Kapal
trimaran 63m ini merupakan hasil kolaborasi riset, desain, dan pengembangan selama
24 bulan antara North Sea Boats Pte Ltd/PT Lundin Industry Invest dan arsitek
kapal LOMOCean Design Ltd dari Selandia Baru (all photos : Kaskus Militer)
TEMPO.CO,
Banyuwangi - Wakil Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana
Pertama Sayyid Anwar, mengatakan Kapal Cepat Rudal Trimaran KRI Klewang 625
akan ditempatkan di Armada Timur, Surabaya.
Meskipun
begitu, kata dia, kapal bisa dioperasikan di seluruh kawasan di Indonesia
sesuai kebutuhan. "Operasinya bisa di kawasan barat atau timur sesuai
dengan kebutuhan," kata dia usai meluncurkan KCR Trimaran di galangan
kapal PT Lundin Industry Invest, Banyuwangi, Jumat, 31 Agustus 2012.
Menurut
Sayyid Anwar, KCR Trimaran ini berfungsi sebagai kapal perang. Kapal ini
dilengkapi empat peluru kendali dengan daya jelajah hingga radius 120
kilometer. KRI Klewang juga diklaim memiliki teknologi khusus sehingga tidak
dapat dideteksi radar musuh.
Kapal
supercanggih yang dimiliki TNI AL ini merupakan pertama di Indonesia yang
dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Bahkan, PT Lundin menyatakan kapal ini
merupakan yang pertama di kawasan Asia.
KRI Klewang
memiliki panjang 63 meter, bobot 53,1 GT, dengan mesin utama 4x marine engines
MAN nominal 1.800 PK sehingga mampu melesat dengan kecepatan maksimal 35 knot.
TNI AL memesan kapal tersebut seharga Rp 114 miliar yang dibiayai dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara sejak tahun 2009 hingga 2011.
Pemilik PT
Lundin Industry Invest, John Ivar Alan Lundin, mengatakan perencanaan hingga
realisasi kapal ini membutuhkan waktu lima tahun. PT Lundin membutuhkan waktu
2,5 tahun untuk melakukan riset ke berbagai negara dan 2,5 tahun sisanya untuk
pembuatan. "Saya sangat senang akhirnya selesai. Ini merupakan mimpi lama
saya," kata dia.
Bahan utama
kapal ini menggunakan serat karbon yang sebagian besar diimpor dari Cina.
Teknologi kapal yang tidak terdeteksi tersebut sudah lebih dulu diaplikasikan
di Selandia Baru dan Amerika.
PT Lundin
didirikan di Banyuwangi tahun 2001 silam oleh Jhon Ivar. Pria berusia 43 tahun
tersebut berasal dari Swedia dan merupakan keturunan keluarga pembuat kapal
perang di Swedia bernama Sweed Sweap.
Dia mendirikan galangan kapal di Banyuwangi
setelah menikah dengan Lisa, perempuan asal Banyuwangi pada 1997 silam. Selain
melayani kapal perang dalam negeri, PT Lundin juga banyak mengekspor kapal
militer ke Malaysia.
(Tempo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar