    Ternyata oh ternyata... Malondesh yang KLAIM PUNYA MILITER TERKUAT di dunia justru TAKUT terkena CAATSA atas rencana Procurement MRCA Su-57 dari Russia.

    Malaysia's rumoured plan to acquire Russia’s Su-57 fifth-generation fighters could face hurdles due to fears of US sanctions under CAATSA. Sources say the high-stakes deal now hangs in the balance, writes Haris Hussain.

    https://x.com/Twentytwo13news/status/1952634616806011042


    Netizen Indonesia tertawa terbahak-bahak dong

    HAHAHA
    WKWKWKWK

    Malondesh udah kena PALAK SHOPPING USD 240 Billion dari Presiden TRUMP karena TARIFF 19%

    Malondesh malah berManuver Uji Nyali Procurement Su-57 dari Russia...itu CAATSA dikeluarkan oleh Presiden TRUMP dimasa lalu lalu.

    BalasHapus
  7. Lon Malon...TAKUT CAATSA nich yeeee......

    Malondesh KLAIM punya Pasukan Tentara TERKUAT di dunia.... Buktikan dong BERANI SHOPPING Su-57 dari Russia!

    Netizen Indonesia tertawa terbahak-bahak dong

    WKWKWKWK

    https://x.com/Twentytwo13news/status/1952634616806011042

    BalasHapus
  8. Lon malon.... President TRUMP kirim SALAM SHOPPING USD 240 Billion!!!

    https://www.google.com/amp/s/amp.scmp.com/week-asia/economics/article/3320786/malaysias-us-tariff-deal-comes-us240-billion-price-tag

    Netizen Indonesia tertawa terbahak-bahak dong

    HAHAHA
    WKWKWKWK

    BalasHapus