17 November 2024

Terinspirasi Thailand Bappenas Akan Mendorong Kementan Gunakan Pesawat Udara untuk Sektor Pertanian

17 November 2024

Menteri Bappenas dan pesawat N219 (photo: PT DI)

Menteri Bappenas Rachmat Pambudy Dukung Peningkatan Penjualan Pesawat PTDI & Kelanjutan Program Inisiatif Kedirgantaraan

Menteri PPN RI/Bappenas, Rachmat Pambudy, beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Bandung, hari ini (14/11), diterima oleh Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, beserta seluruh jajaran Direksi dan Manajemen PTDI.

Menteri Bappenas mengawali kunjungannya dengan peninjauan fasilitas produksi dan hanggar PTDI, serta melihat langsung kapasitas dan kemampuan PTDI dalam mendukung industri dirgantara nasional. Pada kesempatan ini, rombongan Menteri mengunjungi hanggar Final Assembly Line yang berisikan pesawat CN235-220 Flying Test Bed (FTB) dan fuselage pesawat NC212i yang sedang dalam proses penyelesaian produksi untuk end user TNI AU, dilanjutkan ke hanggar UAV MALE dan hanggar pesawat N219.

Pesawat N212i untuk DRRAA Thailand ketika akan dikirimkan (photo: Antara)

Digunakan Thailand untuk sektor pertanian

“Dari kunjungan Menteri Bappenas tadi sore, beliau mendukung PTDI untuk dapat memperluas pasar penjualannya. Berawal dari laporan kami bahwa DRRAA Thailand sudah pakai NC212i sebanyak 10 unit untuk operasi mereka di sektor pertanian, kemudian Pak Menteri mendorong agar Kemeterian Pertanian RI juga dapat mulai mengoptimalkan penggunaan pesawat produksi PTDI untuk mendukung kegiatan dan operasinya di sektor pertanian RI. Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi dukungan Pak Menteri,” kata Gita Amperiawan, Direktur Utama PTDI.

Di samping itu Menteri Bappenas juga menyampaikan dukungannya terhadap keberlangsungan usaha, program-program pengembangan dan inisiatif kedirgantaraan yang PTDI lakukan, diantaranya seperti komersialisasi pesawat N219 khususnya di wilayah Kepulauan Riau (Kepri) dalam rangka mendukung program Transformasi Ekonomi Nasional-Kepri, termasuk program pengembangan pesawat N219 amphibious.

Pada saat peninjauan ke hanggar pesawat N219, Direktur Utama PTDI juga menyampaikan terkait keterlibatan pesawat N219 dalam program Transformasi Ekonomi Nasional yang diusung Bappenas. Pesawat N219 tidak hanya menjadi produk kebanggaan Indonesia, tetapi juga akan menjadi bentuk kontribusi nyata PTDI terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, sejalan dengan peruntukannya sebagai pesawat yang melayani konektivitas daerah dan dirancang untuk mendorong pemerataan ekonomi di seluruh nusantara.

DRRAA Thailand telah lama menggunakan pesawat NC212 sebagai pembuat hujan (photo: Wiki)

Hingga saat ini PTDI telah berhasil memperoleh kontrak 6 (enam) unit pesawat N219 dari Kementerian Pertahanan RI/TNI AD dan 5 (lima) unit dari Setdco Group untuk end user Pemerintah Demokratik Republik Kongo. Selain itu, pada kesempatan Bali International Airshow 2024 bulan September 2024 lalu PTDI juga memperoleh komitmen untuk pembelian sebanyak 2 (dua) unit pesawat N219 oleh PT Indo Aviasi Perkasa dalam rangka mendukung program Transformasi Ekonomi Kepri, yang ditandai dengan penandatanganan dokumen Letter of Intent (LoI) antara Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan dan CEO PT Indo Aviasi Perkasa, Septo Adjie Sudiro.

PTDI kini sedang menapaki babak baru untuk menjawab kebutuhan pesawat amphibious di Indonesia. Pesawat N219 yang dikembangkan menjadi varian amphibious akan dilengkapi dengan komponen float atau pengapung dari bahan komposit sebagai pengganti roda untuk pendaratan di perairan terbuka, dimana PTDI telah berdedikasi dan berkomitmen penuh dalam riset dan pengembangan pesawat N219 amphibious dengan penyertaan man hours, pemanfaatan fasilitas produksi, hingga sejumlah tes di laboraturium.

Program pengembangan pesawat N219 amphibious merupakan bagian dari inisiatif utama Bappenas dan menjadi salah satu flagship Transformasi Ekonomi Indonesia melalui strategi pembangunan industri dalam negeri. Dengan dukungan dari Bappenas, program pengembangan N219 amphibious juga didorong untuk menjadi simbol pembangunan kemandirian industri pertahanan yang sejalan dengan prioritas nasional bidang pertahanan dalam RPJMN 2020-2024.

(PT DI)

6 komentar:

  1. SALE = F 5 TIGERS
    SALE = F 5 TIGERS
    SALE = F 5 TIGERS
    This announcement was in response to posts, photos, and videos circulating on certain local social media platforms that purportedly depict an F-5 fighter jet allegedly belonging to Malaysia at one of the country’s ports.
    ---
    F 5 TIGERS ENGINES = DISAPPEARED
    F 5 TIGERS ENGINES = DISAPPEARED
    F 5 TIGERS ENGINES = DISAPPEARED
    The Malaysian government is facing a fresh corruption crisis after officials admitted that two US-made fighter jet engines had disappeared from an air force base after apparently being illicitly sold by military officers to a South American arms dealer...
    ---
    2024 HASRAT 4x F18 RONGSOK
    2024 HASRAT 4x F18 RONGSOK
    2024 HASRAT 4x F18 RONGSOK
    Antara perkara yang dibincangkan adalah berkenaan hasrat negara untuk memperoleh jet-jet pejuang F/A-18 Legacy Hornet milik Tentera Udara Kuwait (KAF) setelah KAF menerima Super Hornet baharunya.
    ------
    2023 SURAT 3x F18 RONGSOK
    2023 SURAT 3x F18 RONGSOK
    2023 SURAT 3x F18 RONGSOK
    Bercakap di Parlimen semalam, Menteri Pertahanan Datuk Seri Mohamad Hassan berkata, kementeriannya serta Menteri Pertahanan terdahulu telah menulis surat sebanyak tiga kali kepada kerajaan Kuwait
    ------
    40 SKYHAWK RONGSOK
    40 SKYHAWK RONGSOK
    40 SKYHAWK RONGSOK
    The Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM, or Royal Malaysian Air Force) ordered 88 A-4s (25 A-4Cs and 63 A-4Ls), Only 40 PTM Skyhawks, 34 single seat versions and six two-seat trainers, were delivered......'
    -----
    48 SKYHAWK RONGSOK HILANG
    48 SKYHAWK RONGSOK HILANG
    48 SKYHAWK RONGSOK HILANG
    The Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM, or Royal Malaysian Air Force) ordered 88 A-4s (25 A-4Cs and 63 A-4Ls), Only 40 PTM Skyhawks, 34 single seat versions and six two-seat trainers, were delivered.....
    =========
    MENUNGGU 2050 = KAPAL SELAM
    MENUNGGU 2050 = MRSS
    MENUNGGU 2050 = LCS
    MENUNGGU 2050 = PV
    MENUNGGU 2050 = LMS
    Panglima TLDM Laksamana Tan Sri Mohd Reza Mohd Sany berkata, bilangan kapal itu mungkin akan berubah bergantung kepada keadaan geo-strategik rantau itu yang dinamik.
    Dalam temuramah dengan majalah pertahanan berbahasa Inggeris tempatan, Asian Defence Journal (ADJ) keluaran May-Jun tahun ini, beliau juga memaklumkan bilangan jenis-jenis kapal perang yang dirancang dimiliki oleh TLDM dibawah pelan transformasi itu.
    “Mengikut Pelan Transformasi 15 ke 5 TLDM, ia dijangka akan memiliki 12 buah kapal Littoral Combat Ship (LCS), tiga buah kapal Multi Role Support Ship (MRSS), 18 buah kapal Littoral Mission Ship (LMS), 18 buah kapal Patrol Vessel (PV) dan empat buah kapal selam menjelang tahun 2050,” kata beliau dalam temuramah itu.
    Nampak gaya,impian untuk melihat TLDM menambah bilangan kapal selam dimilikinya daripada dua buah kepada empat buah akan hanya direalisasikan menjelang tahun 2050.
    =========
    MENUNGGU 2030 = UAV ANKA
    MENUNGGU 2030 = LMS B2
    MENUNGGU 2030 = HELI
    MENUNGGU 2030 = MRSS
    Perolehan 3 buah LMSB2 itu dilakukan melalui kaedah Government to Government (G2G) dengan negara Turkiye.
    RMKe-13 merangkumi tempoh tahun 2026-2030.
    “Perolehan bagi baki 3 buah LMS lagi akan dimasukkan di bawah RMKe-13,” ujar beliau.
    Selain LMS, TLDM turut merancang perolehan 2 buah kapal Multi Role Support Ship (MRSS), 3 buah kapal Littoral Mission Ship Batch 3, 4 buah helikopter anti kapal selam dan 6 buah Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
    “Proses perolehan bagi aset-aset baharu ini dijangka berlangsung sehingga 2030. Kesemua perolehan aset TLDM ini dianggarkan
    =========
    MENUNGGU 2041-2045 = C130J
    Diterangkan Utusan Malaysia, mereka baru bisa mendapatkan C-130 J Super Hercules paling tidak di tahun 2041 hingga 2045.
    MENUNGGU 2055 = HAWK :
    Kerajaan merancang secara sistematik penggantian pesawat Hawk 108 dan Hawk 208 seperti yang digariskan dalam Pembangunan Keupayaan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) 2055

    BalasHapus
  2. BENAR PTDI DITUNGGU SEGERA LAUNCHING N 219 AMPHIBIOUSNYA KASIHAN BANYAK SEKTOR BUTUH LAYANAN CEPAT DARI N219 AMPBHIBIOUS TYPE.

    BalasHapus
  3. SALE = F 5 TIGERS
    SALE = F 5 TIGERS
    SALE = F 5 TIGERS
    This announcement was in response to posts, photos, and videos circulating on certain local social media platforms that purportedly depict an F-5 fighter jet allegedly belonging to Malaysia at one of the country’s ports.
    ---
    F 5 TIGERS ENGINES = DISAPPEARED
    F 5 TIGERS ENGINES = DISAPPEARED
    F 5 TIGERS ENGINES = DISAPPEARED
    The Malaysian government is facing a fresh corruption crisis after officials admitted that two US-made fighter jet engines had disappeared from an air force base after apparently being illicitly sold by military officers to a South American arms dealer...
    ---
    2024 HASRAT 4x F18 RONGSOK
    2024 HASRAT 4x F18 RONGSOK
    2024 HASRAT 4x F18 RONGSOK
    Antara perkara yang dibincangkan adalah berkenaan hasrat negara untuk memperoleh jet-jet pejuang F/A-18 Legacy Hornet milik Tentera Udara Kuwait (KAF) setelah KAF menerima Super Hornet baharunya.
    ------
    2023 SURAT 3x F18 RONGSOK
    2023 SURAT 3x F18 RONGSOK
    2023 SURAT 3x F18 RONGSOK
    Bercakap di Parlimen semalam, Menteri Pertahanan Datuk Seri Mohamad Hassan berkata, kementeriannya serta Menteri Pertahanan terdahulu telah menulis surat sebanyak tiga kali kepada kerajaan Kuwait
    ------
    40 SKYHAWK RONGSOK
    40 SKYHAWK RONGSOK
    40 SKYHAWK RONGSOK
    The Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM, or Royal Malaysian Air Force) ordered 88 A-4s (25 A-4Cs and 63 A-4Ls), Only 40 PTM Skyhawks, 34 single seat versions and six two-seat trainers, were delivered......'
    -----
    48 SKYHAWK RONGSOK HILANG
    48 SKYHAWK RONGSOK HILANG
    48 SKYHAWK RONGSOK HILANG
    The Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM, or Royal Malaysian Air Force) ordered 88 A-4s (25 A-4Cs and 63 A-4Ls), Only 40 PTM Skyhawks, 34 single seat versions and six two-seat trainers, were delivered.....
    =========
    MENUNGGU 2050 = KAPAL SELAM
    MENUNGGU 2050 = MRSS
    MENUNGGU 2050 = LCS
    MENUNGGU 2050 = PV
    MENUNGGU 2050 = LMS
    Panglima TLDM Laksamana Tan Sri Mohd Reza Mohd Sany berkata, bilangan kapal itu mungkin akan berubah bergantung kepada keadaan geo-strategik rantau itu yang dinamik.
    Dalam temuramah dengan majalah pertahanan berbahasa Inggeris tempatan, Asian Defence Journal (ADJ) keluaran May-Jun tahun ini, beliau juga memaklumkan bilangan jenis-jenis kapal perang yang dirancang dimiliki oleh TLDM dibawah pelan transformasi itu.
    “Mengikut Pelan Transformasi 15 ke 5 TLDM, ia dijangka akan memiliki 12 buah kapal Littoral Combat Ship (LCS), tiga buah kapal Multi Role Support Ship (MRSS), 18 buah kapal Littoral Mission Ship (LMS), 18 buah kapal Patrol Vessel (PV) dan empat buah kapal selam menjelang tahun 2050,” kata beliau dalam temuramah itu.
    Nampak gaya,impian untuk melihat TLDM menambah bilangan kapal selam dimilikinya daripada dua buah kepada empat buah akan hanya direalisasikan menjelang tahun 2050.
    =========
    MENUNGGU 2030 = UAV ANKA
    MENUNGGU 2030 = LMS B2
    MENUNGGU 2030 = HELI
    MENUNGGU 2030 = MRSS
    Perolehan 3 buah LMSB2 itu dilakukan melalui kaedah Government to Government (G2G) dengan negara Turkiye.
    RMKe-13 merangkumi tempoh tahun 2026-2030.
    “Perolehan bagi baki 3 buah LMS lagi akan dimasukkan di bawah RMKe-13,” ujar beliau.
    Selain LMS, TLDM turut merancang perolehan 2 buah kapal Multi Role Support Ship (MRSS), 3 buah kapal Littoral Mission Ship Batch 3, 4 buah helikopter anti kapal selam dan 6 buah Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
    “Proses perolehan bagi aset-aset baharu ini dijangka berlangsung sehingga 2030. Kesemua perolehan aset TLDM ini dianggarkan
    =========
    MENUNGGU 2041-2045 = C130J
    Diterangkan Utusan Malaysia, mereka baru bisa mendapatkan C-130 J Super Hercules paling tidak di tahun 2041 hingga 2045.
    MENUNGGU 2055 = HAWK :
    Kerajaan merancang secara sistematik penggantian pesawat Hawk 108 dan Hawk 208 seperti yang digariskan dalam Pembangunan Keupayaan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) 2055

    BalasHapus
  4. Sewa 28 heli RM 16.8bn = U$ 3.7bn/$ 3.700 jt dolar
    •harga heli AW149 adalah $ 31 juta dolar
    •28 bijik x $ 31 jt=$ 857 juta dolar
    •$ 3.700jt ÷ $ 31 jt = 119 heli
    4x LEBIH MAHAL SEWA DARIPADA BELI BARU
    ----
    SEWA 15 TAHUN = RM16.8 bilion
    BELI BARU = RM3.954 bilion
    sewaan selama 15 tahun dianggarkan mencecah RM16.8 bilion, jauh lebih tinggi berbanding kos pembelian helikopter serupa yang dianggarkan sekitar RM3.954 bilion.Malaysia (ATM).
    ----
    SEWA HELI 28 = KONGSI 5
    SEWA HELI 28 = KONGSI 5
    SEWA HELI 28 = KONGSI 5
    Dengan termeterainya kontrak tersebut, sebanyak 12 buah akan digunakan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM); Polis Diraja Malaysia (PDRM) (7); Tentera Laut Diraja Malaysia (TLDM) (2); Jabatan Bomba dan Penyelamat (JPBM) (2) dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (Maritim Malaysia) (4).
    ----
    SEWA BEKAS = 15 TAHUN
    15 TAHUN = BELI RONGSOK
    Semua dikendalikan oleh syarikat yang melakukan pajakan ini dan pajakan ini adalah pajakan To-Own bermakna selepas 15 tahun, kerajaan diberikan pilihan untuk membeli kesemua 28 helikopter itu pada harga nominal RM1 sahaja.
    ----
    SEWA 53 HELI BEKAS
    SEWA 53 HELI BEKAS
    SEWA 53 HELI BEKAS
    TUDM SEWA =
    12 AW149
    4 AW139
    5 EC120B
    TLDM SEWA =
    2 AW159
    TDM SEWA =
    4 UH-60A
    12 AW149
    BOMBA SEWA =
    4 AW139
    POLIS SEWA =
    7 BELL429
    MMEA SEWA =
    2 AW159
    JABATAN PM SEWA =
    1 AW189
    https://www.facebook.com/share/p/gnmpDnsCCTn8tx6b/
    =======
    The Royal Malaysian Air Force (RMAF) has faced several challenges, including:
    • Aircraft maintenance
    The RMAF has had issues with maintenance and spare parts for its aircraft, including the Sukhoi Su-30MKM and the Kuwaiti Hornet. For example, in 2018, only four of the RMAF's Sukhoi Su-30MKM aircraft were flyable due to maintenance issues. The Kuwaiti Hornets are an earlier model than the Malaysian fighters, which may cause compatibility issues.
    • Budget constraints
    Malaysia's defense budget is limited, which can affect the pace of acquisitions and upgrades. The government must balance defense spending with other national priorities.
    • Regional competition
    Neighboring countries like Indonesia and Singapore are also increasing their air force capabilities, which puts pressure on Malaysia to keep pace.
    • Corruption
    Malaysia's military has been involved in multiple corruption scandals.
    =======
    The Malaysian Armed Forces (MAF) has faced several issues with its rifles, including:
    • Logistics
    Some say that the MAF has problems with the quality of its logistics equipment, and that there is a lack of explanation about the government's policy on developing it. Others say that the MAF has problems delivering spares to soldiers in a timely manner, which can lead to stalled vehicles and soldiers being unable to mobilize effectively.
    • Technical and logistical problems
    The MAF and local defense industry have faced many technical and logistical problems, including the need to integrate advanced weapon systems from different countries with differing technical standards and specifications.
    • Procurement
    The MAF has made diversified acquisitions, which can lead to increased costs.
    • Government change
    Frequent government changes since 2018 have hindered Malaysia's defense development. The government is currently grappling with the fiscal cost of the Covid-19 pandemic and the need to cut spending and reduce the national deficit.

    BalasHapus
  5. MENUNGGU 2050 = MRSS
    MENUNGGU 2050 = LCS
    MENUNGGU 2050 = PV
    MENUNGGU 2050 = LMS
    Panglima TLDM Laksamana Tan Sri Mohd Reza Mohd Sany berkata, bilangan kapal itu mungkin akan berubah bergantung kepada keadaan geo-strategik rantau itu yang dinamik.
    Dalam temuramah dengan majalah pertahanan berbahasa Inggeris tempatan, Asian Defence Journal (ADJ) keluaran May-Jun tahun ini, beliau juga memaklumkan bilangan jenis-jenis kapal perang yang dirancang dimiliki oleh TLDM dibawah pelan transformasi itu.
    “Mengikut Pelan Transformasi 15 ke 5 TLDM, ia dijangka akan memiliki 12 buah kapal Littoral Combat Ship (LCS), tiga buah kapal Multi Role Support Ship (MRSS), 18 buah kapal Littoral Mission Ship (LMS), 18 buah kapal Patrol Vessel (PV) dan empat buah kapal selam menjelang tahun 2050,” kata beliau dalam temuramah itu.
    Nampak gaya,impian untuk melihat TLDM menambah bilangan kapal selam dimilikinya daripada dua buah kepada empat buah akan hanya direalisasikan menjelang tahun 2050.
    =========
    MENUNGGU 2030 = UAV ANKA
    MENUNGGU 2030 = LMS B2
    MENUNGGU 2030 = HELI
    MENUNGGU 2030 = MRSS
    Perolehan 3 buah LMSB2 itu dilakukan melalui kaedah Government to Government (G2G) dengan negara Turkiye.
    RMKe-13 merangkumi tempoh tahun 2026-2030.
    “Perolehan bagi baki 3 buah LMS lagi akan dimasukkan di bawah RMKe-13,” ujar beliau.
    Selain LMS, TLDM turut merancang perolehan 2 buah kapal Multi Role Support Ship (MRSS), 3 buah kapal Littoral Mission Ship Batch 3, 4 buah helikopter anti kapal selam dan 6 buah Unmanned Aerial Vehicle (UAV).
    “Proses perolehan bagi aset-aset baharu ini dijangka berlangsung sehingga 2030. Kesemua perolehan aset TLDM ini dianggarkan
    =========
    MENUNGGU 2041-2045 = C130J
    Diterangkan Utusan Malaysia, mereka baru bisa mendapatkan C-130 J Super Hercules paling tidak di tahun 2041 hingga 2045.
    MENUNGGU 2055 = HAWK :
    Kerajaan merancang secara sistematik penggantian pesawat Hawk 108 dan Hawk 208 seperti yang digariskan dalam Pembangunan Keupayaan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) 2055
    =========
    2023 SETTLED IN 2053 = IF NO NEW LOANS
    2023 SETTLED IN 2053 = IF NO NEW LOANS
    2023 SETTLED IN 2053 = IF NO NEW LOANS
    The federal government's debt is expected to be fully settled in 2053 if no new loans were to be taken to finance the deficit and to refinance maturing debts from 2024 onwards, said the Finance Ministry (MoF).
    =========
    2024 DEBT TO GDP 84,2% DARI GDP = NEW LOANS
    2023 DEBT RM 1.53 TRILLION = NEW LOANS
    2022 DEBT RM 1.45 TRILLION = NEW LOANS
    2021 DEBT RM 1.38 TRILLION = NEW LOANS
    2020 DEBT RM 1.32 TRILLION = NEW LOANS
    2019 DEBT RM 1.25 TRILLION = NEW LOANS
    The Finance Ministry stated that the aggregate national household debt stood at RM1.53 trillion between 2018 and 2023. In aggregate, it said the household debt for 2022 was RM1.45 trillion, followed by RM1.38 trillion (2021,) RM1.32 trillion (2020), RM1.25 trillion (2019) and RM1.19 trillion (2018). “The ratio of household debt to gross domestic product (GDP) at the end of 2023 also slightly increased to 84.2% compared with 82% in 2018,” it said.
    =========
    MINYAK HUTANG = SUPLEMENTARY FUND
    MINYAK HUTANG = SUPLEMENTARY FUND
    MINYAK HUTANG = SUPLEMENTARY FUND
    Anyhow Deputy Defence Minister Adly Zahari told Parliament that the supplementary budget was necessary as the allocation for 2022 was lower some RM401 million from the 2021 one. The supplementary funds will pay for utility bills – electricity, internet, and sewage – (RM115 million); Maritime Security Operations (RM139 million) and Air Defence Operations (RM49 million).
    Adly attributed the increase for maritime security operations due to higher fuel costs, new assets namely the four LMS and three Maritime Operations Helicopters and overseas exercises. He did not name the overseas exercises, but we know that RMN ships took part in exercises and other engagements in Japan, Hawaii, and Australia

    BalasHapus
  6. Apa kontribusi proyek IFX bagi dunia aviasi Indonesia 🤔

    Saat ini proyek nya masih berjalan dg kepastian yg masih menggantung bagi pihak Indonesia.....dan jadi jika dilanjutkan lantas apa nilai tambahnya secara teknologi, peningkatan kualitas SDM dan secara ekonomi

    Mati kita lihat bagaiman perusahaan aviasi cina berhasil merilis pesawat komersial Bru sekelas 120 seat.....COMAC-919.👉👉👉
    https://youtu.be/SdLHE8ZvV54?si=DZ8SXL7QwZY5VA7Y

    Bukankah proyek IFX ini justru semakin menjauhkan kita dari Soko guru dunia aviasi yg sudah terbangun yaitu lini pesawat komersial/komuter yg sudah kita kuasai....N-219 saja masih terkatung-katung akibat fokus kita terpecah-pecah

    BalasHapus