MLER untuk Marinir TNI AL termasuk dalam program pengadaan alutsista yang dibahas (photo : Militaryphotos)
Senayan -
Menteri Pertahanan (Menhan) RI Purnomo Yusgiantoro menjelaskan, Kemhan telah
menyusun 21 kegiatan prioritas pengadaan alutsista bagi TNI. Enam program di
antaranya secara pendanaan telah disetujui oleh Komisi I DPR atau tanda
bintangnya telah dicabut.
Menhan dalam
raker dengan Komisi I, Rabu (5/9) menjelaskan enam program tersebut :
1.
Pengadaan helikopter angkut (TNI AD),
2.
Pengadaan Tank Amfibi BMP-3F (TNI AL),
3.
Pengadaan enam pesawat Sukhoi 30 MK2 (TNI AU),
4.
Pengadaan pesawat T-50 pengganti MK-53 (TNI AU),
5.
Pengadaan pesawat pengganti F-27 beserta
dukungannya yaitu pesawat CN-295 (TNI AU),
6.
Pengadaan tiga kapal selam diesel elektrik (TNI
AL).
Lebih lanjut
Menhan mengatakan, 16 prioritas dalam pengadaan alutsista yang belum mendapat
persetujuan Komisi I DPR RI, masih ada dua kegiatan, dua kegiatan masih berada
di Kemenkeu, dan 12 kegiatan lainnya masih dalam proses penyelesaian
administrasi.
Dua kegiatan
yang masih di Komisi I DPR yaitu :
7.
Pengadaan heli serbu beserta persenjataannya dan
amunisinya (TNI AD),
8.
Pengadaan enam Helikopter Full Combat SAR
Mission EC 725 (TNI AU).
Sementara
dua kegiatan yang masih di Kemenkeu adalah :
9.
Pengadaan Rudal Arhanud (TNI AD),
10. Pengadaan ME-Armed 155mm (TNI
AD).
Sementara itu,
kata Menhan, dari 12 kegiatan yang masih proses penyelesaian administrasi yaitu
:
11. Pengadaan Rantis 2,5 ton 4X4
kendaraan angkut (Mabes TNI),
12. Pengadaan heli serang
beserta persenjataan dan amunisinya (TNI AD),
13. Pengadaan ranpur MBT (TNI
AD),
14. Pengadaan rudal MLRS TNI AD),
15. MLM KRI kelas korvet tahap I
(TNI AL),
16. Pengadaan kapal bantu hidro
oseanografi (TNI AL),
17. Pengadaan kapal latih
pengganti Dewa Ruci (TNI AL),
18. Pengadaan CN 235 MPA (TNI
AL),
19. Pengadaan Heli AKA-S
antikapal selam dan suku cadangnya (TNI AL),
20. Pengadaan panser Amfibi BTR
80-A (TNI AL),
21. Pengadaan Multiple Launch
Rocket System/MLRS (TNI AL),
Sementara
itu Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq menambahkan, per 31 Agustus 2012, Komisi I
telah menyetujui alokasi anggaran untuk pengadaan kapal selam elektrik tiga
unit, yang pengadaannya dari Korsel dan pengadaan enam unit Sukhoi.
"Sementara untuk pengadaan MBT Leopard dari Jerman, juga mendukungnya dan
dalam proses administrasi soal persetujuannya," tegas Mahfudz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar