Hyundai Shipyard di Subic Akan Beroperasi Mulai Januari 2026

16 Agustus 2025

Hyundai di Subic melanjutkan galangan Hanjin di Subic setelah sebelumnya tutup (photo: Hanjin)

HD Hyundai dari Korea Selatan akan memulai kembali pembangunan kapal skala besar di Filipina setelah menyewa lahan seluas 200 hektar dari Agila Subic, sebuah perusahaan portofolio Cerberus, untuk beroperasi mulai Januari 2026.

Sewa 10 tahun ini mencakup operasi galangan kapal yang dirancang untuk mendukung konstruksi anjungan angin lepas pantai dan produksi kapal. Perusahaan ini, salah satu pembuat kapal terbesar di dunia, berencana untuk berinvestasi sekitar $550 juta selama 10 tahun.

Ralph David Magno, manajer sumber daya manusia Hyundai, mengatakan perusahaan menargetkan produksi hingga 10 kapal per tahun dan menciptakan ribuan lapangan kerja dalam tiga hingga lima tahun.

Pelatihan untuk tukang las sedang berlangsung, dan perusahaan telah mempekerjakan 3.500 pekerja. Persiapan sedang dilakukan untuk memenuhi standar produksi Hyundai menjelang peluncuran pada tahun 2026. Galangan kapal Subic sedang dilengkapi untuk memproduksi kapal pengangkut produk berlambung ganda berukuran 200 hingga 250 meter, dengan pembangunan memakan waktu 16 hingga 18 bulan dan klasifikasi di bawah Biro Pengiriman Amerika.

“Di sini, kami memotong dan merakit komponen-komponen kecil terlebih dahulu, lalu menyusun blok-blok besar — seperti Lego,” kata Hector Cubos, pengawas komponen di Hyundai, saat Tur Media.

Hyundai di Subic menargetkan produksi hingga 10 kapal per tahun dan menciptakan ribuan lapangan kerja dalam tiga hingga lima tahun (photo: Maritime Telegraph)

Cubos, mantan pekerja Hanjin, mencatat bahwa meskipun gaji sedikit lebih tinggi dari sebelumnya, inflasi mengimbangi kenaikan tersebut, tetapi layanan karyawan seperti transportasi feri telah membaik.

“Operasi Hyundai akan lebih kecil daripada galangan kapal Hanjin yang sekarang sudah tidak beroperasi, yang pada puncaknya mempekerjakan 13.000 pekerja. Hyundai menargetkan sekitar 7.000 pekerja ketika beroperasi penuh,” ujarnya.

Manajer Umum Agila Subic, Mark Milan, mengatakan sebagian besar infrastruktur berat era Hanjin, termasuk derek, telah dilestarikan. “Kami membelinya dari bank setelah Hanjin tutup,” ujarnya.

Pada tahun 2022, Filipina menduduki peringkat ketujuh dunia dalam industri pembuatan kapal, memproduksi hampir 400.000 ton kotor kapal baru — jauh di bawah kapasitas sebelumnya dan jauh tertinggal dari Korea Selatan dan Jepang.

Para pejabat berharap masuknya Hyundai akan membantu membangun kembali daya saing dengan memadukan teknologi asing dengan reputasi negara yang telah mapan sebagai sumber pelaut terampil terbesar di dunia.

Saat pengumuman kemitraan pada Mei 2024, Presiden Ferdinand Marcos Jr. mengatakan bahwa usaha patungan ini akan "membawa kembali manufaktur maritim ke Subic" dan memperkuat kapasitas negara untuk memproduksi kapal yang akan dioperasikan oleh awak kapal Filipina. "Langkah logis berikutnya bagi kami adalah memastikan bahwa kapal-kapal yang dioperasikan oleh orang Filipina juga dapat dibuat oleh orang Filipina," tambahnya.

(The Manila Times)