23 September 2025

The Last Batch of Three T6C Texan IIs of the Vietnam People's Air Force from the US Landed at Tan Son Nhat Airport, Vietnam

23 September 2025

T6C Texan II with VPA registration number 610 (photo: Nguyen Khang)

Finally, after a long wait, the first aircraft of the last batch of 12 T6C Texan IIs of the Vietnam People's Air Force has arrived at Tan Son Nhat Airport, Tân Bình, Ho Chi Minh City.

The T6C Texan II of the Vietnam People's Air Force has a length of 10.16 m, a wingspan of 10.2 m, a height of 3.25 m, a weight of 2270 kg, a maximum wing mass of 2948 kg with a maximum speed of about 585 km/h, 315 it or m 0.5 at altitude with a range of about 1574 km with a ceiling of about 31,000 1000 feet equivalent to 9450 m with a climb rate of about 1170 m/minute.

T6C Texan II with VPA registration number 611 (photo: Nguyen Khang)

The crew consists of two pilots sitting in parallel in front and behind. The modern glass pit cockpit is equipped with a PR Canada PT6A68 engine with a capacity of 1100 SHP. It is equipped with six under-wing weapon mounts with a payload of about 1400 kg. It can carry guided bombs, missiles, guns or auxiliary fuel tanks.

In the Vietnam People's Army, these aircraft will be used to train new generation combat pilots before moving on to the Su30 MK2 jet fighter or maybe later on a new generation aircraft. Its advantages are low operating costs, a modernized digital cockpit and simulation similar to a 4th to 4.5th generation fighter, very suitable for pilot training. In addition to training, the T6C can also be used as a light attack aircraft, anti-insurgency.

T6C Texan II with VPA registration number 612 (photo: Nguyen Khang)

Vietnam's T6C Texan II is a new step in modernizing pilot training to help young pilots gradually get used to modern cockpits before moving on to more advanced attack aircraft.

The aircraft has the US registration number N2832B, N2840B, and N2845B. However, it has the call sign 610, 611, and 612 and insignia of the Vietnam People's Air Force attached to its cheek. 

Currently, these aircraft are being gathered in the area in front of Terminal T3, the new terminal at Tan Son Nhat Airport. And these are the parking lots where military aircraft are often present.

217 komentar:

  1. KLAIM KAYA CASH = LOAN BARTER
    -------------
    Barter & Hutang Pengadaan Alutsista Malondesh
    1. Kapal Selam Scorpene
    • Skema: Loan agreement + offset industri
    • Detail:
    a. Dibeli dari Naval Group (Prancis) dengan nilai sekitar RM 3.4 miliar.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri (PLN) yang disetujui oleh Kementerian Keuangan Malondesh.
    c. Termasuk offset berupa pelatihan awak, pembangunan fasilitas, dan kerja sama dengan PT PAL2.
    -----------------
    2. Kapal LCS (Littoral Combat Ship)
    • Skema: Loan agreement + milestone payment
    • Detail:
    a. Proyek LCS melibatkan Boustead Naval Shipyard (BNS) dan Thales.
    b. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai progres pembangunan.
    c. Menggunakan pinjaman dalam negeri dan luar negeri, namun proyek ini mengalami keterlambatan dan audit karena masalah manajemen.
    -----------------
    3. Kapal NGPV (New Generation Patrol Vessel)
    • Skema: Loan agreement + offset lokal
    • Detail:
    a. Dipesan dari BNS dengan desain MEKO A-100 dari Jerman.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman pemerintah dan milestone kontrak.
    c. Offset berupa pembangunan galangan kapal dan pelatihan teknisi lokal.
    -----------------
    4. Tank PT-91M Pendekar
    • Skema: Loan agreement bilateral
    • Detail:
    a. Dibeli dari Polandia dengan nilai sekitar USD 370 juta.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman bilateral antara pemerintah Malondesh dan Polandia.
    c. Termasuk pelatihan awak dan dukungan teknis dari Bumar Labedy.
    -----------------
    6. Pesawat FA-50M
    • Skema: Loan agreement + offset industri
    • Detail:
    a. Malondesh menandatangani kontrak dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri dan milestone pengiriman.
    c. Offset berupa pelatihan pilot dan teknisi serta kerja sama industri dirgantara.
    🔁 Tabel Ringkasan Skema Pembayaran
    Alutsista Skema Pembayaran Hutang
    Scorpene Loan agreement + offset ✅
    Kapal LCS Loan + milestone ✅
    Kapal NGPV Loan + offset ✅
    Tank PT-91M Loan bilateral ✅
    FA-50M Loan + offset ✅

    BalasHapus
  2. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    DENDA & GUGATAN HUKUM PENGADAAN MILITER MALONDESH
    1. Gugatan Aerotree Defence atas Helikopter Black Hawk
    • Nilai Gugatan: RM353 juta (±US$83,8 juta)
    • Latar Belakang:
    a. Pemerintah Malondesh membatalkan kontrak sewa 4 unit helikopter UH-60A Black Hawk dari Aerotree Defence and Services.
    b. Kontrak bernilai RM187,5 juta untuk masa sewa 5 tahun.
    c. Aerotree menggugat pemerintah dan Kementerian Pertahanan karena pembatalan sepihak.
    • Tuntutan Aerotree:
    a. Ganti rugi khusus: RM17,5 juta
    b. Ganti rugi tambahan: RM38,7 juta
    c. Kompensasi tambahan: US$38,7 juta (±RM297,3 juta)
    d. Ganti rugi umum atas reputasi, ganti rugi teladan, dan ganti rugi diperberat.
    -----------------
    2. Denda Keterlambatan Pengadaan GEMPITA 8×8
    • Nilai Denda: RM162,75 juta
    • Latar Belakang:
    a. Kontrak pengadaan 68 unit kendaraan perisai GEMPITA senilai RM7,517 miliar mengalami keterlambatan hingga 2 tahun 15 hari.
    b. Denda baru dikeluarkan 746 hari setelah kontrak berakhir.
    • Masalah Tambahan:
    a. Bon pelaksanaan hanya RM53,93 juta, jauh dari nilai denda.
    b. Perusahaan meminta pengurangan denda menjadi RM4,27 juta dengan alasan dampak pandemi COVID-19 dan konflik Rusia-Ukraina3.
    -----------------
    3. Denda Keterlambatan Servis & Suku Cadang
    • Nilai Denda: RM1,42 juta (belum dikenakan)
    • Latar Belakang:
    a. Keterlambatan servis dan pengadaan suku cadang untuk kendaraan ADNAN, PENDEKAR (PT-91M), dan GEMPITA.
    b. Keterlambatan antara 2 hingga 227 hari.
    c. Audit mencatat belum ada denda yang dikenakan hingga akhir 2023.
    -----------------
    4. Pelanggaran Prosedur Tender
    • Nilai Potensi Ketirisan: RM107,54 juta
    • Latar Belakang:
    a. Audit menemukan 654 transaksi pengadaan suku cadang dan servis yang dipecah kecil untuk menghindari tender terbuka.
    b. Melanggar Perintah Angkatan Tentera Malondesh (PATM) dan Pekeliling Perbendaharaan.
    -----------------
    5. Kendaraan Perisai GEMPITA (8×8)
    • Denda: RM162.75 juta
    • Kasus:
    a. Laporan Ketua Audit Negara (LKAN) 2/2025 mengungkap bahwa denda sebesar RM162.75 juta belum dikutip dari perusahaan pembekal utama meskipun kontrak telah berakhir sejak Desember 2022.
    b. Notis tuntutan baru dikeluarkan setelah 746 hari (lebih dari 2 tahun) kontrak berakhir.
    c. Bon pelaksanaan yang dipegang pemerintah hanya RM53.93 juta, jauh lebih kecil dari nilai denda.
    -----------------
    6. Keterlambatan Servis & Suku Cadang (GEMPITA, ADNAN, PENDEKAR)
    • Denda: RM1.42 juta
    • Kasus:
    a. Audit menemukan keterlambatan antara 2 hingga 227 hari dalam servis dan pengadaan suku cadang untuk kendaraan tempur.
    b. Denda belum dikenakan hingga akhir 2023 meskipun pelanggaran kontrak terjadi.

    BalasHapus
  3. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    LOAN-BASED PROCUREMENT IN MALONDESH’S MILITARY
    Malondesh often uses loan agreements to finance large-scale defense acquisitions, especially when the cost exceeds annual defense budgets. These loans can be sourced from foreign governments, international banks, or domestic financial institutions, and are structured to support long-term modernization goals.
    🔑 Key Features of Loan Procurement
    Feature Description
    Source of Loan Foreign governments (e.g., Poland, France, Korea), export credit agencies, or domestic banks.
    Tenor & Terms Typically 5–15 years, with grace periods and interest rates negotiated based on bilateral ties.
    Repayment Structure Paid in installments tied to delivery milestones or operational readiness.
    Currency Often denominated in USD, EUR, or local currency depending on supplier.
    Guarantees May involve sovereign guarantees or performance bonds.
    Offset Clauses Includes industrial participation, technology transfer, or local assembly.
    🛡️ Examples of Loan-Based Military Procurement
    1. Scorpene Submarines (France)
    • Loan Type: Foreign loan via French financial institutions.
    • Value: RM3.4 billion.
    • Offset: Training, infrastructure, and technology transfer to Boustead Naval Shipyard.
    2. PT-91M Pendekar Tanks (Poland)
    • Loan Type: Bilateral loan agreement with Poland.
    • Value: USD 370 million.
    • Offset: Crew training and maintenance support.
    3. FA-50M Fighter Jets (South Korea)
    • Loan Type: Export credit facility from Korean financial institutions.
    • Value: RM4.08 billion.
    • Offset: Pilot training, simulator systems, and potential local maintenance hub.
    4. NGPV Patrol Vessels (Germany)
    • Loan Type: Structured financing with German partners.
    • Value: RM5.35 billion.
    • Offset: Local shipbuilding capacity and technology transfer.
    -------------------
    FA-50M FIGHTER JET PROCUREMENT: FINANCIAL BREAKDOWN
    🔹 Overview
    • Contract Value: USD 920 million (≈ RM4.08 billion)
    • Quantity: 18 FA-50M Block 20 light combat aircraft
    • Supplier: Korea Aerospace Industries (KAI)
    • Contract Signed: May 2023 at LIMA (Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition)
    • Delivery Timeline: First batch expected in 20262
    💰 Financial Structure
    Component Description
    Loan Source Export credit facility from South Korean financial institutions, likely backed by KEXIM (Korea Export-Import Bank).
    Loan Type Government-to-government structured loan with sovereign guarantee.
    Tenor Estimated 10–15 years, with grace period during manufacturing phase.
    Interest Rate Preferential rate negotiated under bilateral defense cooperation.
    Repayment Schedule Milestone-based: tied to aircraft delivery and acceptance testing.
    Currency USD-denominated, with hedging options to mitigate forex risk.

    BalasHapus
  4. KLAIM KAYA CASH = LOAN FA50
    1. KEXIM (Export-Import Bank of Korea): This is South Korea's official export credit agency. KEXIM's primary mission is to support South Korean companies in their international business ventures, including large-scale projects and defense exports. They offer a range of financial products, including direct loans, guarantees, and insurance, specifically tailored for export transactions. For a significant deal like fighter jet sales, KEXIM would be the most prominent institution to provide or back such credit. Their involvement signals a strategic government interest in facilitating the export.
    2. Korean Banks (Commercial Banks): Alongside KEXIM, various commercial banks in South Korea could also be involved. These banks might provide financing themselves, often with guarantees from KEXIM, or participate in syndicates (groups of banks) to share the risk of large loans. Their participation typically indicates confidence in the project's viability and the buyer's creditworthiness, possibly enhanced by KEXIM's backing.
    Why are these arrangements important for FA-50M sales?
    • Affordability for Buyers: Fighter jets are incredibly expensive. Export credits make these purchases more affordable for nations by spreading the cost over several years, often with favorable interest rates and repayment terms compared to purely commercial loans. This is particularly attractive for developing nations or those with limited defense budgets.
    • Competitive Advantage for KAI: In the global defense market, competition is fierce. Offering attractive financing packages can be a significant differentiator for an exporter like KAI. A country might choose the FA-50M over a competing aircraft if the financing terms are more favorable, even if the outright purchase price is similar.
    • Risk Mitigation: These arrangements mitigate financial risks for KAI. KEXIM's involvement, especially through guarantees or direct loans, assures KAI that they will be paid, reducing concerns about the buyer's ability to fulfill their financial obligations.
    • Government-to-Government Relations: Such deals often involve broader government-to-government cooperation. The South Korean government, through KEXIM, signals its commitment to the purchasing nation, fostering stronger diplomatic and economic ties.
    • Stimulating Domestic Industry: By facilitating exports, these credits support South Korea's aerospace and defense industry, sustaining jobs, encouraging technological development, and enhancing national capabilities.
    Lack of Full Disclosure
    The statement "though details aren’t fully disclosed" is typical for defense contracts, especially regarding financial terms. Reasons for this lack of transparency often include:
    • Commercial Sensitivity: Both KAI and the purchasing nation might consider the specific financial terms (e.g., interest rates, repayment schedules, guarantee amounts) to be proprietary business information that could affect future negotiations.
    • National Security: Details about defense procurements can be sensitive for national security reasons in both the exporting and importing countries.
    • Negotiation Flexibility: Keeping some details private allows for more flexibility in future negotiations or modifications to the contract.
    • Political Considerations: In some cases, governments may prefer not to disclose the full financial burden or the extent of foreign financial support for defense acquisitions to their domestic populations.

    BalasHapus
  5. Alhamdulilah.... Syukur sebagai warga MALAYSIA... TAK HAIRAN KENAPA WARGA sebelah selalu Iri dengan KESEJAHTERAAN rakyat MALAYSIA..... 😎😎🇲🇾🇲🇾



    Harga BBM Malaysia Bikin Iri Warganet Indonesia, RON 95 Cuma Rp7.864

    https://ntbsatu.com/2025/09/23/harga-bbm-malaysia-bikin-iri-warganet-indonesia-ron-95-cuma-rp-7864.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      1. Laporan Ketua Audit Negara 3/2024
      Laporan Ketua Audit Negara 3/2024 mencatatkan bahawa hutang Kerajaan Persekutuan Maid of london (MALON) bagi tahun 2023 berjumlah RM 1.173 trilion, meningkat RM 92.918 bilion atau 8.6% berbanding tahun sebelumnya.
      • Pinjaman Dalam Negeri: RM 1.143 trilion (97.5% daripada jumlah keseluruhan)
      • Pinjaman Luar Negeri: RM 29.851 bilion (2.5% daripada jumlah keseluruhan)
      • Nisbah hutang persekutuan kepada KDNK: 64.3% (naik dari 60.2% pada 2022)
      • Had statutori hutang tidak melebihi 65% KDNK seperti diperuntukkan dalam Perintah Pinjaman 2022
      2. Unjuran Kenanga Research (Julai 2025)
      Kenanga Research mengunjurkan hutang Maid of london (MALON) akan mencecah RM 1.33 trilion pada 2025, bersamaan 65.9% KDNK—melebihi had statutori 65% yang ditetapkan kerajaan tahun ini.
      • Peningkatan dari RM 1.22 trilion pada 2024
      • Faktor pendorong: pertumbuhan ekonomi lebih perlahan dan lonjakan perbelanjaan kerajaan
      • Risiko: kos faedah pinjaman baharu meningkat, potensi tekanan kredit dan penarafan kredit
      ===========
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Maid of london (MALON) untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Maid of london (MALON) akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Maid of london (MALON) telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Maid of london (MALON) ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Maid of london (MALON) ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25



      Hapus
    2. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
      "Pinjaman ini digunakan untuk melunasi DEBT matang sebesar RM20.6 miliar, dengan sisa RM49,9 miliar menutupi defisit dan masa jatuh tempo DEBT di masa depan," kata MOF.
      ---
      2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
      Pada tahun 2023, pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) mencapai RM1.173 triliun, naik 8,6% dari tahun 2022.
      Rincian pinjaman. Pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) pada tahun 2023 naik RM92,918 miliar
      ---
      2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      Kah Woh menjelaskan pada tahun lalu, kerajaan ada membuat pinjaman yang meningkat sebanyak 11.6 peratus daripada RM194.5 bilion pada tahun sebelumnya. Daripada jumlah itu, beliau berkata 52.4 peratus atau RM113.7 bilion digunakan untuk membayar prinsipal pinjaman matang.
      ---
      2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      Sejumlah RM98.058 bilion atau 50.4 peratus daripada pinjaman baharu berjumlah RM194.555 bilion yang dibuat kerajaan pada tahun lalu digunakan untuk bayaran balik prinsipal pinjaman yang matang.
      ---
      2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
      Jabatan Audit Negara (JAN) bimbang dengan tindakan kerajaan menggunakan hampir 60 peratus pinjaman baharu untuk membayar DEBT sedia ada pada tahun lalu, berbanding bagi perbelanjaan pembangunan.
      ---
      2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
      Laporan Ketua Audit Negara mengenai Penyata Kewangan Kerajaan Persekutuan 2018 mendapati sejumlah 59 peratus pinjaman baharu kerajaan dibuat untuk membayar DEBT kerajaan terdahulu
      ---
      2018 = OPEN DONASI
      Kementerian Keuangan MAID OF LONDON (MALON) pada hari Rabu membuka rekening donasi supaya masyarakat dapat menyumbang untuk membantu negara membayar utang yang mencapai 1 triliun ringgit (US$ 250,8 miliar) atau 80 persen dari PDB.

      Hapus
    3. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
      DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
      2029 = 438,09 BILLION USD
      2028 = 412,2 BILLION USD
      2027 = 386,51 BILLION USD
      2026 = 362,19 BILLION USD
      2025 = 338,75 BILLION USD
      2024 = 316,15 BILLION USD
      2023 = 293,83 BILLION USD
      2022 = 271,49 BILLION USD
      2021 = 247,49 BILLION USD
      2020 = 221,49 BILLION USD
      ------------------
      DATA STATISTA 2029-2020 : DEBT PAY DEBT
      DATA STATISTA 2029-2020 : OVERLIMIT DEBT
      2029 = 69,54% DEBT RATIO TO GDP
      2028 = 69,34% DEBT RATIO TO GDP
      2027 = 68,8% DEBT RATIO TO GDP
      2026 = 68,17% DEBT RATIO TO GDP
      2025 = 68,07% DEBT RATIO TO GDP
      2024 = 68,38% DEBT RATIO TO GDP
      2023 = 69,76% DEBT RATIO TO GDP
      2022 = 65,5% DEBT RATIO TO GDP
      2021 = 69,16% DEBT RATIO TO GDP
      2020 = 67,69% DEBT RATIO TO GDP

      Hapus
    4. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
      DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
      2029 = 438,09 BILLION USD
      2028 = 412,2 BILLION USD
      2027 = 386,51 BILLION USD
      2026 = 362,19 BILLION USD
      2025 = 338,75 BILLION USD
      2024 = 316,15 BILLION USD
      2023 = 293,83 BILLION USD
      2022 = 271,49 BILLION USD
      2021 = 247,49 BILLION USD
      2020 = 221,49 BILLION USD
      ------------------
      DATA STATISTA 2029-2020 : DEBT PAY DEBT
      DATA STATISTA 2029-2020 : OVERLIMIT DEBT
      2029 = 69,54% DEBT RATIO TO GDP
      2028 = 69,34% DEBT RATIO TO GDP
      2027 = 68,8% DEBT RATIO TO GDP
      2026 = 68,17% DEBT RATIO TO GDP
      2025 = 68,07% DEBT RATIO TO GDP
      2024 = 68,38% DEBT RATIO TO GDP
      2023 = 69,76% DEBT RATIO TO GDP
      2022 = 65,5% DEBT RATIO TO GDP
      2021 = 69,16% DEBT RATIO TO GDP
      2020 = 67,69% DEBT RATIO TO GDP

      Hapus
    5. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      2024 EXTERNAL DEBT REACHED AN ALL-TIME
      2024 EXTERNAL DEBT REACHED AN ALL-TIME
      2024 EXTERNAL DEBT REACHED AN ALL-TIME
      MAID OF LONDON (MALON) external DEBT reached an all-time high of MYR 1,345,400 million in the fourth quarter of 2024. This was an increase from MYR 1,262,300 million in the third quarter of 2024.
      Additional information
      The average external DEBT for MAID OF LONDON (MALON) from 1990 to 2024 was MYR 393,996.07 million.
      The record low for MAID OF LONDON (MALON) external DEBT was MYR 9,063 million in the second quarter of 1997.
      MAID OF LONDON (MALON) faced external pressures in 2023, including capital outflows, a negative interest rate differential, and ringgit depreciation.
      Gross international reserves (GIR) declined from US$114.7 billion at the end of 2022 to US$113.5 billion at the end of 2023.
      However, as of mid-January 2024, reserves had increased to US$115.1 billion.
      The Bank Negara MAID OF LONDON (MALON) (BNM) Quarterly Bulletin provides a quarterly review of MAID OF LONDON (MALON) economic, monetary, and financial developments.
      ---------------
      NATIONAL DEBT = $300.7 BILLION
      EXTERNAL DEBT = $306.3 BILLION
      As of September 2024, MAID OF LONDON (MALON) national government DEBT was $300.7 billion. The country's external DEBT was $306.3 billion.
      Explanation
      External DEBT: This is the total DEBT owed to creditors outside of MAID OF LONDON (MALON) .
      Fiscal deficit: The government's goal is to reduce the fiscal deficit from 4.3% of GDP in 2024 to around 3% by 2026.
      Subsidies: The government plans to rationalize subsidies, especially for fuel.
      Sales and Service Tax (SST): The government plans to expand the SST in May 2025.

      Hapus
    6. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      • UTANG PEMERINTAH FEDERAL PER KAPITA: RM 36,139
      • UTANG RUMAH TANGGA PER KAPITA: RM 45,859
      Angka-angka ini cukup signifikan dan menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada utang baik di tingkat pemerintah maupun rumah tangga.
      Implikasi Detail terhadap Perekonomian Riil:
      Implikasi dari Utang Pemerintah Federal per Kapita (RM 36,139):
      1. Beban Pelayanan Utang yang Lebih Tinggi:
      o Penjelasan: Dengan utang pemerintah yang besar, pemerintah harus mengalokasikan sebagian besar anggaran tahunannya untuk membayar bunga dan pokok utang. Ini disebut "beban pelayanan utang" (debt service).
      o Dampak Riil:
       Pengurangan Pengeluaran untuk Layanan Publik: Dana yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan), pendidikan, kesehatan, riset dan pengembangan, atau program kesejahteraan sosial, justru habis untuk membayar utang. Ini menghambat pembangunan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
       Kenaikan Pajak di Masa Depan: Untuk membiayai utang, pemerintah mungkin terpaksa menaikkan pajak (PPh, PPN, pajak korporasi) di masa depan. Kenaikan pajak ini akan mengurangi daya beli masyarakat dan laba perusahaan, yang pada gilirannya bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
       Risiko Fiskal: Jika bunga utang naik secara signifikan atau pertumbuhan ekonomi melambat, kemampuan pemerintah untuk membayar utang bisa tertekan, meningkatkan risiko krisis fiskal.
      2. Ketergantungan pada Pasar Keuangan:
      o Penjelasan: Pemerintah harus terus-menerus mencari pinjaman baru (menerbitkan obligasi) untuk membiayai utang yang jatuh tempo atau defisit anggaran.
      o Dampak Riil:
       Sensitivitas terhadap Suku Bunga: Pemerintah menjadi sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga di pasar. Jika suku bunga global atau domestik naik, biaya pinjaman pemerintah akan melonjak, memperparah beban utang.
       Potensi "Crowding Out": Pinjaman pemerintah yang besar bisa menyedot dana dari pasar modal, sehingga mengurangi ketersediaan dana bagi sektor swasta untuk berinvestasi (ini disebut "crowding out"). Akibatnya, investasi swasta yang produktif bisa terhambat.
      3. Kredibilitas dan Peringkat Kredit Negara:
      o Penjelasan: Lembaga pemeringkat kredit (seperti Moody's, S&P, Fitch) mengevaluasi kemampuan negara untuk membayar utangnya.
      o Dampak Riil:
       Biaya Pinjaman Lebih Tinggi: Jika peringkat kredit negara turun karena tingkat utang yang tinggi, investor akan meminta imbal hasil (bunga) yang lebih tinggi untuk meminjamkan uang kepada pemerintah. Ini membuat biaya pinjaman semakin mahal.
       Citra Investor Negatif: Peringkat yang buruk juga bisa membuat investor asing ragu untuk berinvestasi di negara tersebut, mengurangi aliran modal asing langsung (FDI) yang penting untuk penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi.

      Hapus
  6. Rakyat INDIANESIA makin Teriak bila tahu BBM makin MURAH di MALAYSIA.... 😎😎🇲🇾🇲🇾🇲🇾



    BBM Setara Pertamax Green RON 95 di Malaysia Cuma Rp7 Ribuan

    https://www.cnnindonesia.com/otomotif/20250922124759-579-1276301/bbm-setara-pertamax-green-ron-95-di-malaysia-cuma-rp7-ribuan

    BalasHapus
    Balasan
    1. What a joke 🤡🤡🙈🙈🙈

      https://asianewshub.com/en/aerotree-lawsuit-blackhawk-helicopters/?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR7arcaX4pciT7JODLW_VwnLhPKlPmtLPleRR8uGmCOcwlZBsAZmmQukNof43Q_aem_hPD55wESr-hFQU8RyUcg7g

      Hapus
    2. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      MAID OF LONDON (MALON) 's 2025 budget includes plans to cut subsidies for healthcare, but also includes funding for upgrades and targeted subsidies. The goal is to improve healthcare access and quality, while also reducing the fiscal deficit.
      Budget cuts
      • Targeted subsidies
      The government will end universal healthcare and instead offer targeted subsidies for healthcare.
      • Fees
      High-income families and individuals will pay more for healthcare services.
      Budget allocations
      • Ministry of Health: The Ministry of Health (MOH) received RM45.3 billion in 2025, a 9.8% increase from 2024.
      • Sarawak Cancer Centre: RM1 billion was allocated for the Sarawak Cancer Centre.
      • Hospital upgrades: Funding was allocated for upgrades to hospitals across MAID OF LONDON (MALON) .
      • Targeted subsidies: Targeted subsidies will be offered to improve healthcare access, particularly for marginalized communities.
      Other social sector priorities
      The budget also includes allocations for education and social welfare. The goal is to improve the quality of life and public services.

      Hapus
    3. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      MAID OF LONDON (MALON) 's 2025 budget includes plans to cut subsidies for healthcare, but also includes funding for upgrades and targeted subsidies. The goal is to improve healthcare access and quality, while also reducing the fiscal deficit.
      Budget cuts
      • Targeted subsidies
      The government will end universal healthcare and instead offer targeted subsidies for healthcare.
      • Fees
      High-income families and individuals will pay more for healthcare services.
      Budget allocations
      • Ministry of Health: The Ministry of Health (MOH) received RM45.3 billion in 2025, a 9.8% increase from 2024.
      • Sarawak Cancer Centre: RM1 billion was allocated for the Sarawak Cancer Centre.
      • Hospital upgrades: Funding was allocated for upgrades to hospitals across MAID OF LONDON (MALON) .
      • Targeted subsidies: Targeted subsidies will be offered to improve healthcare access, particularly for marginalized communities.
      Other social sector priorities
      The budget also includes allocations for education and social welfare. The goal is to improve the quality of life and public services.

      Hapus
    4. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      MAID OF LONDON (MALON) 's 2025 budget includes plans to cut subsidies for healthcare, but also includes funding for upgrades and targeted subsidies. The goal is to improve healthcare access and quality, while also reducing the fiscal deficit.
      Budget cuts
      • Targeted subsidies
      The government will end universal healthcare and instead offer targeted subsidies for healthcare.
      • Fees
      High-income families and individuals will pay more for healthcare services.
      Budget allocations
      • Ministry of Health: The Ministry of Health (MOH) received RM45.3 billion in 2025, a 9.8% increase from 2024.
      • Sarawak Cancer Centre: RM1 billion was allocated for the Sarawak Cancer Centre.
      • Hospital upgrades: Funding was allocated for upgrades to hospitals across MAID OF LONDON (MALON) .
      • Targeted subsidies: Targeted subsidies will be offered to improve healthcare access, particularly for marginalized communities.
      Other social sector priorities
      The budget also includes allocations for education and social welfare. The goal is to improve the quality of life and public services.

      Hapus
    5. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      RAISING NEW TAX = BUDGET DEFICIT
      MAID OF LONDON (MALON) is raising taxes to reduce its budget deficit. The government is also cutting subsidies and reforming the tax system to make it more progressive.
      New taxes
      • Dividend tax: A 2% tax on individual dividend income for high earners
      • Excise duties: Higher excise duties on sugary drinks
      • Sales and service tax: Expanded scope of the sales and service tax (SST)
      • Carbon tax: A new tax on carbon emissions
      • Sugar duties: Higher duties on sugar
      • Unhealthy food tax: A tax on unhealthy foods
      • Inheritance tax: A tax on inheritance
      • High-value goods tax (HVGT): A tax on high-value goods
      • Artificial Intelligence (AI) tax: A tax on AI
      Subsidy cuts Reduced subsidies for electricity since 2023, Diesel subsidy reforms in June 2024, and Reform of RON95 fuel subsidy.

      Hapus
    6. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Maid of london (MALON) untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Maid of london (MALON) akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      =============
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Maid of london (MALON) telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Maid of london (MALON) ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Maid of london (MALON) ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%

      Hapus
    7. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      Federal Government Debt
      • End of 2024: RM 1.25 trillion
      • End of June 2025: RM 1.3 trillion
      • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
      Household Debt
      • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
      =============
      MISKIN ......
      DEBT MARCH 2025 = 1,65 TRILLION
      DEBT 2024 = RM 1.63 TRILLION
      DEBT 2023 = RM 1,53 TRILLION
      DEBT 2022 = RM 1,45 TRILLION
      DEBT 2021 = RM 1,38 TRILLION
      DEBT 2020 = RM 1,32 TRILLION
      DEBT 2019 = RM 1,25 TRILLION
      DEBT 2018 = RM 1,19 TRILLION

      Hapus
    8. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      • UTANG PEMERINTAH FEDERAL PER KAPITA: RM 36,139
      • UTANG RUMAH TANGGA PER KAPITA: RM 45,859
      Angka-angka ini cukup signifikan dan menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada utang baik di tingkat pemerintah maupun rumah tangga.
      Implikasi Detail terhadap Perekonomian Riil:
      Implikasi dari Utang Pemerintah Federal per Kapita (RM 36,139):
      1. Beban Pelayanan Utang yang Lebih Tinggi:
      o Penjelasan: Dengan utang pemerintah yang besar, pemerintah harus mengalokasikan sebagian besar anggaran tahunannya untuk membayar bunga dan pokok utang. Ini disebut "beban pelayanan utang" (debt service).
      o Dampak Riil:
       Pengurangan Pengeluaran untuk Layanan Publik: Dana yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan), pendidikan, kesehatan, riset dan pengembangan, atau program kesejahteraan sosial, justru habis untuk membayar utang. Ini menghambat pembangunan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
       Kenaikan Pajak di Masa Depan: Untuk membiayai utang, pemerintah mungkin terpaksa menaikkan pajak (PPh, PPN, pajak korporasi) di masa depan. Kenaikan pajak ini akan mengurangi daya beli masyarakat dan laba perusahaan, yang pada gilirannya bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
       Risiko Fiskal: Jika bunga utang naik secara signifikan atau pertumbuhan ekonomi melambat, kemampuan pemerintah untuk membayar utang bisa tertekan, meningkatkan risiko krisis fiskal.
      2. Ketergantungan pada Pasar Keuangan:
      o Penjelasan: Pemerintah harus terus-menerus mencari pinjaman baru (menerbitkan obligasi) untuk membiayai utang yang jatuh tempo atau defisit anggaran.
      o Dampak Riil:
       Sensitivitas terhadap Suku Bunga: Pemerintah menjadi sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga di pasar. Jika suku bunga global atau domestik naik, biaya pinjaman pemerintah akan melonjak, memperparah beban utang.
       Potensi "Crowding Out": Pinjaman pemerintah yang besar bisa menyedot dana dari pasar modal, sehingga mengurangi ketersediaan dana bagi sektor swasta untuk berinvestasi (ini disebut "crowding out"). Akibatnya, investasi swasta yang produktif bisa terhambat.
      3. Kredibilitas dan Peringkat Kredit Negara:
      o Penjelasan: Lembaga pemeringkat kredit (seperti Moody's, S&P, Fitch) mengevaluasi kemampuan negara untuk membayar utangnya.
      o Dampak Riil:
       Biaya Pinjaman Lebih Tinggi: Jika peringkat kredit negara turun karena tingkat utang yang tinggi, investor akan meminta imbal hasil (bunga) yang lebih tinggi untuk meminjamkan uang kepada pemerintah. Ini membuat biaya pinjaman semakin mahal.
       Citra Investor Negatif: Peringkat yang buruk juga bisa membuat investor asing ragu untuk berinvestasi di negara tersebut, mengurangi aliran modal asing langsung (FDI) yang penting untuk penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi.

      Hapus
  7. Shame on you
    Memalukan Asean
    Badut Asean🤡🤡🤡🤡🤡🙈

    https://asianewshub.com/en/aerotree-lawsuit-blackhawk-helicopters/?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR7arcaX4pciT7JODLW_VwnLhPKlPmtLPleRR8uGmCOcwlZBsAZmmQukNof43Q_aem_hPD55wESr-hFQU8RyUcg7g

    BalasHapus
  8. Kasihan sepi nya berita shoping dri negara Klaim ter Kaya byk cash
    Malah berita Gugatan cancel sewa heli

    Wlwkwkwkwkwkwkkw...awokawokawoawok🙈🤡

    BalasHapus
  9. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    • UTANG PEMERINTAH FEDERAL PER KAPITA: RM 36,139
    • UTANG RUMAH TANGGA PER KAPITA: RM 45,859
    Angka-angka ini cukup signifikan dan menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada utang baik di tingkat pemerintah maupun rumah tangga.
    Implikasi Detail terhadap Perekonomian Riil:
    Implikasi Gabungan (Utang Pemerintah + Utang Rumah Tangga):
    1. Risiko Krisis Keuangan yang Lebih Tinggi:
    o Penjelasan: Kombinasi utang pemerintah dan rumah tangga yang tinggi menciptakan dua front kerentanan. Jika salah satu sektor goyah, ia bisa menarik sektor lainnya ke dalam masalah.
    o Dampak Riil: Jika terjadi perlambatan ekonomi, baik pemerintah maupun rumah tangga akan kesulitan membayar utang, menciptakan efek domino yang parah dan potensi krisis keuangan yang dalam.
    2. Ruang Gerak Kebijakan yang Terbatas:
    o Penjelasan: Baik pemerintah maupun bank sentral memiliki ruang gerak yang terbatas untuk merespons krisis ekonomi.
    o Dampak Riil:
     Stimulus Fiskal Sulit: Pemerintah mungkin kesulitan meluncurkan paket stimulus fiskal (misalnya, melalui pengeluaran infrastruktur atau bantuan sosial) jika utangnya sudah sangat tinggi.
     Batas Bawah Suku Bunga: Bank sentral mungkin sudah menurunkan suku bunga ke tingkat yang sangat rendah untuk mendukung ekonomi, sehingga tidak banyak lagi "amunisi" tersisa jika terjadi krisis lebih lanjut.
    3. Ketidakpastian Ekonomi dan Investor:
    o Penjelasan: Tingkat utang yang tinggi secara keseluruhan menciptakan ketidakpastian bagi investor domestik maupun asing.
    o Dampak Riil: Investor cenderung menghindari negara dengan tingkat utang yang meragukan, mengurangi investasi dan berpotensi memicu pelarian modal (capital flight), yang akan melemahkan mata uang dan memperburuk kondisi ekonomi.

    BalasHapus
  10. Sudah sewa kesusahan pusing" kena Gugatan lagi adooiii parah malondeh
    Bilang aja tak ade duit buat sewa atau belum dpt LENDER😀😀😀🤡👺👋👻

    BalasHapus
  11. Didalam rakyat INDIANESIA makin Susah.... Warga MALAYSIA Malah makin sejahtera.... ALHAMDULILAH...



    Harga BBM Malaysia Bikin Iri Warganet Indonesia, RON 95 Cuma Rp7.864

    https://ntbsatu.com/2025/09/23/harga-bbm-malaysia-bikin-iri-warganet-indonesia-ron-95-cuma-rp-7864.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      • UTANG PEMERINTAH FEDERAL PER KAPITA: RM 36,139
      • UTANG RUMAH TANGGA PER KAPITA: RM 45,859
      Angka-angka ini cukup signifikan dan menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada utang baik di tingkat pemerintah maupun rumah tangga.
      Implikasi Detail terhadap Perekonomian Riil:
      Implikasi dari Utang Pemerintah Federal per Kapita (RM 36,139):
      1. Beban Pelayanan Utang yang Lebih Tinggi:
      o Penjelasan: Dengan utang pemerintah yang besar, pemerintah harus mengalokasikan sebagian besar anggaran tahunannya untuk membayar bunga dan pokok utang. Ini disebut "beban pelayanan utang" (debt service).
      o Dampak Riil:
       Pengurangan Pengeluaran untuk Layanan Publik: Dana yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan), pendidikan, kesehatan, riset dan pengembangan, atau program kesejahteraan sosial, justru habis untuk membayar utang. Ini menghambat pembangunan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
       Kenaikan Pajak di Masa Depan: Untuk membiayai utang, pemerintah mungkin terpaksa menaikkan pajak (PPh, PPN, pajak korporasi) di masa depan. Kenaikan pajak ini akan mengurangi daya beli masyarakat dan laba perusahaan, yang pada gilirannya bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
       Risiko Fiskal: Jika bunga utang naik secara signifikan atau pertumbuhan ekonomi melambat, kemampuan pemerintah untuk membayar utang bisa tertekan, meningkatkan risiko krisis fiskal.
      2. Ketergantungan pada Pasar Keuangan:
      o Penjelasan: Pemerintah harus terus-menerus mencari pinjaman baru (menerbitkan obligasi) untuk membiayai utang yang jatuh tempo atau defisit anggaran.
      o Dampak Riil:
       Sensitivitas terhadap Suku Bunga: Pemerintah menjadi sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga di pasar. Jika suku bunga global atau domestik naik, biaya pinjaman pemerintah akan melonjak, memperparah beban utang.
       Potensi "Crowding Out": Pinjaman pemerintah yang besar bisa menyedot dana dari pasar modal, sehingga mengurangi ketersediaan dana bagi sektor swasta untuk berinvestasi (ini disebut "crowding out"). Akibatnya, investasi swasta yang produktif bisa terhambat.
      3. Kredibilitas dan Peringkat Kredit Negara:
      o Penjelasan: Lembaga pemeringkat kredit (seperti Moody's, S&P, Fitch) mengevaluasi kemampuan negara untuk membayar utangnya.
      o Dampak Riil:
       Biaya Pinjaman Lebih Tinggi: Jika peringkat kredit negara turun karena tingkat utang yang tinggi, investor akan meminta imbal hasil (bunga) yang lebih tinggi untuk meminjamkan uang kepada pemerintah. Ini membuat biaya pinjaman semakin mahal.
       Citra Investor Negatif: Peringkat yang buruk juga bisa membuat investor asing ragu untuk berinvestasi di negara tersebut, mengurangi aliran modal asing langsung (FDI) yang penting untuk penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi.


      Hapus
    2. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      • UTANG PEMERINTAH FEDERAL PER KAPITA: RM 36,139
      • UTANG RUMAH TANGGA PER KAPITA: RM 45,859
      Angka-angka ini cukup signifikan dan menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada utang baik di tingkat pemerintah maupun rumah tangga.
      Implikasi Detail terhadap Perekonomian Riil:
      Implikasi dari Utang Rumah Tangga per Kapita (RM 45,859):
      1. Daya Beli dan Konsumsi yang Tertekan:
      o Penjelasan: Sebagian besar pendapatan rumah tangga harus dialokasikan untuk membayar cicilan utang (KPR, KKB, kartu kredit, pinjaman pribadi).
      o Dampak Riil:
       Penurunan Konsumsi Barang dan Jasa Lain: Ketika sebagian besar pendapatan habis untuk utang, kemampuan rumah tangga untuk membeli barang dan jasa lain (selain kebutuhan pokok) akan berkurang. Konsumsi adalah motor utama pertumbuhan ekonomi di banyak negara.
       Risiko Resesi: Jika konsumsi rumah tangga menurun drastis, ini bisa memicu perlambatan ekonomi atau bahkan resesi.
       Tekanan pada Sektor Ritel: Bisnis ritel dan sektor jasa yang sangat bergantung pada pengeluaran konsumen akan mengalami penurunan penjualan dan profitabilitas.
      2. Stabilitas Keuangan Rumah Tangga yang Rentan:
      o Penjelasan: Tingkat utang yang tinggi membuat rumah tangga sangat rentan terhadap guncangan ekonomi.
      o Dampak Riil:
       Gagal Bayar (Default): Jika terjadi kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan, atau kenaikan suku bunga, banyak rumah tangga bisa kesulitan membayar utangnya, berujung pada gagal bayar.
       Krisis Keuangan Sistemik: Tingkat gagal bayar yang meluas bisa memicu krisis di sektor perbankan (karena bank memiliki piutang dari rumah tangga tersebut), yang pada gilirannya bisa mengguncang seluruh sistem keuangan.
       Kesehatan Mental dan Sosial: Tekanan utang yang berat juga berdampak pada kesehatan mental dan kualitas hidup masyarakat, yang secara tidak langsung memengaruhi produktivitas ekonomi.
      3. Hambatan Investasi dan Tabungan Rumah Tangga:
      o Penjelasan: Ketika pendapatan banyak digunakan untuk membayar utang, kapasitas rumah tangga untuk menabung atau berinvestasi menjadi terbatas.
      o Dampak Riil:
       Modal untuk Pensiun dan Pendidikan Berkurang: Kemampuan untuk mempersiapkan masa pensiun, pendidikan anak, atau investasi masa depan lainnya berkurang. Ini berpotensi menciptakan masalah sosial ekonomi di masa mendatang.
       Modal Produktif Berkurang: Secara agregat, tabungan rumah tangga adalah salah satu sumber modal penting bagi investasi produktif di perekonomian. Jika tabungan rendah, maka sumber modal ini juga berkurang.
      4. Kebijakan Moneter yang Terhambat:
      o Penjelasan: Bank sentral harus mempertimbangkan tingkat utang rumah tangga saat merumuskan kebijakan moneter (terutama suku bunga).
      o Dampak Riil:
       Dilema Suku Bunga: Jika bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, ini akan meningkatkan beban cicilan utang rumah tangga, berisiko memicu gagal bayar massal dan memperlambat ekonomi. Ini menempatkan bank sentral dalam dilema.
       Efektivitas Kebijakan Berkurang: Kebijakan moneter mungkin menjadi kurang efektif karena adanya tingkat utang yang tinggi.

      Hapus
    3. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      • UTANG PEMERINTAH FEDERAL PER KAPITA: RM 36,139
      • UTANG RUMAH TANGGA PER KAPITA: RM 45,859
      Angka-angka ini cukup signifikan dan menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada utang baik di tingkat pemerintah maupun rumah tangga.
      Implikasi Detail terhadap Perekonomian Riil:
      Implikasi dari Utang Rumah Tangga per Kapita (RM 45,859):
      1. Daya Beli dan Konsumsi yang Tertekan:
      o Penjelasan: Sebagian besar pendapatan rumah tangga harus dialokasikan untuk membayar cicilan utang (KPR, KKB, kartu kredit, pinjaman pribadi).
      o Dampak Riil:
       Penurunan Konsumsi Barang dan Jasa Lain: Ketika sebagian besar pendapatan habis untuk utang, kemampuan rumah tangga untuk membeli barang dan jasa lain (selain kebutuhan pokok) akan berkurang. Konsumsi adalah motor utama pertumbuhan ekonomi di banyak negara.
       Risiko Resesi: Jika konsumsi rumah tangga menurun drastis, ini bisa memicu perlambatan ekonomi atau bahkan resesi.
       Tekanan pada Sektor Ritel: Bisnis ritel dan sektor jasa yang sangat bergantung pada pengeluaran konsumen akan mengalami penurunan penjualan dan profitabilitas.
      2. Stabilitas Keuangan Rumah Tangga yang Rentan:
      o Penjelasan: Tingkat utang yang tinggi membuat rumah tangga sangat rentan terhadap guncangan ekonomi.
      o Dampak Riil:
       Gagal Bayar (Default): Jika terjadi kehilangan pekerjaan, penurunan pendapatan, atau kenaikan suku bunga, banyak rumah tangga bisa kesulitan membayar utangnya, berujung pada gagal bayar.
       Krisis Keuangan Sistemik: Tingkat gagal bayar yang meluas bisa memicu krisis di sektor perbankan (karena bank memiliki piutang dari rumah tangga tersebut), yang pada gilirannya bisa mengguncang seluruh sistem keuangan.
       Kesehatan Mental dan Sosial: Tekanan utang yang berat juga berdampak pada kesehatan mental dan kualitas hidup masyarakat, yang secara tidak langsung memengaruhi produktivitas ekonomi.
      3. Hambatan Investasi dan Tabungan Rumah Tangga:
      o Penjelasan: Ketika pendapatan banyak digunakan untuk membayar utang, kapasitas rumah tangga untuk menabung atau berinvestasi menjadi terbatas.
      o Dampak Riil:
       Modal untuk Pensiun dan Pendidikan Berkurang: Kemampuan untuk mempersiapkan masa pensiun, pendidikan anak, atau investasi masa depan lainnya berkurang. Ini berpotensi menciptakan masalah sosial ekonomi di masa mendatang.
       Modal Produktif Berkurang: Secara agregat, tabungan rumah tangga adalah salah satu sumber modal penting bagi investasi produktif di perekonomian. Jika tabungan rendah, maka sumber modal ini juga berkurang.
      4. Kebijakan Moneter yang Terhambat:
      o Penjelasan: Bank sentral harus mempertimbangkan tingkat utang rumah tangga saat merumuskan kebijakan moneter (terutama suku bunga).
      o Dampak Riil:
       Dilema Suku Bunga: Jika bank sentral menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi, ini akan meningkatkan beban cicilan utang rumah tangga, berisiko memicu gagal bayar massal dan memperlambat ekonomi. Ini menempatkan bank sentral dalam dilema.
       Efektivitas Kebijakan Berkurang: Kebijakan moneter mungkin menjadi kurang efektif karena adanya tingkat utang yang tinggi.

      Hapus
    4. KLAIM KAYA CASH = LOAN FA50
      1. KEXIM (Export-Import Bank of Korea): This is South Korea's official export credit agency. KEXIM's primary mission is to support South Korean companies in their international business ventures, including large-scale projects and defense exports. They offer a range of financial products, including direct loans, guarantees, and insurance, specifically tailored for export transactions. For a significant deal like fighter jet sales, KEXIM would be the most prominent institution to provide or back such credit. Their involvement signals a strategic government interest in facilitating the export.
      2. Korean Banks (Commercial Banks): Alongside KEXIM, various commercial banks in South Korea could also be involved. These banks might provide financing themselves, often with guarantees from KEXIM, or participate in syndicates (groups of banks) to share the risk of large loans. Their participation typically indicates confidence in the project's viability and the buyer's creditworthiness, possibly enhanced by KEXIM's backing.
      Why are these arrangements important for FA-50M sales?
      • Affordability for Buyers: Fighter jets are incredibly expensive. Export credits make these purchases more affordable for nations by spreading the cost over several years, often with favorable interest rates and repayment terms compared to purely commercial loans. This is particularly attractive for developing nations or those with limited defense budgets.
      • Competitive Advantage for KAI: In the global defense market, competition is fierce. Offering attractive financing packages can be a significant differentiator for an exporter like KAI. A country might choose the FA-50M over a competing aircraft if the financing terms are more favorable, even if the outright purchase price is similar.
      • Risk Mitigation: These arrangements mitigate financial risks for KAI. KEXIM's involvement, especially through guarantees or direct loans, assures KAI that they will be paid, reducing concerns about the buyer's ability to fulfill their financial obligations.
      • Government-to-Government Relations: Such deals often involve broader government-to-government cooperation. The South Korean government, through KEXIM, signals its commitment to the purchasing nation, fostering stronger diplomatic and economic ties.
      • Stimulating Domestic Industry: By facilitating exports, these credits support South Korea's aerospace and defense industry, sustaining jobs, encouraging technological development, and enhancing national capabilities.
      Lack of Full Disclosure
      The statement "though details aren’t fully disclosed" is typical for defense contracts, especially regarding financial terms. Reasons for this lack of transparency often include:
      • Commercial Sensitivity: Both KAI and the purchasing nation might consider the specific financial terms (e.g., interest rates, repayment schedules, guarantee amounts) to be proprietary business information that could affect future negotiations.
      • National Security: Details about defense procurements can be sensitive for national security reasons in both the exporting and importing countries.
      • Negotiation Flexibility: Keeping some details private allows for more flexibility in future negotiations or modifications to the contract.
      • Political Considerations: In some cases, governments may prefer not to disclose the full financial burden or the extent of foreign financial support for defense acquisitions to their domestic populations.


      Hapus
    5. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      1. DENDA= US$83,8 juta
      Seperti dikutip The Edge Malondesh (19/9/2025), Kontraktor pertahanan Aerotree Defence and Services Sdn Bhd telah mengajukan gugatan sebesar RM353 juta (US$83,8 juta) terhadap pemerintah dan Kementerian Pertahanan Malondesh atas pembatalan perjanjian sewa lima tahun
      -------------
      2. SKANDAL KAPAL TEMPUR PESISIR (LITTORAL COMBAT SHIP/LCS)
      Ini adalah salah satu skandal pengadaan militer terbesar dan paling kontroversial di Malondesh.
      • Proyek: Pengadaan enam kapal tempur pesisir untuk Angkatan Laut Kerajaan Malondesh (Royal Malondeshn Navy/RMN).
      • Nilai Proyek: Kontrak senilai RM9 miliar (sekitar US$2 miliar) ditandatangani pada tahun 2011.
      • Masalah Utama:
      a. Tidak ada kapal yang selesai: Meskipun pemerintah telah membayar lebih dari RM6 miliar, hingga kini belum ada satu pun dari enam kapal yang selesai dan dikirimkan.
      b. Penyalahgunaan dana: Laporan investigasi menemukan adanya dugaan penyalahgunaan dana, pembayaran yang tidak semestinya, dan penggelembungan harga (mark-up). Dana yang seharusnya digunakan untuk proyek justru digunakan untuk tujuan lain.
      c. Politik dan korupsi: Skandal ini menyeret sejumlah nama pejabat tinggi, termasuk mantan menteri pertahanan, yang diduga terlibat dalam praktik korupsi dan nepotisme.
      -------------
      3. SKANDAL KAPAL SELAM SCORPENE
      Skandal ini telah menjadi berita utama selama bertahun-tahun, bahkan melibatkan pengadilan di Prancis.
      • Proyek: Pembelian dua kapal selam kelas Scorpene dari perusahaan Prancis, DCNS (sekarang Naval Group), pada tahun 2002.
      • Nilai Proyek: Sekitar RM5,4 miliar.
      • Masalah Utama:
      a. Komisi besar-besaran: Terdapat dugaan pembayaran komisi sebesar 114 juta Euro kepada sebuah perusahaan yang terkait dengan pejabat senior Malondesh.
      b. Kasus pembunuhan: Skandal ini juga terkait dengan pembunuhan seorang penerjemah wanita asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, yang diduga memiliki informasi terkait kontrak tersebut. Kasus ini telah menjadi salah satu babak tergelap dalam sejarah politik Malondesh.
      -------------
      4. KONTROVERSI PENGADAAN JET TEMPUR A-4 SKYHAWK
      Kasus ini sering diangkat kembali, termasuk oleh Raja Malondesh sendiri, sebagai contoh kegagalan pengadaan di masa lalu.
      • Proyek: Pembelian 88 unit jet tempur A-4 Skyhawk bekas dari Amerika Serikat pada tahun 1980-an.
      • Masalah Utama:
      a. Kondisi buruk: Dari 88 unit yang dibeli, hanya sekitar 40 unit yang bisa digunakan dan sisanya dianggap tidak layak terbang.
      b. Tingkat kecelakaan tinggi: Jet-jet yang dioperasikan mengalami tingkat kecelakaan yang tinggi, membahayakan nyawa pilot, dan akhirnya dipensiunkan. Raja Malondesh menyebutnya sebagai "peti mati terbang" (flying coffin), istilah yang juga digunakan untuk mengkritik rencana pengadaan helikopter Black Hawk yang usianya sudah tua.
      -------------
      5. SKANDAL PENCURIAN MESIN PESAWAT TEMPUR F-5E
      Kasus ini adalah salah satu contoh nyata kelemahan dalam pengawasan aset militer.
      • Kasus: Hilangnya dua mesin pesawat tempur Northrop F-5E milik Angkatan Udara Kerajaan Malondesh (RMAF) senilai sekitar US$29 juta.
      • Masalah Utama: Investigasi mengungkapkan bahwa mesin-mesin tersebut telah dicuri dari pangkalan militer dan kemudian dijual kepada perusahaan di Amerika Selatan. Insiden ini tidak hanya menunjukkan adanya pencurian internal, tetapi juga dugaan keterlibatan oknum pejabat militer. Mantan Kepala Angkatan Bersenjata Malondesh bahkan mengakui bahwa kasus ini hanyalah puncak dari skandal korupsi yang lebih besar terkait peralatan militer.
      -------------
      6. KRITIK PENGADAAN HOWITZER
      Pengadaan senjata berat ini juga menjadi sorotan tajam dari kalangan oposisi.
      • Proyek: Rencana pembelian howitzer senilai hampir RM1 miliar (sekitar US$212 juta).
      • Masalah Utama: Seorang anggota parlemen oposisi menuduh bahwa kontrak tersebut akan diberikan melalui negosiasi langsung, bukan tender terbuka, kepada perusahaan yang baru berdiri dua tahun dan tidak memiliki pengalaman di industri pertahanan..

      Hapus
    6. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      1. DENDA= US$83,8 juta
      Seperti dikutip The Edge Malondesh (19/9/2025), Kontraktor pertahanan Aerotree Defence and Services Sdn Bhd telah mengajukan gugatan sebesar RM353 juta (US$83,8 juta) terhadap pemerintah dan Kementerian Pertahanan Malondesh atas pembatalan perjanjian sewa lima tahun
      -------------
      2. SKANDAL KAPAL TEMPUR PESISIR (LITTORAL COMBAT SHIP/LCS)
      Ini adalah salah satu skandal pengadaan militer terbesar dan paling kontroversial di Malondesh.
      • Proyek: Pengadaan enam kapal tempur pesisir untuk Angkatan Laut Kerajaan Malondesh (Royal Malondeshn Navy/RMN).
      • Nilai Proyek: Kontrak senilai RM9 miliar (sekitar US$2 miliar) ditandatangani pada tahun 2011.
      • Masalah Utama:
      a. Tidak ada kapal yang selesai: Meskipun pemerintah telah membayar lebih dari RM6 miliar, hingga kini belum ada satu pun dari enam kapal yang selesai dan dikirimkan.
      b. Penyalahgunaan dana: Laporan investigasi menemukan adanya dugaan penyalahgunaan dana, pembayaran yang tidak semestinya, dan penggelembungan harga (mark-up). Dana yang seharusnya digunakan untuk proyek justru digunakan untuk tujuan lain.
      c. Politik dan korupsi: Skandal ini menyeret sejumlah nama pejabat tinggi, termasuk mantan menteri pertahanan, yang diduga terlibat dalam praktik korupsi dan nepotisme.
      -------------
      3. SKANDAL KAPAL SELAM SCORPENE
      Skandal ini telah menjadi berita utama selama bertahun-tahun, bahkan melibatkan pengadilan di Prancis.
      • Proyek: Pembelian dua kapal selam kelas Scorpene dari perusahaan Prancis, DCNS (sekarang Naval Group), pada tahun 2002.
      • Nilai Proyek: Sekitar RM5,4 miliar.
      • Masalah Utama:
      a. Komisi besar-besaran: Terdapat dugaan pembayaran komisi sebesar 114 juta Euro kepada sebuah perusahaan yang terkait dengan pejabat senior Malondesh.
      b. Kasus pembunuhan: Skandal ini juga terkait dengan pembunuhan seorang penerjemah wanita asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, yang diduga memiliki informasi terkait kontrak tersebut. Kasus ini telah menjadi salah satu babak tergelap dalam sejarah politik Malondesh.
      -------------
      4. KONTROVERSI PENGADAAN JET TEMPUR A-4 SKYHAWK
      Kasus ini sering diangkat kembali, termasuk oleh Raja Malondesh sendiri, sebagai contoh kegagalan pengadaan di masa lalu.
      • Proyek: Pembelian 88 unit jet tempur A-4 Skyhawk bekas dari Amerika Serikat pada tahun 1980-an.
      • Masalah Utama:
      a. Kondisi buruk: Dari 88 unit yang dibeli, hanya sekitar 40 unit yang bisa digunakan dan sisanya dianggap tidak layak terbang.
      b. Tingkat kecelakaan tinggi: Jet-jet yang dioperasikan mengalami tingkat kecelakaan yang tinggi, membahayakan nyawa pilot, dan akhirnya dipensiunkan. Raja Malondesh menyebutnya sebagai "peti mati terbang" (flying coffin), istilah yang juga digunakan untuk mengkritik rencana pengadaan helikopter Black Hawk yang usianya sudah tua.
      -------------
      5. SKANDAL PENCURIAN MESIN PESAWAT TEMPUR F-5E
      Kasus ini adalah salah satu contoh nyata kelemahan dalam pengawasan aset militer.
      • Kasus: Hilangnya dua mesin pesawat tempur Northrop F-5E milik Angkatan Udara Kerajaan Malondesh (RMAF) senilai sekitar US$29 juta.
      • Masalah Utama: Investigasi mengungkapkan bahwa mesin-mesin tersebut telah dicuri dari pangkalan militer dan kemudian dijual kepada perusahaan di Amerika Selatan. Insiden ini tidak hanya menunjukkan adanya pencurian internal, tetapi juga dugaan keterlibatan oknum pejabat militer. Mantan Kepala Angkatan Bersenjata Malondesh bahkan mengakui bahwa kasus ini hanyalah puncak dari skandal korupsi yang lebih besar terkait peralatan militer.
      -------------
      6. KRITIK PENGADAAN HOWITZER
      Pengadaan senjata berat ini juga menjadi sorotan tajam dari kalangan oposisi.
      • Proyek: Rencana pembelian howitzer senilai hampir RM1 miliar (sekitar US$212 juta).
      • Masalah Utama: Seorang anggota parlemen oposisi menuduh bahwa kontrak tersebut akan diberikan melalui negosiasi langsung, bukan tender terbuka, kepada perusahaan yang baru berdiri dua tahun dan tidak memiliki pengalaman di industri pertahanan..

      Hapus
    7. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      DENDA= US$83,8 juta
      • RM17.5 million in special damages
      • RM38.7 million in further damages
      • US$38.7 million (about RM297.3 million) in additional compensation
      -------------
      Defence contractor Aerotree Defence & Services Sdn Bhd has filed a RM353 million lawsuit against the Malondeshn government and Defence Ministry for cancelling a five-year lease agreement involving four US-made Blackhawk UH-60A helicopters for the Malondeshn army's air force unit.
      Filed through Messrs Hafarizam, Wan Aisha & Mubarak at the Kuala Lumpur High Court, the suit names the Defence Ministry secretary general, the ministry, and the federal government as defendants.
      In the statement of claim sighted by The Edge, Aerotree Defence is asking the court to order the Defence Ministry and the government to follow through with the helicopter lease deal based on the acceptance letter dated April 17, 2023. If the deal can’t be carried out, the company wants:
      • RM17.5 million in special damages
      • RM38.7 million in further damages
      • US$38.7 million (about RM297.3 million) in additional compensation
      Aerotree is also seeking to block the government from using a RM1.87 million bank guarantee it provided, and is asking for general damages for loss of reputation, plus exemplary and aggravated damages to be decided by the court.
      In its 31-page claim, Aerotree said the government had agreed to lease four Blackhawk helicopters for five years at RM187.5 million. The deal was a Private Finance Initiative, meaning the government wouldn’t bear any cost or risk, as Aerotree would own, operate, and maintain the helicopters. The company said the helicopters were fully mission-capable, including for air force transport operations.
      Aerotree is seeking a court declaration that the government’s termination of the agreement on Oct 31, 2024, is null and void.
      -----------------
      Helicopter deal timeline and delays
      Under the agreement, Aerotree was to deliver two helicopters within six months of the April 2023 acceptance letter, and the remaining two within nine months. The company also had to provide a non-cancellable RM1.87 million implementation bond, which it secured from Perwira Affin Bank in June 2023.
      Aerotree was also required to run a training and industrial collaboration programme. For this, it requested access to the Kuantan Air Force base to prepare a maintenance manual and obtain certification as an Approved Maintenance Organisation.
      In July 2023, Aerotree signed a deal with Turkey’s Havelsan for Blackhawk simulator training for 14 RMAF pilots. The following month, it signed a sales agreement with Slovakia’s Training Academy to purchase and upgrade four Blackhawk helicopters.
      Due to technical modifications, pilot training, and delays caused by the Russia-Ukraine conflict, Aerotree requested three extensions — up to Oct 30, 2024 — for the helicopter deliveries. However, penalties for late delivery (LAD) still applied.
      Aerotree claimed the Defence Ministry and government failed to assist it in securing a loan from SME Bank, which was going through a board restructuring. A change in the Defence Minister further delayed necessary documents for loan approval. Despite this, the loan was approved but the company had yet to receive the deed of trust letter from the ministry so that the first payment could be made.
      The company said the government was aware of the reasons behind the delays but imposed unfair extension conditions that made it harder for Aerotree to complete the deal, ultimately setting the company up to fail.
      -----------------
      Allegations of unfair termination
      On Oct 31, 2024, Aerotree Defence received a termination letter from the Defence Ministry for failing to deliver four Blackhawk helicopters as agreed.
      Aerotree appealed the termination, saying the helicopters were already registered with the US Department of State and were awaiting approval under the International Traffic in Arms Regulations (ITAR), which is required before shipment to Malondesh.

      Hapus
    8. KLAIM KAYA CASH = LOAN BARTER
      -------------
      Barter & Hutang Pengadaan Alutsista Malondesh
      1. Kapal Selam Scorpene
      • Skema: Loan agreement + offset industri
      • Detail:
      a. Dibeli dari Naval Group (Prancis) dengan nilai sekitar RM 3.4 miliar.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri (PLN) yang disetujui oleh Kementerian Keuangan Malondesh.
      c. Termasuk offset berupa pelatihan awak, pembangunan fasilitas, dan kerja sama dengan PT PAL2.
      -----------------
      2. Kapal LCS (Littoral Combat Ship)
      • Skema: Loan agreement + milestone payment
      • Detail:
      a. Proyek LCS melibatkan Boustead Naval Shipyard (BNS) dan Thales.
      b. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai progres pembangunan.
      c. Menggunakan pinjaman dalam negeri dan luar negeri, namun proyek ini mengalami keterlambatan dan audit karena masalah manajemen.
      -----------------
      3. Kapal NGPV (New Generation Patrol Vessel)
      • Skema: Loan agreement + offset lokal
      • Detail:
      a. Dipesan dari BNS dengan desain MEKO A-100 dari Jerman.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman pemerintah dan milestone kontrak.
      c. Offset berupa pembangunan galangan kapal dan pelatihan teknisi lokal.
      -----------------
      4. Tank PT-91M Pendekar
      • Skema: Loan agreement bilateral
      • Detail:
      a. Dibeli dari Polandia dengan nilai sekitar USD 370 juta.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman bilateral antara pemerintah Malondesh dan Polandia.
      c. Termasuk pelatihan awak dan dukungan teknis dari Bumar Labedy.
      -----------------
      6. Pesawat FA-50M
      • Skema: Loan agreement + offset industri
      • Detail:
      a. Malondesh menandatangani kontrak dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri dan milestone pengiriman.
      c. Offset berupa pelatihan pilot dan teknisi serta kerja sama industri dirgantara.
      🔁 Tabel Ringkasan Skema Pembayaran
      Alutsista Skema Pembayaran Hutang
      Scorpene Loan agreement + offset ✅
      Kapal LCS Loan + milestone ✅
      Kapal NGPV Loan + offset ✅
      Tank PT-91M Loan bilateral ✅
      FA-50M Loan + offset ✅

      Hapus
  12. PRESIDEN RI PIDATO NOMER 3 DI PBB TENTANG PALESTINA......RI SELALU DI TERDEPAN BUAT PALESTINA 👍👍👍👍👍

    BERBANDING MALONDESH TA ADA SUARANYA ,MEMALUKAN SEKALI NEGARA MISKIN INI 🤣🤣🤣🤣🤣🤣

    https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20250922113309-4-669024/di-urutan-3-prabowo-bakal-pidato-di-pbb-setelah-donald-trump&ved=2ahUKEwjRuOjj3u6PAxX3xzgGHahgONQQ0PADKAB6BAgUEAE&usg=AOvVaw1cOVvQ-pcJ3fnnim-Qfkz_

    BalasHapus
  13. Bayar lah tuh GUGATAN nya lon
    Tak usah bla bla bla bual di sini menyalak teriak koyak hati
    Salam Hornet BUAL👻👋👺🤡🙈

    BalasHapus
  14. KLAIM KAYA CASH = LOAN BARTER
    -------------
    Barter & Hutang Pengadaan Alutsista Malondesh
    1. Kapal Selam Scorpene
    • Skema: Loan agreement + offset industri
    • Detail:
    a. Dibeli dari Naval Group (Prancis) dengan nilai sekitar RM 3.4 miliar.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri (PLN) yang disetujui oleh Kementerian Keuangan Malondesh.
    c. Termasuk offset berupa pelatihan awak, pembangunan fasilitas, dan kerja sama dengan PT PAL2.
    -----------------
    2. Kapal LCS (Littoral Combat Ship)
    • Skema: Loan agreement + milestone payment
    • Detail:
    a. Proyek LCS melibatkan Boustead Naval Shipyard (BNS) dan Thales.
    b. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai progres pembangunan.
    c. Menggunakan pinjaman dalam negeri dan luar negeri, namun proyek ini mengalami keterlambatan dan audit karena masalah manajemen.
    -----------------
    3. Kapal NGPV (New Generation Patrol Vessel)
    • Skema: Loan agreement + offset lokal
    • Detail:
    a. Dipesan dari BNS dengan desain MEKO A-100 dari Jerman.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman pemerintah dan milestone kontrak.
    c. Offset berupa pembangunan galangan kapal dan pelatihan teknisi lokal.
    -----------------
    4. Tank PT-91M Pendekar
    • Skema: Loan agreement bilateral
    • Detail:
    a. Dibeli dari Polandia dengan nilai sekitar USD 370 juta.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman bilateral antara pemerintah Malondesh dan Polandia.
    c. Termasuk pelatihan awak dan dukungan teknis dari Bumar Labedy.
    -----------------
    6. Pesawat FA-50M
    • Skema: Loan agreement + offset industri
    • Detail:
    a. Malondesh menandatangani kontrak dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri dan milestone pengiriman.
    c. Offset berupa pelatihan pilot dan teknisi serta kerja sama industri dirgantara.
    🔁 Tabel Ringkasan Skema Pembayaran
    Alutsista Skema Pembayaran Hutang
    Scorpene Loan agreement + offset ✅
    Kapal LCS Loan + milestone ✅
    Kapal NGPV Loan + offset ✅
    Tank PT-91M Loan bilateral ✅
    FA-50M Loan + offset ✅

    BalasHapus
  15. Didalam rakyat INDIANESIA makin Susah.... Warga MALAYSIA Malah makin sejahtera.... ALHAMDULILAH...



    Harga BBM Malaysia Bikin Iri Warganet Indonesia, RON 95 Cuma Rp7.864

    https://ntbsatu.com/2025/09/23/harga-bbm-malaysia-bikin-iri-warganet-indonesia-ron-95-cuma-rp-7864.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. KLAIM KAYA CASH = LOAN BARTER
      -------------
      Barter & Hutang Pengadaan Alutsista Malondesh
      1. Kapal Selam Scorpene
      • Skema: Loan agreement + offset industri
      • Detail:
      a. Dibeli dari Naval Group (Prancis) dengan nilai sekitar RM 3.4 miliar.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri (PLN) yang disetujui oleh Kementerian Keuangan Malondesh.
      c. Termasuk offset berupa pelatihan awak, pembangunan fasilitas, dan kerja sama dengan PT PAL2.
      -----------------
      2. Kapal LCS (Littoral Combat Ship)
      • Skema: Loan agreement + milestone payment
      • Detail:
      a. Proyek LCS melibatkan Boustead Naval Shipyard (BNS) dan Thales.
      b. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai progres pembangunan.
      c. Menggunakan pinjaman dalam negeri dan luar negeri, namun proyek ini mengalami keterlambatan dan audit karena masalah manajemen.
      -----------------
      3. Kapal NGPV (New Generation Patrol Vessel)
      • Skema: Loan agreement + offset lokal
      • Detail:
      a. Dipesan dari BNS dengan desain MEKO A-100 dari Jerman.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman pemerintah dan milestone kontrak.
      c. Offset berupa pembangunan galangan kapal dan pelatihan teknisi lokal.
      -----------------
      4. Tank PT-91M Pendekar
      • Skema: Loan agreement bilateral
      • Detail:
      a. Dibeli dari Polandia dengan nilai sekitar USD 370 juta.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman bilateral antara pemerintah Malondesh dan Polandia.
      c. Termasuk pelatihan awak dan dukungan teknis dari Bumar Labedy.
      -----------------
      6. Pesawat FA-50M
      • Skema: Loan agreement + offset industri
      • Detail:
      a. Malondesh menandatangani kontrak dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri dan milestone pengiriman.
      c. Offset berupa pelatihan pilot dan teknisi serta kerja sama industri dirgantara.
      🔁 Tabel Ringkasan Skema Pembayaran
      Alutsista Skema Pembayaran Hutang
      Scorpene Loan agreement + offset ✅
      Kapal LCS Loan + milestone ✅
      Kapal NGPV Loan + offset ✅
      Tank PT-91M Loan bilateral ✅
      FA-50M Loan + offset ✅

      Hapus
    2. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      LOAN-BASED DEFENSE PROCUREMENT: A STRATEGIC FINANCIAL MODEL
      🔹 Why Loans Are Used
      Malondesh’s annual defense budget is limited and must cover personnel, operations, maintenance, and development. When major acquisitions—such as submarines, fighter jets, or armored vehicles—exceed available funds, the government turns to loan agreements to:
      • Spread payments over multiple years.
      • Avoid sudden budget shocks.
      • Enable long-term modernization without compromising operational readiness.
      -----------------
      🔸 Sources of Loans
      Source Type Description
      Foreign Governments Bilateral defense deals often include soft loans or export credits. Example: Poland for PT-91M tanks.
      Export Credit Agencies Institutions like Korea Eximbank or France’s Coface offer financing tied to defense exports.
      International Banks Commercial banks may offer syndicated loans for large naval or aerospace projects.
      Domestic Institutions Malondeshn banks or government-linked investment entities may co-finance local components.
      -----------------
      🔸 Structure of Loan Agreements
      Component Details
      Tenor Typically 5–15 years depending on asset lifespan and delivery schedule.
      Grace Period Often 1–3 years during manufacturing phase before repayment begins.
      Interest Rate Negotiated based on bilateral ties; may be fixed or floating.
      Repayment Terms Milestone-based: payments tied to delivery, testing, or commissioning.
      Currency Usually USD or EUR; hedging used to manage forex risk.
      Guarantees Sovereign guarantees or performance bonds to secure repayment.
      -----------------
      🔸 Offset & Industrial Participation
      Loan-based deals often include offset clauses, which benefit Malondesh’s local defense industry:
      • Technology Transfer: Training, simulators, or assembly know-how.
      • Local Manufacturing: Involvement of Boustead Naval Shipyard, SME Ordnance, or AIROD.
      • Maintenance Contracts: Long-term MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) agreements with Malondeshn firms.
      -----------------
      🔸 Examples of Loan-Based Defense Deals
      Program Supplier Country Loan Type & Offset
      Scorpene Submarines France Export credit + training + infrastructure development
      PT-91M Tanks Poland Bilateral loan + crew training + spare parts support
      FA-50M Fighter Jets South Korea Export credit + pilot training + simulator systems
      NGPV Patrol Vessels Germany Structured financing + local shipbuilding capacity
      ⚠️ Risks & Safeguards
      Risk Mitigation Strategy
      Exchange Rate Volatility Use of currency hedging and multi-currency reserves.
      Delivery Delays Penalty clauses and performance guarantees in contract.
      Budget Overruns Parliamentary oversight and audit mechanisms.
      Political Sensitivity Transparency initiatives and public reporting (e.g., LCS scandal).

      Hapus
    3. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      1. Identification of Needs:
      The Malondeshn Armed Forces (MAF) first identifies its operational requirements and strategic defense needs. This involves assessments of current threats, technological advancements, and the lifespan of existing equipment. For example, the Royal Malondeshn Navy might identify a need for new littoral mission ships (LMS) or the Royal Malondeshn Air Force for multi-role combat aircraft.
      -----------------
      2. Budget Allocation and Approval:
      Defense spending is a significant part of the national budget. The Ministry of Defence (MINDEF) prepares budget proposals, which are then subject to approval by the Malondeshn Parliament. For major acquisitions, special allocations or supplementary budgets may be required.
      -----------------
      3. Procurement Methods:
      Malondesh employs various procurement methods, including:
      * Direct Negotiation: For specialized equipment or where only a few suppliers exist, direct negotiation with manufacturers or foreign governments is common.
      * International Tendering: For more competitive markets, international tenders are issued, allowing various global defense contractors to bid.
      * Government-to-Government (G2G) Agreements: Sometimes, procurement is done directly between the Malondeshn government and a foreign government, which can facilitate financing options.
      -----------------
      4. Financing Options – How Loans Come In:
      When the outright purchase of military equipment is too costly for the immediate national budget, loans become a crucial financing mechanism. Here are the common sources and types of loans:
      • Commercial Bank Loans:
      a. Syndicated Loans: A group of banks might come together to provide a large loan to the Malondeshn government or a specific government entity responsible for procurement. These are often arranged through international financial institutions.
      b. Export Credit Agencies (ECAs): Many countries that export defense equipment have ECAs (e.g., UKEF in the UK, EXIM Bank in the US, Euler Hermes in Germany). These agencies provide loan guarantees, direct loans, or insurance to facilitate exports from their respective countries. If Malondesh buys equipment from a French company, for instance, a French ECA might offer favorable financing terms to secure the deal for the French exporter. This is a very common source of financing for defense deals.
      • Foreign Government Loans/Credits:
      a. Soft Loans/Concessional Loans: Sometimes, a foreign government might offer loans with very favorable terms (low interest rates, long repayment periods) as part of a broader diplomatic or strategic partnership, or to stimulate their own defense industry's exports.
      b. Defense Cooperation Agreements: These agreements can sometimes include provisions for financial assistance or credit lines for military purchases.
      • Bonds/Sukuk:
      a. The Malondeshn government could issue sovereign bonds or Islamic bonds (Sukuk) in domestic or international markets to raise funds for general expenditure, which could include military procurement. While not direct "loans" for a specific piece of equipment, they are a way to raise capital.

      Hapus
    4. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      USE OF LOANS IN DEFENSE PROCUREMENT
      1. Why Loans Are Used
      a. Budget Limits: Malondesh’s annual defense budget is relatively modest (about RM15–20 billion in recent years). Buying big-ticket items like submarines, frigates, or fighter jets in one year would swallow a large chunk of the budget.
      b. Need for Modernization: To maintain regional balance (especially with neighbors like Singapore, Indonesia, Thailand, and Vietnam), Malondesh wants to modernize across all services (army, navy, air force) simultaneously.
      c. Smoothing Expenditure: Loans allow Malondesh to spread payments over 5–15 years, instead of paying everything upfront.
      d. Political Optics: Loans make it easier for governments to announce “big” purchases without creating sudden budget spikes.
      ________________________________________
      2. Where the Loans Come From
      a. Foreign Export Credit Agencies (ECAs):
      o Example: France’s COFACE, Germany’s Euler Hermes, South Korea’s KEXIM.
      o These agencies guarantee loans tied to purchases from their industries.
      b. International Banks / Syndicated Loans:
      o Global banks provide financing secured by sovereign guarantees.
      c. Domestic Financing:
      o Malondesh sometimes uses local banks or issues government bonds to support large contracts (especially if local shipyards are involved).
      ________________________________________
      3. How the Loans Are Structured
      a. Buyer’s Credit (Tied Loans):
      Malondesh borrows from the supplier’s country → money must be spent on that country’s defense products.
      b. Supplier’s Credit:
      The vendor arranges financing on Malondesh’s behalf.
      c. Mixed Financing:
      Part loan, part direct allocation from Malondesh’s budget.
      d. Grace Periods:
      Often 3–5 years before repayment begins, matching the delivery of ships/planes.
      e. Repayment Terms:
      Usually 5–15 years, in USD or EUR, sometimes with concessional interest if linked to government-to-government deals.
      ________________________________________
      4. Examples of Loan-Financed Procurement
      a. Scorpene Submarines (France, early 2000s):
      Financed with loans from French banks, backed by the French government’s export credit agency. Payments stretched over many years.
      b. PT-91M “Pendekar” Tanks (Poland):
      Reports suggest export credit financing from Poland/Europe, since the total contract was too large for Malondesh’s defense budget in one year.
      c. Littoral Combat Ship (LCS):
      Domestic + foreign financing mix. Malondeshn banks supported Boustead Naval Shipyard with loans, while the government made progressive payments. Debt restructuring later became necessary due to delays.
      d. FA-50M Fighter Jets (South Korea, 2023):
      Likely tied to Korean financing packages (KEXIM export credit), though details not fully disclosed. A typical arrangement for aircraft sales from Korea.
      e. NGPVs (Kedah-class Patrol Vessels, 1990s–2000s):
      Built locally under a German license; financing reportedly included German export credit facilities.
      ________________________________________
      5. Weaknesses & Risks
      a. Debt Burden: Defense loans tie up future budgets for repayments.
      b. Currency Risk: Loans often in USD/EUR; if the ringgit weakens, repayment costs rise.
      c. Tied Procurement: Malondesh is locked into buying from the lending country, limiting competition.
      d. Project Delays: If assets (e.g., LCS) are delayed, Malondesh is already servicing debt without receiving capability.
      e. Transparency Issues: Loan terms and repayment schedules are often not publicly disclosed.
      ________________________________________
      ✅ In summary:
      Malondesh relies on loan financing (foreign export credit, international bank loans, domestic financing) to fund expensive defense acquisitions like submarines, frigates, tanks, and fighter jets. This allows modernization without busting the yearly budget, but creates long-term debt obligations, currency risks, and vulnerability to project delays.

      Hapus
  16. masa negara konon G20 BBMnya mahal dalam ada 194 juta rakyatnya HIDUP DALAM KEMISKINAN.....HAHAHAHAH

    BalasHapus
    Balasan
    1. KLAIM KAYA CASH = LOAN BARTER
      -------------
      Barter & Hutang Pengadaan Alutsista Malondesh
      1. Kapal Selam Scorpene
      • Skema: Loan agreement + offset industri
      • Detail:
      a. Dibeli dari Naval Group (Prancis) dengan nilai sekitar RM 3.4 miliar.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri (PLN) yang disetujui oleh Kementerian Keuangan Malondesh.
      c. Termasuk offset berupa pelatihan awak, pembangunan fasilitas, dan kerja sama dengan PT PAL2.
      -----------------
      2. Kapal LCS (Littoral Combat Ship)
      • Skema: Loan agreement + milestone payment
      • Detail:
      a. Proyek LCS melibatkan Boustead Naval Shipyard (BNS) dan Thales.
      b. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai progres pembangunan.
      c. Menggunakan pinjaman dalam negeri dan luar negeri, namun proyek ini mengalami keterlambatan dan audit karena masalah manajemen.
      -----------------
      3. Kapal NGPV (New Generation Patrol Vessel)
      • Skema: Loan agreement + offset lokal
      • Detail:
      a. Dipesan dari BNS dengan desain MEKO A-100 dari Jerman.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman pemerintah dan milestone kontrak.
      c. Offset berupa pembangunan galangan kapal dan pelatihan teknisi lokal.
      -----------------
      4. Tank PT-91M Pendekar
      • Skema: Loan agreement bilateral
      • Detail:
      a. Dibeli dari Polandia dengan nilai sekitar USD 370 juta.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman bilateral antara pemerintah Malondesh dan Polandia.
      c. Termasuk pelatihan awak dan dukungan teknis dari Bumar Labedy.
      -----------------
      6. Pesawat FA-50M
      • Skema: Loan agreement + offset industri
      • Detail:
      a. Malondesh menandatangani kontrak dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri dan milestone pengiriman.
      c. Offset berupa pelatihan pilot dan teknisi serta kerja sama industri dirgantara.
      🔁 Tabel Ringkasan Skema Pembayaran
      Alutsista Skema Pembayaran Hutang
      Scorpene Loan agreement + offset ✅
      Kapal LCS Loan + milestone ✅
      Kapal NGPV Loan + offset ✅
      Tank PT-91M Loan bilateral ✅
      FA-50M Loan + offset ✅

      Hapus
    2. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      1. Soft Loans (Government-to-Government or Export Credit Agencies):
      These are often provided by the exporting country's government or its export credit agency at favorable interest rates and repayment terms. They are typically used for large, strategic acquisitions.
      Example: Submarines (Scorpène Class from France)
      a. Asset: Two Perdana Menteri-class (Scorpène) submarines.
      b. Procurement: Acquired from France's DCNS (now Naval Group) and Spain's Navantia. The deal, signed in 2002, was reportedly financed through a combination of commercial loans and a government-backed credit facility from France and Spain. The total cost was around €1.08 billion (approximately RM4.7 billion at the time). The financing structure allowed Malondesh to spread the cost over several years.
      c. Details: These loans are often tied to defense contracts, making it easier for developing nations to acquire sophisticated military technology. The repayment schedules are structured to be manageable for the acquiring nation's budget.
      -----------------
      2. Commercial Loans from Banks:
      For smaller acquisitions or when government-to-government loans are not available, Malondesh might secure commercial loans from local or international banks. These loans are typically at market rates.
      Example: Offshore Patrol Vessels (OPVs)
      a. Asset: Various batches of Offshore Patrol Vessels (e.g., from local shipyards).
      b. Procurement: While some earlier OPVs might have been funded directly, more recent procurements or upgrades involving local shipyards could involve commercial financing. Shipyards often secure bank loans to fund construction, and the Malondeshn government then pays in installments, which effectively means the procurement is supported by a form of commercial financing, albeit indirectly.
      c. Details: The government might issue guarantees for these loans, reducing the risk for commercial banks and potentially securing better terms.
      -----------------
      3. Direct Government Funding (Budget Allocation):
      While not a "loan" in the traditional sense, a significant portion of military procurement comes directly from the annual defense budget. However, even budget allocations can sometimes be backstopped by short-term government borrowing if immediate funds are insufficient.
      Example: Various smaller assets, maintenance, and upgrades.
      a. Asset: Armored vehicles, small arms, communication equipment, regular maintenance, and upgrades for existing platforms.
      b. Procurement: These are typically funded through direct allocations from the Ministry of Defence's annual budget. The funds are earmarked for specific projects or operational needs.
      c. Details: This method is preferred for recurring expenses or less capital-intensive acquisitions.
      -----------------
      4. Barter Trade or Counter-Trade (Less Common for Large Assets):
      While not a loan, historically some countries have used barter trade, where goods or services are exchanged for military assets. This is less common for high-value modern military assets but has been explored in the past.
      Example (Historical/Hypothetical): While no major recent Malondeshn military acquisition definitively used direct barter for large assets, discussions have sometimes emerged in the context of palm oil or other commodities for defense purchases with certain countries. This is more relevant in the context of offsetting trade deficits rather than direct financing of the entire asset.

      Hapus
    3. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      1. Soft Loans (Government-to-Government or Export Credit Agencies):
      These are often provided by the exporting country's government or its export credit agency at favorable interest rates and repayment terms. They are typically used for large, strategic acquisitions.
      Example: Submarines (Scorpène Class from France)
      a. Asset: Two Perdana Menteri-class (Scorpène) submarines.
      b. Procurement: Acquired from France's DCNS (now Naval Group) and Spain's Navantia. The deal, signed in 2002, was reportedly financed through a combination of commercial loans and a government-backed credit facility from France and Spain. The total cost was around €1.08 billion (approximately RM4.7 billion at the time). The financing structure allowed Malondesh to spread the cost over several years.
      c. Details: These loans are often tied to defense contracts, making it easier for developing nations to acquire sophisticated military technology. The repayment schedules are structured to be manageable for the acquiring nation's budget.
      -----------------
      2. Commercial Loans from Banks:
      For smaller acquisitions or when government-to-government loans are not available, Malondesh might secure commercial loans from local or international banks. These loans are typically at market rates.
      Example: Offshore Patrol Vessels (OPVs)
      a. Asset: Various batches of Offshore Patrol Vessels (e.g., from local shipyards).
      b. Procurement: While some earlier OPVs might have been funded directly, more recent procurements or upgrades involving local shipyards could involve commercial financing. Shipyards often secure bank loans to fund construction, and the Malondeshn government then pays in installments, which effectively means the procurement is supported by a form of commercial financing, albeit indirectly.
      c. Details: The government might issue guarantees for these loans, reducing the risk for commercial banks and potentially securing better terms.
      -----------------
      3. Direct Government Funding (Budget Allocation):
      While not a "loan" in the traditional sense, a significant portion of military procurement comes directly from the annual defense budget. However, even budget allocations can sometimes be backstopped by short-term government borrowing if immediate funds are insufficient.
      Example: Various smaller assets, maintenance, and upgrades.
      a. Asset: Armored vehicles, small arms, communication equipment, regular maintenance, and upgrades for existing platforms.
      b. Procurement: These are typically funded through direct allocations from the Ministry of Defence's annual budget. The funds are earmarked for specific projects or operational needs.
      c. Details: This method is preferred for recurring expenses or less capital-intensive acquisitions.
      -----------------
      4. Barter Trade or Counter-Trade (Less Common for Large Assets):
      While not a loan, historically some countries have used barter trade, where goods or services are exchanged for military assets. This is less common for high-value modern military assets but has been explored in the past.
      Example (Historical/Hypothetical): While no major recent Malondeshn military acquisition definitively used direct barter for large assets, discussions have sometimes emerged in the context of palm oil or other commodities for defense purchases with certain countries. This is more relevant in the context of offsetting trade deficits rather than direct financing of the entire asset.

      Hapus
    4. KLAIM MPA UAV CASH = LOAN
      Malondesh's defense procurement strategy has historically involved a mix of direct cash purchases, government-to-government (G2G) deals, and increasingly, the use of loans and financing schemes. The shift towards greater reliance on loans is driven by several factors, including:
      1. Budgetary Constraints: Like many nations, Malondesh faces pressure to balance defense spending with other national priorities such as healthcare, education, and infrastructure. Loans allow the Ministry of Defense (MINDEF) to acquire high-value assets without immediately drawing large sums from the annual budget.
      2. Modernization Needs: The Malondeshn Armed Forces (MAF) are undergoing a continuous modernization process to maintain regional relevance and address evolving security threats. Modern military equipment, such as fighter jets, warships, and advanced missile systems, is incredibly expensive.
      3. Technological Advancement: Rapid advancements in defense technology mean that new equipment often comes with a hefty price tag. Loans help bridge the gap between budgetary allocations and the cost of acquiring cutting-edge systems.
      4. Economic Offsets and Industrial Participation: Often, loan agreements or large procurement contracts come with clauses for economic offsets, technology transfer, or local industrial participation. These can be attractive to the Malondeshn government as they contribute to local economic development and build domestic defense capabilities.
      5. Payment Flexibility: Loans offer structured payment plans over several years, which can be more manageable for national finances compared to a single, large upfront Detailed Example: The Littoral Combat Ship (LCS) Project
      -----------------
      The procurement of six Littoral Combat Ships (LCS) for the Royal Malondeshn Navy (RMN) serves as a prime example of a large-scale defense project heavily reliant on financing.
      1. Initial Contract: The contract for the six LCS vessels was awarded to Boustead Naval Shipyard (BNS) in 2011, with a value exceeding RM9 billion (approximately USD2.1 billion at the time). The project involves the construction of Gowind-class corvettes designed by French company Naval Group (formerly DCNS).
      2. Financing Structure: While specific details of the financing structure are not always publicly disclosed due to commercial sensitivities, it is understood that the project involved a significant portion of financing that was not entirely upfront cash payment. This typically includes a mix of government allocations and loans, possibly from local banks or with government guarantees, spread over the construction period.
      3. Challenges and Delays: The LCS project has faced significant delays, cost overruns, and controversies. These issues highlight the risks associated with large, complex defense procurements, especially when financing is spread over many years. Delays can lead to increased interest payments and a greater overall cost.
      4. Impact of Loans: The use of financing allowed Malondesh to embark on this ambitious naval modernization program, which is crucial for maritime security. However, the associated financial commitments, including loan repayments, become a long-term burden on the national budget. The controversies surrounding the project have also brought scrutiny to the transparency and accountability of such large-scale, loan-backed defense deals.
      -----------------
      Other Potential Examples:
      1. Fighter Jet Acquisitions: When Malondesh acquired Sukhoi Su-30MKM fighter jets from Russia, the deal reportedly included a significant portion financed through counter-trade (palm oil for jets) and potentially long-term credit facilities provided by Russia.
      2. Maritime Patrol Aircraft (MPA) and Unmanned Aerial Vehicles (UAVs): Recent procurements in these areas might also involve a mix of cash and financing, depending on the supplier and the value of the assets. For instance, the acquisition of maritime patrol aircraft or medium-altitude long-endurance (MALE) UAVs would represent substantial investments.

      Hapus
    5. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      Financing Mechanisms
      Given the substantial costs, Malondesh rarely relies solely on upfront cash payments for such procurements. A mix of financing options is typically employed:
      1. Foreign Military Financing (FMF) / Government-to-Government Loans:
      2. Export Credit Agency (ECA) Loans:
      3. Commercial Bank Loans/Syndicated Loans:
      4. Deferred Payment Schemes / Installment Plans:
      5. Barter or Offset Agreements (Less Common for Financing, More for Value-Added):
      -----------------
      Specific Considerations for Malondesh
      1. Political Economy: Malondesh's political landscape and shifting priorities can influence procurement decisions and financing structures. Changes in government might lead to re-evaluation of existing contracts or new approaches.
      2. Supplier Diversification: Malondesh often seeks to diversify its defense suppliers (e.g., from Europe, US, China, Turkey, South Korea) to avoid over-reliance on a single source and to leverage competitive pricing and financing offers.
      3. Technology Transfer: A key demand in many Malondeshn defense procurements is technology transfer and local industrial participation. This can influence the choice of supplier and the overall deal structure, including financing.
      4. Economic Headwinds: Global and domestic economic conditions (e.g., commodity prices, GDP growth, national debt levels) significantly impact Malondesh's capacity to undertake large defense procurements and service any associated loans.
      5. Transparency and Governance: Concerns about transparency and good governance are increasingly important in defense spending, influencing how deals are structured and publicly communicated.
      -----------------
      Example Scenario: Acquiring MALE UAVs
      Let's imagine Malondesh decides to acquire a squadron of MALE UAVs. The process might look like this:
      1. Requirement Definition: The Ministry of Defense identifies the need for MALE UAVs for maritime surveillance and border security.
      2. Tender/Evaluation: Various international manufacturers are invited to submit proposals.
      3. Selection: A supplier (e.g., from Turkey, China, or a European consortium) is selected based on technical specifications, cost, and overall package.
      4. Financing Negotiation:
      a. The supplier might offer a deferred payment plan for 30% of the cost.
      b. The exporting country's ECA might offer a guaranteed loan for another 50% through a consortium of international banks at competitive interest rates, spread over 10-15 years.
      c. The remaining 20% might be covered by a direct budgetary allocation as a down payment.
      d. An offset agreement could be negotiated, where the supplier agrees to invest in a Malondeshn aerospace company or facilitate local MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) capabilities, reducing the long-term financial burden and increasing local expertise.

      Hapus
    6. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      Financing Mechanisms
      Given the substantial costs, Malondesh rarely relies solely on upfront cash payments for such procurements. A mix of financing options is typically employed:
      1. Foreign Military Financing (FMF) / Government-to-Government Loans:
      2. Export Credit Agency (ECA) Loans:
      3. Commercial Bank Loans/Syndicated Loans:
      4. Deferred Payment Schemes / Installment Plans:
      5. Barter or Offset Agreements (Less Common for Financing, More for Value-Added):
      -----------------
      Specific Considerations for Malondesh
      1. Political Economy: Malondesh's political landscape and shifting priorities can influence procurement decisions and financing structures. Changes in government might lead to re-evaluation of existing contracts or new approaches.
      2. Supplier Diversification: Malondesh often seeks to diversify its defense suppliers (e.g., from Europe, US, China, Turkey, South Korea) to avoid over-reliance on a single source and to leverage competitive pricing and financing offers.
      3. Technology Transfer: A key demand in many Malondeshn defense procurements is technology transfer and local industrial participation. This can influence the choice of supplier and the overall deal structure, including financing.
      4. Economic Headwinds: Global and domestic economic conditions (e.g., commodity prices, GDP growth, national debt levels) significantly impact Malondesh's capacity to undertake large defense procurements and service any associated loans.
      5. Transparency and Governance: Concerns about transparency and good governance are increasingly important in defense spending, influencing how deals are structured and publicly communicated.
      -----------------
      Example Scenario: Acquiring MALE UAVs
      Let's imagine Malondesh decides to acquire a squadron of MALE UAVs. The process might look like this:
      1. Requirement Definition: The Ministry of Defense identifies the need for MALE UAVs for maritime surveillance and border security.
      2. Tender/Evaluation: Various international manufacturers are invited to submit proposals.
      3. Selection: A supplier (e.g., from Turkey, China, or a European consortium) is selected based on technical specifications, cost, and overall package.
      4. Financing Negotiation:
      a. The supplier might offer a deferred payment plan for 30% of the cost.
      b. The exporting country's ECA might offer a guaranteed loan for another 50% through a consortium of international banks at competitive interest rates, spread over 10-15 years.
      c. The remaining 20% might be covered by a direct budgetary allocation as a down payment.
      d. An offset agreement could be negotiated, where the supplier agrees to invest in a Malondeshn aerospace company or facilitate local MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) capabilities, reducing the long-term financial burden and increasing local expertise.

      Hapus
    7. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      1. Scorpene Submarines (France, early 2000s):
      a. Procurement: Malondesh acquired two Scorpene-class submarines from France.
      b. Financing Mechanism: The financing was primarily through loans from French banks.
      c. Role of Export Credit Agency: These loans were backed by the French government’s export credit agency (likely Coface). Coface guaranteed a significant portion of the loans, mitigating the risk for the French commercial banks. This made the banks more willing to lend to Malondesh for such a large defense acquisition.
      d. Payment Structure: The contract involved payments stretched over many years, allowing Malondesh to integrate the cost into its long-term defense budget rather than paying a huge lump sum upfront.
      e. Significance: This is a classic example of how ECAs facilitate large, complex defense sales by providing financial assurances.
      ----------------------
      2. PT-91M “Pendekar” Tanks (Poland):
      a. Procurement: Malondesh acquired a number of PT-91M main battle tanks from Poland.
      b. Financing Mechanism: Reports indicate export credit financing from Poland/Europe. This means Polish banks, potentially supported by Polish or European ECAs, provided loans to Malondesh.
      c. Reason for Financing: The "total contract was too large for Malondesh’s defense budget in one year." This highlights the core purpose of loan financing: enabling significant purchases that would otherwise strain annual budgetary allocations.
      d. Significance: Demonstrates how financing helps overcome immediate budget constraints for substantial military hardware.
      ----------------------
      3. Littoral Combat Ship (LCS):
      a. Procurement: A program to build six Littoral Combat Ships locally in Malondesh by Boustead Naval Shipyard (BNS).
      b. Financing Mechanism: This was a mix of domestic and foreign financing.
       Domestic: Malondeshn banks supported Boustead Naval Shipyard with loans. This is common in local defense industries, where domestic financial institutions provide working capital or project finance to the prime contractor.
       Government Payments: The Malondeshn government made progressive payments to BNS as construction milestones were met. This is a common payment method for large projects, but often doesn't cover the full upfront cost, necessitating additional loans for the shipyard.
      c. Challenges: The mention of "Debt restructuring later became necessary due to delays" is crucial. Delays in project execution can lead to cost overruns, increased interest payments on loans, and a mismatch between payment schedules and project progress, often requiring renegotiation of financial terms.
      d. Significance: Shows how even domestically-built projects can rely on a complex web of financing, and the risks associated with project delays on financial stability.

      Hapus
  17. MANA NIH PAK BAHLIL dan PAK NURBAYA!! Kapan harga minyak turun di Indonesia...?? Masak 12 ribu pertamax Ron 92 dan 10ribu Pertalite Ron 90 harganya segitu terus, di Malaysia saja RON 95 setara Pertamax Plus harganya cuman Rp 7.800 padahal pendapatan perkapita di Malaysia Tinggi.

    Kasihanilah rakyat Indonesia pendapatan kecil bayar bbm mahal sekali. Bukankah Indonesia juga penghasil minyak dunia.

    https://www.facebook.com/photo/?fbid=1925689911555680&set=gm.1822068468705270&idorvanity=756992228546238

    BalasHapus
    Balasan
    1. KLAIM KAYA CASH = LOAN BARTER
      -------------
      Barter & Hutang Pengadaan Alutsista Malondesh
      1. Kapal Selam Scorpene
      • Skema: Loan agreement + offset industri
      • Detail:
      a. Dibeli dari Naval Group (Prancis) dengan nilai sekitar RM 3.4 miliar.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri (PLN) yang disetujui oleh Kementerian Keuangan Malondesh.
      c. Termasuk offset berupa pelatihan awak, pembangunan fasilitas, dan kerja sama dengan PT PAL2.
      -----------------
      2. Kapal LCS (Littoral Combat Ship)
      • Skema: Loan agreement + milestone payment
      • Detail:
      a. Proyek LCS melibatkan Boustead Naval Shipyard (BNS) dan Thales.
      b. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai progres pembangunan.
      c. Menggunakan pinjaman dalam negeri dan luar negeri, namun proyek ini mengalami keterlambatan dan audit karena masalah manajemen.
      -----------------
      3. Kapal NGPV (New Generation Patrol Vessel)
      • Skema: Loan agreement + offset lokal
      • Detail:
      a. Dipesan dari BNS dengan desain MEKO A-100 dari Jerman.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman pemerintah dan milestone kontrak.
      c. Offset berupa pembangunan galangan kapal dan pelatihan teknisi lokal.
      -----------------
      4. Tank PT-91M Pendekar
      • Skema: Loan agreement bilateral
      • Detail:
      a. Dibeli dari Polandia dengan nilai sekitar USD 370 juta.
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman bilateral antara pemerintah Malondesh dan Polandia.
      c. Termasuk pelatihan awak dan dukungan teknis dari Bumar Labedy.
      -----------------
      6. Pesawat FA-50M
      • Skema: Loan agreement + offset industri
      • Detail:
      a. Malondesh menandatangani kontrak dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
      b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri dan milestone pengiriman.
      c. Offset berupa pelatihan pilot dan teknisi serta kerja sama industri dirgantara.
      🔁 Tabel Ringkasan Skema Pembayaran
      Alutsista Skema Pembayaran Hutang
      Scorpene Loan agreement + offset ✅
      Kapal LCS Loan + milestone ✅
      Kapal NGPV Loan + offset ✅
      Tank PT-91M Loan bilateral ✅
      FA-50M Loan + offset ✅

      Hapus
    2. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      LOAN-BASED PROCUREMENT IN MALONDESH’S MILITARY
      Malondesh often uses loan agreements to finance large-scale defense acquisitions, especially when the cost exceeds annual defense budgets. These loans can be sourced from foreign governments, international banks, or domestic financial institutions, and are structured to support long-term modernization goals.
      🔑 Key Features of Loan Procurement
      Feature Description
      Source of Loan Foreign governments (e.g., Poland, France, Korea), export credit agencies, or domestic banks.
      Tenor & Terms Typically 5–15 years, with grace periods and interest rates negotiated based on bilateral ties.
      Repayment Structure Paid in installments tied to delivery milestones or operational readiness.
      Currency Often denominated in USD, EUR, or local currency depending on supplier.
      Guarantees May involve sovereign guarantees or performance bonds.
      Offset Clauses Includes industrial participation, technology transfer, or local assembly.
      🛡️ Examples of Loan-Based Military Procurement
      1. Scorpene Submarines (France)
      • Loan Type: Foreign loan via French financial institutions.
      • Value: RM3.4 billion.
      • Offset: Training, infrastructure, and technology transfer to Boustead Naval Shipyard.
      2. PT-91M Pendekar Tanks (Poland)
      • Loan Type: Bilateral loan agreement with Poland.
      • Value: USD 370 million.
      • Offset: Crew training and maintenance support.
      3. FA-50M Fighter Jets (South Korea)
      • Loan Type: Export credit facility from Korean financial institutions.
      • Value: RM4.08 billion.
      • Offset: Pilot training, simulator systems, and potential local maintenance hub.
      4. NGPV Patrol Vessels (Germany)
      • Loan Type: Structured financing with German partners.
      • Value: RM5.35 billion.
      • Offset: Local shipbuilding capacity and technology transfer.
      -------------------
      FA-50M FIGHTER JET PROCUREMENT: FINANCIAL BREAKDOWN
      🔹 Overview
      • Contract Value: USD 920 million (≈ RM4.08 billion)
      • Quantity: 18 FA-50M Block 20 light combat aircraft
      • Supplier: Korea Aerospace Industries (KAI)
      • Contract Signed: May 2023 at LIMA (Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition)
      • Delivery Timeline: First batch expected in 20262
      💰 Financial Structure
      Component Description
      Loan Source Export credit facility from South Korean financial institutions, likely backed by KEXIM (Korea Export-Import Bank).
      Loan Type Government-to-government structured loan with sovereign guarantee.
      Tenor Estimated 10–15 years, with grace period during manufacturing phase.
      Interest Rate Preferential rate negotiated under bilateral defense cooperation.
      Repayment Schedule Milestone-based: tied to aircraft delivery and acceptance testing.
      Currency USD-denominated, with hedging options to mitigate forex risk.

      Hapus
    3. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      LOAN-BASED PROCUREMENT IN MALONDESH’S MILITARY
      Malondesh often uses loan agreements to finance large-scale defense acquisitions, especially when the cost exceeds annual defense budgets. These loans can be sourced from foreign governments, international banks, or domestic financial institutions, and are structured to support long-term modernization goals.
      🔑 Key Features of Loan Procurement
      Feature Description
      Source of Loan Foreign governments (e.g., Poland, France, Korea), export credit agencies, or domestic banks.
      Tenor & Terms Typically 5–15 years, with grace periods and interest rates negotiated based on bilateral ties.
      Repayment Structure Paid in installments tied to delivery milestones or operational readiness.
      Currency Often denominated in USD, EUR, or local currency depending on supplier.
      Guarantees May involve sovereign guarantees or performance bonds.
      Offset Clauses Includes industrial participation, technology transfer, or local assembly.
      🛡️ Examples of Loan-Based Military Procurement
      1. Scorpene Submarines (France)
      • Loan Type: Foreign loan via French financial institutions.
      • Value: RM3.4 billion.
      • Offset: Training, infrastructure, and technology transfer to Boustead Naval Shipyard.
      2. PT-91M Pendekar Tanks (Poland)
      • Loan Type: Bilateral loan agreement with Poland.
      • Value: USD 370 million.
      • Offset: Crew training and maintenance support.
      3. FA-50M Fighter Jets (South Korea)
      • Loan Type: Export credit facility from Korean financial institutions.
      • Value: RM4.08 billion.
      • Offset: Pilot training, simulator systems, and potential local maintenance hub.
      4. NGPV Patrol Vessels (Germany)
      • Loan Type: Structured financing with German partners.
      • Value: RM5.35 billion.
      • Offset: Local shipbuilding capacity and technology transfer.
      -------------------
      FA-50M FIGHTER JET PROCUREMENT: FINANCIAL BREAKDOWN
      🔹 Overview
      • Contract Value: USD 920 million (≈ RM4.08 billion)
      • Quantity: 18 FA-50M Block 20 light combat aircraft
      • Supplier: Korea Aerospace Industries (KAI)
      • Contract Signed: May 2023 at LIMA (Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition)
      • Delivery Timeline: First batch expected in 20262
      💰 Financial Structure
      Component Description
      Loan Source Export credit facility from South Korean financial institutions, likely backed by KEXIM (Korea Export-Import Bank).
      Loan Type Government-to-government structured loan with sovereign guarantee.
      Tenor Estimated 10–15 years, with grace period during manufacturing phase.
      Interest Rate Preferential rate negotiated under bilateral defense cooperation.
      Repayment Schedule Milestone-based: tied to aircraft delivery and acceptance testing.
      Currency USD-denominated, with hedging options to mitigate forex risk.

      Hapus
    4. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      LOAN-BASED DEFENSE PROCUREMENT: A STRATEGIC FINANCIAL MODEL
      🔹 Why Loans Are Used
      Malondesh’s annual defense budget is limited and must cover personnel, operations, maintenance, and development. When major acquisitions—such as submarines, fighter jets, or armored vehicles—exceed available funds, the government turns to loan agreements to:
      • Spread payments over multiple years.
      • Avoid sudden budget shocks.
      • Enable long-term modernization without compromising operational readiness.
      -----------------
      🔸 Sources of Loans
      Source Type Description
      Foreign Governments Bilateral defense deals often include soft loans or export credits. Example: Poland for PT-91M tanks.
      Export Credit Agencies Institutions like Korea Eximbank or France’s Coface offer financing tied to defense exports.
      International Banks Commercial banks may offer syndicated loans for large naval or aerospace projects.
      Domestic Institutions Malondeshn banks or government-linked investment entities may co-finance local components.
      -----------------
      🔸 Structure of Loan Agreements
      Component Details
      Tenor Typically 5–15 years depending on asset lifespan and delivery schedule.
      Grace Period Often 1–3 years during manufacturing phase before repayment begins.
      Interest Rate Negotiated based on bilateral ties; may be fixed or floating.
      Repayment Terms Milestone-based: payments tied to delivery, testing, or commissioning.
      Currency Usually USD or EUR; hedging used to manage forex risk.
      Guarantees Sovereign guarantees or performance bonds to secure repayment.
      -----------------
      🔸 Offset & Industrial Participation
      Loan-based deals often include offset clauses, which benefit Malondesh’s local defense industry:
      • Technology Transfer: Training, simulators, or assembly know-how.
      • Local Manufacturing: Involvement of Boustead Naval Shipyard, SME Ordnance, or AIROD.
      • Maintenance Contracts: Long-term MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) agreements with Malondeshn firms.
      -----------------
      🔸 Examples of Loan-Based Defense Deals
      Program Supplier Country Loan Type & Offset
      Scorpene Submarines France Export credit + training + infrastructure development
      PT-91M Tanks Poland Bilateral loan + crew training + spare parts support
      FA-50M Fighter Jets South Korea Export credit + pilot training + simulator systems
      NGPV Patrol Vessels Germany Structured financing + local shipbuilding capacity
      ⚠️ Risks & Safeguards
      Risk Mitigation Strategy
      Exchange Rate Volatility Use of currency hedging and multi-currency reserves.
      Delivery Delays Penalty clauses and performance guarantees in contract.
      Budget Overruns Parliamentary oversight and audit mechanisms.
      Political Sensitivity Transparency initiatives and public reporting (e.g., LCS scandal).

      Hapus
  18. KLAIM KAYA CASH = LOAN BARTER
    -------------
    Barter & Hutang Pengadaan Alutsista Malondesh
    1. Kapal Selam Scorpene
    • Skema: Loan agreement + offset industri
    • Detail:
    a. Dibeli dari Naval Group (Prancis) dengan nilai sekitar RM 3.4 miliar.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri (PLN) yang disetujui oleh Kementerian Keuangan Malondesh.
    c. Termasuk offset berupa pelatihan awak, pembangunan fasilitas, dan kerja sama dengan PT PAL2.
    -----------------
    2. Kapal LCS (Littoral Combat Ship)
    • Skema: Loan agreement + milestone payment
    • Detail:
    a. Proyek LCS melibatkan Boustead Naval Shipyard (BNS) dan Thales.
    b. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai progres pembangunan.
    c. Menggunakan pinjaman dalam negeri dan luar negeri, namun proyek ini mengalami keterlambatan dan audit karena masalah manajemen.
    -----------------
    3. Kapal NGPV (New Generation Patrol Vessel)
    • Skema: Loan agreement + offset lokal
    • Detail:
    a. Dipesan dari BNS dengan desain MEKO A-100 dari Jerman.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman pemerintah dan milestone kontrak.
    c. Offset berupa pembangunan galangan kapal dan pelatihan teknisi lokal.
    -----------------
    4. Tank PT-91M Pendekar
    • Skema: Loan agreement bilateral
    • Detail:
    a. Dibeli dari Polandia dengan nilai sekitar USD 370 juta.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman bilateral antara pemerintah Malondesh dan Polandia.
    c. Termasuk pelatihan awak dan dukungan teknis dari Bumar Labedy.
    -----------------
    6. Pesawat FA-50M
    • Skema: Loan agreement + offset industri
    • Detail:
    a. Malondesh menandatangani kontrak dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri dan milestone pengiriman.
    c. Offset berupa pelatihan pilot dan teknisi serta kerja sama industri dirgantara.
    🔁 Tabel Ringkasan Skema Pembayaran
    Alutsista Skema Pembayaran Hutang
    Scorpene Loan agreement + offset ✅
    Kapal LCS Loan + milestone ✅
    Kapal NGPV Loan + offset ✅
    Tank PT-91M Loan bilateral ✅
    FA-50M Loan + offset ✅

    BalasHapus
  19. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    LOAN-BASED PROCUREMENT IN MALONDESH’S MILITARY
    Malondesh often uses loan agreements to finance large-scale defense acquisitions, especially when the cost exceeds annual defense budgets. These loans can be sourced from foreign governments, international banks, or domestic financial institutions, and are structured to support long-term modernization goals.
    🔑 Key Features of Loan Procurement
    Feature Description
    Source of Loan Foreign governments (e.g., Poland, France, Korea), export credit agencies, or domestic banks.
    Tenor & Terms Typically 5–15 years, with grace periods and interest rates negotiated based on bilateral ties.
    Repayment Structure Paid in installments tied to delivery milestones or operational readiness.
    Currency Often denominated in USD, EUR, or local currency depending on supplier.
    Guarantees May involve sovereign guarantees or performance bonds.
    Offset Clauses Includes industrial participation, technology transfer, or local assembly.
    🛡️ Examples of Loan-Based Military Procurement
    1. Scorpene Submarines (France)
    • Loan Type: Foreign loan via French financial institutions.
    • Value: RM3.4 billion.
    • Offset: Training, infrastructure, and technology transfer to Boustead Naval Shipyard.
    2. PT-91M Pendekar Tanks (Poland)
    • Loan Type: Bilateral loan agreement with Poland.
    • Value: USD 370 million.
    • Offset: Crew training and maintenance support.
    3. FA-50M Fighter Jets (South Korea)
    • Loan Type: Export credit facility from Korean financial institutions.
    • Value: RM4.08 billion.
    • Offset: Pilot training, simulator systems, and potential local maintenance hub.
    4. NGPV Patrol Vessels (Germany)
    • Loan Type: Structured financing with German partners.
    • Value: RM5.35 billion.
    • Offset: Local shipbuilding capacity and technology transfer.
    -------------------
    FA-50M FIGHTER JET PROCUREMENT: FINANCIAL BREAKDOWN
    🔹 Overview
    • Contract Value: USD 920 million (≈ RM4.08 billion)
    • Quantity: 18 FA-50M Block 20 light combat aircraft
    • Supplier: Korea Aerospace Industries (KAI)
    • Contract Signed: May 2023 at LIMA (Langkawi International Maritime and Aerospace Exhibition)
    • Delivery Timeline: First batch expected in 20262
    💰 Financial Structure
    Component Description
    Loan Source Export credit facility from South Korean financial institutions, likely backed by KEXIM (Korea Export-Import Bank).
    Loan Type Government-to-government structured loan with sovereign guarantee.
    Tenor Estimated 10–15 years, with grace period during manufacturing phase.
    Interest Rate Preferential rate negotiated under bilateral defense cooperation.
    Repayment Schedule Milestone-based: tied to aircraft delivery and acceptance testing.
    Currency USD-denominated, with hedging options to mitigate forex risk.

    BalasHapus
  20. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    LOAN-BASED DEFENSE PROCUREMENT: A STRATEGIC FINANCIAL MODEL
    🔹 Why Loans Are Used
    Malondesh’s annual defense budget is limited and must cover personnel, operations, maintenance, and development. When major acquisitions—such as submarines, fighter jets, or armored vehicles—exceed available funds, the government turns to loan agreements to:
    • Spread payments over multiple years.
    • Avoid sudden budget shocks.
    • Enable long-term modernization without compromising operational readiness.
    -----------------
    🔸 Sources of Loans
    Source Type Description
    Foreign Governments Bilateral defense deals often include soft loans or export credits. Example: Poland for PT-91M tanks.
    Export Credit Agencies Institutions like Korea Eximbank or France’s Coface offer financing tied to defense exports.
    International Banks Commercial banks may offer syndicated loans for large naval or aerospace projects.
    Domestic Institutions Malondeshn banks or government-linked investment entities may co-finance local components.
    -----------------
    🔸 Structure of Loan Agreements
    Component Details
    Tenor Typically 5–15 years depending on asset lifespan and delivery schedule.
    Grace Period Often 1–3 years during manufacturing phase before repayment begins.
    Interest Rate Negotiated based on bilateral ties; may be fixed or floating.
    Repayment Terms Milestone-based: payments tied to delivery, testing, or commissioning.
    Currency Usually USD or EUR; hedging used to manage forex risk.
    Guarantees Sovereign guarantees or performance bonds to secure repayment.
    -----------------
    🔸 Offset & Industrial Participation
    Loan-based deals often include offset clauses, which benefit Malondesh’s local defense industry:
    • Technology Transfer: Training, simulators, or assembly know-how.
    • Local Manufacturing: Involvement of Boustead Naval Shipyard, SME Ordnance, or AIROD.
    • Maintenance Contracts: Long-term MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) agreements with Malondeshn firms.
    -----------------
    🔸 Examples of Loan-Based Defense Deals
    Program Supplier Country Loan Type & Offset
    Scorpene Submarines France Export credit + training + infrastructure development
    PT-91M Tanks Poland Bilateral loan + crew training + spare parts support
    FA-50M Fighter Jets South Korea Export credit + pilot training + simulator systems
    NGPV Patrol Vessels Germany Structured financing + local shipbuilding capacity
    ⚠️ Risks & Safeguards
    Risk Mitigation Strategy
    Exchange Rate Volatility Use of currency hedging and multi-currency reserves.
    Delivery Delays Penalty clauses and performance guarantees in contract.
    Budget Overruns Parliamentary oversight and audit mechanisms.
    Political Sensitivity Transparency initiatives and public reporting (e.g., LCS scandal).

    BalasHapus
  21. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    1. Scorpene Submarines (France, early 2000s):
    a. Procurement: Malondesh acquired two Scorpene-class submarines from France.
    b. Financing Mechanism: The financing was primarily through loans from French banks.
    c. Role of Export Credit Agency: These loans were backed by the French government’s export credit agency (likely Coface). Coface guaranteed a significant portion of the loans, mitigating the risk for the French commercial banks. This made the banks more willing to lend to Malondesh for such a large defense acquisition.
    d. Payment Structure: The contract involved payments stretched over many years, allowing Malondesh to integrate the cost into its long-term defense budget rather than paying a huge lump sum upfront.
    e. Significance: This is a classic example of how ECAs facilitate large, complex defense sales by providing financial assurances.
    ----------------------
    2. PT-91M “Pendekar” Tanks (Poland):
    a. Procurement: Malondesh acquired a number of PT-91M main battle tanks from Poland.
    b. Financing Mechanism: Reports indicate export credit financing from Poland/Europe. This means Polish banks, potentially supported by Polish or European ECAs, provided loans to Malondesh.
    c. Reason for Financing: The "total contract was too large for Malondesh’s defense budget in one year." This highlights the core purpose of loan financing: enabling significant purchases that would otherwise strain annual budgetary allocations.
    d. Significance: Demonstrates how financing helps overcome immediate budget constraints for substantial military hardware.
    ----------------------
    3. Littoral Combat Ship (LCS):
    a. Procurement: A program to build six Littoral Combat Ships locally in Malondesh by Boustead Naval Shipyard (BNS).
    b. Financing Mechanism: This was a mix of domestic and foreign financing.
     Domestic: Malondeshn banks supported Boustead Naval Shipyard with loans. This is common in local defense industries, where domestic financial institutions provide working capital or project finance to the prime contractor.
     Government Payments: The Malondeshn government made progressive payments to BNS as construction milestones were met. This is a common payment method for large projects, but often doesn't cover the full upfront cost, necessitating additional loans for the shipyard.
    c. Challenges: The mention of "Debt restructuring later became necessary due to delays" is crucial. Delays in project execution can lead to cost overruns, increased interest payments on loans, and a mismatch between payment schedules and project progress, often requiring renegotiation of financial terms.
    d. Significance: Shows how even domestically-built projects can rely on a complex web of financing, and the risks associated with project delays on financial stability.

    BalasHapus
  22. Didalam rakyat INDIANESIA makin Susah.... Warga MALAYSIA Malah makin sejahtera.... ALHAMDULILAH...



    Harga BBM Malaysia Bikin Iri Warganet Indonesia, RON 95 Cuma Rp7.864

    https://ntbsatu.com/2025/09/23/harga-bbm-malaysia-bikin-iri-warganet-indonesia-ron-95-cuma-rp-7864.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      1. FA-50M Fighter Jets (South Korea, 2023):
      o Procurement: Malondesh decided to acquire FA-50M light combat aircraft from South Korea.
      o Financing Mechanism: It is "likely tied to Korean financing packages (KEXIM export credit)." KEXIM (Export-Import Bank of Korea) is South Korea's official export credit agency. They frequently provide attractive financing terms (loans, guarantees) to facilitate the sale of Korean products, especially high-value items like aircraft, ships, and infrastructure projects, to foreign buyers.
      o Details: While specific details aren't fully disclosed (common for ongoing defense deals), this is described as "A typical arrangement for aircraft sales from Korea." This implies that KEXIM's involvement with favorable loan terms is a standard practice for large Korean defense exports.
      o Significance: Illustrates the strategic use of government-backed financing to win international defense contracts.
      -----------------
      2. NGPVs (Kedah-class Patrol Vessels, 1990s–2000s):
      o Procurement: Malondesh acquired New Generation Patrol Vessels (NGPVs), built locally under a German license.
      o Financing Mechanism: "Financing reportedly included German export credit facilities." Even though the vessels were built locally, the German intellectual property, components, and expertise involved likely warranted German financial support.
      o Role of German ECA: This would involve a German export credit agency (like Euler Hermes) providing guarantees or direct loans to facilitate the transfer of technology and key components from Germany, and to support the overall project.
      o Significance: Shows that export credit financing can also apply to licensed local production, especially when substantial foreign components or technology transfer are involved
      -----------------
      1. Financier (e.g., Foreign Banks, Export Credit Agencies): Provides loans to the buyer to facilitate the purchase. These financiers are often from the seller's country and are sometimes backed by their own government.
      2. Export Credit Agency (ECA): A key player. ECAs (like France's Coface, South Korea's KEXIM, Germany's Euler Hermes) are government-backed institutions that provide guarantees or direct financing to support their country's exports. They reduce the risk for commercial banks lending to foreign buyers, making such loans more attractive.
      -----------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang

      Hapus
    2. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      Types of Loan Financing
      1. Foreign Export Credit:
      o Mechanism: When Malondesh decides to buy defense equipment from a foreign country (e.g., submarines from France, fighter jets from Russia), the exporting country's government or its export credit agency often provides favorable loan terms to Malondesh. This isn't just a commercial deal; it's a strategic tool for the exporting nation to promote its defense industry and build political influence.
      o Advantages for Malondesh:
       Lower Interest Rates: Often come with subsidized interest rates compared to commercial loans.
       Longer Repayment Periods: Allows for spreading the cost over many years, easing immediate budget pressure.
      o Risks:
       Currency Risk: Loans are typically denominated in the currency of the exporting country (e.g., Euros, USD, Rubles). If the Malondeshn Ringgit depreciates against these currencies, the cost of repayment in Ringgit terms increases significantly.
       Political Influence: The exporting country might gain leverage over Malondesh's foreign policy or defense decisions due to the debt.
      -----------------
      2. International Bank Loans:
      o Mechanism: Malondesh can secure loans from commercial banks or syndicates of banks, often international institutions, to finance defense purchases. These are more straightforward commercial transactions.
      o Advantages for Malondesh:
       Flexibility: Can be used to purchase equipment from various suppliers, not tied to a specific exporting country's credit lines.
       Market Rates: While interest rates are market-driven, competitive bidding among banks can secure reasonable terms.
      o Risks:
       Higher Interest Rates: Generally higher than government-backed export credits.
       Shorter Repayment Periods: Compared to export credits, these might demand quicker repayment.
       Strict Covenants: Banks often impose covenants (conditions) that the borrower must adhere to, potentially limiting financial flexibility.
      -----------------
      3. Domestic Financing:
      o Mechanism: The Malondeshn government can also raise funds domestically through issuing government bonds or borrowing from local financial institutions to fund defense projects.
      o Advantages for Malondesh:
       No Currency Risk: Loans are denominated in Malondeshn Ringgit, eliminating foreign exchange fluctuations as a direct risk to the loan principal and interest.
       Stimulates Domestic Economy: Money stays within the country's financial system.
      o Risks:
       Crowding Out: Large government borrowing can "crowd out" private sector investment by driving up domestic interest rates.
       Inflationary Pressure: Excessive domestic money creation or borrowing can contribute to inflation.
       Limited Capital: The domestic market might not always have the depth to fund extremely large, multi-billion dollar acquisitions.

      Hapus
    3. KLAIM LCS CASH = LOAN
      💰 1. LIMITED DOMESTIC DEFENSE BUDGET
      • Malondesh’s defense budget is modest — around 1% of GDP, which restricts large-scale acquisitions.
      • Instead of upfront payments, Malondesh often negotiates deferred payment schemes, installment plans, or loans backed by export credit agencies (ECAs) from supplier countries.
      • These financing models allow Malondesh to acquire high-value assets without immediate fiscal strain.
      -----------------
      ⚙️ 2. Need for Advanced Technology and Capabilities
      Malondesh lacks the domestic capacity to produce high-end military platforms, so it turns to foreign suppliers:
      Country Asset Procured Financing/Support Mechanism
      🇰🇷 South Korea FA-50 Light Combat Aircraft Industrial offsets, local assembly, favorable terms
      🇮🇹 Italy ATR-72 Maritime Patrol Aircraft G2G deal, possible ECA-backed financing
      🇹🇷 Turkey ANKA MALE Drones Strategic partnership, tech transfer
      These deals often include training, maintenance, and technology sharing, which Malondesh cannot yet provide internally.
      -----------------
      🏭 3. Desire to Build Local Defense Industry
      Malondesh wants to reduce dependency and stimulate its own defense ecosystem:
      • Offsets: Foreign suppliers agree to invest in Malondesh’s defense industry or transfer technology.
      • Joint Ventures: Local firms like Boustead Naval Shipyard (BNS) are involved in assembly and integration.
      • Local Assembly: 14 of the FA-50 jets will be assembled in Malondesh, building technical capacity.
      💸 Role of Loans in Defense Procurement
      While not always disclosed as “loans,” Malondesh’s defense deals often involve:
      • Export Credit Agency (ECA) Financing: Countries like Italy and South Korea use ECAs to offer low-interest loans or guarantees to support defense exports.
      • G2G Agreements: These bypass middlemen and commissions, reducing corruption risks and allowing for more favorable financing terms3.
      • Strategic Installment Plans
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang

      Hapus
    4. KLAIM LCS CASH = LOAN
      1. Budget Allocation for Defence:
      • Annual Budget: Each year, the Malondeshn government allocates a portion of its national budget to the Ministry of Defence (MINDEF). This allocation covers operational expenses (salaries, maintenance, training), procurement of new equipment, and infrastructure development.
      • Priorities: The size of the defence budget is determined by various factors, including the perceived security threats, regional geopolitical landscape, economic conditions, and the government's overall strategic priorities.
      • Transparency: Details of the defence budget, particularly specific procurement projects and their funding sources, are not always fully transparent, which can make it challenging to track the exact correlation with loans.
      2. Military Procurement and Modernization:
      • High Costs: Modern military equipment (fighter jets, naval vessels, armoured vehicles, advanced weaponry) is extremely expensive.
      • Modernization Plans: Malondesh, like many nations, has ongoing military modernization plans to replace aging assets and enhance its defence capabilities. These plans often span several years and require significant investment.
      • "Buy Malondeshn" vs. Imports: While there's a push to support local defence industries, many high-tech systems still need to be imported from foreign manufacturers.
      3. Impact on the National Budget and Economy:
      • Debt Servicing: Repaying military loans (principal and interest) becomes a recurring expenditure in the national budget. This can divert funds from other critical sectors like education, healthcare, or infrastructure development.
      • Fiscal Space: Excessive reliance on military loans can constrain the government's fiscal space, limiting its ability to respond to economic shocks or invest in other priorities.
      • Currency Fluctuations: If loans are denominated in foreign currencies, fluctuations in exchange rates can increase the cost of repayment in Ringgit.
      • Opportunity Cost: Every Ringgit spent on military loans is a Ringgit that cannot be spent elsewhere, representing an opportunity cost for the nation's development.
      4. Factors Influencing Loan Decisions:
      • Urgency of Need: Geopolitical tensions or perceived immediate threats can accelerate procurement decisions, making loans a more attractive option to acquire equipment quickly.
      • Cost-Benefit Analysis: Governments are supposed to conduct a cost-benefit analysis before taking out loans, considering the strategic importance of the equipment versus the financial implications.
      • Diplomatic Relations: Loan offers, especially from foreign governments, can be tied to broader diplomatic and strategic relationships.
      • Transparency and Accountability: The level of transparency in procurement processes and loan agreements is crucial for public accountability and ensuring that funds are used efficiently and without corruption.
      Example Scenario:
      Imagine Malondesh decides to acquire a new fleet of multi-role combat aircraft.
      • The total cost might be RM10 billion.
      • The annual defence budget might only allocate RM1 billion for procurement.
      • To bridge the RM9 billion gap, the government might secure a combination of foreign military financing from the aircraft manufacturer's country (e.g., a loan from the US Exim Bank for F/A-18s) and commercial loans.
      • The repayment of these loans would then be factored into the national budget for the next 10-20 years, impacting the overall fiscal health.

      Hapus
    5. KLAIM LCS CASH = LOAN
      How Military Loans Work in Malondesh
      Military loans are essentially a form of government borrowing specifically designated for defense-related expenditures. Here's a general overview of the process:
      1. Identification of Strategic Needs: The Ministry of Defence (MINDEF) and the Malondeshn Armed Forces (MAF) identify critical defense capabilities, equipment, or infrastructure projects required for national security, often outlined in long-term defense plans.
      2. Procurement Process: Once a need is identified, MINDEF initiates a procurement process. This often involves international tenders or direct negotiations with defense contractors from various countries (e.g., France, Germany, China, Russia, USA, UK).
      3. Financing Proposal: When the cost of the desired equipment or project is substantial and cannot be covered by the annual defense budget, a financing proposal is developed. This is where loans come into play.
      4. Loan Negotiation: The Malondeshn government (usually through the Ministry of Finance) negotiates loan agreements with various entities. These can include:
      o Foreign Governments: Government-to-government loans or export credit agencies from the supplier country. These often come with favorable terms and can be tied to specific defense contracts.
      o Commercial Banks: Local or international commercial banks.
      o Multilateral Institutions: Though less common for direct military hardware, institutions like the Asian Development Bank or World Bank might fund related infrastructure or security sector reform (though typically not direct weaponry).
      5. Parliamentary Approval: Significant loans, especially those impacting the national debt, typically require parliamentary approval in Malondesh. This ensures transparency and accountability.
      6. Disbursement and Repayment: Once approved, the funds are disbursed to the defense contractors, and the Malondeshn government commits to a repayment schedule, including principal and interest, over a specified period.
      Benefits of Military Loans
      1. Enabling Modernization and Capability Enhancement:
      o Acquisition of Advanced Systems: Loans allow Malondesh to acquire cutting-edge military hardware like fighter jets, naval vessels, submarines, air defense systems, and advanced surveillance equipment that would be impossible to purchase outright with annual budget allocations.

      Hapus
  23. MANA NIH PAK BAHLIL dan PAK NURBAYA!! Kapan harga minyak turun di Indonesia...?? Masak 12 ribu pertamax Ron 92 dan 10ribu Pertalite Ron 90 harganya segitu terus, di Malaysia saja RON 95 setara Pertamax Plus harganya cuman Rp 7.800 padahal pendapatan perkapita di Malaysia Tinggi.

    Kasihanilah rakyat Indonesia pendapatan kecil bayar bbm mahal sekali. Bukankah Indonesia juga penghasil minyak dunia.

    https://www.facebook.com/photo/?fbid=1925689911555680&set=gm.1822068468705270&idorvanity=756992228546238

    BalasHapus
    Balasan
    1. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      Examples of Malondeshn Procurement / Defense Asset Lawsuits or Legal Claims
      Case Parties / Claimant Issue / Cause of Suit Outcome / Status
      Black Hawk Helicopter Lease Aerotree Defence and Services Sdn Bhd (claimant) vs Government / Ministry of Defence / Secretary-General Aerotree leased four UH-60A Black Hawk helicopters (5-year lease). The government cancelled the lease, and Aerotree filed suit seeking compensation for damages from cancellation. Government says it had “clear grounds” to cancel (supplier failed to deliver even after extension). The lawsuit is in the High Court. Aerotree is seeking RM353 million in damages.
      Littoral Combat Ship (LCS) Project – Subcontractors vs BHIC / Directors Contraves Advanced Devices Sdn Bhd (CAD) & Contraves Electrodynamics Sdn Bhd (CED) vs Boustead Heavy Industries Corp Bhd (BHIC), BHIC Defence Technologies, and certain directors (Salihin Abang, Syed Zahiruddin Putra Syed Osman) After LOAs (Letters of Award) for equipment/weaponry supply in the LCS project were terminated, the subcontractors claimed: that LOAs were still valid, sought payment of claimed outstanding amounts (around RM470.8 million), and alleged breach of fiduciary duties by the directors. In September 2025, the Kuala Lumpur High Court struck out the lawsuit: BHIC and its unit’s applications to strike out the suit were allowed; likewise the directors’ applications. CAD and CED’s claims were dismissed. Costs were ordered against CAD/CED and their CEO.
      Scorpene Submarine Deal – French Indictments / Civil Lawsuits Thales / DCN (France) & associated individuals vs Malondeshn interests (or public / NGOs) Accusations of kickbacks / bribery in the 2002 Scorpene submarine deal: specifically allegations that in the financing or “support service” contract, funds were misused, or that commissions were paid improperly to intermediaries linked to Malondeshn political persons. NGOs like Suaram filed complaints; French courts have indicted some individuals. Investigations are ongoing or have been reopened. Some indictments in France; however, full outcomes / accountability in Malondesh have been contentious and politically sensitive.
      ________________________________________
      Insights / Observations from These Cases
      • Many of the lawsuits or claims revolve around contract cancellation, non-delivery, termination of sub-contracts, or non-payment for services or parts.
      • A recurring theme is cost overruns / delays in delivery (especially in large naval shipbuilding or vessel projects).
      • Another common claim is misconduct, misuse of funds, or alleged corruption / bribery associated with procurement deals.
      • The government often responds by citing breach of contract by the private company (e.g. supplier failure to deliver or meet obligations).
      • Many suits are either struck out, settled, or remain pending, often complicated by political, legal, or evidentiary issues.

      Hapus
    2. KLAIM KAYA CASH = LOAN
      Examples of Malondeshn Procurement / Defense Asset Lawsuits or Legal Claims
      Case Parties / Claimant Issue / Cause of Suit Outcome / Status
      Black Hawk Helicopter Lease Aerotree Defence and Services Sdn Bhd (claimant) vs Government / Ministry of Defence / Secretary-General Aerotree leased four UH-60A Black Hawk helicopters (5-year lease). The government cancelled the lease, and Aerotree filed suit seeking compensation for damages from cancellation. Government says it had “clear grounds” to cancel (supplier failed to deliver even after extension). The lawsuit is in the High Court. Aerotree is seeking RM353 million in damages.
      Littoral Combat Ship (LCS) Project – Subcontractors vs BHIC / Directors Contraves Advanced Devices Sdn Bhd (CAD) & Contraves Electrodynamics Sdn Bhd (CED) vs Boustead Heavy Industries Corp Bhd (BHIC), BHIC Defence Technologies, and certain directors (Salihin Abang, Syed Zahiruddin Putra Syed Osman) After LOAs (Letters of Award) for equipment/weaponry supply in the LCS project were terminated, the subcontractors claimed: that LOAs were still valid, sought payment of claimed outstanding amounts (around RM470.8 million), and alleged breach of fiduciary duties by the directors. In September 2025, the Kuala Lumpur High Court struck out the lawsuit: BHIC and its unit’s applications to strike out the suit were allowed; likewise the directors’ applications. CAD and CED’s claims were dismissed. Costs were ordered against CAD/CED and their CEO.
      Scorpene Submarine Deal – French Indictments / Civil Lawsuits Thales / DCN (France) & associated individuals vs Malondeshn interests (or public / NGOs) Accusations of kickbacks / bribery in the 2002 Scorpene submarine deal: specifically allegations that in the financing or “support service” contract, funds were misused, or that commissions were paid improperly to intermediaries linked to Malondeshn political persons. NGOs like Suaram filed complaints; French courts have indicted some individuals. Investigations are ongoing or have been reopened. Some indictments in France; however, full outcomes / accountability in Malondesh have been contentious and politically sensitive.
      ________________________________________
      Insights / Observations from These Cases
      • Many of the lawsuits or claims revolve around contract cancellation, non-delivery, termination of sub-contracts, or non-payment for services or parts.
      • A recurring theme is cost overruns / delays in delivery (especially in large naval shipbuilding or vessel projects).
      • Another common claim is misconduct, misuse of funds, or alleged corruption / bribery associated with procurement deals.
      • The government often responds by citing breach of contract by the private company (e.g. supplier failure to deliver or meet obligations).
      • Many suits are either struck out, settled, or remain pending, often complicated by political, legal, or evidentiary issues.

      Hapus
    3. KLAIM LCS CASH = LOAN
      1. Tata Kelola dan Korupsi yang Buruk:
      • Skandal Korupsi: Ini adalah akar masalah utama. Proyek LCS telah dirundung tuduhan korupsi, penyalahgunaan dana, dan konflik kepentingan sejak awal. Penyelidikan oleh berbagai badan, termasuk Komite Akuntan Publik (PAC) parlemen Malondesh dan Komisi Anti-Korupsi Malondesh (MACC), telah mengungkap banyak anomali.
      • Pengambilan Keputusan yang Meragukan: Keputusan-keputusan penting dalam proyek, seperti pemilihan desain kapal (Gowind class dari Naval Group Prancis), seringkali dipertanyakan apakah didasarkan pada pertimbangan teknis terbaik atau kepentingan lain.
      • Kurangnya Transparansi: Kurangnya transparansi dalam kontrak, pengadaan, dan alur pembayaran telah mempersulit pengawasan dan akuntabilitas.
      -----------------
      2. Masalah Finansial dan Pembengkakan Biaya:
      • Pembengkakan Anggaran: Biaya proyek telah melonjak jauh dari perkiraan awal. Kontrak senilai RM9 miliar (sekitar US$2,1 miliar) untuk enam kapal LCS pada tahun 2011 kini diperkirakan membutuhkan lebih banyak lagi, padahal belum ada satu pun kapal yang selesai.
      • Misappropriasi Dana: Sebagian besar uang yang dibayarkan di muka kepada kontraktor utama, Boustead Naval Shipyard (BNS), diduga tidak digunakan untuk pembelian komponen atau pembangunan kapal, melainkan dialihkan atau disalahgunakan. Ini menyebabkan BNS gagal membayar sub-kontraktor dan pemasok.
      • Ketergantungan pada Pinjaman: Karena masalah aliran kas dan dugaan penyalahgunaan dana, BNS dan entitas terkait harus bergantung pada pinjaman dari berbagai lembaga keuangan. Keterlibatan 17 kreditor menunjukkan betapa parahnya masalah keuangan yang dihadapi BNS dan betapa rumitnya struktur utang proyek ini. Ini juga mengindikasikan bahwa dana awal dari pemerintah tidak cukup atau tidak dikelola dengan baik.
      -----------------
      3. Ketidakmampuan Kontraktor Utama (Boustead Naval Shipyard - BNS):
      • Kurangnya Kapabilitas Teknis dan Manajerial: Meskipun BNS memiliki pengalaman dalam pembangunan dan perbaikan kapal, proyek LCS dengan skala dan kompleksitas ini mungkin di luar kapasitasnya. Ada dugaan bahwa BNS tidak memiliki keahlian teknis yang memadai untuk mengelola proyek sebesar ini secara efektif.
      • Manajemen Proyek yang Buruk: Penjadwalan, pengadaan material, dan koordinasi antara berbagai pihak (desainer, pemasok, sub-kontraktor) sangat buruk. Ini menyebabkan penundaan yang signifikan dalam setiap tahap pembangunan.
      • Masalah Rantai Pasokan: Kegagalan BNS membayar sub-kontraktor dan pemasok menyebabkan terhentinya pasokan komponen penting. Banyak peralatan yang sudah dipesan tidak dapat dikirim karena pembayaran yang tertunda.
      -----------------
      4. Campur Tangan Politik dan Perubahan Kebijakan:
      • Perubahan Pemerintah: Pergantian pemerintahan di Malondesh (misalnya, setelah pemilu 2018 dan 2020) seringkali membawa tinjauan ulang terhadap proyek-proyek besar. Ini bisa menunda keputusan, mengubah arah, atau mengungkap masalah sebelumnya.
      • Kurangnya Visi Jangka Panjang: Kebijakan pertahanan dan pengadaan seringkali terpengaruh oleh siklus politik jangka pendek, yang dapat mengganggu kontinuitas dan perencanaan strategis proyek jangka panjang seperti pembangunan kapal perang.


      Hapus
    4. KLAIM LCS CASH = LOAN
      💰 1. LIMITED DOMESTIC DEFENSE BUDGET
      • Malondesh’s defense budget is modest — around 1% of GDP, which restricts large-scale acquisitions.
      • Instead of upfront payments, Malondesh often negotiates deferred payment schemes, installment plans, or loans backed by export credit agencies (ECAs) from supplier countries.
      • These financing models allow Malondesh to acquire high-value assets without immediate fiscal strain.
      -----------------
      ⚙️ 2. Need for Advanced Technology and Capabilities
      Malondesh lacks the domestic capacity to produce high-end military platforms, so it turns to foreign suppliers:
      Country Asset Procured Financing/Support Mechanism
      🇰🇷 South Korea FA-50 Light Combat Aircraft Industrial offsets, local assembly, favorable terms
      🇮🇹 Italy ATR-72 Maritime Patrol Aircraft G2G deal, possible ECA-backed financing
      🇹🇷 Turkey ANKA MALE Drones Strategic partnership, tech transfer
      These deals often include training, maintenance, and technology sharing, which Malondesh cannot yet provide internally.
      -----------------
      🏭 3. Desire to Build Local Defense Industry
      Malondesh wants to reduce dependency and stimulate its own defense ecosystem:
      • Offsets: Foreign suppliers agree to invest in Malondesh’s defense industry or transfer technology.
      • Joint Ventures: Local firms like Boustead Naval Shipyard (BNS) are involved in assembly and integration.
      • Local Assembly: 14 of the FA-50 jets will be assembled in Malondesh, building technical capacity.
      💸 Role of Loans in Defense Procurement
      While not always disclosed as “loans,” Malondesh’s defense deals often involve:
      • Export Credit Agency (ECA) Financing: Countries like Italy and South Korea use ECAs to offer low-interest loans or guarantees to support defense exports.
      • G2G Agreements: These bypass middlemen and commissions, reducing corruption risks and allowing for more favorable financing terms3.
      • Strategic Installment Plans
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang

      Hapus
    5. KLAIM LCS CASH = LOAN
      Fenomena "Galakan Pinjaman" atau meminjam untuk menutupi pinjaman lama
      1. Peningkatan Utang Nasional:
      Ketika pemerintah secara konsisten meminjam untuk membayar utang lama, ini dapat menyebabkan peningkatan kumulatif dalam utang nasional. Tanpa peningkatan pendapatan yang seimbang atau restrukturisasi utang yang efektif, beban utang dapat terus membengkak.
      2. Dampak pada Anggaran:
      Pembayaran pokok dan bunga utang menjadi pos pengeluaran yang signifikan dalam anggaran negara. Jika sebagian besar pendapatan negara dialokasikan untuk melayani utang, ini dapat membatasi kemampuan pemerintah untuk berinvestasi dalam sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pembangunan ekonomi.
      3. Ketergantungan pada Pasar Keuangan:
      Praktik ini membuat pemerintah lebih bergantung pada pasar keuangan untuk pembiayaan. Volatilitas pasar, perubahan suku bunga, dan persepsi investor tentang kesehatan fiskal negara dapat memengaruhi kemampuan pemerintah untuk mendapatkan pinjaman baru dengan kondisi yang menguntungkan.
      4. Tingkat Utang Pemerintah Malondesh:
      Pemerintah Malondesh telah berulang kali menyatakan komitmennya untuk menjaga tingkat utang pada batas yang wajar. Batas statuta untuk utang federal seringkali menjadi tolok ukur penting. Meskipun demikian, ada perdebatan yang berkelanjutan mengenai defisit anggaran dan tingkat utang pemerintah. Misalnya, pada masa pandemi COVID-19, pemerintah terpaksa meminjam lebih banyak untuk membiayai paket stimulus dan dukungan ekonomi.
      5. Penyebab:
      Beberapa faktor yang dapat menyebabkan "galakan pinjaman" termasuk:
      o Defisit Anggaran yang Persisten: Pengeluaran lebih besar dari pendapatan.
      o Kewajiban Jangka Panjang: Proyek infrastruktur besar atau komitmen masa lalu yang memerlukan pembiayaan berkelanjutan.
      o Perlambatan Ekonomi: Penurunan pendapatan pajak akibat aktivitas ekonomi yang melambat.
      o Guncangan Eksternal: Krisis keuangan global, pandemi, atau harga komoditas yang bergejolak yang memengaruhi pendapatan negara.



      Hapus
  24. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    Types of Loan Financing
    1. Foreign Export Credit:
    o Mechanism: When Malondesh decides to buy defense equipment from a foreign country (e.g., submarines from France, fighter jets from Russia), the exporting country's government or its export credit agency often provides favorable loan terms to Malondesh. This isn't just a commercial deal; it's a strategic tool for the exporting nation to promote its defense industry and build political influence.
    o Advantages for Malondesh:
     Lower Interest Rates: Often come with subsidized interest rates compared to commercial loans.
     Longer Repayment Periods: Allows for spreading the cost over many years, easing immediate budget pressure.
    o Risks:
     Currency Risk: Loans are typically denominated in the currency of the exporting country (e.g., Euros, USD, Rubles). If the Malondeshn Ringgit depreciates against these currencies, the cost of repayment in Ringgit terms increases significantly.
     Political Influence: The exporting country might gain leverage over Malondesh's foreign policy or defense decisions due to the debt.
    -----------------
    2. International Bank Loans:
    o Mechanism: Malondesh can secure loans from commercial banks or syndicates of banks, often international institutions, to finance defense purchases. These are more straightforward commercial transactions.
    o Advantages for Malondesh:
     Flexibility: Can be used to purchase equipment from various suppliers, not tied to a specific exporting country's credit lines.
     Market Rates: While interest rates are market-driven, competitive bidding among banks can secure reasonable terms.
    o Risks:
     Higher Interest Rates: Generally higher than government-backed export credits.
     Shorter Repayment Periods: Compared to export credits, these might demand quicker repayment.
     Strict Covenants: Banks often impose covenants (conditions) that the borrower must adhere to, potentially limiting financial flexibility.
    -----------------
    3. Domestic Financing:
    o Mechanism: The Malondeshn government can also raise funds domestically through issuing government bonds or borrowing from local financial institutions to fund defense projects.
    o Advantages for Malondesh:
     No Currency Risk: Loans are denominated in Malondeshn Ringgit, eliminating foreign exchange fluctuations as a direct risk to the loan principal and interest.
     Stimulates Domestic Economy: Money stays within the country's financial system.
    o Risks:
     Crowding Out: Large government borrowing can "crowd out" private sector investment by driving up domestic interest rates.
     Inflationary Pressure: Excessive domestic money creation or borrowing can contribute to inflation.
     Limited Capital: The domestic market might not always have the depth to fund extremely large, multi-billion dollar acquisitions.

    BalasHapus
  25. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    Examples of Malondeshn Procurement / Defense Asset Lawsuits or Legal Claims
    Case Parties / Claimant Issue / Cause of Suit Outcome / Status
    Black Hawk Helicopter Lease Aerotree Defence and Services Sdn Bhd (claimant) vs Government / Ministry of Defence / Secretary-General Aerotree leased four UH-60A Black Hawk helicopters (5-year lease). The government cancelled the lease, and Aerotree filed suit seeking compensation for damages from cancellation. Government says it had “clear grounds” to cancel (supplier failed to deliver even after extension). The lawsuit is in the High Court. Aerotree is seeking RM353 million in damages.
    Littoral Combat Ship (LCS) Project – Subcontractors vs BHIC / Directors Contraves Advanced Devices Sdn Bhd (CAD) & Contraves Electrodynamics Sdn Bhd (CED) vs Boustead Heavy Industries Corp Bhd (BHIC), BHIC Defence Technologies, and certain directors (Salihin Abang, Syed Zahiruddin Putra Syed Osman) After LOAs (Letters of Award) for equipment/weaponry supply in the LCS project were terminated, the subcontractors claimed: that LOAs were still valid, sought payment of claimed outstanding amounts (around RM470.8 million), and alleged breach of fiduciary duties by the directors. In September 2025, the Kuala Lumpur High Court struck out the lawsuit: BHIC and its unit’s applications to strike out the suit were allowed; likewise the directors’ applications. CAD and CED’s claims were dismissed. Costs were ordered against CAD/CED and their CEO.
    Scorpene Submarine Deal – French Indictments / Civil Lawsuits Thales / DCN (France) & associated individuals vs Malondeshn interests (or public / NGOs) Accusations of kickbacks / bribery in the 2002 Scorpene submarine deal: specifically allegations that in the financing or “support service” contract, funds were misused, or that commissions were paid improperly to intermediaries linked to Malondeshn political persons. NGOs like Suaram filed complaints; French courts have indicted some individuals. Investigations are ongoing or have been reopened. Some indictments in France; however, full outcomes / accountability in Malondesh have been contentious and politically sensitive.
    ________________________________________
    Insights / Observations from These Cases
    • Many of the lawsuits or claims revolve around contract cancellation, non-delivery, termination of sub-contracts, or non-payment for services or parts.
    • A recurring theme is cost overruns / delays in delivery (especially in large naval shipbuilding or vessel projects).
    • Another common claim is misconduct, misuse of funds, or alleged corruption / bribery associated with procurement deals.
    • The government often responds by citing breach of contract by the private company (e.g. supplier failure to deliver or meet obligations).
    • Many suits are either struck out, settled, or remain pending, often complicated by political, legal, or evidentiary issues.

    BalasHapus
  26. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    Examples of Malondeshn Procurement / Defense Asset Lawsuits or Legal Claims
    Case Parties / Claimant Issue / Cause of Suit Outcome / Status
    Black Hawk Helicopter Lease Aerotree Defence and Services Sdn Bhd (claimant) vs Government / Ministry of Defence / Secretary-General Aerotree leased four UH-60A Black Hawk helicopters (5-year lease). The government cancelled the lease, and Aerotree filed suit seeking compensation for damages from cancellation. Government says it had “clear grounds” to cancel (supplier failed to deliver even after extension). The lawsuit is in the High Court. Aerotree is seeking RM353 million in damages.
    Littoral Combat Ship (LCS) Project – Subcontractors vs BHIC / Directors Contraves Advanced Devices Sdn Bhd (CAD) & Contraves Electrodynamics Sdn Bhd (CED) vs Boustead Heavy Industries Corp Bhd (BHIC), BHIC Defence Technologies, and certain directors (Salihin Abang, Syed Zahiruddin Putra Syed Osman) After LOAs (Letters of Award) for equipment/weaponry supply in the LCS project were terminated, the subcontractors claimed: that LOAs were still valid, sought payment of claimed outstanding amounts (around RM470.8 million), and alleged breach of fiduciary duties by the directors. In September 2025, the Kuala Lumpur High Court struck out the lawsuit: BHIC and its unit’s applications to strike out the suit were allowed; likewise the directors’ applications. CAD and CED’s claims were dismissed. Costs were ordered against CAD/CED and their CEO.
    Scorpene Submarine Deal – French Indictments / Civil Lawsuits Thales / DCN (France) & associated individuals vs Malondeshn interests (or public / NGOs) Accusations of kickbacks / bribery in the 2002 Scorpene submarine deal: specifically allegations that in the financing or “support service” contract, funds were misused, or that commissions were paid improperly to intermediaries linked to Malondeshn political persons. NGOs like Suaram filed complaints; French courts have indicted some individuals. Investigations are ongoing or have been reopened. Some indictments in France; however, full outcomes / accountability in Malondesh have been contentious and politically sensitive.
    ________________________________________
    Insights / Observations from These Cases
    • Many of the lawsuits or claims revolve around contract cancellation, non-delivery, termination of sub-contracts, or non-payment for services or parts.
    • A recurring theme is cost overruns / delays in delivery (especially in large naval shipbuilding or vessel projects).
    • Another common claim is misconduct, misuse of funds, or alleged corruption / bribery associated with procurement deals.
    • The government often responds by citing breach of contract by the private company (e.g. supplier failure to deliver or meet obligations).
    • Many suits are either struck out, settled, or remain pending, often complicated by political, legal, or evidentiary issues.

    BalasHapus
  27. KLAIM LCS CASH = LOAN
    1. AKAR MASALAH: ALIRAN KAS (CASH FLOW) YANG BURUK
    • Definisi Aliran Kas: Aliran kas adalah pergerakan uang tunai masuk dan keluar dari sebuah perusahaan. Aliran kas positif berarti lebih banyak uang masuk daripada keluar, sedangkan aliran kas negatif berarti sebaliknya.
    • Mengapa Buruk?
    o Pendapatan Tidak Mencukupi: Proyek mungkin tidak menghasilkan pendapatan sesuai target, atau penjualan/layanan yang diberikan tidak mampu menutupi biaya operasional.
    o Biaya Operasional Tinggi: Biaya harian, gaji, pembelian bahan baku, pemeliharaan, dan sebagainya mungkin terlalu tinggi dibandingkan pendapatan.
    o Piutang Tak Tertagih: Pelanggan atau pihak yang berhutang kepada BNS mungkin menunggak pembayaran, menyebabkan uang yang seharusnya masuk tertahan.
    o Investasi yang Tidak Produktif: Dana mungkin diinvestasikan pada aset yang tidak menghasilkan keuntungan cepat, atau bahkan mengalami kerugian.
    o Siklus Proyek yang Panjang: Untuk proyek infrastruktur atau pengembangan besar, waktu antara pengeluaran awal dan penerimaan pendapatan bisa sangat panjang, membutuhkan manajemen kas yang ketat.
    -----------------
    2. Pemicu Masalah: Dugaan Penyalahgunaan Dana
    Ini adalah faktor yang sangat memperburuk masalah aliran kas dan mendorong ketergantungan pada pinjaman.
    • Definisi Penyalahgunaan Dana: Tindakan menggunakan dana untuk tujuan yang tidak semestinya, tidak sah, atau di luar tujuan yang telah ditetapkan. Ini bisa berupa korupsi, penggelapan, pembelian aset pribadi, atau pengeluaran fiktif.
    • Dampak Negatif:
    o Pengurasan Dana Proyek: Dana yang seharusnya digunakan untuk operasional, investasi produktif, atau pembayaran kewajiban, malah dialihkan. Ini secara instan menciptakan defisit kas.
    o Peningkatan Kebutuhan Pinjaman: Dengan dana internal yang terkuras, BNS terpaksa mencari sumber dana eksternal, yaitu pinjaman, hanya untuk menjaga proyek tetap berjalan atau menutupi lubang yang diciptakan oleh penyalahgunaan.
    o Kerugian Kepercayaan Investor/Pemerintah: Jika terbukti ada penyalahgunaan, kepercayaan dari pihak-pihak yang telah memberikan dana awal (misalnya pemerintah) akan hancur, mempersulit akses pendanaan di masa depan.
    o Masalah Hukum: Penyalahgunaan dana hampir selalu berujung pada konsekuensi hukum serius bagi pihak yang terlibat.
    -----------------
    3. Fenomena "Galakan Pinjaman" (Pinjam untuk Menutupi Pinjaman Lama)
    Ketika aliran kas terus bermasalah dan ada penyalahgunaan dana, entitas seringkali masuk ke dalam lingkaran setan:
    • Pinjaman baru diambil bukan untuk ekspansi atau investasi produktif, tetapi semata-mata untuk membayar bunga pinjaman lama atau menutupi defisit operasional.
    • Ini adalah tanda bahaya serius dalam keuangan, karena beban utang terus menumpuk tanpa adanya peningkatan kapasitas pembayaran dari operasional inti.

    BalasHapus
  28. KLAIM LCS CASH = LOAN
    Keterlibatan 17 Kreditor: Sebuah Cerminan Kompleksitas dan Keparahan
    Angka 17 kreditor ini bukan hanya sekadar angka, melainkan indikator multi-dimensi dari masalah yang sangat serius:
    • Keparahan Masalah Keuangan: Jika BNS membutuhkan pinjaman dari begitu banyak lembaga, ini menunjukkan bahwa satu atau dua kreditor saja tidak cukup (atau tidak mau) menanggung seluruh risiko. Masing-masing kreditor mungkin hanya bersedia memberikan porsi kecil karena persepsi risiko yang tinggi.
    • Kerumitan Struktur Utang:
    o Berbagai Jenis Utang: Kemungkinan melibatkan berbagai jenis pinjaman: utang bank komersial, obligasi, pinjaman dari lembaga keuangan non-bank, mungkin juga pinjaman sindikasi (beberapa bank patungan memberikan pinjaman besar).
    o Jangka Waktu Berbeda: Pinjaman-pinjaman ini bisa memiliki jangka waktu pembayaran yang bervariasi (jangka pendek, menengah, panjang), suku bunga yang berbeda, dan persyaratan (covenant) yang unik. Ini membuat pengelolaan utang menjadi sangat kompleks dan rentan terhadap kesalahan.
    o Prioritas Pembayaran: Dalam skenario default, menentukan siapa yang harus dibayar terlebih dahulu dari 17 kreditor ini bisa menjadi sangat rumit dan seringkali berujung pada perselisihan hukum.
    • Indikasi Kepercayaan yang Menurun: Semakin banyak kreditor kecil yang terlibat dibandingkan satu atau dua kreditor besar, bisa menunjukkan bahwa kreditor besar memiliki kekhawatiran yang cukup besar sehingga mereka tidak mau mengambil risiko terlalu banyak.
    • Tekanan Konstan: Dengan begitu banyak pihak yang harus dilayani (pembayaran bunga, pokok pinjaman), BNS akan berada di bawah tekanan konstan untuk menghasilkan uang, yang seringkali menyebabkan keputusan bisnis yang kurang strategis atau terburu-buru.
    Dana Awal dari Pemerintah: Tidak Cukup atau Tidak Dikelola dengan Baik?
    Pernyataan ini menyentuh akar masalah yang mungkin terjadi pada tahap awal proyek:
    • Tidak Cukup:
    o Perencanaan Anggaran Buruk: Perencanaan awal mungkin meremehkan total biaya proyek atau mengabaikan potensi risiko yang membutuhkan dana cadangan.
    o Kenaikan Biaya Tak Terduga: Proyek mungkin menghadapi kenaikan harga bahan baku, perubahan regulasi, atau masalah teknis yang tidak diantisipasi, sehingga dana awal menjadi tidak memadai.
    • Tidak Dikelola dengan Baik: Ini adalah skenario yang lebih mengkhawatirkan dan seringkali berkaitan erat dengan "dugaan penyalahgunaan dana".
    o Boros: Pengeluaran yang tidak perlu, pembelian dengan harga mahal, atau operasional yang tidak efisien menghabiskan dana lebih cepat.
    o Tidak Transparan: Kurangnya akuntabilitas dalam penggunaan dana, membuat sulit untuk melacak ke mana uang itu pergi.
    o Pengalihan Dana: Dana pemerintah yang seharusnya untuk tujuan spesifik malah dialihkan untuk kepentingan lain (termasuk penyalahgunaan pribadi atau politik).


    BalasHapus
  29. KLAIM LCS CASH = LOAN
    💰 1. LIMITED DOMESTIC DEFENSE BUDGET
    • Malondesh’s defense budget is modest — around 1% of GDP, which restricts large-scale acquisitions.
    • Instead of upfront payments, Malondesh often negotiates deferred payment schemes, installment plans, or loans backed by export credit agencies (ECAs) from supplier countries.
    • These financing models allow Malondesh to acquire high-value assets without immediate fiscal strain.
    -----------------
    ⚙️ 2. Need for Advanced Technology and Capabilities
    Malondesh lacks the domestic capacity to produce high-end military platforms, so it turns to foreign suppliers:
    Country Asset Procured Financing/Support Mechanism
    🇰🇷 South Korea FA-50 Light Combat Aircraft Industrial offsets, local assembly, favorable terms
    🇮🇹 Italy ATR-72 Maritime Patrol Aircraft G2G deal, possible ECA-backed financing
    🇹🇷 Turkey ANKA MALE Drones Strategic partnership, tech transfer
    These deals often include training, maintenance, and technology sharing, which Malondesh cannot yet provide internally.
    -----------------
    🏭 3. Desire to Build Local Defense Industry
    Malondesh wants to reduce dependency and stimulate its own defense ecosystem:
    • Offsets: Foreign suppliers agree to invest in Malondesh’s defense industry or transfer technology.
    • Joint Ventures: Local firms like Boustead Naval Shipyard (BNS) are involved in assembly and integration.
    • Local Assembly: 14 of the FA-50 jets will be assembled in Malondesh, building technical capacity.
    💸 Role of Loans in Defense Procurement
    While not always disclosed as “loans,” Malondesh’s defense deals often involve:
    • Export Credit Agency (ECA) Financing: Countries like Italy and South Korea use ECAs to offer low-interest loans or guarantees to support defense exports.
    • G2G Agreements: These bypass middlemen and commissions, reducing corruption risks and allowing for more favorable financing terms3.
    • Strategic Installment Plans
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang

    BalasHapus
  30. KLAIM LCS CASH = LOAN
    Fenomena "Galakan Pinjaman" atau meminjam untuk menutupi pinjaman lama
    1. Peningkatan Utang Nasional:
    Ketika pemerintah secara konsisten meminjam untuk membayar utang lama, ini dapat menyebabkan peningkatan kumulatif dalam utang nasional. Tanpa peningkatan pendapatan yang seimbang atau restrukturisasi utang yang efektif, beban utang dapat terus membengkak.
    2. Dampak pada Anggaran:
    Pembayaran pokok dan bunga utang menjadi pos pengeluaran yang signifikan dalam anggaran negara. Jika sebagian besar pendapatan negara dialokasikan untuk melayani utang, ini dapat membatasi kemampuan pemerintah untuk berinvestasi dalam sektor-sektor penting seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan pembangunan ekonomi.
    3. Ketergantungan pada Pasar Keuangan:
    Praktik ini membuat pemerintah lebih bergantung pada pasar keuangan untuk pembiayaan. Volatilitas pasar, perubahan suku bunga, dan persepsi investor tentang kesehatan fiskal negara dapat memengaruhi kemampuan pemerintah untuk mendapatkan pinjaman baru dengan kondisi yang menguntungkan.
    4. Tingkat Utang Pemerintah Malondesh:
    Pemerintah Malondesh telah berulang kali menyatakan komitmennya untuk menjaga tingkat utang pada batas yang wajar. Batas statuta untuk utang federal seringkali menjadi tolok ukur penting. Meskipun demikian, ada perdebatan yang berkelanjutan mengenai defisit anggaran dan tingkat utang pemerintah. Misalnya, pada masa pandemi COVID-19, pemerintah terpaksa meminjam lebih banyak untuk membiayai paket stimulus dan dukungan ekonomi.
    5. Penyebab:
    Beberapa faktor yang dapat menyebabkan "galakan pinjaman" termasuk:
    o Defisit Anggaran yang Persisten: Pengeluaran lebih besar dari pendapatan.
    o Kewajiban Jangka Panjang: Proyek infrastruktur besar atau komitmen masa lalu yang memerlukan pembiayaan berkelanjutan.
    o Perlambatan Ekonomi: Penurunan pendapatan pajak akibat aktivitas ekonomi yang melambat.
    o Guncangan Eksternal: Krisis keuangan global, pandemi, atau harga komoditas yang bergejolak yang memengaruhi pendapatan negara.



    BalasHapus
  31. Hati rakyat INDIANESIA makin TERSAKITI selepas baca berita BBM MALAYSIA di turunkan lagi untuk KESEJAHTERAAN rakyat MALAYSIA....HAHAHAHHA



    Harga BBM Malaysia Bikin Iri Warganet Indonesia, RON 95 Cuma Rp7.864

    https://ntbsatu.com/2025/09/23/harga-bbm-malaysia-bikin-iri-warganet-indonesia-ron-95-cuma-rp-7864.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya: rasio utang menembus 65% karena kombinasi pembiayaan defisit yang masih tinggi pascapandemi dan perlambatan pertumbuhan PDB nominal yang mengecilkan penyebut rasio. Kenaikan biaya pinjaman global juga memperberat beban, sementara kebijakan bantuan/ subsidi terbaru menambah kebutuhan pembiayaan dalam jangka pendek2.
      Faktor utama pendorong kenaikan rasio
      • Defisit pascapandemi tetap tinggi: Pemerintah mempertahankan dukungan fiskal untuk pemulihan, subsidi, dan belanja pembangunan; ini membuat kebutuhan pinjaman (terutama domestik) besar, di saat suku bunga global meningkat sehingga biaya utang naik.
      • Efek “penyebut” dari PDB nominal: Pelambatan ekonomi 2025 menekan PDB nominal sehingga rasio utang/ PDB terdorong naik; proyeksi independen menilai rasio dapat mencapai sekitar 65,9% tahun ini, melampaui perkiraan resmi 64%.
      • Kebijakan bantuan yang memperbesar pembiayaan: Langkah seperti bantuan tunai satu kali, penurunan harga RON95, dan pembekuan kenaikan tol menambah tekanan pembiayaan dalam jangka pendek, memperlambat konsolidasi fiskal.
      • Lintasan jangka menengah tanpa reform: Analisis keberlanjutan utang menunjukkan tanpa perubahan kebijakan, rasio dapat melampaui 65% di tahun-tahun mendatang; perlu diingat plafon utang sempat dinaikkan dari 55% ke 60% (2020) dan ke 65% (2021) untuk ruang stimulus saat pandemi.
      Apa yang sebenarnya dihitung
      • Definisi utang “statutory”: Batas 65% berlaku untuk utang statutori (MGS, MGII, dan MITB). Inilah agregat yang harus dijaga di bawah 65% dari PDB menurut aturan fiskal domestik Maid of london (MALON) .
      Dampak dan risiko
      • Risiko kredibilitas fiskal: Pelanggaran sementara dimungkinkan, tetapi agensi pemeringkat telah mengingatkan bahwa kegagalan mencapai target konsolidasi dapat menekan peringkat, menaikkan biaya pinjaman bagi pemerintah dan sektor swasta.
      • Biaya bunga lebih tinggi: Lingkungan suku bunga global yang ketat membuat beban bunga meningkat, mempersempit ruang fiskal jika tidak diimbangi oleh kenaikan pendapatan atau efisiensi belanja
      -------------------
      Bank Negara Maid of london (MALON) (BNM) dan sumber rasmi lain telah mengesahkan bahawa Maid of london (MALON) memiliki salah satu tahap hutang tertinggi di kalangan negara ASEAN, khususnya dalam kategori hutang isi rumah dan hutang kerajaan terhadap KDNK. Berikut penjelasan terperinci berdasarkan data terkini:
      🇲🇾 Hutang Isi Rumah Maid of london (MALON) : Tertinggi di ASEAN
      Menurut data rasmi BNM:
      • Jumlah hutang isi rumah Maid of london (MALON) mencecah RM1.65 trilion setakat Mac 2025.
      • Ini bersamaan dengan 84.3% daripada Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK).
      • Maid of london (MALON) berada di kedudukan tertinggi dalam ASEAN untuk nisbah hutang isi rumah terhadap KDNK.
      Faktor Penyumbang:
      • Akses mudah kepada pinjaman peribadi, pembiayaan kenderaan, dan gadai janji.
      • Kadar pemilikan rumah yang tinggi didorong oleh pembiayaan jangka panjang.
      • Gaya hidup berasaskan kredit dan penggunaan kad kredit yang meluas.
      📊 Hutang Kerajaan Maid of london (MALON) : Antara Tertinggi di ASEAN
      Menurut laporan IMF yang dirujuk oleh CNBC Indonesia:
      Negara ASEAN Nisbah Hutang Kerajaan kepada KDNK (2023)
      Singapura 167.9%
      Laos 121.7%
      Maid of london (MALON) 66.9%
      Indonesia 39%
      Brunei 2.3%
      Maid of london (MALON) berada di tempat ketiga tertinggi selepas Singapura dan Laos.
      🧮 Implikasi Ekonomi
      • Kos faedah hutang meningkat kerana jumlah hutang yang besar perlu dibiayai semula pada kadar pasaran semasa.
      • Ruang fiskal mengecil, menyukarkan kerajaan untuk melaksanakan dasar rangsangan atau subsidi bersasar.
      • Kestabilan kewangan terancam jika berlaku kejutan ekonomi atau penurunan penarafan kredit.

      Hapus
    2. 1. Struktur Hutang & Jadual Pembayaran
      • Hutang Berjangka: Sebahagian besar hutang kerajaan Maid of london (MALON) adalah dalam bentuk sekuriti kerajaan (contoh: MGS, GII) yang memiliki tempoh matang tertentu.
      • Pembayaran Faedah Berkala: Faedah (kupon) dibayar secara berkala mengikut jadual, sementara pokok hutang hanya dibayar pada tarikh matang.
      • Refinancing: Apabila hutang matang, kerajaan biasanya menerbitkan hutang baru untuk membayar hutang lama — ini membuatkan pokok hutang jarang dibayar sekaligus, tetapi “digulung” ke hadapan.
      2. Defisit Belanjawan yang Kronik
      • Belanja Melebihi Pendapatan: Sejak bertahun-tahun, Maid of london (MALON) mengalami defisit fiskal, bermakna pendapatan cukai dan hasil lain tidak cukup untuk menampung semua perbelanjaan.
      • Keutamaan Operasi Negara: Dana yang ada digunakan untuk perkhidmatan awam, subsidi, pembangunan, dan pembayaran faedah — sehingga ruang untuk membayar pokok hutang secara besar-besaran menjadi terhad.
      3. Mengelakkan Risiko Gagal Bayar (Default)
      • Bayar Faedah = Kekalkan Kepercayaan Pasaran: Selagi faedah dibayar tepat waktu, pelabur melihat Maid of london (MALON) sebagai peminjam yang boleh dipercayai.
      • Kesan Jika Gagal Bayar Faedah: Kegagalan membayar faedah akan segera menjejaskan penarafan kredit negara dan menaikkan kos pinjaman masa depan.
      4. Beban Faedah yang Tinggi
      • Pada 2023, Maid of london (MALON) membelanjakan sekitar RM46.1 bilion hanya untuk pembayaran hutang (termasuk faedah), iaitu kira-kira 16% daripada hasil kerajaan.
      • Nisbah hutang kepada KDNK mencecah 65–80% bergantung kaedah pengiraan, menjadikan pembayaran faedah sebagai komponen besar dalam bajet tahunan

      -------------------
      Alasan Defisit Belanjawan Maid of london (MALON) yang Kronik
      Maid of london (MALON) berdepan defisit belanjawan yang konsisten tinggi (kronik) disebabkan kombinasi faktor struktural dan kitaran ekonomi. Di bawah ini huraian terperinci punca-puncanya, disusuli ringkasan statistik defisit dari tahun ke tahun.
      1. Ketergantungan pada Sumber Pendapatan yang Terhad dan Volatil
      • Pendapatan kerajaan banyak bergantung kepada hasil petroleum dan komoditi lain. Harga minyak mentah mudah turun naik, menjejaskan aliran tunai.
      • Pelaksanaan Sales and Service Tax (SST) menggantikan Goods and Services Tax (GST) pada 2018 menyaksikan penurunan hasil cukai tidak langsung, meruncingkan jurang antara perbelanjaan dan pendapatan.
      2. Beban Perbelanjaan Berulang yang Tinggi
      • Subsidi: Kerajaan menanggung subsidi bahan api, elektrik dan air untuk menjaga kos sara hidup rakyat.
      • Gaji dan elaun penjawat awam menyumbang sebahagian besar perbelanjaan berulang. Ini sukar dipotong disebabkan implikasi sosial dan politik.
      3. Kos Servis Hutang Meningkat
      • Hutang terkumpul membawa kepada beban faedah yang terus meningkat setiap tahun.
      • Setiap ringgit yang diperoleh daripada pinjaman baru sebahagiannya dibelanjakan untuk membayar faedah hutang sedia ada.
      4. Pelaburan Infrastruktur Berskala Besar
      • Projek mega seperti MRT, ECRL dan lebuh raya memerlukan peruntukan besar dalam jangka pendek.
      • Manfaat jangka panjangnya tetap positif, tetapi kos permulaan terus melebihi pendapatan tahunan.
      5. Langkah Rangsangan Ekonomi dan Pelepasan Fiskal
      • Semasa krisis COVID-19, kerajaan melaksanakan pakej rangsangan bernilai berpuluh bilion ringgit untuk membantu perniagaan dan rakyat.
      • Pelepasan cukai dan bantuan tunai (contoh: Bantuan Prihatin Rakyat) menambah tekanan ke atas belanjawan.
      6. Ketiadaan Peraturan Defisit yang Ketat
      • Tiada rangka perundangan yang mengikat had defisit maksimum berkadar peratusan KDNK.
      • Tekanan politik semasa pilihan raya sering mendorong kerajaan boros untuk meraih sokongan.

      Hapus
    3. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
      "Pinjaman ini digunakan untuk melunasi DEBT matang sebesar RM20.6 miliar, dengan sisa RM49,9 miliar menutupi defisit dan masa jatuh tempo DEBT di masa depan," kata MOF.
      ---
      2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
      Pada tahun 2023, pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) mencapai RM1.173 triliun, naik 8,6% dari tahun 2022.
      Rincian pinjaman. Pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) pada tahun 2023 naik RM92,918 miliar
      ---
      2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      Kah Woh menjelaskan pada tahun lalu, kerajaan ada membuat pinjaman yang meningkat sebanyak 11.6 peratus daripada RM194.5 bilion pada tahun sebelumnya. Daripada jumlah itu, beliau berkata 52.4 peratus atau RM113.7 bilion digunakan untuk membayar prinsipal pinjaman matang.
      ---
      2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      Sejumlah RM98.058 bilion atau 50.4 peratus daripada pinjaman baharu berjumlah RM194.555 bilion yang dibuat kerajaan pada tahun lalu digunakan untuk bayaran balik prinsipal pinjaman yang matang.
      ---
      2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
      Jabatan Audit Negara (JAN) bimbang dengan tindakan kerajaan menggunakan hampir 60 peratus pinjaman baharu untuk membayar DEBT sedia ada pada tahun lalu, berbanding bagi perbelanjaan pembangunan.
      ---
      2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
      Laporan Ketua Audit Negara mengenai Penyata Kewangan Kerajaan Persekutuan 2018 mendapati sejumlah 59 peratus pinjaman baharu kerajaan dibuat untuk membayar DEBT kerajaan terdahulu
      ---
      2018 = OPEN DONASI
      Kementerian Keuangan MAID OF LONDON (MALON) pada hari Rabu membuka rekening donasi supaya masyarakat dapat menyumbang untuk membantu negara membayar utang yang mencapai 1 triliun ringgit (US$ 250,8 miliar) atau 80 persen dari PDB.

      Hapus
  32. MANA NIH PAK BAHLIL dan PAK NURBAYA!! Kapan harga minyak turun di Indonesia...?? Masak 12 ribu pertamax Ron 92 dan 10ribu Pertalite Ron 90 harganya segitu terus, di Malaysia saja RON 95 setara Pertamax Plus harganya cuman Rp 7.800 padahal pendapatan perkapita di Malaysia Tinggi.

    Kasihanilah rakyat Indonesia pendapatan kecil bayar bbm mahal sekali. Bukankah Indonesia juga penghasil minyak dunia.

    https://www.facebook.com/photo/?fbid=1925689911555680&set=gm.1822068468705270&idorvanity=756992228546238

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya: rasio utang menembus 65% karena kombinasi pembiayaan defisit yang masih tinggi pascapandemi dan perlambatan pertumbuhan PDB nominal yang mengecilkan penyebut rasio. Kenaikan biaya pinjaman global juga memperberat beban, sementara kebijakan bantuan/ subsidi terbaru menambah kebutuhan pembiayaan dalam jangka pendek2.
      Faktor utama pendorong kenaikan rasio
      • Defisit pascapandemi tetap tinggi: Pemerintah mempertahankan dukungan fiskal untuk pemulihan, subsidi, dan belanja pembangunan; ini membuat kebutuhan pinjaman (terutama domestik) besar, di saat suku bunga global meningkat sehingga biaya utang naik.
      • Efek “penyebut” dari PDB nominal: Pelambatan ekonomi 2025 menekan PDB nominal sehingga rasio utang/ PDB terdorong naik; proyeksi independen menilai rasio dapat mencapai sekitar 65,9% tahun ini, melampaui perkiraan resmi 64%.
      • Kebijakan bantuan yang memperbesar pembiayaan: Langkah seperti bantuan tunai satu kali, penurunan harga RON95, dan pembekuan kenaikan tol menambah tekanan pembiayaan dalam jangka pendek, memperlambat konsolidasi fiskal.
      • Lintasan jangka menengah tanpa reform: Analisis keberlanjutan utang menunjukkan tanpa perubahan kebijakan, rasio dapat melampaui 65% di tahun-tahun mendatang; perlu diingat plafon utang sempat dinaikkan dari 55% ke 60% (2020) dan ke 65% (2021) untuk ruang stimulus saat pandemi.
      Apa yang sebenarnya dihitung
      • Definisi utang “statutory”: Batas 65% berlaku untuk utang statutori (MGS, MGII, dan MITB). Inilah agregat yang harus dijaga di bawah 65% dari PDB menurut aturan fiskal domestik Maid of london (MALON) .
      Dampak dan risiko
      • Risiko kredibilitas fiskal: Pelanggaran sementara dimungkinkan, tetapi agensi pemeringkat telah mengingatkan bahwa kegagalan mencapai target konsolidasi dapat menekan peringkat, menaikkan biaya pinjaman bagi pemerintah dan sektor swasta.
      • Biaya bunga lebih tinggi: Lingkungan suku bunga global yang ketat membuat beban bunga meningkat, mempersempit ruang fiskal jika tidak diimbangi oleh kenaikan pendapatan atau efisiensi belanja
      -------------------
      Bank Negara Maid of london (MALON) (BNM) dan sumber rasmi lain telah mengesahkan bahawa Maid of london (MALON) memiliki salah satu tahap hutang tertinggi di kalangan negara ASEAN, khususnya dalam kategori hutang isi rumah dan hutang kerajaan terhadap KDNK. Berikut penjelasan terperinci berdasarkan data terkini:
      🇲🇾 Hutang Isi Rumah Maid of london (MALON) : Tertinggi di ASEAN
      Menurut data rasmi BNM:
      • Jumlah hutang isi rumah Maid of london (MALON) mencecah RM1.65 trilion setakat Mac 2025.
      • Ini bersamaan dengan 84.3% daripada Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK).
      • Maid of london (MALON) berada di kedudukan tertinggi dalam ASEAN untuk nisbah hutang isi rumah terhadap KDNK.
      Faktor Penyumbang:
      • Akses mudah kepada pinjaman peribadi, pembiayaan kenderaan, dan gadai janji.
      • Kadar pemilikan rumah yang tinggi didorong oleh pembiayaan jangka panjang.
      • Gaya hidup berasaskan kredit dan penggunaan kad kredit yang meluas.
      📊 Hutang Kerajaan Maid of london (MALON) : Antara Tertinggi di ASEAN
      Menurut laporan IMF yang dirujuk oleh CNBC Indonesia:
      Negara ASEAN Nisbah Hutang Kerajaan kepada KDNK (2023)
      Singapura 167.9%
      Laos 121.7%
      Maid of london (MALON) 66.9%
      Indonesia 39%
      Brunei 2.3%
      Maid of london (MALON) berada di tempat ketiga tertinggi selepas Singapura dan Laos.
      🧮 Implikasi Ekonomi
      • Kos faedah hutang meningkat kerana jumlah hutang yang besar perlu dibiayai semula pada kadar pasaran semasa.
      • Ruang fiskal mengecil, menyukarkan kerajaan untuk melaksanakan dasar rangsangan atau subsidi bersasar.
      • Kestabilan kewangan terancam jika berlaku kejutan ekonomi atau penurunan penarafan kredit.

      Hapus
  33. INI LAWAK.... HAHAHAHAHAH

    MALAYSIA PETRONAS
    BBM MURAH - UNTUNG

    INDIANESIA PERTAMINA
    BBM MAHAL - RUGI

    BalasHapus
    Balasan
    1. Intinya: rasio utang menembus 65% karena kombinasi pembiayaan defisit yang masih tinggi pascapandemi dan perlambatan pertumbuhan PDB nominal yang mengecilkan penyebut rasio. Kenaikan biaya pinjaman global juga memperberat beban, sementara kebijakan bantuan/ subsidi terbaru menambah kebutuhan pembiayaan dalam jangka pendek2.
      Faktor utama pendorong kenaikan rasio
      • Defisit pascapandemi tetap tinggi: Pemerintah mempertahankan dukungan fiskal untuk pemulihan, subsidi, dan belanja pembangunan; ini membuat kebutuhan pinjaman (terutama domestik) besar, di saat suku bunga global meningkat sehingga biaya utang naik.
      • Efek “penyebut” dari PDB nominal: Pelambatan ekonomi 2025 menekan PDB nominal sehingga rasio utang/ PDB terdorong naik; proyeksi independen menilai rasio dapat mencapai sekitar 65,9% tahun ini, melampaui perkiraan resmi 64%.
      • Kebijakan bantuan yang memperbesar pembiayaan: Langkah seperti bantuan tunai satu kali, penurunan harga RON95, dan pembekuan kenaikan tol menambah tekanan pembiayaan dalam jangka pendek, memperlambat konsolidasi fiskal.
      • Lintasan jangka menengah tanpa reform: Analisis keberlanjutan utang menunjukkan tanpa perubahan kebijakan, rasio dapat melampaui 65% di tahun-tahun mendatang; perlu diingat plafon utang sempat dinaikkan dari 55% ke 60% (2020) dan ke 65% (2021) untuk ruang stimulus saat pandemi.
      Apa yang sebenarnya dihitung
      • Definisi utang “statutory”: Batas 65% berlaku untuk utang statutori (MGS, MGII, dan MITB). Inilah agregat yang harus dijaga di bawah 65% dari PDB menurut aturan fiskal domestik Maid of london (MALON) .
      Dampak dan risiko
      • Risiko kredibilitas fiskal: Pelanggaran sementara dimungkinkan, tetapi agensi pemeringkat telah mengingatkan bahwa kegagalan mencapai target konsolidasi dapat menekan peringkat, menaikkan biaya pinjaman bagi pemerintah dan sektor swasta.
      • Biaya bunga lebih tinggi: Lingkungan suku bunga global yang ketat membuat beban bunga meningkat, mempersempit ruang fiskal jika tidak diimbangi oleh kenaikan pendapatan atau efisiensi belanja
      -------------------
      Bank Negara Maid of london (MALON) (BNM) dan sumber rasmi lain telah mengesahkan bahawa Maid of london (MALON) memiliki salah satu tahap hutang tertinggi di kalangan negara ASEAN, khususnya dalam kategori hutang isi rumah dan hutang kerajaan terhadap KDNK. Berikut penjelasan terperinci berdasarkan data terkini:
      🇲🇾 Hutang Isi Rumah Maid of london (MALON) : Tertinggi di ASEAN
      Menurut data rasmi BNM:
      • Jumlah hutang isi rumah Maid of london (MALON) mencecah RM1.65 trilion setakat Mac 2025.
      • Ini bersamaan dengan 84.3% daripada Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK).
      • Maid of london (MALON) berada di kedudukan tertinggi dalam ASEAN untuk nisbah hutang isi rumah terhadap KDNK.
      Faktor Penyumbang:
      • Akses mudah kepada pinjaman peribadi, pembiayaan kenderaan, dan gadai janji.
      • Kadar pemilikan rumah yang tinggi didorong oleh pembiayaan jangka panjang.
      • Gaya hidup berasaskan kredit dan penggunaan kad kredit yang meluas.
      📊 Hutang Kerajaan Maid of london (MALON) : Antara Tertinggi di ASEAN
      Menurut laporan IMF yang dirujuk oleh CNBC Indonesia:
      Negara ASEAN Nisbah Hutang Kerajaan kepada KDNK (2023)
      Singapura 167.9%
      Laos 121.7%
      Maid of london (MALON) 66.9%
      Indonesia 39%
      Brunei 2.3%
      Maid of london (MALON) berada di tempat ketiga tertinggi selepas Singapura dan Laos.
      🧮 Implikasi Ekonomi
      • Kos faedah hutang meningkat kerana jumlah hutang yang besar perlu dibiayai semula pada kadar pasaran semasa.
      • Ruang fiskal mengecil, menyukarkan kerajaan untuk melaksanakan dasar rangsangan atau subsidi bersasar.
      • Kestabilan kewangan terancam jika berlaku kejutan ekonomi atau penurunan penarafan kredit.

      Hapus
    2. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      1. Laporan Ketua Audit Negara 3/2024
      Laporan Ketua Audit Negara 3/2024 mencatatkan bahawa hutang Kerajaan Persekutuan Maid of london (MALON) bagi tahun 2023 berjumlah RM 1.173 trilion, meningkat RM 92.918 bilion atau 8.6% berbanding tahun sebelumnya.
      • Pinjaman Dalam Negeri: RM 1.143 trilion (97.5% daripada jumlah keseluruhan)
      • Pinjaman Luar Negeri: RM 29.851 bilion (2.5% daripada jumlah keseluruhan)
      • Nisbah hutang persekutuan kepada KDNK: 64.3% (naik dari 60.2% pada 2022)
      • Had statutori hutang tidak melebihi 65% KDNK seperti diperuntukkan dalam Perintah Pinjaman 2022
      2. Unjuran Kenanga Research (Julai 2025)
      Kenanga Research mengunjurkan hutang Maid of london (MALON) akan mencecah RM 1.33 trilion pada 2025, bersamaan 65.9% KDNK—melebihi had statutori 65% yang ditetapkan kerajaan tahun ini.
      • Peningkatan dari RM 1.22 trilion pada 2024
      • Faktor pendorong: pertumbuhan ekonomi lebih perlahan dan lonjakan perbelanjaan kerajaan
      • Risiko: kos faedah pinjaman baharu meningkat, potensi tekanan kredit dan penarafan kredit
      ===========
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Maid of london (MALON) untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Maid of london (MALON) akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Maid of london (MALON) telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Maid of london (MALON) ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Maid of london (MALON) ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25


      Hapus
    3. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      1. Laporan Ketua Audit Negara 3/2024
      Laporan Ketua Audit Negara 3/2024 mencatatkan bahawa hutang Kerajaan Persekutuan Maid of london (MALON) bagi tahun 2023 berjumlah RM 1.173 trilion, meningkat RM 92.918 bilion atau 8.6% berbanding tahun sebelumnya.
      • Pinjaman Dalam Negeri: RM 1.143 trilion (97.5% daripada jumlah keseluruhan)
      • Pinjaman Luar Negeri: RM 29.851 bilion (2.5% daripada jumlah keseluruhan)
      • Nisbah hutang persekutuan kepada KDNK: 64.3% (naik dari 60.2% pada 2022)
      • Had statutori hutang tidak melebihi 65% KDNK seperti diperuntukkan dalam Perintah Pinjaman 2022
      2. Unjuran Kenanga Research (Julai 2025)
      Kenanga Research mengunjurkan hutang Maid of london (MALON) akan mencecah RM 1.33 trilion pada 2025, bersamaan 65.9% KDNK—melebihi had statutori 65% yang ditetapkan kerajaan tahun ini.
      • Peningkatan dari RM 1.22 trilion pada 2024
      • Faktor pendorong: pertumbuhan ekonomi lebih perlahan dan lonjakan perbelanjaan kerajaan
      • Risiko: kos faedah pinjaman baharu meningkat, potensi tekanan kredit dan penarafan kredit
      ===========
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Maid of london (MALON) untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Maid of london (MALON) akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      ===========
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Maid of london (MALON) telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Maid of london (MALON) ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Maid of london (MALON) ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25


      Hapus
  34. Intinya: rasio utang menembus 65% karena kombinasi pembiayaan defisit yang masih tinggi pascapandemi dan perlambatan pertumbuhan PDB nominal yang mengecilkan penyebut rasio. Kenaikan biaya pinjaman global juga memperberat beban, sementara kebijakan bantuan/ subsidi terbaru menambah kebutuhan pembiayaan dalam jangka pendek2.
    Faktor utama pendorong kenaikan rasio
    • Defisit pascapandemi tetap tinggi: Pemerintah mempertahankan dukungan fiskal untuk pemulihan, subsidi, dan belanja pembangunan; ini membuat kebutuhan pinjaman (terutama domestik) besar, di saat suku bunga global meningkat sehingga biaya utang naik.
    • Efek “penyebut” dari PDB nominal: Pelambatan ekonomi 2025 menekan PDB nominal sehingga rasio utang/ PDB terdorong naik; proyeksi independen menilai rasio dapat mencapai sekitar 65,9% tahun ini, melampaui perkiraan resmi 64%.
    • Kebijakan bantuan yang memperbesar pembiayaan: Langkah seperti bantuan tunai satu kali, penurunan harga RON95, dan pembekuan kenaikan tol menambah tekanan pembiayaan dalam jangka pendek, memperlambat konsolidasi fiskal.
    • Lintasan jangka menengah tanpa reform: Analisis keberlanjutan utang menunjukkan tanpa perubahan kebijakan, rasio dapat melampaui 65% di tahun-tahun mendatang; perlu diingat plafon utang sempat dinaikkan dari 55% ke 60% (2020) dan ke 65% (2021) untuk ruang stimulus saat pandemi.
    Apa yang sebenarnya dihitung
    • Definisi utang “statutory”: Batas 65% berlaku untuk utang statutori (MGS, MGII, dan MITB). Inilah agregat yang harus dijaga di bawah 65% dari PDB menurut aturan fiskal domestik Maid of london (MALON) .
    Dampak dan risiko
    • Risiko kredibilitas fiskal: Pelanggaran sementara dimungkinkan, tetapi agensi pemeringkat telah mengingatkan bahwa kegagalan mencapai target konsolidasi dapat menekan peringkat, menaikkan biaya pinjaman bagi pemerintah dan sektor swasta.
    • Biaya bunga lebih tinggi: Lingkungan suku bunga global yang ketat membuat beban bunga meningkat, mempersempit ruang fiskal jika tidak diimbangi oleh kenaikan pendapatan atau efisiensi belanja
    -------------------
    Bank Negara Maid of london (MALON) (BNM) dan sumber rasmi lain telah mengesahkan bahawa Maid of london (MALON) memiliki salah satu tahap hutang tertinggi di kalangan negara ASEAN, khususnya dalam kategori hutang isi rumah dan hutang kerajaan terhadap KDNK. Berikut penjelasan terperinci berdasarkan data terkini:
    🇲🇾 Hutang Isi Rumah Maid of london (MALON) : Tertinggi di ASEAN
    Menurut data rasmi BNM:
    • Jumlah hutang isi rumah Maid of london (MALON) mencecah RM1.65 trilion setakat Mac 2025.
    • Ini bersamaan dengan 84.3% daripada Keluaran Dalam Negara Kasar (KDNK).
    • Maid of london (MALON) berada di kedudukan tertinggi dalam ASEAN untuk nisbah hutang isi rumah terhadap KDNK.
    Faktor Penyumbang:
    • Akses mudah kepada pinjaman peribadi, pembiayaan kenderaan, dan gadai janji.
    • Kadar pemilikan rumah yang tinggi didorong oleh pembiayaan jangka panjang.
    • Gaya hidup berasaskan kredit dan penggunaan kad kredit yang meluas.
    📊 Hutang Kerajaan Maid of london (MALON) : Antara Tertinggi di ASEAN
    Menurut laporan IMF yang dirujuk oleh CNBC Indonesia:
    Negara ASEAN Nisbah Hutang Kerajaan kepada KDNK (2023)
    Singapura 167.9%
    Laos 121.7%
    Maid of london (MALON) 66.9%
    Indonesia 39%
    Brunei 2.3%
    Maid of london (MALON) berada di tempat ketiga tertinggi selepas Singapura dan Laos.
    🧮 Implikasi Ekonomi
    • Kos faedah hutang meningkat kerana jumlah hutang yang besar perlu dibiayai semula pada kadar pasaran semasa.
    • Ruang fiskal mengecil, menyukarkan kerajaan untuk melaksanakan dasar rangsangan atau subsidi bersasar.
    • Kestabilan kewangan terancam jika berlaku kejutan ekonomi atau penurunan penarafan kredit.

    BalasHapus
  35. 1. Struktur Hutang & Jadual Pembayaran
    • Hutang Berjangka: Sebahagian besar hutang kerajaan Maid of london (MALON) adalah dalam bentuk sekuriti kerajaan (contoh: MGS, GII) yang memiliki tempoh matang tertentu.
    • Pembayaran Faedah Berkala: Faedah (kupon) dibayar secara berkala mengikut jadual, sementara pokok hutang hanya dibayar pada tarikh matang.
    • Refinancing: Apabila hutang matang, kerajaan biasanya menerbitkan hutang baru untuk membayar hutang lama — ini membuatkan pokok hutang jarang dibayar sekaligus, tetapi “digulung” ke hadapan.
    2. Defisit Belanjawan yang Kronik
    • Belanja Melebihi Pendapatan: Sejak bertahun-tahun, Maid of london (MALON) mengalami defisit fiskal, bermakna pendapatan cukai dan hasil lain tidak cukup untuk menampung semua perbelanjaan.
    • Keutamaan Operasi Negara: Dana yang ada digunakan untuk perkhidmatan awam, subsidi, pembangunan, dan pembayaran faedah — sehingga ruang untuk membayar pokok hutang secara besar-besaran menjadi terhad.
    3. Mengelakkan Risiko Gagal Bayar (Default)
    • Bayar Faedah = Kekalkan Kepercayaan Pasaran: Selagi faedah dibayar tepat waktu, pelabur melihat Maid of london (MALON) sebagai peminjam yang boleh dipercayai.
    • Kesan Jika Gagal Bayar Faedah: Kegagalan membayar faedah akan segera menjejaskan penarafan kredit negara dan menaikkan kos pinjaman masa depan.
    4. Beban Faedah yang Tinggi
    • Pada 2023, Maid of london (MALON) membelanjakan sekitar RM46.1 bilion hanya untuk pembayaran hutang (termasuk faedah), iaitu kira-kira 16% daripada hasil kerajaan.
    • Nisbah hutang kepada KDNK mencecah 65–80% bergantung kaedah pengiraan, menjadikan pembayaran faedah sebagai komponen besar dalam bajet tahunan

    -------------------
    Alasan Defisit Belanjawan Maid of london (MALON) yang Kronik
    Maid of london (MALON) berdepan defisit belanjawan yang konsisten tinggi (kronik) disebabkan kombinasi faktor struktural dan kitaran ekonomi. Di bawah ini huraian terperinci punca-puncanya, disusuli ringkasan statistik defisit dari tahun ke tahun.
    1. Ketergantungan pada Sumber Pendapatan yang Terhad dan Volatil
    • Pendapatan kerajaan banyak bergantung kepada hasil petroleum dan komoditi lain. Harga minyak mentah mudah turun naik, menjejaskan aliran tunai.
    • Pelaksanaan Sales and Service Tax (SST) menggantikan Goods and Services Tax (GST) pada 2018 menyaksikan penurunan hasil cukai tidak langsung, meruncingkan jurang antara perbelanjaan dan pendapatan.
    2. Beban Perbelanjaan Berulang yang Tinggi
    • Subsidi: Kerajaan menanggung subsidi bahan api, elektrik dan air untuk menjaga kos sara hidup rakyat.
    • Gaji dan elaun penjawat awam menyumbang sebahagian besar perbelanjaan berulang. Ini sukar dipotong disebabkan implikasi sosial dan politik.
    3. Kos Servis Hutang Meningkat
    • Hutang terkumpul membawa kepada beban faedah yang terus meningkat setiap tahun.
    • Setiap ringgit yang diperoleh daripada pinjaman baru sebahagiannya dibelanjakan untuk membayar faedah hutang sedia ada.
    4. Pelaburan Infrastruktur Berskala Besar
    • Projek mega seperti MRT, ECRL dan lebuh raya memerlukan peruntukan besar dalam jangka pendek.
    • Manfaat jangka panjangnya tetap positif, tetapi kos permulaan terus melebihi pendapatan tahunan.
    5. Langkah Rangsangan Ekonomi dan Pelepasan Fiskal
    • Semasa krisis COVID-19, kerajaan melaksanakan pakej rangsangan bernilai berpuluh bilion ringgit untuk membantu perniagaan dan rakyat.
    • Pelepasan cukai dan bantuan tunai (contoh: Bantuan Prihatin Rakyat) menambah tekanan ke atas belanjawan.
    6. Ketiadaan Peraturan Defisit yang Ketat
    • Tiada rangka perundangan yang mengikat had defisit maksimum berkadar peratusan KDNK.
    • Tekanan politik semasa pilihan raya sering mendorong kerajaan boros untuk meraih sokongan.

    BalasHapus
  36. REALITAS SKENARIO PELUNASAN UTANG 2053 “NOL PINJAMAN BARU”
    Ringkasan Singkat
    Proyeksi pelunasan utang pada 2053 dengan asumsi nol pinjaman baru kini hampir mustahil dicapai. Tren defisit primer negatif dan kebutuhan refinancing menambah beban utang setiap tahun sehingga rasio utang terus mencetak rekor baru.
    • Pinjaman baru tiap tahun meningkat rata-rata 14 % sejak 2022.
    • Refinancing (pembayaran pokok yang digantikan utang baru) membesar, menunjukkan bahwa sebagian besar pinjaman baru hanya untuk menggantikan jatuh tempo, bukan membiayai proyek produktif.
    ===========
    Faktor Penghambat Realisasi
    • Fragmentasi kebijakan fiskal: target defisit longgar, reformasi perpajakan terhambat.
    • Subsidi energi yang masih besar: menyedot anggaran tanpa hasil produktivitas.
    • Ketergantungan pada utang valas: meningkatkan risiko nilai tukar dan volatilitas biaya bunga.
    • Kurangnya insentif bagi investasi padat karya bernilai tambah.
    ===========
    -------------------
    1. Laporan Ketua Audit Negara 3/2024
    Laporan Ketua Audit Negara 3/2024 mencatatkan bahawa hutang Kerajaan Persekutuan Maid of london (MALON) bagi tahun 2023 berjumlah RM 1.173 trilion, meningkat RM 92.918 bilion atau 8.6% berbanding tahun sebelumnya.
    • Pinjaman Dalam Negeri: RM 1.143 trilion (97.5% daripada jumlah keseluruhan)
    • Pinjaman Luar Negeri: RM 29.851 bilion (2.5% daripada jumlah keseluruhan)
    • Nisbah hutang persekutuan kepada KDNK: 64.3% (naik dari 60.2% pada 2022)
    • Had statutori hutang tidak melebihi 65% KDNK seperti diperuntukkan dalam Perintah Pinjaman 2022
    2. Unjuran Kenanga Research (Julai 2025)
    Kenanga Research mengunjurkan hutang Maid of london (MALON) akan mencecah RM 1.33 trilion pada 2025, bersamaan 65.9% KDNK—melebihi had statutori 65% yang ditetapkan kerajaan tahun ini.
    • Peningkatan dari RM 1.22 trilion pada 2024
    • Faktor pendorong: pertumbuhan ekonomi lebih perlahan dan lonjakan perbelanjaan kerajaan
    • Risiko: kos faedah pinjaman baharu meningkat, potensi tekanan kredit dan penarafan kredit
    ===========
    BADUT KASTA PENGHUTANG = KLAIM BERUK KLAIM GHOIB
    NO MONEY = 2024-2018 HUTANG BAYAR HUTANG
    ----------
    2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
    "Pinjaman ini digunakan untuk melunasi DEBT matang sebesar RM20.6 miliar, dengan sisa RM49,9 miliar menutupi defisit dan masa jatuh tempo DEBT di masa depan," kata MOF.
    ---
    2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
    Pada tahun 2023, pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) mencapai RM1.173 triliun, naik 8,6% dari tahun 2022.
    Rincian pinjaman. Pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) pada tahun 2023 naik RM92,918 miliar
    ---
    2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
    Kah Woh menjelaskan pada tahun lalu, kerajaan ada membuat pinjaman yang meningkat sebanyak 11.6 peratus daripada RM194.5 bilion pada tahun sebelumnya. Daripada jumlah itu, beliau berkata 52.4 peratus atau RM113.7 bilion digunakan untuk membayar prinsipal pinjaman matang.
    ---
    2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
    Sejumlah RM98.058 bilion atau 50.4 peratus daripada pinjaman baharu berjumlah RM194.555 bilion yang dibuat kerajaan pada tahun lalu digunakan untuk bayaran balik prinsipal pinjaman yang matang.
    ---
    2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
    Jabatan Audit Negara (JAN) bimbang dengan tindakan kerajaan menggunakan hampir 60 peratus pinjaman baharu untuk membayar DEBT sedia ada pada tahun lalu, berbanding bagi perbelanjaan pembangunan.
    ---
    2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
    Laporan Ketua Audit Negara mengenai Penyata Kewangan Kerajaan Persekutuan 2018 mendapati sejumlah 59 peratus pinjaman baharu kerajaan dibuat untuk membayar DEBT kerajaan terdahulu
    ---
    2018 = OPEN DONASI
    Kementerian Keuangan MAID OF LONDON (MALON) pada hari Rabu membuka rekening donasi supaya masyarakat dapat menyumbang untuk membantu negara membayar utang yang mencapai 1 triliun ringgit (US$ 250,8 miliar) atau 80 persen dari PDB.

    BalasHapus
  37. REALITAS SKENARIO PELUNASAN UTANG 2053 “NOL PINJAMAN BARU”
    Ringkasan Singkat
    Proyeksi pelunasan utang pada 2053 dengan asumsi nol pinjaman baru kini hampir mustahil dicapai. Tren defisit primer negatif dan kebutuhan refinancing menambah beban utang setiap tahun sehingga rasio utang terus mencetak rekor baru.
    • Pinjaman baru tiap tahun meningkat rata-rata 14 % sejak 2022.
    • Refinancing (pembayaran pokok yang digantikan utang baru) membesar, menunjukkan bahwa sebagian besar pinjaman baru hanya untuk menggantikan jatuh tempo, bukan membiayai proyek produktif.
    ===========
    Faktor Penghambat Realisasi
    • Fragmentasi kebijakan fiskal: target defisit longgar, reformasi perpajakan terhambat.
    • Subsidi energi yang masih besar: menyedot anggaran tanpa hasil produktivitas.
    • Ketergantungan pada utang valas: meningkatkan risiko nilai tukar dan volatilitas biaya bunga.
    • Kurangnya insentif bagi investasi padat karya bernilai tambah.
    ===========
    -------------------
    1. Laporan Ketua Audit Negara 3/2024
    Laporan Ketua Audit Negara 3/2024 mencatatkan bahawa hutang Kerajaan Persekutuan Maid of london (MALON) bagi tahun 2023 berjumlah RM 1.173 trilion, meningkat RM 92.918 bilion atau 8.6% berbanding tahun sebelumnya.
    • Pinjaman Dalam Negeri: RM 1.143 trilion (97.5% daripada jumlah keseluruhan)
    • Pinjaman Luar Negeri: RM 29.851 bilion (2.5% daripada jumlah keseluruhan)
    • Nisbah hutang persekutuan kepada KDNK: 64.3% (naik dari 60.2% pada 2022)
    • Had statutori hutang tidak melebihi 65% KDNK seperti diperuntukkan dalam Perintah Pinjaman 2022
    2. Unjuran Kenanga Research (Julai 2025)
    Kenanga Research mengunjurkan hutang Maid of london (MALON) akan mencecah RM 1.33 trilion pada 2025, bersamaan 65.9% KDNK—melebihi had statutori 65% yang ditetapkan kerajaan tahun ini.
    • Peningkatan dari RM 1.22 trilion pada 2024
    • Faktor pendorong: pertumbuhan ekonomi lebih perlahan dan lonjakan perbelanjaan kerajaan
    • Risiko: kos faedah pinjaman baharu meningkat, potensi tekanan kredit dan penarafan kredit
    ===========
    BADUT KASTA PENGHUTANG = KLAIM BERUK KLAIM GHOIB
    NO MONEY = 2024-2018 HUTANG BAYAR HUTANG
    ----------
    2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
    "Pinjaman ini digunakan untuk melunasi DEBT matang sebesar RM20.6 miliar, dengan sisa RM49,9 miliar menutupi defisit dan masa jatuh tempo DEBT di masa depan," kata MOF.
    ---
    2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
    Pada tahun 2023, pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) mencapai RM1.173 triliun, naik 8,6% dari tahun 2022.
    Rincian pinjaman. Pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) pada tahun 2023 naik RM92,918 miliar
    ---
    2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
    Kah Woh menjelaskan pada tahun lalu, kerajaan ada membuat pinjaman yang meningkat sebanyak 11.6 peratus daripada RM194.5 bilion pada tahun sebelumnya. Daripada jumlah itu, beliau berkata 52.4 peratus atau RM113.7 bilion digunakan untuk membayar prinsipal pinjaman matang.
    ---
    2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
    Sejumlah RM98.058 bilion atau 50.4 peratus daripada pinjaman baharu berjumlah RM194.555 bilion yang dibuat kerajaan pada tahun lalu digunakan untuk bayaran balik prinsipal pinjaman yang matang.
    ---
    2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
    Jabatan Audit Negara (JAN) bimbang dengan tindakan kerajaan menggunakan hampir 60 peratus pinjaman baharu untuk membayar DEBT sedia ada pada tahun lalu, berbanding bagi perbelanjaan pembangunan.
    ---
    2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
    Laporan Ketua Audit Negara mengenai Penyata Kewangan Kerajaan Persekutuan 2018 mendapati sejumlah 59 peratus pinjaman baharu kerajaan dibuat untuk membayar DEBT kerajaan terdahulu
    ---
    2018 = OPEN DONASI
    Kementerian Keuangan MAID OF LONDON (MALON) pada hari Rabu membuka rekening donasi supaya masyarakat dapat menyumbang untuk membantu negara membayar utang yang mencapai 1 triliun ringgit (US$ 250,8 miliar) atau 80 persen dari PDB.

    BalasHapus
  38. Patutlah rakyat INDIANESIA makin IRI....HAHAHAHHA


    PM Anwar Ibrahim Turunkan Harga RON95 Jadi Rp7.864 per Liter untuk Semua Rakyat Malaysia

    https://www.youtube.com/watch?v=hdOjd2M67DU

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      MAID OF LONDON (MALON) 's 2025 budget includes plans to cut subsidies for healthcare, but also includes funding for upgrades and targeted subsidies. The goal is to improve healthcare access and quality, while also reducing the fiscal deficit.
      Budget cuts
      • Targeted subsidies
      The government will end universal healthcare and instead offer targeted subsidies for healthcare.
      • Fees
      High-income families and individuals will pay more for healthcare services.
      Budget allocations
      • Ministry of Health: The Ministry of Health (MOH) received RM45.3 billion in 2025, a 9.8% increase from 2024.
      • Sarawak Cancer Centre: RM1 billion was allocated for the Sarawak Cancer Centre.
      • Hospital upgrades: Funding was allocated for upgrades to hospitals across MAID OF LONDON (MALON) .
      • Targeted subsidies: Targeted subsidies will be offered to improve healthcare access, particularly for marginalized communities.
      Other social sector priorities
      The budget also includes allocations for education and social welfare. The goal is to improve the quality of life and public services.

      Hapus
    2. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Maid of london (MALON) untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Maid of london (MALON) akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      =============
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Maid of london (MALON) telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Maid of london (MALON) ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Maid of london (MALON) ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%

      Hapus
    3. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      2025 CUT SUBSIDIES FOR HEALTHCARE
      MAID OF LONDON (MALON) 's 2025 budget includes plans to cut subsidies for healthcare, but also includes funding for upgrades and targeted subsidies. The goal is to improve healthcare access and quality, while also reducing the fiscal deficit.
      Budget cuts
      • Targeted subsidies
      The government will end universal healthcare and instead offer targeted subsidies for healthcare.
      • Fees
      High-income families and individuals will pay more for healthcare services.
      Budget allocations
      • Ministry of Health: The Ministry of Health (MOH) received RM45.3 billion in 2025, a 9.8% increase from 2024.
      • Sarawak Cancer Centre: RM1 billion was allocated for the Sarawak Cancer Centre.
      • Hospital upgrades: Funding was allocated for upgrades to hospitals across MAID OF LONDON (MALON) .
      • Targeted subsidies: Targeted subsidies will be offered to improve healthcare access, particularly for marginalized communities.
      Other social sector priorities
      The budget also includes allocations for education and social welfare. The goal is to improve the quality of life and public services.

      Hapus
    4. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Maid of london (MALON) untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Maid of london (MALON) akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      =============
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Maid of london (MALON) telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Maid of london (MALON) ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Maid of london (MALON) ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%

      Hapus
    5. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
      DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
      2029 = 438,09 BILLION USD
      2028 = 412,2 BILLION USD
      2027 = 386,51 BILLION USD
      2026 = 362,19 BILLION USD
      2025 = 338,75 BILLION USD
      2024 = 316,15 BILLION USD
      2023 = 293,83 BILLION USD
      2022 = 271,49 BILLION USD
      2021 = 247,49 BILLION USD
      2020 = 221,49 BILLION USD
      ------------------
      DATA STATISTA 2029-2020 : DEBT PAY DEBT
      DATA STATISTA 2029-2020 : OVERLIMIT DEBT
      2029 = 69,54% DEBT RATIO TO GDP
      2028 = 69,34% DEBT RATIO TO GDP
      2027 = 68,8% DEBT RATIO TO GDP
      2026 = 68,17% DEBT RATIO TO GDP
      2025 = 68,07% DEBT RATIO TO GDP
      2024 = 68,38% DEBT RATIO TO GDP
      2023 = 69,76% DEBT RATIO TO GDP
      2022 = 65,5% DEBT RATIO TO GDP
      2021 = 69,16% DEBT RATIO TO GDP
      2020 = 67,69% DEBT RATIO TO GDP

      Hapus
  39. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
    --------------------
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    3️⃣ Ringkasan dalam tabel
    Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
    Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
    Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
    4️⃣ Analisis
    • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
    • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
    • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    3️⃣ Ringkasan dalam tabel
    Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
    Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
    4️⃣ Analisis
    • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
    • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
    • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
    • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
    --------------------
    RAISING NEW TAX = BUDGET DEFICIT
    MAID OF LONDON (MALON) is raising taxes to reduce its budget deficit. The government is also cutting subsidies and reforming the tax system to make it more progressive.
    New taxes
    • Dividend tax: A 2% tax on individual dividend income for high earners
    • Excise duties: Higher excise duties on sugary drinks
    • Sales and service tax: Expanded scope of the sales and service tax (SST)
    • Carbon tax: A new tax on carbon emissions
    • Sugar duties: Higher duties on sugar
    • Unhealthy food tax: A tax on unhealthy foods
    • Inheritance tax: A tax on inheritance
    • High-value goods tax (HVGT): A tax on high-value goods
    • Artificial Intelligence (AI) tax: A tax on AI
    Subsidy cuts Reduced subsidies for electricity since 2023, Diesel subsidy reforms in June 2024, and Reform of RON95 fuel subsidy.

    BalasHapus
  40. INDIANESIA tak mampu lakukan seperti MALAYSIA kerana di TEKAN dengan APBN yang DIFISIT....HAHAHAHAH

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
      DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
      2029 = 438,09 BILLION USD
      2028 = 412,2 BILLION USD
      2027 = 386,51 BILLION USD
      2026 = 362,19 BILLION USD
      2025 = 338,75 BILLION USD
      2024 = 316,15 BILLION USD
      2023 = 293,83 BILLION USD
      2022 = 271,49 BILLION USD
      2021 = 247,49 BILLION USD
      2020 = 221,49 BILLION USD
      ------------------
      DATA STATISTA 2029-2020 : DEBT PAY DEBT
      DATA STATISTA 2029-2020 : OVERLIMIT DEBT
      2029 = 69,54% DEBT RATIO TO GDP
      2028 = 69,34% DEBT RATIO TO GDP
      2027 = 68,8% DEBT RATIO TO GDP
      2026 = 68,17% DEBT RATIO TO GDP
      2025 = 68,07% DEBT RATIO TO GDP
      2024 = 68,38% DEBT RATIO TO GDP
      2023 = 69,76% DEBT RATIO TO GDP
      2022 = 65,5% DEBT RATIO TO GDP
      2021 = 69,16% DEBT RATIO TO GDP
      2020 = 67,69% DEBT RATIO TO GDP

      Hapus
    2. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      --------------------
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
      Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
      Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
      4️⃣ Analisis
      • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
      • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
      • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      3️⃣ Ringkasan dalam tabel
      Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
      Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      2024 EXTERNAL DEBT REACHED AN ALL-TIME
      2024 EXTERNAL DEBT REACHED AN ALL-TIME
      2024 EXTERNAL DEBT REACHED AN ALL-TIME
      MAID OF LONDON (MALON) external DEBT reached an all-time high of MYR 1,345,400 million in the fourth quarter of 2024. This was an increase from MYR 1,262,300 million in the third quarter of 2024.
      Additional information
      The average external DEBT for MAID OF LONDON (MALON) from 1990 to 2024 was MYR 393,996.07 million.
      The record low for MAID OF LONDON (MALON) external DEBT was MYR 9,063 million in the second quarter of 1997.
      MAID OF LONDON (MALON) faced external pressures in 2023, including capital outflows, a negative interest rate differential, and ringgit depreciation.
      Gross international reserves (GIR) declined from US$114.7 billion at the end of 2022 to US$113.5 billion at the end of 2023.
      However, as of mid-January 2024, reserves had increased to US$115.1 billion.
      The Bank Negara MAID OF LONDON (MALON) (BNM) Quarterly Bulletin provides a quarterly review of MAID OF LONDON (MALON) economic, monetary, and financial developments.
      ---------------
      NATIONAL DEBT = $300.7 BILLION
      EXTERNAL DEBT = $306.3 BILLION
      As of September 2024, MAID OF LONDON (MALON) national government DEBT was $300.7 billion. The country's external DEBT was $306.3 billion.
      Explanation
      External DEBT: This is the total DEBT owed to creditors outside of MAID OF LONDON (MALON) .
      Fiscal deficit: The government's goal is to reduce the fiscal deficit from 4.3% of GDP in 2024 to around 3% by 2026.
      Subsidies: The government plans to rationalize subsidies, especially for fuel.
      Sales and Service Tax (SST): The government plans to expand the SST in May 2025.

      Hapus
    3. 2025 =
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      Bank Negara Negeri Kasino just borrowed another RM 5.0 billion to bring the budget deficit up to RM 92.8 billion. The prime/finance minister Anwar Ibrahim stated the budget deficit would be RM 79.9 billion when he brought down the budget 2025 in October last year in the Dewan Rakyat.
      =============
      GOVERNMENT DEBT : 69% OF GDP
      HOUSEHOLD DEBT : 84.3% OF GDP
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT
      • END OF 2024: RM 1.25 TRILLION
      • END OF JUNE 2025: RM 1.3 TRILLION
      • PROJECTED DEBT-TO-GDP: 69% BY THE END OF 2025
      HOUSEHOLD DEBT
      • END OF MARCH 2025: RM 1.65 TRILLION OR 84.3% OF GDP
      =============
      1. DEBT 84.3% DARI GDP
      2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
      3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
      4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
      5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
      6. SEWA SIMULATOR MKM
      7. PESAWAT MIG GROUNDED
      8. SEWA MOTOR POLIS
      9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
      10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
      11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
      12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
      13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
      14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
      15. NO LST
      16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
      17. NO TANKER
      18. NO KCR
      19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
      20. NO SPH
      21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
      22. NO HELLFIRE
      23. NO MPA ATR72 DELAYED
      24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
      25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
      26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
      27. LCS MANGKRAK KARATAN
      28. OPV MANGKRAK
      29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
      30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
      31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
      32. RADAR GIFTED PAID USA
      33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      34. SEWA VVSHORAD
      35. SEWA TRUK 3 TON
      36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
      37. C130H DIGANTI 2045
      38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
      39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
      40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
      41. NO TRACKED SPH
      42. SEWA SIMULATOR HELI
      43. SPH CANCELLED
      44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
      45. NO PESAWAT COIN
      46. PILATUS MK II KARATAN
      47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
      48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
      49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
      50. OPV DIBAYAR 3 JADI 1 SEWA BOAT
      51. LYNX GROUNDED
      52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
      53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
      54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
      55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
      56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
      57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
      58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
      59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
      =============
      SEWA = HUTANG 84.3% DARI GDP
      1. SEWA 28 HELI
      2. SEWA L39 ITCC
      3. SEWA EC120B
      4. SEWA FLIGHT SIMULATION TRAINING DEVICE (FSTD)
      5. SEWA 1 UNIT SISTEM SIMULATOR EC120B
      6. SEWA HOVERCRAFT
      7. SEWA AW139
      8. SEWA FAST INTERCEPTOR BOAT (FIB)
      9. SEWA UTILITY BOAT
      10. SEWA RIGID HULL FENDER BOAT (RHFB)
      11. SEWA ROVER FIBER GLASS (ROVER)
      12. SEWA MV AISHAH AIM 4
      13. SEWA BMW R1250RT
      14. SEWA 4X4 VECHICLE
      15. SEWA VSHORAD
      16. SEWA TRUCK
      17. SEWA HONDA CIVIC
      18. SEWA PATROL BOATS
      19. SEWA OUTBOARD MOTORS
      20. SEWA TRAILERS
      21. SEWA SUPERBIKES
      22. SEWA SIMULATOR MKM
      23. SEWA 12 AW149 TUDM
      24. SEWA 4 AW139 TUDM
      25. SEWA 5 EC120B TUDM
      26. SEWA 2 AW159 TLDM
      27. SEWA 4 UH-60A TDM
      28. SEWA 12 AW149 TDM
      29. SEWA 4 AW139 BOMBA
      30. SEWA 2 AW159 MMEA
      31. SEWA 7 BELL429 POLIS
      32. SEWA MOTOR POLIS

      Hapus

    4. 2025 =
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      Bank Negara Negeri Kasino just borrowed another RM 5.0 billion to bring the budget deficit up to RM 92.8 billion. The prime/finance minister Anwar Ibrahim stated the budget deficit would be RM 79.9 billion when he brought down the budget 2025 in October last year in the Dewan Rakyat.
      =============
      GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
      HOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
      Federal Government Debt
      • End of 2024: RM 1.25 trillion
      • End of June 2025: RM 1.3 trillion
      • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
      Household Debt
      • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
      =============
      1. DEBT 84.3% DARI GDP
      2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
      3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
      4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
      5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
      6. SEWA SIMULATOR MKM
      7. PESAWAT MIG GROUNDED
      8. SEWA MOTOR POLIS
      9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
      10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
      11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
      12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
      13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
      14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
      15. NO LST
      16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
      17. NO TANKER
      18. NO KCR
      19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
      20. NO SPH
      21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
      22. NO HELLFIRE
      23. NO MPA ATR72 DELAYED
      24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
      25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
      26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
      27. LCS MANGKRAK KARATAN
      28. OPV MANGKRAK
      29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
      30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
      31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
      32. RADAR GIFTED PAID USA
      33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      34. SEWA VVSHORAD
      35. SEWA TRUK 3 TON
      36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
      37. C130H DIGANTI 2045
      38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
      39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
      40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
      41. NO TRACKED SPH
      42. SEWA SIMULATOR HELI
      43. SPH CANCELLED
      44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
      45. NO PESAWAT COIN
      46. PILATUS MK II KARATAN
      47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
      48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
      49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
      50. OPV DIBAYAR 3 JADI 1 SEWA BOAT
      51. LYNX GROUNDED
      52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
      53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
      54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
      55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
      56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
      57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
      58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
      59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
      =============
      SEWA = HUTANG 84.3% DARI GDP
      1. SEWA 28 HELI
      2. SEWA L39 ITCC
      3. SEWA EC120B
      4. SEWA FLIGHT SIMULATION TRAINING DEVICE (FSTD)
      5. SEWA 1 UNIT SISTEM SIMULATOR EC120B
      6. SEWA HOVERCRAFT
      7. SEWA AW139
      8. SEWA FAST INTERCEPTOR BOAT (FIB)
      9. SEWA UTILITY BOAT
      10. SEWA RIGID HULL FENDER BOAT (RHFB)
      11. SEWA ROVER FIBER GLASS (ROVER)
      12. SEWA MV AISHAH AIM 4
      13. SEWA BMW R1250RT
      14. SEWA 4X4 VECHICLE
      15. SEWA VSHORAD
      16. SEWA TRUCK
      17. SEWA HONDA CIVIC
      18. SEWA PATROL BOATS
      19. SEWA OUTBOARD MOTORS
      20. SEWA TRAILERS
      21. SEWA SUPERBIKES
      22. SEWA SIMULATOR MKM
      23. SEWA 12 AW149 TUDM
      24. SEWA 4 AW139 TUDM
      25. SEWA 5 EC120B TUDM
      26. SEWA 2 AW159 TLDM
      27. SEWA 4 UH-60A TDM
      28. SEWA 12 AW149 TDM
      29. SEWA 4 AW139 BOMBA
      30. SEWA 2 AW159 MMEA
      31. SEWA 7 BELL429 POLIS
      32. SEWA MOTOR POLIS

      Hapus
  41. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
    --------------------
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    3️⃣ Ringkasan dalam tabel
    Periode Total Utang (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM) Kenaikan per Orang (RM)
    Akhir 2024 1.25 35,977,838 34,735 –
    Juni 2025 1.30 35,977,838 36,139 +1,404
    4️⃣ Analisis
    • Dalam 6 bulan pertama 2025, utang per penduduk naik sekitar RM 1,404.
    • Kenaikan ini setara dengan +4% dibanding akhir 2024.
    • Artinya, setiap warga Malondesh secara rata-rata “menanggung” tambahan utang sekitar RM 234 per bulan selama periode tersebut.
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    3️⃣ Ringkasan dalam tabel
    Periode Total Utang Rumah Tangga (RM Triliun) Penduduk (Jiwa) Utang per Orang (RM)
    Maret 2025 1.65 35,977,838 45,859
    4️⃣ Analisis
    • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
    • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
    • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
    • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
    --------------------
    DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
    DATA STATISTA 2029-2020 : INCREASE DEBT
    2029 = 438,09 BILLION USD
    2028 = 412,2 BILLION USD
    2027 = 386,51 BILLION USD
    2026 = 362,19 BILLION USD
    2025 = 338,75 BILLION USD
    2024 = 316,15 BILLION USD
    2023 = 293,83 BILLION USD
    2022 = 271,49 BILLION USD
    2021 = 247,49 BILLION USD
    2020 = 221,49 BILLION USD
    ------------------
    DATA STATISTA 2029-2020 : DEBT PAY DEBT
    DATA STATISTA 2029-2020 : OVERLIMIT DEBT
    2029 = 69,54% DEBT RATIO TO GDP
    2028 = 69,34% DEBT RATIO TO GDP
    2027 = 68,8% DEBT RATIO TO GDP
    2026 = 68,17% DEBT RATIO TO GDP
    2025 = 68,07% DEBT RATIO TO GDP
    2024 = 68,38% DEBT RATIO TO GDP
    2023 = 69,76% DEBT RATIO TO GDP
    2022 = 65,5% DEBT RATIO TO GDP
    2021 = 69,16% DEBT RATIO TO GDP
    2020 = 67,69% DEBT RATIO TO GDP

    BalasHapus
  42. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
    ----------
    GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
    HOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
    Federal Government Debt
    • End of 2024: RM 1.25 trillion
    • End of June 2025: RM 1.3 trillion
    • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
    Household Debt
    • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
    =============
    MISKIN ......
    DEBT MARCH 2025 = 1,65 TRILLION
    DEBT 2024 = RM 1.63 TRILLION
    DEBT 2023 = RM 1,53 TRILLION
    DEBT 2022 = RM 1,45 TRILLION
    DEBT 2021 = RM 1,38 TRILLION
    DEBT 2020 = RM 1,32 TRILLION
    DEBT 2019 = RM 1,25 TRILLION
    DEBT 2018 = RM 1,19 TRILLION
    The Finance Ministry stated that the aggregate national household DEBT stood at RM1.53 trillion between 2018 and 2023. In aggregate, it said the household DEBT for 2022 was RM1.45 trillion, followed by RM1.38 trillion (2021,) RM1.32 trillion (2020), RM1.25 trillion (2019) and RM1.19 trillion (2018). “The ratio of household DEBT to gross domestic product (GDP) at the end of 2023 also slightly increased to 84.3% compared with 82% in 2018,” it said
    ===================
    2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
    2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
    2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
    "Pinjaman ini digunakan untuk melunasi DEBT matang sebesar RM20.6 miliar, dengan sisa RM49,9 miliar menutupi defisit dan masa jatuh tempo DEBT di masa depan," kata MOF.
    ---
    2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
    2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
    2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
    Pada tahun 2023, pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) mencapai RM1.173 triliun, naik 8,6% dari tahun 2022.
    Rincian pinjaman
    • Pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) pada tahun 2023 naik RM92,918 miliar
    • Rasio utang terhadap PDB MAID OF LONDON (MALON) pada tahun 2023 mencapai 64,3%
    ---
    2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
    2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
    2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
    Kah Woh menjelaskan pada tahun lalu, kerajaan ada membuat pinjaman yang meningkat sebanyak 11.6 peratus daripada RM194.5 bilion pada tahun sebelumnya. Daripada jumlah itu, beliau berkata 52.4 peratus atau RM113.7 bilion digunakan untuk membayar prinsipal pinjaman matang.
    ---
    2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
    2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
    2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
    Sejumlah RM98.058 bilion atau 50.4 peratus daripada pinjaman baharu berjumlah RM194.555 bilion yang dibuat kerajaan pada tahun lalu digunakan untuk bayaran balik prinsipal pinjaman yang matang.
    ---
    2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
    2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
    2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
    Jabatan Audit Negara (JAN) bimbang dengan tindakan kerajaan menggunakan hampir 60 peratus pinjaman baharu untuk membayar DEBT sedia ada pada tahun lalu, berbanding bagi perbelanjaan pembangunan.
    ---
    2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
    2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
    2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
    Laporan Ketua Audit Negara mengenai Penyata Kewangan Kerajaan Persekutuan 2018 mendapati sejumlah 59 peratus pinjaman baharu kerajaan dibuat untuk membayar DEBT kerajaan terdahulu
    ---
    2018 = OPEN DONASI
    2018 = OPEN DONASI
    2018 = OPEN DONASI
    Kementerian Keuangan MAID OF LONDON (MALON) pada hari Rabu membuka rekening donasi supaya masyarakat dapat menyumbang untuk membantu negara membayar utang yang mencapai 1 triliun ringgit (US$ 250,8 miliar) atau 80 persen dari PDB

    BalasHapus
  43. 2025 =
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    Bank Negara Negeri Kasino just borrowed another RM 5.0 billion to bring the budget deficit up to RM 92.8 billion. The prime/finance minister Anwar Ibrahim stated the budget deficit would be RM 79.9 billion when he brought down the budget 2025 in October last year in the Dewan Rakyat.
    =============
    GOVERNMENT DEBT : 69% OF GDP
    HOUSEHOLD DEBT : 84.3% OF GDP
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT
    • END OF 2024: RM 1.25 TRILLION
    • END OF JUNE 2025: RM 1.3 TRILLION
    • PROJECTED DEBT-TO-GDP: 69% BY THE END OF 2025
    HOUSEHOLD DEBT
    • END OF MARCH 2025: RM 1.65 TRILLION OR 84.3% OF GDP
    =============
    1. DEBT 84.3% DARI GDP
    2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
    3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
    4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
    5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
    6. SEWA SIMULATOR MKM
    7. PESAWAT MIG GROUNDED
    8. SEWA MOTOR POLIS
    9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
    10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
    11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
    12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
    13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
    14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
    15. NO LST
    16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
    17. NO TANKER
    18. NO KCR
    19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
    20. NO SPH
    21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
    22. NO HELLFIRE
    23. NO MPA ATR72 DELAYED
    24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
    25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
    26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
    27. LCS MANGKRAK KARATAN
    28. OPV MANGKRAK
    29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
    30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
    31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
    32. RADAR GIFTED PAID USA
    33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
    34. SEWA VVSHORAD
    35. SEWA TRUK 3 TON
    36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
    37. C130H DIGANTI 2045
    38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
    39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
    40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
    41. NO TRACKED SPH
    42. SEWA SIMULATOR HELI
    43. SPH CANCELLED
    44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
    45. NO PESAWAT COIN
    46. PILATUS MK II KARATAN
    47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
    48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
    49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
    50. OPV DIBAYAR 3 JADI 1 SEWA BOAT
    51. LYNX GROUNDED
    52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
    53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
    54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
    55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
    56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
    57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
    58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
    59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
    60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
    =============
    SEWA = HUTANG 84.3% DARI GDP
    1. SEWA 28 HELI
    2. SEWA L39 ITCC
    3. SEWA EC120B
    4. SEWA FLIGHT SIMULATION TRAINING DEVICE (FSTD)
    5. SEWA 1 UNIT SISTEM SIMULATOR EC120B
    6. SEWA HOVERCRAFT
    7. SEWA AW139
    8. SEWA FAST INTERCEPTOR BOAT (FIB)
    9. SEWA UTILITY BOAT
    10. SEWA RIGID HULL FENDER BOAT (RHFB)
    11. SEWA ROVER FIBER GLASS (ROVER)
    12. SEWA MV AISHAH AIM 4
    13. SEWA BMW R1250RT
    14. SEWA 4X4 VECHICLE
    15. SEWA VSHORAD
    16. SEWA TRUCK
    17. SEWA HONDA CIVIC
    18. SEWA PATROL BOATS
    19. SEWA OUTBOARD MOTORS
    20. SEWA TRAILERS
    21. SEWA SUPERBIKES
    22. SEWA SIMULATOR MKM
    23. SEWA 12 AW149 TUDM
    24. SEWA 4 AW139 TUDM
    25. SEWA 5 EC120B TUDM
    26. SEWA 2 AW159 TLDM
    27. SEWA 4 UH-60A TDM
    28. SEWA 12 AW149 TDM
    29. SEWA 4 AW139 BOMBA
    30. SEWA 2 AW159 MMEA
    31. SEWA 7 BELL429 POLIS
    32. SEWA MOTOR POLIS

    BalasHapus
  44. 2025 =
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    Bank Negara Negeri Kasino just borrowed another RM 5.0 billion to bring the budget deficit up to RM 92.8 billion. The prime/finance minister Anwar Ibrahim stated the budget deficit would be RM 79.9 billion when he brought down the budget 2025 in October last year in the Dewan Rakyat.
    =============
    GOVERNMENT DEBT : 69% OF GDP
    HOUSEHOLD DEBT : 84.3% OF GDP
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT
    • END OF 2024: RM 1.25 TRILLION
    • END OF JUNE 2025: RM 1.3 TRILLION
    • PROJECTED DEBT-TO-GDP: 69% BY THE END OF 2025
    HOUSEHOLD DEBT
    • END OF MARCH 2025: RM 1.65 TRILLION OR 84.3% OF GDP
    =============
    1. DEBT 84.3% DARI GDP
    2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
    3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
    4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
    5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
    6. SEWA SIMULATOR MKM
    7. PESAWAT MIG GROUNDED
    8. SEWA MOTOR POLIS
    9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
    10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
    11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
    12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
    13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
    14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
    15. NO LST
    16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
    17. NO TANKER
    18. NO KCR
    19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
    20. NO SPH
    21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
    22. NO HELLFIRE
    23. NO MPA ATR72 DELAYED
    24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
    25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
    26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
    27. LCS MANGKRAK KARATAN
    28. OPV MANGKRAK
    29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
    30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
    31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
    32. RADAR GIFTED PAID USA
    33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
    34. SEWA VVSHORAD
    35. SEWA TRUK 3 TON
    36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
    37. C130H DIGANTI 2045
    38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
    39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
    40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
    41. NO TRACKED SPH
    42. SEWA SIMULATOR HELI
    43. SPH CANCELLED
    44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
    45. NO PESAWAT COIN
    46. PILATUS MK II KARATAN
    47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
    48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
    49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
    50. OPV DIBAYAR 3 JADI 1 SEWA BOAT
    51. LYNX GROUNDED
    52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
    53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
    54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
    55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
    56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
    57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
    58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
    59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
    60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
    =============
    SEWA = HUTANG 84.3% DARI GDP
    1. SEWA 28 HELI
    2. SEWA L39 ITCC
    3. SEWA EC120B
    4. SEWA FLIGHT SIMULATION TRAINING DEVICE (FSTD)
    5. SEWA 1 UNIT SISTEM SIMULATOR EC120B
    6. SEWA HOVERCRAFT
    7. SEWA AW139
    8. SEWA FAST INTERCEPTOR BOAT (FIB)
    9. SEWA UTILITY BOAT
    10. SEWA RIGID HULL FENDER BOAT (RHFB)
    11. SEWA ROVER FIBER GLASS (ROVER)
    12. SEWA MV AISHAH AIM 4
    13. SEWA BMW R1250RT
    14. SEWA 4X4 VECHICLE
    15. SEWA VSHORAD
    16. SEWA TRUCK
    17. SEWA HONDA CIVIC
    18. SEWA PATROL BOATS
    19. SEWA OUTBOARD MOTORS
    20. SEWA TRAILERS
    21. SEWA SUPERBIKES
    22. SEWA SIMULATOR MKM
    23. SEWA 12 AW149 TUDM
    24. SEWA 4 AW139 TUDM
    25. SEWA 5 EC120B TUDM
    26. SEWA 2 AW159 TLDM
    27. SEWA 4 UH-60A TDM
    28. SEWA 12 AW149 TDM
    29. SEWA 4 AW139 BOMBA
    30. SEWA 2 AW159 MMEA
    31. SEWA 7 BELL429 POLIS
    32. SEWA MOTOR POLIS

    BalasHapus
  45. MANA NIH PAK BAHLIL dan PAK NURBAYA!! Kapan harga minyak turun di Indonesia...?? Masak 12 ribu pertamax Ron 92 dan 10ribu Pertalite Ron 90 harganya segitu terus, di Malaysia saja RON 95 setara Pertamax Plus harganya cuman Rp 7.800 padahal pendapatan perkapita di Malaysia Tinggi.

    Kasihanilah rakyat Indonesia pendapatan kecil bayar bbm mahal sekali. Bukankah Indonesia juga penghasil minyak dunia.

    https://www.facebook.com/photo/?fbid=1925689911555680&set=gm.1822068468705270&idorvanity=756992228546238

    BalasHapus
    Balasan
    1. LON... BAYAR RM 81,998 = BUAL JEEEE
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
      HOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
      As of June 2025, Maid of london (MALON) 's federal government debt was RM 1.3 trillion, up from RM 1.25 trillion at the end of 2024, with a projected debt-to-GDP ratio of 69% by the end of 2025. Simultaneously, household debt reached RM 1.65 trillion in March 2025, representing 84.3% of GDP, but this level is considered manageable due to strong household financial assets, which are 2.1 times higher than the total debt.
      Federal Government Debt
      • End of 2024: RM 1.25 trillion
      • End of June 2025: RM 1.3 trillion
      • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
      Household Debt
      • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
      =============
      MISKIN = MARCH 2025 .....
      RM 1.65 TRILLION = 84.3% OF GDP
      RM 1.65 TRILLION = 84.3% OF GDP
      RM 1.65 TRILLION = 84.3% OF GDP
      MARCH 2025 — deputy finance minister. KUALA LUMPUR (Aug 13): Maid of london (MALON) 's household debt stood at RM1. 65 trillion as of end-March 2025, equivalent to 84.3% of gross domestic product (GDP) as at end-March 2025, a level that remains elevated but is balanced by strong household assets.
      =============
      MISKIN ......
      DEBT MARCH 2025 = 1,65 TRILLION
      DEBT 2024 = RM 1.63 TRILLION
      DEBT 2023 = RM 1,53 TRILLION
      DEBT 2022 = RM 1,45 TRILLION
      DEBT 2021 = RM 1,38 TRILLION
      DEBT 2020 = RM 1,32 TRILLION
      DEBT 2019 = RM 1,25 TRILLION
      DEBT 2018 = RM 1,19 TRILLION
      The Finance Ministry stated that the aggregate national household DEBT stood at RM1.53 trillion between 2018 and 2023. In aggregate, it said the household DEBT for 2022 was RM1.45 trillion, followed by RM1.38 trillion (2021,) RM1.32 trillion (2020), RM1.25 trillion (2019) and RM1.19 trillion (2018). “The ratio of household DEBT to gross domestic product (GDP) at the end of 2023 also slightly increased to 84.3% compared with 82% in 2018,” it said
      =============
      TIDAK BAYAR DEBT
      TIDAK BAYAR DEBT
      TIDAK BAYAR DEBT
      “Kalau dikira daripada peratus, (DEBT) 82 peratus daripada KDNK (Keluaran Dalam Negara Kasar) dan untuk DEBT kerajaan persekutuan sudah mencecah 60.4 peratus. “Ini bermakna bayaran khidmat DEBT banyak…hanya membayar faedah bukan bayar DEBT tertunggak,” kata Anwar lagi
      😝 😝 😝 😝 😝

      Hapus
    2. LON... BAYAR RM 81,998 = BUAL JEEEE
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      1. DEBT 84.3% DARI GDP
      2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
      3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
      4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
      5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
      6. SEWA SIMULATOR MKM
      7. PESAWAT MIG GROUNDED
      8. SEWA MOTOR POLIS
      9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
      10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
      11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
      12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
      13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
      14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
      15. NO LST
      16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
      17. NO TANKER
      18. NO KCR
      19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
      20. NO SPH
      21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
      22. NO HELLFIRE
      23. NO MPA ATR72 DELAYED
      24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
      25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
      26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
      27. LCS MANGKRAK KARATAN
      28. OPV MANGKRAK
      29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
      30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
      31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
      32. RADAR GIFTED PAID USA
      33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      34. SEWA VVSHORAD
      35. SEWA TRUK 3 TON
      36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
      37. C130H DIGANTI 2045
      38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
      39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
      40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
      41. NO TRACKED SPH
      42. SEWA SIMULATOR HELI
      43. SPH CANCELLED
      44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
      45. NO PESAWAT COIN
      46. PILATUS MK II KARATAN
      47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
      48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
      49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
      50. OPV DIBAYAR 3 JADI 1 SEWA BOAT
      51. LYNX GROUNDED
      52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
      53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
      54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
      55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
      56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
      57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
      58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
      59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
      =============
      SEWA = HUTANG 84.3% DARI GDP
      1. SEWA 28 HELI
      2. SEWA L39 ITCC
      3. SEWA EC120B
      4. SEWA FLIGHT SIMULATION TRAINING DEVICE (FSTD)
      5. SEWA 1 UNIT SISTEM SIMULATOR EC120B
      6. SEWA HOVERCRAFT
      7. SEWA AW139
      8. SEWA FAST INTERCEPTOR BOAT (FIB)
      9. SEWA UTILITY BOAT
      10. SEWA RIGID HULL FENDER BOAT (RHFB)
      11. SEWA ROVER FIBER GLASS (ROVER)
      12. SEWA MV AISHAH AIM 4
      13. SEWA BMW R1250RT
      14. SEWA 4X4 VECHICLE
      15. SEWA VSHORAD
      16. SEWA TRUCK
      17. SEWA HONDA CIVIC
      18. SEWA PATROL BOATS
      19. SEWA OUTBOARD MOTORS
      20. SEWA TRAILERS
      21. SEWA SUPERBIKES
      22. SEWA SIMULATOR MKM
      23. SEWA 12 AW149 TUDM
      24. SEWA 4 AW139 TUDM
      25. SEWA 5 EC120B TUDM
      26. SEWA 2 AW159 TLDM
      27. SEWA 4 UH-60A TDM
      28. SEWA 12 AW149 TDM
      29. SEWA 4 AW139 BOMBA
      30. SEWA 2 AW159 MMEA
      31. SEWA 7 BELL429 POLIS
      32. SEWA MOTOR POLIS

      Hapus
    3. LON... BAYAR RM 81,998 = BUAL JEEEE
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      1. DEBT 84.3% DARI GDP
      2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
      3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
      4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
      5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
      6. SEWA SIMULATOR MKM
      7. PESAWAT MIG GROUNDED
      8. SEWA MOTOR POLIS
      9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
      10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
      11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
      12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
      13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
      14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
      15. NO LST
      16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
      17. NO TANKER
      18. NO KCR
      19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
      20. NO SPH
      21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
      22. NO HELLFIRE
      23. NO MPA ATR72 DELAYED
      24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
      25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
      26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
      27. LCS MANGKRAK KARATAN
      28. OPV MANGKRAK
      29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
      30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
      31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
      32. RADAR GIFTED PAID USA
      33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      34. SEWA VVSHORAD
      35. SEWA TRUK 3 TON
      36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
      37. C130H DIGANTI 2045
      38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
      39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
      40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
      41. NO TRACKED SPH
      42. SEWA SIMULATOR HELI
      43. SPH CANCELLED
      44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
      45. NO PESAWAT COIN
      46. PILATUS MK II KARATAN
      47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
      48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
      49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
      50. OPV DIBAYAR 3 JADI 1 SEWA BOAT
      51. LYNX GROUNDED
      52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
      53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
      54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
      55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
      56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
      57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
      58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
      59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
      =============
      SEWA = HUTANG 84.3% DARI GDP
      1. SEWA 28 HELI
      2. SEWA L39 ITCC
      3. SEWA EC120B
      4. SEWA FLIGHT SIMULATION TRAINING DEVICE (FSTD)
      5. SEWA 1 UNIT SISTEM SIMULATOR EC120B
      6. SEWA HOVERCRAFT
      7. SEWA AW139
      8. SEWA FAST INTERCEPTOR BOAT (FIB)
      9. SEWA UTILITY BOAT
      10. SEWA RIGID HULL FENDER BOAT (RHFB)
      11. SEWA ROVER FIBER GLASS (ROVER)
      12. SEWA MV AISHAH AIM 4
      13. SEWA BMW R1250RT
      14. SEWA 4X4 VECHICLE
      15. SEWA VSHORAD
      16. SEWA TRUCK
      17. SEWA HONDA CIVIC
      18. SEWA PATROL BOATS
      19. SEWA OUTBOARD MOTORS
      20. SEWA TRAILERS
      21. SEWA SUPERBIKES
      22. SEWA SIMULATOR MKM
      23. SEWA 12 AW149 TUDM
      24. SEWA 4 AW139 TUDM
      25. SEWA 5 EC120B TUDM
      26. SEWA 2 AW159 TLDM
      27. SEWA 4 UH-60A TDM
      28. SEWA 12 AW149 TDM
      29. SEWA 4 AW139 BOMBA
      30. SEWA 2 AW159 MMEA
      31. SEWA 7 BELL429 POLIS
      32. SEWA MOTOR POLIS

      Hapus
    4. LON... BAYAR RM 81,998 = BUAL JEEEE
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      1. DEBT 84.3% DARI GDP
      2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
      3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
      4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
      5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
      6. SEWA SIMULATOR MKM
      7. PESAWAT MIG GROUNDED
      8. SEWA MOTOR POLIS
      9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
      10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
      11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
      12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
      13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
      14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
      15. NO LST
      16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
      17. NO TANKER
      18. NO KCR
      19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
      20. NO SPH
      21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
      22. NO HELLFIRE
      23. NO MPA ATR72 DELAYED
      24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
      25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
      26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
      27. LCS MANGKRAK KARATAN
      28. OPV MANGKRAK
      29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
      30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
      31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
      32. RADAR GIFTED PAID USA
      33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      34. SEWA VVSHORAD
      35. SEWA TRUK 3 TON
      36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
      37. C130H DIGANTI 2045
      38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
      39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
      40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
      41. NO TRACKED SPH
      42. SEWA SIMULATOR HELI
      43. SPH CANCELLED
      44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
      45. NO PESAWAT COIN
      46. PILATUS MK II KARATAN
      47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
      48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
      49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
      50. OPV DIBAYAR 3 JADI 1 SEWA BOAT
      51. LYNX GROUNDED
      52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
      53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
      54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
      55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
      56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
      57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
      58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
      59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
      =============
      SEWA = HUTANG 84.3% DARI GDP
      1. SEWA 28 HELI
      2. SEWA L39 ITCC
      3. SEWA EC120B
      4. SEWA FLIGHT SIMULATION TRAINING DEVICE (FSTD)
      5. SEWA 1 UNIT SISTEM SIMULATOR EC120B
      6. SEWA HOVERCRAFT
      7. SEWA AW139
      8. SEWA FAST INTERCEPTOR BOAT (FIB)
      9. SEWA UTILITY BOAT
      10. SEWA RIGID HULL FENDER BOAT (RHFB)
      11. SEWA ROVER FIBER GLASS (ROVER)
      12. SEWA MV AISHAH AIM 4
      13. SEWA BMW R1250RT
      14. SEWA 4X4 VECHICLE
      15. SEWA VSHORAD
      16. SEWA TRUCK
      17. SEWA HONDA CIVIC
      18. SEWA PATROL BOATS
      19. SEWA OUTBOARD MOTORS
      20. SEWA TRAILERS
      21. SEWA SUPERBIKES
      22. SEWA SIMULATOR MKM
      23. SEWA 12 AW149 TUDM
      24. SEWA 4 AW139 TUDM
      25. SEWA 5 EC120B TUDM
      26. SEWA 2 AW159 TLDM
      27. SEWA 4 UH-60A TDM
      28. SEWA 12 AW149 TDM
      29. SEWA 4 AW139 BOMBA
      30. SEWA 2 AW159 MMEA
      31. SEWA 7 BELL429 POLIS
      32. SEWA MOTOR POLIS

      Hapus
    5. 2025 =
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      Bank Negara Negeri Kasino just borrowed another RM 5.0 billion to bring the budget deficit up to RM 92.8 billion. The prime/finance minister Anwar Ibrahim stated the budget deficit would be RM 79.9 billion when he brought down the budget 2025 in October last year in the Dewan Rakyat.
      =============
      GOV + PEOPLE HOBI HUTANG = OVERLIMIT DEBT
      GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
      HOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
      Federal Government Debt
      • End of 2024: RM 1.25 trillion
      • End of June 2025: RM 1.3 trillion
      • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
      Household Debt
      • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
      =============
      MISKIN ......
      DEBT MARCH 2025 = 1,65 TRILLION
      DEBT 2024 = RM 1.63 TRILLION
      DEBT 2023 = RM 1,53 TRILLION
      DEBT 2022 = RM 1,45 TRILLION
      DEBT 2021 = RM 1,38 TRILLION
      DEBT 2020 = RM 1,32 TRILLION
      DEBT 2019 = RM 1,25 TRILLION
      DEBT 2018 = RM 1,19 TRILLION
      =============
      2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
      2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
      2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
      "Pinjaman ini digunakan untuk melunasi DEBT matang sebesar RM20.6 miliar, dengan sisa RM49,9 miliar menutupi defisit dan masa jatuh tempo DEBT di masa depan," kata MOF.
      ---
      2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
      2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
      2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
      Pada tahun 2023, pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) mencapai RM1.173 triliun, naik 8,6% dari tahun 2022.
      Rincian pinjaman
      • Pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) pada tahun 2023 naik RM92,918 miliar
      • Rasio utang terhadap PDB MAID OF LONDON (MALON) pada tahun 2023 mencapai 64,3%
      ---
      2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      Kah Woh menjelaskan pada tahun lalu, kerajaan ada membuat pinjaman yang meningkat sebanyak 11.6 peratus daripada RM194.5 bilion pada tahun sebelumnya. Daripada jumlah itu, beliau berkata 52.4 peratus atau RM113.7 bilion digunakan untuk membayar prinsipal pinjaman matang.
      ---
      2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      Sejumlah RM98.058 bilion atau 50.4 peratus daripada pinjaman baharu berjumlah RM194.555 bilion yang dibuat kerajaan pada tahun lalu digunakan untuk bayaran balik prinsipal pinjaman yang matang.
      ---
      2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
      2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
      2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
      Jabatan Audit Negara (JAN) bimbang dengan tindakan kerajaan menggunakan hampir 60 peratus pinjaman baharu untuk membayar DEBT sedia ada pada tahun lalu, berbanding bagi perbelanjaan pembangunan.
      ---
      2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
      2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
      2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
      Laporan Ketua Audit Negara mengenai Penyata Kewangan Kerajaan Persekutuan 2018 mendapati sejumlah 59 peratus pinjaman baharu kerajaan dibuat untuk membayar DEBT kerajaan terdahulu
      ---
      2018 = OPEN DONASI
      2018 = OPEN DONASI
      2018 = OPEN DONASI
      Kementerian Keuangan MAID OF LONDON (MALON) pada hari Rabu membuka rekening donasi supaya masyarakat dapat menyumbang untuk membantu negara membayar utang yang mencapai 1 triliun ringgit (US$ 250,8 miliar) atau 80 persen dari PDB

      Hapus
  46. rakyat INDIANESIA mulai persoalkan pemerintahnya...kenapa MALAYSIA mampu turunkan harga BBM yang sudah memang murah... manakala BBM di INDIANESIA malah makin MAHAL....HAHAHAHAH

    BalasHapus
    Balasan
    1. LON... BAYAR RM 81,998 = BUAL JEEEE
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
      HOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
      As of June 2025, Maid of london (MALON) 's federal government debt was RM 1.3 trillion, up from RM 1.25 trillion at the end of 2024, with a projected debt-to-GDP ratio of 69% by the end of 2025. Simultaneously, household debt reached RM 1.65 trillion in March 2025, representing 84.3% of GDP, but this level is considered manageable due to strong household financial assets, which are 2.1 times higher than the total debt.
      Federal Government Debt
      • End of 2024: RM 1.25 trillion
      • End of June 2025: RM 1.3 trillion
      • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
      Household Debt
      • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
      =============
      MISKIN = MARCH 2025 .....
      RM 1.65 TRILLION = 84.3% OF GDP
      RM 1.65 TRILLION = 84.3% OF GDP
      RM 1.65 TRILLION = 84.3% OF GDP
      MARCH 2025 — deputy finance minister. KUALA LUMPUR (Aug 13): Maid of london (MALON) 's household debt stood at RM1. 65 trillion as of end-March 2025, equivalent to 84.3% of gross domestic product (GDP) as at end-March 2025, a level that remains elevated but is balanced by strong household assets.
      =============
      MISKIN ......
      DEBT MARCH 2025 = 1,65 TRILLION
      DEBT 2024 = RM 1.63 TRILLION
      DEBT 2023 = RM 1,53 TRILLION
      DEBT 2022 = RM 1,45 TRILLION
      DEBT 2021 = RM 1,38 TRILLION
      DEBT 2020 = RM 1,32 TRILLION
      DEBT 2019 = RM 1,25 TRILLION
      DEBT 2018 = RM 1,19 TRILLION
      The Finance Ministry stated that the aggregate national household DEBT stood at RM1.53 trillion between 2018 and 2023. In aggregate, it said the household DEBT for 2022 was RM1.45 trillion, followed by RM1.38 trillion (2021,) RM1.32 trillion (2020), RM1.25 trillion (2019) and RM1.19 trillion (2018). “The ratio of household DEBT to gross domestic product (GDP) at the end of 2023 also slightly increased to 84.3% compared with 82% in 2018,” it said
      =============
      TIDAK BAYAR DEBT
      TIDAK BAYAR DEBT
      TIDAK BAYAR DEBT
      “Kalau dikira daripada peratus, (DEBT) 82 peratus daripada KDNK (Keluaran Dalam Negara Kasar) dan untuk DEBT kerajaan persekutuan sudah mencecah 60.4 peratus. “Ini bermakna bayaran khidmat DEBT banyak…hanya membayar faedah bukan bayar DEBT tertunggak,” kata Anwar lagi
      😝 😝 😝 😝 😝

      Hapus
    2. 2025 =
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      Bank Negara Negeri Kasino just borrowed another RM 5.0 billion to bring the budget deficit up to RM 92.8 billion. The prime/finance minister Anwar Ibrahim stated the budget deficit would be RM 79.9 billion when he brought down the budget 2025 in October last year in the Dewan Rakyat.
      =============
      GOV + PEOPLE HOBI HUTANG = OVERLIMIT DEBT
      GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
      HOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
      Federal Government Debt
      • End of 2024: RM 1.25 trillion
      • End of June 2025: RM 1.3 trillion
      • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
      Household Debt
      • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
      =============
      MISKIN ......
      DEBT MARCH 2025 = 1,65 TRILLION
      DEBT 2024 = RM 1.63 TRILLION
      DEBT 2023 = RM 1,53 TRILLION
      DEBT 2022 = RM 1,45 TRILLION
      DEBT 2021 = RM 1,38 TRILLION
      DEBT 2020 = RM 1,32 TRILLION
      DEBT 2019 = RM 1,25 TRILLION
      DEBT 2018 = RM 1,19 TRILLION
      =============
      2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
      2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
      2024 = HUTANG BAYAR HUTANG
      "Pinjaman ini digunakan untuk melunasi DEBT matang sebesar RM20.6 miliar, dengan sisa RM49,9 miliar menutupi defisit dan masa jatuh tempo DEBT di masa depan," kata MOF.
      ---
      2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
      2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
      2023 = HUTANG BAYAR HUTANG
      Pada tahun 2023, pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) mencapai RM1.173 triliun, naik 8,6% dari tahun 2022.
      Rincian pinjaman
      • Pinjaman baru Kerajaan Persekutuan MAID OF LONDON (MALON) pada tahun 2023 naik RM92,918 miliar
      • Rasio utang terhadap PDB MAID OF LONDON (MALON) pada tahun 2023 mencapai 64,3%
      ---
      2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      2022 = 52,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      Kah Woh menjelaskan pada tahun lalu, kerajaan ada membuat pinjaman yang meningkat sebanyak 11.6 peratus daripada RM194.5 bilion pada tahun sebelumnya. Daripada jumlah itu, beliau berkata 52.4 peratus atau RM113.7 bilion digunakan untuk membayar prinsipal pinjaman matang.
      ---
      2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      2021 = 50,4% HUTANG BAYAR HUTANG
      Sejumlah RM98.058 bilion atau 50.4 peratus daripada pinjaman baharu berjumlah RM194.555 bilion yang dibuat kerajaan pada tahun lalu digunakan untuk bayaran balik prinsipal pinjaman yang matang.
      ---
      2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
      2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
      2020 = 60% HUTANG BAYAR HUTANG
      Jabatan Audit Negara (JAN) bimbang dengan tindakan kerajaan menggunakan hampir 60 peratus pinjaman baharu untuk membayar DEBT sedia ada pada tahun lalu, berbanding bagi perbelanjaan pembangunan.
      ---
      2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
      2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
      2019 = 59% HUTANG BAYAR HUTANG
      Laporan Ketua Audit Negara mengenai Penyata Kewangan Kerajaan Persekutuan 2018 mendapati sejumlah 59 peratus pinjaman baharu kerajaan dibuat untuk membayar DEBT kerajaan terdahulu
      ---
      2018 = OPEN DONASI
      2018 = OPEN DONASI
      2018 = OPEN DONASI
      Kementerian Keuangan MAID OF LONDON (MALON) pada hari Rabu membuka rekening donasi supaya masyarakat dapat menyumbang untuk membantu negara membayar utang yang mencapai 1 triliun ringgit (US$ 250,8 miliar) atau 80 persen dari PDB

      Hapus
    3. LON... BAYAR RM 81,998 = BUAL JEEEE
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      ----------
      2025 = DEFICIT
      BORROWED = RM 92.8 BILLION
      BORROWED = RM 92.8 BILLION
      BORROWED = RM 92.8 BILLION
      BANK NEGARA NEGERI KASINO JUST BORROWED ANOTHER RM 5.0 BILLION TO BRING THE BUDGET DEFICIT UP TO RM 92.8 BILLION. THE PRIME/FINANCE MINISTER ANWAR IBRAHIM STATED THE BUDGET DEFICIT WOULD BE RM 79.9 BILLION WHEN HE BROUGHT DOWN THE BUDGET 2025 IN OCTOBER LAST YEAR IN THE DEWAN RAKYAT.
      =============
      GOVERNMENT DEBT : 69% OF GDP
      HOUSEHOLD DEBT : 84.3% OF GDP
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT
      • END OF 2024: RM 1.25 TRILLION
      • END OF JUNE 2025: RM 1.3 TRILLION
      • PROJECTED DEBT-TO-GDP: 69% BY THE END OF 2025
      HOUSEHOLD DEBT
      • END OF MARCH 2025: RM 1.65 TRILLION OR 84.3% OF GDP
      =============
      DEBT MARCH 2025 = 1,65 TRILLION
      DEBT 2024 = RM 1.63 TRILLION
      DEBT 2023 = RM 1,53 TRILLION
      DEBT 2022 = RM 1,45 TRILLION
      DEBT 2021 = RM 1,38 TRILLION
      DEBT 2020 = RM 1,32 TRILLION
      DEBT 2019 = RM 1,25 TRILLION
      DEBT 2018 = RM 1,19 TRILLION
      =============
      1. DEBT 84.3% DARI GDP
      2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
      3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
      4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
      5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
      6. SEWA SIMULATOR MKM
      7. PESAWAT MIG GROUNDED
      8. SEWA MOTOR POLIS
      9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
      10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
      11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
      12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
      13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
      14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
      15. NO LST
      16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
      17. NO TANKER
      18. NO KCR
      19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
      20. NO SPH
      21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
      22. NO HELLFIRE
      23. NO MPA ATR72 DELAYED
      24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
      25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
      26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
      27. LCS MANGKRAK KARATAN
      28. OPV MANGKRAK
      29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
      30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
      31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
      32. RADAR GIFTED PAID USA
      33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      34. SEWA VVSHORAD
      35. SEWA TRUK 3 TON
      36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
      37. C130H DIGANTI 2045
      38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
      39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
      40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
      41. NO TRACKED SPH
      42. SEWA SIMULATOR HELI
      43. SPH CANCELLED
      44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
      45. NO PESAWAT COIN
      46. PILATUS MK II KARATAN
      47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
      48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
      49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
      50. OPV DIBAYAR 3 JADI 1 SEWA BOAT
      51. LYNX GROUNDED
      52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
      53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
      54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
      55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
      56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
      57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
      58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
      59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
      =============
      SEWA = HUTANG 84.3% DARI GDP
      1. SEWA 28 HELI
      2. SEWA L39 ITCC
      3. SEWA EC120B
      4. SEWA FLIGHT SIMULATION TRAINING DEVICE (FSTD)
      5. SEWA 1 UNIT SISTEM SIMULATOR EC120B
      6. SEWA HOVERCRAFT
      7. SEWA AW139
      8. SEWA FAST INTERCEPTOR BOAT (FIB)
      9. SEWA UTILITY BOAT
      10. SEWA RIGID HULL FENDER BOAT (RHFB)
      11. SEWA ROVER FIBER GLASS (ROVER)
      12. SEWA MV AISHAH AIM 4
      13. SEWA BMW R1250RT
      14. SEWA 4X4 VECHICLE
      15. SEWA VSHORAD
      16. SEWA TRUCK
      17. SEWA HONDA CIVIC
      18. SEWA PATROL BOATS
      19. SEWA OUTBOARD MOTORS
      20. SEWA TRAILERS
      21. SEWA SUPERBIKES
      22. SEWA SIMULATOR MKM
      23. SEWA 12 AW149 TUDM
      24. SEWA 4 AW139 TUDM
      25. SEWA 5 EC120B TUDM
      26. SEWA 2 AW159 TLDM
      27. SEWA 4 UH-60A TDM
      28. SEWA 12 AW149 TDM
      29. SEWA 4 AW139 BOMBA
      30. SEWA 2 AW159 MMEA
      31. SEWA 7 BELL429 POLIS
      32. SEWA MOTOR POLIS

      Hapus
    4. LON... BAYAR RM 81,998 = BUAL JEEEE
      GOV + PEOPLE : OVERLIMIT DEBT
      ----------
      2025 = DEFICIT
      BORROWED = RM 92.8 BILLION
      BORROWED = RM 92.8 BILLION
      BORROWED = RM 92.8 BILLION
      BANK NEGARA NEGERI KASINO JUST BORROWED ANOTHER RM 5.0 BILLION TO BRING THE BUDGET DEFICIT UP TO RM 92.8 BILLION. THE PRIME/FINANCE MINISTER ANWAR IBRAHIM STATED THE BUDGET DEFICIT WOULD BE RM 79.9 BILLION WHEN HE BROUGHT DOWN THE BUDGET 2025 IN OCTOBER LAST YEAR IN THE DEWAN RAKYAT.
      =============
      GOVERNMENT DEBT : 69% OF GDP
      HOUSEHOLD DEBT : 84.3% OF GDP
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT
      • END OF 2024: RM 1.25 TRILLION
      • END OF JUNE 2025: RM 1.3 TRILLION
      • PROJECTED DEBT-TO-GDP: 69% BY THE END OF 2025
      HOUSEHOLD DEBT
      • END OF MARCH 2025: RM 1.65 TRILLION OR 84.3% OF GDP
      =============
      DEBT MARCH 2025 = 1,65 TRILLION
      DEBT 2024 = RM 1.63 TRILLION
      DEBT 2023 = RM 1,53 TRILLION
      DEBT 2022 = RM 1,45 TRILLION
      DEBT 2021 = RM 1,38 TRILLION
      DEBT 2020 = RM 1,32 TRILLION
      DEBT 2019 = RM 1,25 TRILLION
      DEBT 2018 = RM 1,19 TRILLION
      =============
      1. DEBT 84.3% DARI GDP
      2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
      3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
      4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
      5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
      6. SEWA SIMULATOR MKM
      7. PESAWAT MIG GROUNDED
      8. SEWA MOTOR POLIS
      9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
      10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
      11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
      12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
      13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
      14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
      15. NO LST
      16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
      17. NO TANKER
      18. NO KCR
      19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
      20. NO SPH
      21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
      22. NO HELLFIRE
      23. NO MPA ATR72 DELAYED
      24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
      25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
      26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
      27. LCS MANGKRAK KARATAN
      28. OPV MANGKRAK
      29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
      30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
      31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
      32. RADAR GIFTED PAID USA
      33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      34. SEWA VVSHORAD
      35. SEWA TRUK 3 TON
      36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
      37. C130H DIGANTI 2045
      38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
      39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
      40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
      41. NO TRACKED SPH
      42. SEWA SIMULATOR HELI
      43. SPH CANCELLED
      44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
      45. NO PESAWAT COIN
      46. PILATUS MK II KARATAN
      47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
      48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
      49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
      50. OPV DIBAYAR 3 JADI 1 SEWA BOAT
      51. LYNX GROUNDED
      52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
      53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
      54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
      55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
      56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
      57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
      58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
      59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
      60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
      =============
      SEWA = HUTANG 84.3% DARI GDP
      1. SEWA 28 HELI
      2. SEWA L39 ITCC
      3. SEWA EC120B
      4. SEWA FLIGHT SIMULATION TRAINING DEVICE (FSTD)
      5. SEWA 1 UNIT SISTEM SIMULATOR EC120B
      6. SEWA HOVERCRAFT
      7. SEWA AW139
      8. SEWA FAST INTERCEPTOR BOAT (FIB)
      9. SEWA UTILITY BOAT
      10. SEWA RIGID HULL FENDER BOAT (RHFB)
      11. SEWA ROVER FIBER GLASS (ROVER)
      12. SEWA MV AISHAH AIM 4
      13. SEWA BMW R1250RT
      14. SEWA 4X4 VECHICLE
      15. SEWA VSHORAD
      16. SEWA TRUCK
      17. SEWA HONDA CIVIC
      18. SEWA PATROL BOATS
      19. SEWA OUTBOARD MOTORS
      20. SEWA TRAILERS
      21. SEWA SUPERBIKES
      22. SEWA SIMULATOR MKM
      23. SEWA 12 AW149 TUDM
      24. SEWA 4 AW139 TUDM
      25. SEWA 5 EC120B TUDM
      26. SEWA 2 AW159 TLDM
      27. SEWA 4 UH-60A TDM
      28. SEWA 12 AW149 TDM
      29. SEWA 4 AW139 BOMBA
      30. SEWA 2 AW159 MMEA
      31. SEWA 7 BELL429 POLIS
      32. SEWA MOTOR POLIS

      Hapus
    5. 2025 =
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      Bank Negara Negeri Kasino just borrowed another RM 5.0 billion to bring the budget deficit up to RM 92.8 billion. The prime/finance minister Anwar Ibrahim stated the budget deficit would be RM 79.9 billion when he brought down the budget 2025 in October last year in the Dewan Rakyat.
      =============
      📉 What Is a Fiscal Deficit?
      A fiscal deficit occurs when a government’s expenditure exceeds its revenue. In Malondesh’s case for 2025:
      • Government revenue: ~RM299.2 billion
      • Government spending: ~RM392 billion
      • Deficit: RM92.8 billion, or 3.8% of GDP
      This means the government must borrow to cover the shortfall, adding to national debt.
      🔍 Why Is the Deficit RM92.8 Billion?
      Originally, the 2025 budget tabled by Prime Minister Anwar Ibrahim projected a deficit of RM79.9 billion. However, it ballooned to RM92.8 billion due to:
      • Overspending: Additional RM5 billion borrowed by Bank Negara Malondesh to cover rising costs
      • Revenue shortfall: Tax and non-tax income lagged behind projections
      • Debt servicing: RM96.7 billion was used just to repay maturing debts
      • Subsidies and social programs: Continued support for fuel, food, and cash aid
      ⚠️ Risks and Implications
      • Investor confidence: A bloated deficit may raise concerns about Malondesh’s fiscal discipline
      • Currency pressure: A weaker ringgit could increase the cost of foreign debt
      • Potential rating downgrade: Credit agencies may reassess Malondesh’s sovereign rating
      =============
      GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
      HOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
      Federal Government Debt
      • End of 2024: RM 1.25 trillion
      • End of June 2025: RM 1.3 trillion
      • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
      Household Debt
      • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
      =============
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Maid of london (MALON) untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Maid of london (MALON) akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      =============
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Maid of london (MALON) telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Maid of london (MALON) ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Maid of london (MALON) ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%

      Hapus
    6. 2025 =
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      DEFICIT RM 92.8 BILLION
      Bank Negara Negeri Kasino just borrowed another RM 5.0 billion to bring the budget deficit up to RM 92.8 billion. The prime/finance minister Anwar Ibrahim stated the budget deficit would be RM 79.9 billion when he brought down the budget 2025 in October last year in the Dewan Rakyat.
      =============
      📉 What Is a Fiscal Deficit?
      A fiscal deficit occurs when a government’s expenditure exceeds its revenue. In Malondesh’s case for 2025:
      • Government revenue: ~RM299.2 billion
      • Government spending: ~RM392 billion
      • Deficit: RM92.8 billion, or 3.8% of GDP
      This means the government must borrow to cover the shortfall, adding to national debt.
      🔍 Why Is the Deficit RM92.8 Billion?
      Originally, the 2025 budget tabled by Prime Minister Anwar Ibrahim projected a deficit of RM79.9 billion. However, it ballooned to RM92.8 billion due to:
      • Overspending: Additional RM5 billion borrowed by Bank Negara Malondesh to cover rising costs
      • Revenue shortfall: Tax and non-tax income lagged behind projections
      • Debt servicing: RM96.7 billion was used just to repay maturing debts
      • Subsidies and social programs: Continued support for fuel, food, and cash aid
      ⚠️ Risks and Implications
      • Investor confidence: A bloated deficit may raise concerns about Malondesh’s fiscal discipline
      • Currency pressure: A weaker ringgit could increase the cost of foreign debt
      • Potential rating downgrade: Credit agencies may reassess Malondesh’s sovereign rating
      =============
      GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
      HOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
      Federal Government Debt
      • End of 2024: RM 1.25 trillion
      • End of June 2025: RM 1.3 trillion
      • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
      Household Debt
      • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
      =============
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      TARIF BARANG AMERIKA = 0%
      Tarif Impor Maid of london (MALON) untuk Barang Amerika
      Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Maid of london (MALON) akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
      • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
      • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
      • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
      • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
      =============
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
      FAKTA UTAMA
      • Maid of london (MALON) telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
      • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Maid of london (MALON) ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
      • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Maid of london (MALON) ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%

      Hapus
  47. Bla bla bla
    Ditagih tunggakan cancel sewa nya

    Hahahhahaha....salam poor🙈🙈🤡

    BalasHapus
  48. Manakala manakala
    Beli MRCa ngemis cancel
    Sewa heli kesusahan cancel

    Apaa apa cancel bal bla bla
    Gemprok bual🤡🤡🤡🤡🙈
    Gorila malaya

    BalasHapus
  49. This is funny from Malondesh hahhahaa
    Malaysewa
    Miskin🙈🙈🤡🤡

    https://asianewshub.com/en/aerotree-lawsuit-blackhawk-helicopters/?fbclid=IwZXh0bgNhZW0CMTEAAR7arcaX4pciT7JODLW_VwnLhPKlPmtLPleRR8uGmCOcwlZBsAZmmQukNof43Q_aem_hPD55wESr-hFQU8RyUcg7g

    BalasHapus

  50. 2025 =
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    Bank Negara Negeri Kasino just borrowed another RM 5.0 billion to bring the budget deficit up to RM 92.8 billion. The prime/finance minister Anwar Ibrahim stated the budget deficit would be RM 79.9 billion when he brought down the budget 2025 in October last year in the Dewan Rakyat.
    =============
    GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
    HOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
    Federal Government Debt
    • End of 2024: RM 1.25 trillion
    • End of June 2025: RM 1.3 trillion
    • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
    Household Debt
    • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
    =============
    1. DEBT 84.3% DARI GDP
    2. DEBT NEGARA RM 1.63 TRLLIUN
    3. DEBT 1MDB RM 18.2 BILLION
    4. TUNGGAKAN SEWA SABAH USD 15 BILLION
    5. DEBT KERAJAAN PERSEKUTUAN 60.4%
    6. SEWA SIMULATOR MKM
    7. PESAWAT MIG GROUNDED
    8. SEWA MOTOR POLIS
    9. PESAWAT MB339CM GROUNDED
    10. NURI GROUNDED SEWA BLACKHAWK
    11. FIVE PROCUREMENT CANCELLED
    12. 48 PESAWAT SKYHAWK HILANG
    13. MESIN JET 2 BUAH HILANG
    14. NO MARINIR NO AMPHIBIOUS NAVAL PLATFORM
    15. NO LST
    16. NO LPD – NGEMIS LPD USA
    17. NO TANKER
    18. NO KCR
    19. MONUMEN MIG29M UNTUK JIMAT KOS
    20. NO SPH
    21. SUBMARINE DEFACT MEMBUNUH WANITA HAMIL
    22. NO HELLFIRE
    23. NO MPA ATR72 DELAYED
    24. NO HIDRO-OSEANOGRAFI SEWA KAPAL HIDRO
    25. NO HELI HEAVY ATTACK NGEMIS AH1Z
    26. NO M3 AMPHIBIUS RIG
    27. LCS MANGKRAK KARATAN
    28. OPV MANGKRAK
    29. TANK MOGOK STOP SPARE PARTS
    30. CN 235 MSA VERSI MSI USA
    31. SEWA MOTOR MILITARY POLICE
    32. RADAR GIFTED PAID USA
    33. 84% NO SAVING EVERY MONTH
    34. SEWA VVSHORAD
    35. SEWA TRUK 3 TON
    36. 4X4 SEWA 6X6 CANCELLED
    37. C130H DIGANTI 2045
    38. TEMBAK GRANAT BOM PASUKAN SEMDIRI
    39. NO DRONE UCAV – ANKA ISR OMPONG
    40. SEWA BLACKHAWK SEWA AW159
    41. NO TRACKED SPH
    42. SEWA SIMULATOR HELI
    43. SPH CANCELLED
    44. SCORPION V150 CONDOR SIMBAS RETIRED
    45. NO PESAWAT COIN
    46. PILATUS MK II KARATAN
    47. PENCEROBOHAN 43X BTA 316 HARI
    48. SEWA AW139 SEWA COLIBRI
    49. MRSS LMS B2 UAV ANKA HELI MENUNGGU 2026-2030
    50. OPV DIBAYAR 3 JADI 1 SEWA BOAT
    51. LYNX GROUNDED
    52. MRCA CANCELLED SEWA PESAWAT ITTC
    53. MICA CANCELLED NSM CANCELLED
    54. NO LRAD NO MRAD JUST VSHORAD
    55. PRANK UN PRANK TURKEY PRANK PERANCIS PRANK SLOVAKIA
    56. 4X NGEMIS F18 KUWAIT
    57. MENUNGGU 2050 KAPAL SELAM
    58. NO TANK AMPHIBI AV8 MOGOK BERASAP
    59. 84% NO SAVING EVERY MONTH
    60. OVER LIMIT DEBT 65,6% (LIMIT DEBT 65%)
    =============
    SEWA = HUTANG 84.3% DARI GDP
    1. SEWA 28 HELI
    2. SEWA L39 ITCC
    3. SEWA EC120B
    4. SEWA FLIGHT SIMULATION TRAINING DEVICE (FSTD)
    5. SEWA 1 UNIT SISTEM SIMULATOR EC120B
    6. SEWA HOVERCRAFT
    7. SEWA AW139
    8. SEWA FAST INTERCEPTOR BOAT (FIB)
    9. SEWA UTILITY BOAT
    10. SEWA RIGID HULL FENDER BOAT (RHFB)
    11. SEWA ROVER FIBER GLASS (ROVER)
    12. SEWA MV AISHAH AIM 4
    13. SEWA BMW R1250RT
    14. SEWA 4X4 VECHICLE
    15. SEWA VSHORAD
    16. SEWA TRUCK
    17. SEWA HONDA CIVIC
    18. SEWA PATROL BOATS
    19. SEWA OUTBOARD MOTORS
    20. SEWA TRAILERS
    21. SEWA SUPERBIKES
    22. SEWA SIMULATOR MKM
    23. SEWA 12 AW149 TUDM
    24. SEWA 4 AW139 TUDM
    25. SEWA 5 EC120B TUDM
    26. SEWA 2 AW159 TLDM
    27. SEWA 4 UH-60A TDM
    28. SEWA 12 AW149 TDM
    29. SEWA 4 AW139 BOMBA
    30. SEWA 2 AW159 MMEA
    31. SEWA 7 BELL429 POLIS
    32. SEWA MOTOR POLIS

    BalasHapus
  51. Tunjuk Hornet kuwait mu lon
    Tunjuk heli sewa ala ala

    Wkwkwkkwkw....konyol bualan bla bla gempuria gorila malaya🤡🤡🤡🙈🙈🙈👺👺

    BalasHapus
  52. lucu...pmx mei ingin tarik SUBSIFI ron 95 karena DEFISIT ANGGARAN🔥
    eh langsung demo besar2 diseblah haha!🤣🤣🤣

    Catat diseblah ron 95, rm.2.05 akan 1.99
    ✅️Rupiah = rp.7800 seliter
    ✅️Dolar = $ 0.49
    disini Diesel Solar hanya rp. 6800
    ✅️Dolar= $ 0.47
    ✅️Rm= 1.98
    https://finance.detik.com/energi/d-7990118/daftar-lengkap-harga-solar-hari-ini-di-semua-spbu

    Diseblah negri🎰kasino genting tipe m
    ❌️Rm=2.93
    ❌️dolar=$ 0.70
    https://ecentral.my/harga-minyak-petrol/

    kahsiyan warganyet KALAH LAGIIII.haha!🤣🤣🤣
    ⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
    PMX MAHU HAPUSKAN SUBSIDI MINYAK RON 95? RAKYAT BELI GUNA IC?
    https://youtube.com/watch?v=vUwdNMRf5t8

    Anti-Anwar Rally LIVE: Malaysian Opposition Demands PM Anwar's Resignation Amid Inflation Woes
    https://youtube.com/watch?v=X5ncbMIBGJg

    BalasHapus
  53. lucu...pmx mei ingin tarik SUBSIDI ron 95 karena DEFISIT ANGGARAN🔥
    eh langsung demo besar2 diseblah haha!🤣🤣🤣

    Catat diseblah ron 95, rm.2.05 akan 1.99
    ✅️Rupiah = rp.7800 seliter
    ✅️Dolar = $ 0.49

    ●disini Diesel Solar hanya rp. 6800, lebih MURAH JAUH dari kl
    ✅️Dolar= $ 0.47
    ✅️Rm= 1.98
    https://finance.detik.com/energi/d-7990118/daftar-lengkap-harga-solar-hari-ini-di-semua-spbu

    Diseblah negri🎰kasino genting tipe m, MAHALLL🔥🔥
    ❌️Rm=2.93
    ❌️dolar=$ 0.70
    https://ecentral.my/harga-minyak-petrol/

    kahsiyan warganyet KALAH LAGIIII.haha!🤣🤣🤣
    ⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
    PMX MAHU HAPUSKAN SUBSIDI MINYAK RON 95? RAKYAT BELI GUNA IC?
    https://youtube.com/watch?v=vUwdNMRf5t8

    Anti-Anwar Rally LIVE: Malaysian Opposition Demands PM Anwar's Resignation Amid Inflation Woes
    https://youtube.com/watch?v=X5ncbMIBGJg

    BalasHapus
  54. 2025 =
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    DEFICIT RM 92.8 BILLION
    Bank Negara Negeri Kasino just borrowed another RM 5.0 billion to bring the budget deficit up to RM 92.8 billion. The prime/finance minister Anwar Ibrahim stated the budget deficit would be RM 79.9 billion when he brought down the budget 2025 in October last year in the Dewan Rakyat.
    =============
    📉 What Is a Fiscal Deficit?
    A fiscal deficit occurs when a government’s expenditure exceeds its revenue. In Malondesh’s case for 2025:
    • Government revenue: ~RM299.2 billion
    • Government spending: ~RM392 billion
    • Deficit: RM92.8 billion, or 3.8% of GDP
    This means the government must borrow to cover the shortfall, adding to national debt.
    🔍 Why Is the Deficit RM92.8 Billion?
    Originally, the 2025 budget tabled by Prime Minister Anwar Ibrahim projected a deficit of RM79.9 billion. However, it ballooned to RM92.8 billion due to:
    • Overspending: Additional RM5 billion borrowed by Bank Negara Malondesh to cover rising costs
    • Revenue shortfall: Tax and non-tax income lagged behind projections
    • Debt servicing: RM96.7 billion was used just to repay maturing debts
    • Subsidies and social programs: Continued support for fuel, food, and cash aid
    ⚠️ Risks and Implications
    • Investor confidence: A bloated deficit may raise concerns about Malondesh’s fiscal discipline
    • Currency pressure: A weaker ringgit could increase the cost of foreign debt
    • Potential rating downgrade: Credit agencies may reassess Malondesh’s sovereign rating
    =============
    GOVERNMENT DEBT : 69% of GDP
    HOUSEHOLD DEBT : 84.3% of GDP
    Federal Government Debt
    • End of 2024: RM 1.25 trillion
    • End of June 2025: RM 1.3 trillion
    • Projected Debt-to-GDP: 69% by the end of 2025
    Household Debt
    • End of March 2025: RM 1.65 trillion or 84.3% of GDP
    =============
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    TARIF BARANG AMERIKA = 0%
    Tarif Impor Maid of london (MALON) untuk Barang Amerika
    Mulai tanggal 8 Agustus 2025, Maid of london (MALON) akan memberlakukan kebijakan 0% atau tarif yang dikurangi untuk banyak produk impor dari Amerika Serikat:
    • Lebih dari 11.000 lini produk (tariff lines) akan mendapatkan tarif nol atau tarif lebih rendah
    • Dari jumlah itu, sebanyak 6.911 produk (sekitar 61%) akan 0% tarif
    • Sisanya (sekitar 39%) akan dikenakan tarif yang dikurangi – keseluruhan mencakup sekitar 98.4% dari semua lini tarif
    • Produk pertanian tertentu seperti susu, unggas, buah, dan produk sanitasi termasuk yang diturunkan tarifnya; banyak produk manufaktur juga termasuk dalam daftar tarif nol.
    =============
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    DIPERAS 242 MILIAR DOLLAR
    FAKTA UTAMA
    • Maid of london (MALON) telah menyepakati untuk membeli sampai US$150 miliar dalam jangka waktu lima tahun dari perusahaan-perusahaan Amerika di sektor semikonduktor, aerospace, dan pusat data. Komitmen ini merupakan bagian dari kesepakatan perdagangan dengan AS untuk mengurangi tarif dari ancaman awal 25% menjadi 19%
    • Dengan total paket transaksi mencapai sekitar US$240–242 miliar, termasuk US$70 miliar investasi Maid of london (MALON) ke AS, pembelian LNG, pesawat Boeing, dan peralatan telekomunikasi
    • Hasil dari kesepakatan ini: tarif impor Maid of london (MALON) ke AS resmi ditetapkan pada 19%, berlaku mulai 8 Agustus 2025, lebih rendah dari tarif yang sempat diusulkan 25%

    BalasHapus
  55. Lon Malon BAYAR tuch TAGIHAN Petronas kepada PGN INDONESIA

    Nah, dengan ketok palu ICC International Court of Arbitration, Hong Kong itu, Petronas harus membayar kepada KJG USD17,30 juta atas pre-termination claim belum termasuk bunga. KJG harus membayar legal costs & expenses serta ICC advance cost Petronas dengan total USD5,26 juta.

    Selain itu, KJG juga harus membayar legal costs & expense PLN Rp3,6 miliar, dan biaya ICC advance cost USD286,25 ribu. ”Putusan itu, berdampak kepada nilai piutang bersih USD59,26 juta Kalimantan Jawa Gas kepada Petronas Carigali Muriah Limited sesuai laporan keuangan perseroan 31 Maret 2024,” tegas Susiyani Nurwulandari, Pj Corporate Secretary Pertamina Gas Negara.

    https://www.emitennews.com/news/menang-gugatan-atas-petronas-ini-respons-pgn-pgas


    Tau KENAPA?

    Malondesh KLAIM Cost Saving atas Potongan Subsidi BBM

    Baca:
    KUALA LUMPUR, Sept 23 (Reuters) - Malaysia may save up to 4 billion ringgit ($953.74 million) annually from its move to adjust subsidies for the widely used RON95 transport fuel, state news agency Bernama reported, citing the country's finance minister.

    https://www.reuters.com/business/energy/malaysia-cuts-savings-estimate-fuel-subsidy-change-around-950-million-annually-2025-09-23/

    BalasHapus
  56. lucu...pmx mei ingin tarik SUBSIDI ron 95 karena DEFISIT ANGGARAN🔥
    eh langsung demo besar2 diseblah haha!🤣🤣🤣

    Catat diseblah ron 95, rm.2.05 akan 1.99
    ✅️Rupiah = rp.7800 seliter
    ✅️Dolar = $ 0.49

    ●disini Diesel Solar hanya rp. 6800, lebih MURAH JAUH dari kl
    ✅️Dolar= $ 0.47
    ✅️Rm= 1.98
    https://finance.detik.com/energi/d-7990118/daftar-lengkap-harga-solar-hari-ini-di-semua-spbu

    Diseblah negri🎰kasino genting tipe m, MAHALLL🔥🔥
    ❌️Rm=2.93
    ❌️dolar=$ 0.70
    https://ecentral.my/harga-minyak-petrol/

    kahsiyan warganyet KALAH LAGIIII.haha!🤣🤣🤣
    ⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
    PMX MAHU HAPUSKAN SUBSIDI MINYAK RON 95? RAKYAT BELI GUNA IC?
    https://youtube.com/watch?v=vUwdNMRf5t8

    Anti-Anwar Rally LIVE: Malaysian Opposition Demands PM Anwar's Resignation Amid Inflation Woes
    https://youtube.com/watch?v=X5ncbMIBGJg

    BalasHapus
  57. Lon Malon BAYAR tuch TAGIHAN Petronas kepada PGN INDONESIA

    Nah, dengan ketok palu ICC International Court of Arbitration, Hong Kong itu, Petronas harus membayar kepada KJG USD17,30 juta atas pre-termination claim belum termasuk bunga. KJG harus membayar legal costs & expenses serta ICC advance cost Petronas dengan total USD5,26 juta.

    Selain itu, KJG juga harus membayar legal costs & expense PLN Rp3,6 miliar, dan biaya ICC advance cost USD286,25 ribu. ”Putusan itu, berdampak kepada nilai piutang bersih USD59,26 juta Kalimantan Jawa Gas kepada Petronas Carigali Muriah Limited sesuai laporan keuangan perseroan 31 Maret 2024,” tegas Susiyani Nurwulandari, Pj Corporate Secretary Pertamina Gas Negara.

    https://www.emitennews.com/news/menang-gugatan-atas-petronas-ini-respons-pgn-pgas


    Tau KENAPA?

    Malondesh KLAIM Cost Saving atas Potongan Subsidi BBM

    Baca:
    KUALA LUMPUR, Sept 23 (Reuters) - Malaysia may save up to 4 billion ringgit ($953.74 million) annually from its move to adjust subsidies for the widely used RON95 transport fuel, state news agency Bernama reported, citing the country's finance minister.

    https://www.reuters.com/business/energy/malaysia-cuts-savings-estimate-fuel-subsidy-change-around

    BalasHapus
  58. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    4️⃣ Analisis
    • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
    • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
    • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
    • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
    --------------------
    WEAKNESS MAID OF LONDON (MALON) AIR FORCES
    Maid of london (MALON) 's air force, officially known as the Royal Maid of london (MALON) n Air Force (RMAF), has several strengths but also faces a number of key weaknesses and challenges. These are based on public defense analyses, expert commentary, and open-source information as of recent years.
    Key Weaknesses of the Royal Maid of london (MALON) n Air Force (RMAF):
    ------------
    1. Aging Aircraft Fleet
    • MiG-29s: These have been retired due to high maintenance costs and limited effectiveness.
    • F/A-18D Hornets: Still operational but aging.
    • SU-30MKMs: Require significant maintenance, and some have faced operational readiness issues due to lack of spare parts and support.
    ------------
    2. Limited Fleet Size
    • Maid of london (MALON) operates a relatively small number of combat aircraft, limiting its ability to project power or maintain a credible deterrent in the region.
    • The country lacks strategic airlift capacity, making it harder to respond quickly to crises.
    ------------
    3. Modernization Delays
    • RMAF modernization programs have suffered from delays and budget constraints.
    • The Multirole Combat Aircraft (MRCA) replacement program has been postponed multiple times, leaving capability gaps.
    ------------
    4. Logistical and Maintenance Challenges
    • Heavy reliance on foreign suppliers (Russia, U.S., and Europe) creates issues with interoperability and spare parts availability.
    • Maintenance costs and delays impact aircraft readiness and mission capability.
    ------------
    5. Limited Indigenous Defense Industry
    • Maid of london (MALON) has limited local aerospace manufacturing or support capability.
    • It depends on external partners for upgrades, parts, training, and weapons integration.
    ------------
    6. Insufficient Force Multipliers
    • The RMAF lacks a comprehensive airborne early warning (AEW&C) system.
    • Limited use of drones, electronic warfare (EW), and ISR (Intelligence, Surveillance, Reconnaissance) capabilities reduces situational awareness.
    ------------
    7. Geopolitical Pressures and Resource Constraints
    • Regional tensions in the South China Sea require stronger capabilities than currently available.
    • Defense budgets are constrained due to domestic priorities and economic conditions.
    ------------
    8. Pilot Training and Retention
    • Budget limitations can impact pilot training hours.
    • Retaining skilled pilots and technical personnel can be challenging due to better pay in the private sector or other government roles.

    BalasHapus
  59. Untung mana gaesz...haha!😉😉😉

    Diesel Solar RM 1.98 VS RM 2.93

    kahsiyan warganyet mudah di TIPU PMX haha!🤣🔥🤣
    Ehh Kleian Difisit anggara sepanjang 2025...RMK FANASS, TARIK UTANG TERUSZ

    BalasHapus
  60. Sebelah hanya mampu IRI.......... dengan kesejahteraan rakyat MALAYSIA.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      KELEMAHAN KEMAMPUAN TEMPUR MILITER MAID OF LONDON (MALON)
      Maid of london (MALON) menghadapi beberapa kelemahan struktur dan operasional yang menurunkan efektivitas tempur di berbagai domain, antara lain:
      • pertahanan udara yang terbatas
      • kekuatan personel dan alutsista darat relatif kecil
      • armada laut yang minim
      • anggaran dan pemeliharaan yang terkendala
      • keterbatasan inter¬ope¬rabilitas serta sistem komando dan kendali yang belum memadai
      1. Pertahanan Udara
      • Maid of london (MALON) hanya memiliki sekitar 12 pesawat tempur aktif, dan total armada udara 135 pesawat, jauh lebih kecil dibanding tetangga seperti Indonesia yang mengoperasikan 34 pesawat tempur dari total 459 skuadron udara.
      • Sebagian jet tempur F/A-18C/D Hornet dibeli bekas pakai Kuwait, memunculkan keraguan atas kesiapan dan keandalan melawan ancaman modern.
      • Sistem radar darat dan sistem SAM (Surface-to-Air Missile) terbatas; hanya ada empat radar GM400a baru yang akan ditempatkan, masih kurang untuk mencakup Semenanjung dan Maid of london (MALON) Timur secara simultan.
      2. Kekuatan Darat
      • Jumlah personel aktif Angkatan Bersenjata Maid of london (MALON) (ATM) sekitar 113.000, jauh di bawah cadangan pasukan aktif Indonesia (400.000) yang menunjukkan keterbatasan skala operasi darat besar–besaran.
      • Alutsista lapis baja hanya terdiri dari 48 tank dan sekitar 13.500 kendaraan tempur lapis baja, berbanding 331 tank dan 20.440 kendaraan lapis baja milik Indonesia.
      • Kapasitas daya tembak dan mobilitas lapangan minim jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang terus modernisasi pasukan darat.
      3. Kekuatan Laut
      • Armada perang Maid of london (MALON) sekitar 100 kapal: 2 kapal selam, 2 fregat, 6 korvet; Indonesia mengoperasikan 4 kapal selam, 7 fregat, 25 korvet dari total 331 kapal perang, menunjukkan kesenjangan kapabilitas maritim besar.
      • Kapasitas projektil anti-kapal dan kemampuan patroli perairan laut dalam masih terbatas, menyulitkan Maid of london (MALON) mempertahankan ZEE di Laut China Selatan dan Selat Malaka.
      4. Anggaran & Pemeliharaan
      • Anggaran pertahanan Maid of london (MALON) sekitar US$ 247,5 miliar, hampir setengah dari alokasi Indonesia (US$ 440 miliar), membatasi pembelian alutsista baru dan program pemeliharaan jangka panjang.
      • Ketergantungan pada peralatan bekas pakai dan kontrak pemeliharaan eksternal meningkatkan risiko downtime karena suku cadang sukar diperoleh dan mahal.

      Hapus
    2. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      KELEMAHAN ARMADA TEMPUR MILITER MAID OF LONDON (MALON)
      Secara ringkas, kelemahan utama armada tempur Angkatan Laut Maid of london (MALON) (TLDM) terletak pada jumlah dan komposisi kapal yang terbatas, kesiapan operasional yang dipengaruhi usia platform, dukungan logistik yang kurang memadai, sistem persenjataan dan sensor yang belum terintegrasi penuh, serta keterbatasan anggaran yang menghambat modernisasi.
      1. Jumlah dan Komposisi Kapal Terbatas
      • TLDM hanya mengoperasikan sekitar 100 kapal perang aktif, jauh di bawah tetangga regional seperti Indonesia yang memiliki 331 unit.
      • Dari total tersebut, hanya 2 kapal selam, 2 frigat, dan 6 korvet—jumlah yang minim untuk menjaga kehadiran di perairan Selat Malaka dan Laut China Selatan.
      2. Usia Platform dan Kesiapan Operasi
      • Banyak kapal utama (misalnya kelas Kasturi dan Lekiu) telah melampaui usia desain 25–30 tahun, sehingga sering masuk dockyard untuk perbaikan struktural dan overhaul mesin.
      • Littoral Mission Ship (LMS) kelas Keris dan Kerambit relatif baru, tetapi dirancang untuk patroli ringan, bukan pertempuran jarak jauh atau operasi bersama dengan armada besar.
      3. Dukungan Logistik dan Sustainment
      • Tidak ada kapal logistik (replenishment ship) berkapasitas besar, sehingga operasi di laut lepas hanya bergantung pada kapal tunda dan fasilitas di pangkalan pantai.
      • Dependensi tinggi pada suku cadang dan dukungan teknis dari pemasok luar (UE, Korea Selatan), membuat jadwal perawatan mudah terganggu jika ada kendala impor.
      4. Sistem Persenjataan dan Sensor
      • Persenjataan anti-kapal permukaan (ASuW) terbatas pada rudal C-802, tanpa platform peluncur vertikal (VLS) untuk rudal antikapal atau permukaan udara.
      • Belum ada sistem Integrated Mast dengan AESA radar dan ESM/ECM yang terpusat, sehingga titik buta dalam deteksi ancaman udara dan kapal selam masih cukup luas.
      5. Sumber Daya Manusia dan Pelatihan
      • Kru kapal berjumlah kecil dan jam terbang operasi jauh lebih rendah dibandingkan armada negara tetangga.
      • Program latihan antarkapal (fleet exercise) masih berkutat pada skala regional ASEAN, belum memasukkan pelatihan joint task force dengan mitra utama di Indo-Pasifik.
      6. Keterbatasan Anggaran dan Modernisasi
      • Anggaran pertahanan Maid of london (MALON) sekitar 4,8 miliar USD per tahun, hanya sedikit di atas separuh alokasi Indonesia, sehingga sulit mendanai proyek besar seperti fregat baru atau kapal selam tambahan.
      • Program Maharaja Lela–class frigate yang direkayasa bersama Perancis mengalami beberapa kali penundaan serah terima, menunda penambahan kapal berkemampuan AAW (Anti-Air Warfare).


      Hapus
    3. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      KELEMAHAN KAPAL PERANG MILITER MAID OF LONDON (MALON)
      Militer Laut Diraja Maid of london (MALON) menghadapi beberapa kelemahan mendasar yang membatasi efektivitas operasional dan daya jaga kedaulatan laut. Faktor utama meliputi usia armada yang tinggi, jumlah platform terbatas, kesenjangan kemampuan tempur, serta tantangan pemeliharaan dan logistik.
      1. Aset dan Modernisasi
      • Usia rata-rata kapal melebihi 30 tahun, memicu frekuensi kegagalan sistem dan tenggelamnya KD Pendekar akibat kebocoran ruang mesin pada Agustus 2024.
      • Hanya memiliki 6 fregat utama (Lekiu-class dan Maharaja Lela-class) untuk mengawaki lebih dari 4.600 km garis pantai.
      • Rencana pengadaan Maharaja Lela-class terhambat gangguan rantai pasok dan anggaran, memperpanjang keterbatasan jumlah unit tempur.
      2. Kekuatan Tempur dan Sensor
      • Kapasitas penembakan rudal anti-kapal terbatas pada sistem peluncur jarak menengah; tidak ada rudal jelajah anti-kapal jarak jauh.
      • Sistem pertahanan udara kapal sebagian besar hanya mengandalkan peluncur rudal MICA VL (16 sel), tanpa VLS terintegrasi untuk ancaman berlapis.
      • Sensor sonar aktif/pasif pada kapal selam Scorpene-class belum dilengkapi towed array sonar, mengurangi jangkauan deteksi kapal selam musuh.
      3. Pemeliharaan, Logistik, dan Industri
      • Kapasitas galangan nasional untuk perawatan tengah-umur (mid-life upgrade) terbatas; sebagian besar kapal diperbaiki di luar negeri dengan lead time > 6 bulan.
      • Sistem manajemen suku cadang terfragmentasi, menyebabkan stok critical-spare part sering kosong.
      • Anggaran operasional dan pemeliharaan (O&M) hanya 15-18% dari total alokasi Angkatan Laut, di bawah standar ideal 20-25%.
      4. Interoperabilitas dan Jaringan
      • Belum ada sistem C4I terpadu antar kapal dan pesawat patroli untuk datalink real-time; setiap platform menggunakan protokol berbeda.
      • Latihan bersama (multilateral exercises) terbatas pada skala korvet dan frigat; belum pernah full-spectrum joint exercise dengan platform HMS/US Navy.





      Hapus
    4. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      KELEMAHAN ANGGARAN MILITER MAID OF LONDON (MALON)
      1. Proporsi Belanja Personel Terlalu Tinggi
      • Pada tahun 2024, lebih dari 40 % dari total anggaran (RM 19,73 miliar) dialokasikan untuk gaji dan tunjangan personel, meninggalkan hanya sekitar 30 % untuk pengadaan dan modernisasi peralatan.
      • Implikasi: Pembelian kapal, pesawat, dan sistem pertahanan menjadi terbatas, sehingga umur aset semakin menua.
      2. Dampak Depresiasi Ringgit
      • Kenaikan alokasi nominal untuk pengadaan (dari RM 5,04 miliar ke RM 5,71 miliar tahun 2024) sebagian besar hanya mengkompensasi melemahnya ringgit terhadap dolar AS.
      • Implikasi: Daya beli nyata menurun, biaya impor peralatan meningkat, dan program modernisasi tertunda.
      3. Ketergantungan pada Pemasok Asing
      • Maid of london (MALON) masih sangat bergantung pada OEM luar negeri untuk peralatan utama (pesawat tempur, kapal selam, sistem radar).
      • Implikasi: Proses transfer teknologi terbatas, siklus pengadaan panjang, dan kerentanan terhadap fluktuasi mata uang serta kebijakan ekspor negara pemasok.
      4. Kurangnya Perencanaan Jangka Panjang dan Transparansi
      • Proses budgeting belum memberikan garis waktu yang jelas untuk setiap program pengadaan maupun kapan dana akan tersedia.
      • Implikasi: Angkatan bersenjata sulit menyusun roadmap modernisasi dan menyesuaikan kebutuhan dengan anggaran tahunan.
      5. Pendapatan Fiskal Tertekan
      • Penurunan pendapatan dari sektor minyak dan gas, ditambah defisit akibat subsidi domestik, membatasi ruang fiskal untuk pertahanan.
      • Implikasi: Pemerintah enggan memotong belanja lain atau menaikkan pajak untuk mendanai pertahanan.
      6. Aset Menua dan Ancaman Regional Meningkat
      • Kapal perang usia 45 tahun (misalnya KD Pendekar yang tenggelam tahun 2024) mencerminkan minimnya penggantian aset tua.
      • Ancaman di Laut China Selatan semakin nyata, tetapi anggaran masih dianggap “tidak cukup” untuk rencana modernisasi lanjutan.

      Hapus
    5. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      ISR, C4ISR, dan domain bersama
      • Fusion ISR dan COP belum matang: Data dari radar darat, sensor udara/laut, dan sumber eksternal belum sepenuhnya terintegrasi ke common operational picture real-time.
      • MDAs tidak merata: Cakupan radar maritim dan kamera pantai tidak homogen; bottleneck di choke point tertentu.
      • Interoperabilitas gabungan & mitra: Prosedur, data link, dan TTP gabungan belum standar penuh untuk operasi koalisi.
      SDM, latihan, dan kesiapan
      • Jam terbang & sea days berfluktuasi: Anggaran O&M dan ketersediaan platform memengaruhi exposure latihan, proficiency, dan sertifikasi awak.
      • Retensi teknisi & pilot: Persaingan pasar sipil dan jalur karier mempengaruhi retensi kompetensi kritikal (avionik, mesin, sistem senjata).
      • Latihan gabungan high-end terbatas: Kompleksitas skenario mult domain (EW/SEAD/ASW) belum rutin pada skala memadai.
      Logistik, sustainment, dan industri
      • Fragmentasi armada multi-asal: Kombinasi Rusia, Amerika, Eropa, dan China meningkatkan beban suku cadang, alat uji, pelatihan pemeliharaan, dan dependensi geopolitik.
      • Kontrak TLS & suku cadang: Perencanaan siklus hidup dan pencadangan parts tidak selalu selaras realisasi anggaran, memicu cannibalization dan downtime.
      • Governance pengadaan & local content: Keterlambatan proyek besar (contoh LCS) dan tuntutan alih teknologi yang tidak realistis meningkatkan risiko biaya dan jadwal.
      Siber dan ruang
      • Kapabilitas siber militer terbatas: Defensive cyber, red-teaming, dan kemampuan pemulihan C2 dari serangan canggih perlu ditingkatkan.
      • Ketahanan satkom & PNT: Ketergantungan pada aset komersial/mitra untuk komunikasi strategis dan navigasi memperbesar risiko jamming/spoofing.
      Risiko misi paling kritikal
      1. Kehilangan kontrol udara lokal: Tanpa AEW&C, MRCA, dan GBAD berlapis, sulit mempertahankan superioritas udara waktu-kritis.
      2. Sea control/denial di SCS & Selat: Kombatan permukaan modern terbatas dan ASW lemah menurunkan efek gentar terhadap kapal permukaan/selam lawan.
      3. Ketahanan operasi rendah: Kesiapan platform dan stok amunisi presisi membatasi durasi operasi intensitas menengah.
      4. Respons grey-zone kurang tajam: LMS minim senjata dan beban tugas konstabulary mengurangi kemampuan “presence with punch”.

      Hapus
    6. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      Here’s a detailed, structured look at the key challenges facing the Royal Maid of london (MALON) n Navy (RMN), based on recent audits, defence analyses, and maritime security reports:
      🚢 Ageing Fleet & Modernisation Delays
      • Over half the fleet past prime – A 2024 government audit found that more than 50% of RMN vessels have exceeded their intended service life, with some over 40 years old.
      • Littoral Combat Ship (LCS) delays – The flagship LCS programme, meant to deliver six modern warships, has been plagued by cost overruns and years of delay, leaving capability gaps in coastal defence.
      • Maintenance burden – Older ships require more frequent and costly repairs, reducing operational availability.
      💰 Budgetary & Procurement Constraints
      • Limited capital expenditure – Much of the Navy’s procurement budget is tied to progress payments for existing contracts, leaving little for new acquisitions.
      • Currency depreciation – The weak ringgit inflates the cost of imported naval systems and spare parts.
      • Reliance on foreign partners – Delays in domestic shipbuilding have increased reliance on the US and other allies for maritime patrols and training.
      🌏 Strategic & Security Pressures
      • South China Sea tensions – Persistent Chinese naval and coast guard presence near Maid of london (MALON) n-claimed waters, especially around the Spratly Islands, forces the RMN to stretch its limited assets3.
      • Illegal fishing & piracy – Vietnamese illegal fishing fleets and piracy in the Malacca and Singapore Straits remain ongoing threats.
      • Non-traditional threats – Smuggling, maritime terrorism routes in the Celebes Sea, and environmental disasters add to operational demands.
      ⚓ Capability Gaps
      • Submarine fleet limitations – Only two Scorpène-class submarines are in service, limiting underwater deterrence.
      • Insufficient patrol coverage – Large Exclusive Economic Zone (EEZ) with too few operational ships for constant monitoring.
      • Aging support infrastructure – Some naval bases and dockyards lack modern facilities for advanced warship maintenance.
      📌 Core Problems in Summary
      1. Obsolete platforms – Many ships beyond service life.
      2. Procurement delays – LCS and other projects years behind schedule.
      3. Budget rigidity – Funds locked into old contracts, little for new tech.
      4. Strategic overstretch – Multiple threats across vast maritime zones.
      5. Dependence on allies – Reliance on foreign navies for certain missions.

      Hapus
  61. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    4️⃣ Analisis
    • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
    • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
    • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
    • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
    --------------------
    KELEMAHAN KEMAMPUAN TEMPUR MILITER MAID OF LONDON (MALON)
    Maid of london (MALON) menghadapi beberapa kelemahan struktur dan operasional yang menurunkan efektivitas tempur di berbagai domain, antara lain:
    • pertahanan udara yang terbatas
    • kekuatan personel dan alutsista darat relatif kecil
    • armada laut yang minim
    • anggaran dan pemeliharaan yang terkendala
    • keterbatasan inter¬ope¬rabilitas serta sistem komando dan kendali yang belum memadai
    1. Pertahanan Udara
    • Maid of london (MALON) hanya memiliki sekitar 12 pesawat tempur aktif, dan total armada udara 135 pesawat, jauh lebih kecil dibanding tetangga seperti Indonesia yang mengoperasikan 34 pesawat tempur dari total 459 skuadron udara.
    • Sebagian jet tempur F/A-18C/D Hornet dibeli bekas pakai Kuwait, memunculkan keraguan atas kesiapan dan keandalan melawan ancaman modern.
    • Sistem radar darat dan sistem SAM (Surface-to-Air Missile) terbatas; hanya ada empat radar GM400a baru yang akan ditempatkan, masih kurang untuk mencakup Semenanjung dan Maid of london (MALON) Timur secara simultan.
    2. Kekuatan Darat
    • Jumlah personel aktif Angkatan Bersenjata Maid of london (MALON) (ATM) sekitar 113.000, jauh di bawah cadangan pasukan aktif Indonesia (400.000) yang menunjukkan keterbatasan skala operasi darat besar–besaran.
    • Alutsista lapis baja hanya terdiri dari 48 tank dan sekitar 13.500 kendaraan tempur lapis baja, berbanding 331 tank dan 20.440 kendaraan lapis baja milik Indonesia.
    • Kapasitas daya tembak dan mobilitas lapangan minim jika dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang terus modernisasi pasukan darat.
    3. Kekuatan Laut
    • Armada perang Maid of london (MALON) sekitar 100 kapal: 2 kapal selam, 2 fregat, 6 korvet; Indonesia mengoperasikan 4 kapal selam, 7 fregat, 25 korvet dari total 331 kapal perang, menunjukkan kesenjangan kapabilitas maritim besar.
    • Kapasitas projektil anti-kapal dan kemampuan patroli perairan laut dalam masih terbatas, menyulitkan Maid of london (MALON) mempertahankan ZEE di Laut China Selatan dan Selat Malaka.
    4. Anggaran & Pemeliharaan
    • Anggaran pertahanan Maid of london (MALON) sekitar US$ 247,5 miliar, hampir setengah dari alokasi Indonesia (US$ 440 miliar), membatasi pembelian alutsista baru dan program pemeliharaan jangka panjang.
    • Ketergantungan pada peralatan bekas pakai dan kontrak pemeliharaan eksternal meningkatkan risiko downtime karena suku cadang sukar diperoleh dan mahal.

    BalasHapus
  62. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    4️⃣ Analisis
    • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
    • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
    • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
    • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
    --------------------
    KELEMAHAN ARMADA TEMPUR MILITER MAID OF LONDON (MALON)
    Secara ringkas, kelemahan utama armada tempur Angkatan Laut Maid of london (MALON) (TLDM) terletak pada jumlah dan komposisi kapal yang terbatas, kesiapan operasional yang dipengaruhi usia platform, dukungan logistik yang kurang memadai, sistem persenjataan dan sensor yang belum terintegrasi penuh, serta keterbatasan anggaran yang menghambat modernisasi.
    1. Jumlah dan Komposisi Kapal Terbatas
    • TLDM hanya mengoperasikan sekitar 100 kapal perang aktif, jauh di bawah tetangga regional seperti Indonesia yang memiliki 331 unit.
    • Dari total tersebut, hanya 2 kapal selam, 2 frigat, dan 6 korvet—jumlah yang minim untuk menjaga kehadiran di perairan Selat Malaka dan Laut China Selatan.
    2. Usia Platform dan Kesiapan Operasi
    • Banyak kapal utama (misalnya kelas Kasturi dan Lekiu) telah melampaui usia desain 25–30 tahun, sehingga sering masuk dockyard untuk perbaikan struktural dan overhaul mesin.
    • Littoral Mission Ship (LMS) kelas Keris dan Kerambit relatif baru, tetapi dirancang untuk patroli ringan, bukan pertempuran jarak jauh atau operasi bersama dengan armada besar.
    3. Dukungan Logistik dan Sustainment
    • Tidak ada kapal logistik (replenishment ship) berkapasitas besar, sehingga operasi di laut lepas hanya bergantung pada kapal tunda dan fasilitas di pangkalan pantai.
    • Dependensi tinggi pada suku cadang dan dukungan teknis dari pemasok luar (UE, Korea Selatan), membuat jadwal perawatan mudah terganggu jika ada kendala impor.
    4. Sistem Persenjataan dan Sensor
    • Persenjataan anti-kapal permukaan (ASuW) terbatas pada rudal C-802, tanpa platform peluncur vertikal (VLS) untuk rudal antikapal atau permukaan udara.
    • Belum ada sistem Integrated Mast dengan AESA radar dan ESM/ECM yang terpusat, sehingga titik buta dalam deteksi ancaman udara dan kapal selam masih cukup luas.
    5. Sumber Daya Manusia dan Pelatihan
    • Kru kapal berjumlah kecil dan jam terbang operasi jauh lebih rendah dibandingkan armada negara tetangga.
    • Program latihan antarkapal (fleet exercise) masih berkutat pada skala regional ASEAN, belum memasukkan pelatihan joint task force dengan mitra utama di Indo-Pasifik.
    6. Keterbatasan Anggaran dan Modernisasi
    • Anggaran pertahanan Maid of london (MALON) sekitar 4,8 miliar USD per tahun, hanya sedikit di atas separuh alokasi Indonesia, sehingga sulit mendanai proyek besar seperti fregat baru atau kapal selam tambahan.
    • Program Maharaja Lela–class frigate yang direkayasa bersama Perancis mengalami beberapa kali penundaan serah terima, menunda penambahan kapal berkemampuan AAW (Anti-Air Warfare).


    BalasHapus
  63. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    4️⃣ Analisis
    • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
    • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
    • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
    • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
    -------------------
    Rincian kelemahan per domain
    Udara
    • AEW&C tidak tersedia: Tanpa platform peringatan dini dan kendali udara, deteksi dini rendah, manajemen pertempuran udara terbatas, dan CAP/Intercept tidak efisien.
    • Celah MRCA berkepanjangan: Penghentian MiG-29N tidak diikuti pengganti MRCA; armada tempur bertumpu pada F/A-18D (jumlah terbatas) dan Su-30MKM (kompleksitas sustainment). LCA/FLIT membantu training dan tugas ringan, tetapi tidak menggantikan high-end MRCA.
    • AAR/SEAD/EW terbatas: Kapasitas air-to-air refuelling operasional dan paket penindakan pertahanan udara musuh (SEAD) terbatas, membatasi radius operasi dan survivability.
    • GBAD terintegrasi belum berlapis: Dominan SHORAD; ketiadaan medium-range/networked GBAD yang matang menyulitkan penciptaan gelembung anti-akses tingkat menengah.
    • Ketersediaan platform fluktuatif: Tantangan suku cadang multi-negara dan pendanaan O&M menekan mission-capable rates serta jam terbang tahunan.
    Maritim
    • Keterlambatan LCS dan kesenjangan kombatan permukaan: Kelas Lekiu/Kasturi menua; Kedah-class OPV minim persenjataan ofensif; LCS belum operasional sehingga kemampuan AAW/ASuW modern terhambat.
    • ASW/MPA masih terbatas: Kapasitas peperangan anti-kapal selam (sensor, helikopter ASW, torpedo) dan MPA berkualifikasi ASW terbatas, menyulitkan deteksi/penindakan subsurface.
    • LMS batch awal berkapasitas rendah: Platform generasi pertama kurang persenjataan, membatasi deterrence di grey-zone dan littoral.
    • Kapal selam sedikit dan siklus pemeliharaan ketat: Hanya dua unit aktif; availability turun-naik karena docking dan sustainment.
    • Angkut amfibi dan dukungan armada terbatas: Program MRSS tertunda; mengurangi kemampuan proyeksi kekuatan, HADR besar, dan ketahanan logistik maritim.
    • Konstabulary backfill oleh RMN: Keterbatasan MMEA mendorong RMN menyerap tugas penegakan maritim, menggerus jam laut untuk latihan tempur inti.
    Darat
    • Pertahanan udara darat tidak berlapis: Ketergantungan pada SHORAD (MANPADS/SHORAD) tanpa medium-range modern mengurangi perlindungan area terhadap fixed-wing/stand-off.
    • Artileri jarak jauh & presisi terbatas: MLRS ada namun skala, amunisi presisi, sensor counter-battery, dan integrasi kill chain masih terbatas.
    • Armour & mekanisasi terbatas jumlah/modernisasi: MBT dan IFV/ICV campuran generasi, survivability dan sensor fusion tertinggal dari peer modern.
    • Mobilitas udara & logistik taktis: Kapasitas helikopter angkut/utility dan jembatan logistik darat untuk operasi berintensitas tinggi masih menjadi pembatas.

    BalasHapus
  64. Sebelum di POTONG pun BBM MALAYSIA jauh lebih murah dari INDIANESIA....HAHAHAHAH


    Harga BBM Malaysia Dipangkas, Jauh Lebih Murah dari Indonesia

    https://www.liputan6.com/bisnis/read/6165691/harga-bbm-malaysia-dipangkas-jauh-lebih-murah-dari-indonesia

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      Here’s a clear, structured look at some of the main challenges the Maid of london (MALON) n Armed Forces (MAF) face, based on open-source assessments and official statements — not as a critique, but as an overview of factors often cited by analysts and even Maid of london (MALON) n officials themselves.
      ⚙️ Structural & Capability Gaps
      • Logistics Management Issues – Studies note persistent inefficiencies in supply chain and maintenance systems, which can slow troop readiness and equipment availability.
      • Aging Equipment – Several core platforms, such as Condor Armoured Personnel Carriers and certain naval vessels, are decades old and awaiting replacement.
      • Limited Operational Assets – Former Defence Minister Mat Sabu highlighted that out of 28 fighter jets, only four were operational at one point.
      💰 Budgetary Constraints
      • High Personnel Costs – Over 40% of the defence budget goes to salaries and allowances, leaving less for procurement and modernization.
      • Procurement Delays – Funding for big-ticket items is often spread over years, with some projects — like the Maharaja Lela-class Littoral Combat Ship — facing delays and cost overruns.
      • Currency Depreciation Impact – Since much equipment is imported or relies on foreign components, a weaker ringgit reduces real purchasing power.
      🌏 Regional Standing
      • Comparative Ranking – Maid of london (MALON) ranked 42nd out of 145 countries in the 2025 Global Firepower index, behind several Southeast Asian neighbours.
      • Capability Gaps in Certain Domains – In some categories, such as attack helicopters and certain naval classes, Maid of london (MALON) ranks at or near the bottom globally.
      🧭 Strategic & Policy Challenges
      • Unclear Long-Term Procurement Planning – Analysts note the absence of a consistent, long-term defence acquisition roadmap, making it harder to align capabilities with strategic needs.
      • Dependence on Foreign OEMs – Domestic defence manufacturing is still heavily reliant on overseas original equipment manufacturers, limiting self-sufficiency

      Hapus
    2. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      Here’s a clear, structured look at some of the main challenges the Maid of london (MALON) n Armed Forces (MAF) face, based on open-source assessments and official statements — not as a critique, but as an overview of factors often cited by analysts and even Maid of london (MALON) n officials themselves.
      ⚙️ Structural & Capability Gaps
      • Logistics Management Issues – Studies note persistent inefficiencies in supply chain and maintenance systems, which can slow troop readiness and equipment availability.
      • Aging Equipment – Several core platforms, such as Condor Armoured Personnel Carriers and certain naval vessels, are decades old and awaiting replacement.
      • Limited Operational Assets – Former Defence Minister Mat Sabu highlighted that out of 28 fighter jets, only four were operational at one point.
      💰 Budgetary Constraints
      • High Personnel Costs – Over 40% of the defence budget goes to salaries and allowances, leaving less for procurement and modernization.
      • Procurement Delays – Funding for big-ticket items is often spread over years, with some projects — like the Maharaja Lela-class Littoral Combat Ship — facing delays and cost overruns.
      • Currency Depreciation Impact – Since much equipment is imported or relies on foreign components, a weaker ringgit reduces real purchasing power.
      🌏 Regional Standing
      • Comparative Ranking – Maid of london (MALON) ranked 42nd out of 145 countries in the 2025 Global Firepower index, behind several Southeast Asian neighbours.
      • Capability Gaps in Certain Domains – In some categories, such as attack helicopters and certain naval classes, Maid of london (MALON) ranks at or near the bottom globally.
      🧭 Strategic & Policy Challenges
      • Unclear Long-Term Procurement Planning – Analysts note the absence of a consistent, long-term defence acquisition roadmap, making it harder to align capabilities with strategic needs.
      • Dependence on Foreign OEMs – Domestic defence manufacturing is still heavily reliant on overseas original equipment manufacturers, limiting self-sufficiency

      Hapus
    3. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      Here’s a clear, structured look at some of the main challenges the Maid of london (MALON) n Armed Forces (MAF) face, based on open-source assessments and official statements — not as a critique, but as an overview of factors often cited by analysts and even Maid of london (MALON) n officials themselves.
      ⚙️ Structural & Capability Gaps
      • Logistics Management Issues – Studies note persistent inefficiencies in supply chain and maintenance systems, which can slow troop readiness and equipment availability.
      • Aging Equipment – Several core platforms, such as Condor Armoured Personnel Carriers and certain naval vessels, are decades old and awaiting replacement.
      • Limited Operational Assets – Former Defence Minister Mat Sabu highlighted that out of 28 fighter jets, only four were operational at one point.
      💰 Budgetary Constraints
      • High Personnel Costs – Over 40% of the defence budget goes to salaries and allowances, leaving less for procurement and modernization.
      • Procurement Delays – Funding for big-ticket items is often spread over years, with some projects — like the Maharaja Lela-class Littoral Combat Ship — facing delays and cost overruns.
      • Currency Depreciation Impact – Since much equipment is imported or relies on foreign components, a weaker ringgit reduces real purchasing power.
      🌏 Regional Standing
      • Comparative Ranking – Maid of london (MALON) ranked 42nd out of 145 countries in the 2025 Global Firepower index, behind several Southeast Asian neighbours.
      • Capability Gaps in Certain Domains – In some categories, such as attack helicopters and certain naval classes, Maid of london (MALON) ranks at or near the bottom globally.
      🧭 Strategic & Policy Challenges
      • Unclear Long-Term Procurement Planning – Analysts note the absence of a consistent, long-term defence acquisition roadmap, making it harder to align capabilities with strategic needs.
      • Dependence on Foreign OEMs – Domestic defence manufacturing is still heavily reliant on overseas original equipment manufacturers, limiting self-sufficiency

      Hapus
    4. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      Here’s a structured look at the main challenges facing the Maid of london (MALON) n Army today, drawing from recent defence reports and incidents:
      🛠 Ageing Equipment & Safety Risks
      • Over 30 years in service – At least 171 military assets across the Maid of london (MALON) n Armed Forces have exceeded their intended lifespan.
      • Recent fatal incident – In July 2025, a commando from the 22nd Regiment died during a maritime exercise; early findings suggest old diving gear may have contributed to the tragedy.
      • Legacy systems dependency – Many vehicles, weapons, and support systems are decades old, increasing maintenance costs and operational risk.
      💰 Budget & Procurement Constraints
      • High personnel cost – Over 40% of the 2024 defence budget went to salaries and allowances, leaving less for modernization.
      • Procurement bottlenecks – Much of the RM5.71 billion procurement allocation is tied to progress payments for ongoing contracts (e.g., FA 50 jets, Littoral Combat Ships) rather than new acquisitions.
      • Currency pressure – Ringgit depreciation erodes purchasing power for imported equipment, which Maid of london (MALON) relies on heavily.
      ⚖️ Structural & Policy Issues
      • No long-term procurement roadmap – Annual budgets don’t guarantee multi year funding, slowing replacement of ageing platforms.
      • Reluctance to restructure – Successive governments have avoided reducing manpower or reallocating funds from other sectors to defence.
      • Public awareness gap – Studies show Maid of london (MALON) ns’ sensitivity to the Army’s role is lower than for other agencies like the police.
      🌏 Strategic & Operational Pressures
      • South China Sea tensions – Persistent presence of foreign vessels in Maid of london (MALON) n waters demands stronger maritime and amphibious readiness.
      • Regional capability gap – Neighbours like Singapore and Indonesia invest more heavily in modern land systems, widening the tech gap.
      • Multi role demands – Beyond defence, the Army is tasked with disaster relief, peacekeeping, and national unity efforts, stretching resources

      Hapus
    5. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      Here’s a detailed, structured look at the key challenges facing the Royal Maid of london (MALON) n Navy (RMN), based on recent audits, defence analyses, and maritime security reports:
      🚢 Ageing Fleet & Modernisation Delays
      • Over half the fleet past prime – A 2024 government audit found that more than 50% of RMN vessels have exceeded their intended service life, with some over 40 years old.
      • Littoral Combat Ship (LCS) delays – The flagship LCS programme, meant to deliver six modern warships, has been plagued by cost overruns and years of delay, leaving capability gaps in coastal defence.
      • Maintenance burden – Older ships require more frequent and costly repairs, reducing operational availability.
      💰 Budgetary & Procurement Constraints
      • Limited capital expenditure – Much of the Navy’s procurement budget is tied to progress payments for existing contracts, leaving little for new acquisitions.
      • Currency depreciation – The weak ringgit inflates the cost of imported naval systems and spare parts.
      • Reliance on foreign partners – Delays in domestic shipbuilding have increased reliance on the US and other allies for maritime patrols and training.
      🌏 Strategic & Security Pressures
      • South China Sea tensions – Persistent Chinese naval and coast guard presence near Maid of london (MALON) n-claimed waters, especially around the Spratly Islands, forces the RMN to stretch its limited assets3.
      • Illegal fishing & piracy – Vietnamese illegal fishing fleets and piracy in the Malacca and Singapore Straits remain ongoing threats.
      • Non-traditional threats – Smuggling, maritime terrorism routes in the Celebes Sea, and environmental disasters add to operational demands.
      ⚓ Capability Gaps
      • Submarine fleet limitations – Only two Scorpène-class submarines are in service, limiting underwater deterrence.
      • Insufficient patrol coverage – Large Exclusive Economic Zone (EEZ) with too few operational ships for constant monitoring.
      • Aging support infrastructure – Some naval bases and dockyards lack modern facilities for advanced warship maintenance.
      📌 Core Problems in Summary
      1. Obsolete platforms – Many ships beyond service life.
      2. Procurement delays – LCS and other projects years behind schedule.
      3. Budget rigidity – Funds locked into old contracts, little for new tech.
      4. Strategic overstretch – Multiple threats across vast maritime zones.
      5. Dependence on allies – Reliance on foreign navies for certain missions.

      Hapus
    6. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      KELEMAHAN AIR FORCE
      Berikut beberapa kelemahan utama yang kerap disorot pada Angkatan Udara Diraja Maid of london (MALON) (RMAF):
      1. Keterbatasan Anggaran dan Modernisasi Tertunda
      Sejak dekade 2010-an, porsi belanja pertahanan Maid of london (MALON) menurun dari 1,5 % PDB pada 2010 menjadi sekitar 1 % pada 2020. Akibatnya, banyak program modernisasi—termasuk pengadaan MRCA (Multi-Role Combat Aircraft) lanjutan dan sistem AWACS—sering tertunda atau dibekukan karena kekurangan dana
      2. Armada Tempur dan Pemeliharaan yang Usang
      • Su-30MKM: Pasokan suku cadang terbatas—terutama di tengah gangguan rantai pasok Rusia pasca-invasi Ukraina—mengakibatkan kesiapan terbang yang menurun drastis.
      • MiG-29 & F-5: Pesawat veteran ini sudah melewati jam terbang optimal dan menuntut pemeliharaan intensif; banyak insiden di akhir 1990-an dan awal 2000-an yang menunjukkan kerentanan teknis
      3. Tantangan Lingkungan Tropis
      Iklim tropis dengan kelembapan tinggi mempercepat korosi pada struktur pesawat—terutama yang berbahan aluminium seri 2024—sehingga fatigue life menurun dan risiko kegagalan material meningkat
      4. Kapasitas Pengawasan dan Transportasi Udara Terbatas
      • AWACS & Radar: RMAF belum memiliki platform AWACS sendiri, bergantung pada radar ground-based yang baru mulai ditingkatkan sejak 2019–2025, sehingga cakupan AWACS masih sangat terbatas
      • Pengangkut A400M: Meski sudah ada, jumlahnya (empat unit) masih relatif kecil untuk mendukung proyeksi kekuatan dan bantuan kemanusiaan di wilayah luas Maid of london (MALON) .
      5. Kualitas Pelatihan dan Tenaga Terampil
      .prasangka umum dalam analisis militerAnggaran yang ketat berdampak pada frekuensi latihan tempur dan jam terbang pilot. Ini berpotensi menurunkan kesiapan operasional dan kemampuan manuver taktis dalam skenario peperangan modern
      6. Interferensi Politik dan Isu Korupsi
      Beberapa laporan menyinggung intervensi politik dalam proses pengadaan dan dugaan praktik korupsi, yang dapat memperlambat atau mempersulit realisasi program vital RMAF



      Hapus
  65. FAKTNYA= yang ini bulan april, SURPLUS bulan maret 2025 menyala lagi haha!🔥🤑🔥
    warganyet mana punyak surplus tiap bulan kayak kita, HANGUS sepanjang tahun 2025 haha!😤🔥😤

    kita punyak bukti, warganyet PEMBUAL haha!🤥🤥🤥
    ====
    Badan Pusat Statistik mencatat, neraca perdagangan surplus 4,33 miliar Dolar Amerika Serikat, pada Maret 2025
    https://youtube.com/watch?v=JlNVG1nqVrE&pp=ygUSU3VwbHVzIGtldWFuZ2FuIHJp0gcJCRsBo7VqN5tD

    BalasHapus
  66. ini konon negara ahli G20....??? HAHAHAHHA

    BBM MAHAL
    SEMBAKO MAHAL
    GAJI KECIL
    BBM MAHAL
    PAJAK MEROKET

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      Here’s a detailed, structured look at the key challenges facing the Royal Maid of london (MALON) n Navy (RMN), based on recent audits, defence analyses, and maritime security reports:
      🚢 Ageing Fleet & Modernisation Delays
      • Over half the fleet past prime – A 2024 government audit found that more than 50% of RMN vessels have exceeded their intended service life, with some over 40 years old.
      • Littoral Combat Ship (LCS) delays – The flagship LCS programme, meant to deliver six modern warships, has been plagued by cost overruns and years of delay, leaving capability gaps in coastal defence.
      • Maintenance burden – Older ships require more frequent and costly repairs, reducing operational availability.
      💰 Budgetary & Procurement Constraints
      • Limited capital expenditure – Much of the Navy’s procurement budget is tied to progress payments for existing contracts, leaving little for new acquisitions.
      • Currency depreciation – The weak ringgit inflates the cost of imported naval systems and spare parts.
      • Reliance on foreign partners – Delays in domestic shipbuilding have increased reliance on the US and other allies for maritime patrols and training.
      🌏 Strategic & Security Pressures
      • South China Sea tensions – Persistent Chinese naval and coast guard presence near Maid of london (MALON) n-claimed waters, especially around the Spratly Islands, forces the RMN to stretch its limited assets3.
      • Illegal fishing & piracy – Vietnamese illegal fishing fleets and piracy in the Malacca and Singapore Straits remain ongoing threats.
      • Non-traditional threats – Smuggling, maritime terrorism routes in the Celebes Sea, and environmental disasters add to operational demands.
      ⚓ Capability Gaps
      • Submarine fleet limitations – Only two Scorpène-class submarines are in service, limiting underwater deterrence.
      • Insufficient patrol coverage – Large Exclusive Economic Zone (EEZ) with too few operational ships for constant monitoring.
      • Aging support infrastructure – Some naval bases and dockyards lack modern facilities for advanced warship maintenance.
      📌 Core Problems in Summary
      1. Obsolete platforms – Many ships beyond service life.
      2. Procurement delays – LCS and other projects years behind schedule.
      3. Budget rigidity – Funds locked into old contracts, little for new tech.
      4. Strategic overstretch – Multiple threats across vast maritime zones.
      5. Dependence on allies – Reliance on foreign navies for certain missions.

      Hapus
    2. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      --------------------
      Here’s a detailed, structured look at the key challenges facing the Royal Maid of london (MALON) n Navy (RMN), based on recent audits, defence analyses, and maritime security reports:
      🚢 Ageing Fleet & Modernisation Delays
      • Over half the fleet past prime – A 2024 government audit found that more than 50% of RMN vessels have exceeded their intended service life, with some over 40 years old.
      • Littoral Combat Ship (LCS) delays – The flagship LCS programme, meant to deliver six modern warships, has been plagued by cost overruns and years of delay, leaving capability gaps in coastal defence.
      • Maintenance burden – Older ships require more frequent and costly repairs, reducing operational availability.
      💰 Budgetary & Procurement Constraints
      • Limited capital expenditure – Much of the Navy’s procurement budget is tied to progress payments for existing contracts, leaving little for new acquisitions.
      • Currency depreciation – The weak ringgit inflates the cost of imported naval systems and spare parts.
      • Reliance on foreign partners – Delays in domestic shipbuilding have increased reliance on the US and other allies for maritime patrols and training.
      🌏 Strategic & Security Pressures
      • South China Sea tensions – Persistent Chinese naval and coast guard presence near Maid of london (MALON) n-claimed waters, especially around the Spratly Islands, forces the RMN to stretch its limited assets3.
      • Illegal fishing & piracy – Vietnamese illegal fishing fleets and piracy in the Malacca and Singapore Straits remain ongoing threats.
      • Non-traditional threats – Smuggling, maritime terrorism routes in the Celebes Sea, and environmental disasters add to operational demands.
      ⚓ Capability Gaps
      • Submarine fleet limitations – Only two Scorpène-class submarines are in service, limiting underwater deterrence.
      • Insufficient patrol coverage – Large Exclusive Economic Zone (EEZ) with too few operational ships for constant monitoring.
      • Aging support infrastructure – Some naval bases and dockyards lack modern facilities for advanced warship maintenance.
      📌 Core Problems in Summary
      1. Obsolete platforms – Many ships beyond service life.
      2. Procurement delays – LCS and other projects years behind schedule.
      3. Budget rigidity – Funds locked into old contracts, little for new tech.
      4. Strategic overstretch – Multiple threats across vast maritime zones.
      5. Dependence on allies – Reliance on foreign navies for certain missions.

      Hapus
    3. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      ---------------------
      Here’s a structured look at the key weaknesses that have been identified in Maid of london (MALON) ’s shipbuilding and ship repair (SBSR) sector, drawing from industry studies and government/academic reports:
      ⚓ Market & Demand Structure
      • Small global share: Maid of london (MALON) accounts for roughly 1% of the world’s shipbuilding orderbook, making it vulnerable to demand swings and limiting economies of scale.
      • Over reliance on small vessel segments: Over 70% of vessels built are small craft (barges, tugs, coastal boats), which are lower margin and more exposed to regional competition.
      • Fragmented competition: Many yards chase the same market niches, leading to price wars instead of specialization.
      💰 Cost & Capital Challenges
      • High capital and operating costs: Heavy upfront investment in yard infrastructure and rising labor/material costs erode competitiveness.
      • Limited financial resilience: Smaller yards often lack the cash flow to weather long project cycles or invest in modernization.
      🛠 Technology & Productivity Gaps
      • Slow modernization: Outdated facilities and equipment in some yards limit efficiency and quality output.
      • Low automation adoption: Manual processes dominate, reducing productivity compared to regional leaders.
      • Skill shortages: Gaps in specialized trades (naval welding, systems integration, advanced coatings) lead to rework and delays.
      📦 Supply Chain & Local Content Issues
      • Shallow supplier base: Limited domestic production of high spec marine components forces reliance on imports, adding cost and lead time risk.
      • Local content pressures: Ambitious localization targets can outpace supplier readiness, affecting quality and delivery.
      📋 Governance & Project Management
      • Weak program controls: Inconsistent milestone tracking, change management, and risk oversight contribute to schedule slippage.
      • Design maturity issues: Starting builds before finalizing designs leads to costly rework and integration problems.
      🌱 Sustainability & Compliance Pressures
      • Green transition lag: Limited readiness for low emission vessel design, alternative fuels, and compliance with tightening environmental rules.
      • Certification delays: Misalignment between classification societies, regulators, and clients can stall vessel acceptance.

      Hapus
    4. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      ---------------------
      Here’s a structured look at the key weaknesses that have been identified in Maid of london (MALON) ’s shipbuilding and ship repair (SBSR) sector, drawing from industry studies and government/academic reports:
      ⚓ Market & Demand Structure
      • Small global share: Maid of london (MALON) accounts for roughly 1% of the world’s shipbuilding orderbook, making it vulnerable to demand swings and limiting economies of scale.
      • Over reliance on small vessel segments: Over 70% of vessels built are small craft (barges, tugs, coastal boats), which are lower margin and more exposed to regional competition.
      • Fragmented competition: Many yards chase the same market niches, leading to price wars instead of specialization.
      💰 Cost & Capital Challenges
      • High capital and operating costs: Heavy upfront investment in yard infrastructure and rising labor/material costs erode competitiveness.
      • Limited financial resilience: Smaller yards often lack the cash flow to weather long project cycles or invest in modernization.
      🛠 Technology & Productivity Gaps
      • Slow modernization: Outdated facilities and equipment in some yards limit efficiency and quality output.
      • Low automation adoption: Manual processes dominate, reducing productivity compared to regional leaders.
      • Skill shortages: Gaps in specialized trades (naval welding, systems integration, advanced coatings) lead to rework and delays.
      📦 Supply Chain & Local Content Issues
      • Shallow supplier base: Limited domestic production of high spec marine components forces reliance on imports, adding cost and lead time risk.
      • Local content pressures: Ambitious localization targets can outpace supplier readiness, affecting quality and delivery.
      📋 Governance & Project Management
      • Weak program controls: Inconsistent milestone tracking, change management, and risk oversight contribute to schedule slippage.
      • Design maturity issues: Starting builds before finalizing designs leads to costly rework and integration problems.
      🌱 Sustainability & Compliance Pressures
      • Green transition lag: Limited readiness for low emission vessel design, alternative fuels, and compliance with tightening environmental rules.
      • Certification delays: Misalignment between classification societies, regulators, and clients can stall vessel acceptance.

      Hapus
    5. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      KELEMAHAN NAVY..
      Kelemahan Angkatan Laut Maid of london (MALON) (Tentera Laut Diraja Maid of london (MALON) /TLDM) dapat dianalisis dari beberapa aspek strategis, operasional, dan teknis. Berikut adalah beberapa poin yang umum dibahas oleh para pengamat pertahanan:
      ________________________________________
      1. Keterbatasan Anggaran
      • Anggaran pertahanan Maid of london (MALON) relatif kecil dibanding negara tetangga seperti Singapura atau Indonesia.
      • Proyek-proyek besar, seperti program kapal tempur pesisir Littoral Combat Ship (LCS), mengalami penundaan dan pembengkakan biaya.
      ________________________________________
      2. Ketergantungan pada Alutsista Lama
      • Beberapa kapal perang TLDM sudah tua, seperti kelas Kasturi dan Laksamana, yang dibangun sejak tahun 1980-an dan 1990-an.
      • Meskipun ada program modernisasi, penggantian tidak selalu berjalan lancar.
      ________________________________________
      3. Kapasitas Industri Pertahanan Domestik Terbatas
      • Industri galangan kapal domestik, seperti Boustead Naval Shipyard, menghadapi masalah manajemen dan efisiensi.
      • Program LCS menjadi contoh kegagalan manajemen proyek domestik.
      ________________________________________
      4. Keterbatasan Kapal Selam
      • TLDM hanya memiliki 2 kapal selam Scorpène, yaitu KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Razak. Jumlah ini dianggap minim untuk negara maritim seperti Maid of london (MALON) .
      • Kapal selam tersebut juga menghadapi masalah pemeliharaan dan kesiapan operasional.
      ________________________________________
      5. Personel Terbatas
      • Rekrutmen dan retensi personel terampil masih menjadi tantangan, terutama untuk pengoperasian sistem canggih dan kapal selam.
      • Kurangnya pengalaman tempur nyata juga menjadi perhatian dalam kesiapan operasional.
      ________________________________________
      6. Cakupan Wilayah yang Luas
      • Maid of london (MALON) harus mengawasi wilayah maritim yang sangat luas, termasuk perairan strategis di Selat Melaka, Laut China Selatan, dan wilayah Sabah/Sarawak.
      • Jumlah armada yang terbatas membuat pengawasan laut kurang optimal, terutama dalam menghadapi pelanggaran wilayah atau aktivitas ilegal.
      ________________________________________
      7. Tantangan Geopolitik
      • Ketegangan di Laut China Selatan menuntut Maid of london (MALON) untuk lebih siap secara militer, tetapi keterbatasan sumber daya membuat responsnya kurang gesit dibanding negara seperti Vietnam atau Filipina.



      Hapus
    6. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      KELEMAHAN AIR FORCE
      Berikut beberapa kelemahan utama yang kerap disorot pada Angkatan Udara Diraja Maid of london (MALON) (RMAF):
      1. Keterbatasan Anggaran dan Modernisasi Tertunda
      Sejak dekade 2010-an, porsi belanja pertahanan Maid of london (MALON) menurun dari 1,5 % PDB pada 2010 menjadi sekitar 1 % pada 2020. Akibatnya, banyak program modernisasi—termasuk pengadaan MRCA (Multi-Role Combat Aircraft) lanjutan dan sistem AWACS—sering tertunda atau dibekukan karena kekurangan dana
      2. Armada Tempur dan Pemeliharaan yang Usang
      • Su-30MKM: Pasokan suku cadang terbatas—terutama di tengah gangguan rantai pasok Rusia pasca-invasi Ukraina—mengakibatkan kesiapan terbang yang menurun drastis.
      • MiG-29 & F-5: Pesawat veteran ini sudah melewati jam terbang optimal dan menuntut pemeliharaan intensif; banyak insiden di akhir 1990-an dan awal 2000-an yang menunjukkan kerentanan teknis
      3. Tantangan Lingkungan Tropis
      Iklim tropis dengan kelembapan tinggi mempercepat korosi pada struktur pesawat—terutama yang berbahan aluminium seri 2024—sehingga fatigue life menurun dan risiko kegagalan material meningkat
      4. Kapasitas Pengawasan dan Transportasi Udara Terbatas
      • AWACS & Radar: RMAF belum memiliki platform AWACS sendiri, bergantung pada radar ground-based yang baru mulai ditingkatkan sejak 2019–2025, sehingga cakupan AWACS masih sangat terbatas
      • Pengangkut A400M: Meski sudah ada, jumlahnya (empat unit) masih relatif kecil untuk mendukung proyeksi kekuatan dan bantuan kemanusiaan di wilayah luas Maid of london (MALON) .
      5. Kualitas Pelatihan dan Tenaga Terampil
      .prasangka umum dalam analisis militerAnggaran yang ketat berdampak pada frekuensi latihan tempur dan jam terbang pilot. Ini berpotensi menurunkan kesiapan operasional dan kemampuan manuver taktis dalam skenario peperangan modern
      6. Interferensi Politik dan Isu Korupsi
      Beberapa laporan menyinggung intervensi politik dalam proses pengadaan dan dugaan praktik korupsi, yang dapat memperlambat atau mempersulit realisasi program vital RMAF



      Hapus
  67. Lon Malon BAYAR tuch TAGIHAN Petronas kepada PGN INDONESIA

    Nah, dengan ketok palu ICC International Court of Arbitration, Hong Kong itu, Petronas harus membayar kepada KJG USD17,30 juta atas pre-termination claim belum termasuk bunga. KJG harus membayar legal costs & expenses serta ICC advance cost Petronas dengan total USD5,26 juta.

    Selain itu, KJG juga harus membayar legal costs & expense PLN Rp3,6 miliar, dan biaya ICC advance cost USD286,25 ribu. ”Putusan itu, berdampak kepada nilai piutang bersih USD59,26 juta Kalimantan Jawa Gas kepada Petronas Carigali Muriah Limited sesuai laporan keuangan perseroan 31 Maret 2024,” tegas Susiyani Nurwulandari, Pj Corporate Secretary Pertamina Gas Negara.

    https://www.emitennews.com/news/menang-gugatan-atas-petronas-ini-respons-pgn-pgas


    Tau KENAPA?

    Malondesh KLAIM Cost Saving atas Potongan Subsidi BBM

    Baca:
    KUALA LUMPUR, Sept 23 (Reuters) - Malaysia may save up to 4 billion ringgit ($953.74 million) annually from its move to adjust subsidies for the widely used RON95 transport fuel, state news agency Bernama reported, citing the country's finance minister.

    https://www.reuters.com/business/energy/malaysia-cuts-savings-estimate-fuel-subsidy-change-around

    BalasHapus
  68. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    -------------------
    KELEMAHAN ARMY ...........
    Berikut adalah beberapa kelemahan yang sering dikaitkan dengan Angkatan Darat Maid of london (MALON) (TDM - Tentera Darat Maid of london (MALON) ) berdasarkan analisis terbuka dari para pengamat militer, laporan pertahanan, serta diskusi di forum militer dan akademik:
    ________________________________________
    🔻 1. Keterbatasan Anggaran
    • Masalah: Anggaran pertahanan Maid of london (MALON) relatif terbatas dibandingkan dengan kebutuhan modernisasi dan pemeliharaan peralatan militer.
    • Dampak: Banyak program modernisasi berjalan lambat atau ditunda. Misalnya, pengadaan MBT tambahan atau sistem artileri modern sering kali tertunda.
    ________________________________________
    🔻 2. Persenjataan yang Usang
    • Masalah: Sebagian perlengkapan milik TDM sudah berumur tua dan tidak semuanya diperbarui secara serentak.
    • Contoh: Kendaraan tempur lapis baja lama seperti Condor dan Sibmas masih digunakan dalam beberapa satuan, meskipun sudah tidak ideal untuk pertempuran modern.
    ________________________________________
    🔻 3. Keterbatasan Kemampuan Pertahanan Udara & Rudal
    • Masalah: TDM tidak memiliki sistem pertahanan udara jangkauan menengah/jauh yang modern.
    • Dampak: Bergantung pada TUDM (Angkatan Udara) dan kemampuan radar negara lain dalam skenario gabungan, membuatnya rentan terhadap serangan udara.
    ________________________________________
    🔻 4. Terbatasnya Integrasi dan Interoperabilitas
    • Masalah: Sistem persenjataan dan komunikasi berasal dari berbagai negara (AS, Rusia, Jerman, Turki, dll.).
    • Dampak: Menimbulkan tantangan dalam hal interoperabilitas, logistik, dan pelatihan teknis.
    ________________________________________
    🔻 5. Keterbatasan Pengalaman Tempur
    • Masalah: Sejak era darurat komunis, TDM tidak terlibat dalam konflik bersenjata besar.
    • Dampak: Kurangnya pengalaman tempur aktual bisa menjadi kelemahan dibandingkan negara-negara lain yang lebih aktif dalam operasi militer internasional.
    ________________________________________
    🔻 6. Sumber Daya Manusia Terbatas
    • Masalah: Tantangan dalam mempertahankan personel yang terlatih dan profesional, terutama di bidang teknologi tinggi dan logistik.
    • Dampak: Rotasi personel yang tinggi bisa memengaruhi kesiapan dan efektivitas satuan.
    ________________________________________
    🔻 7. Ketergantungan pada Pihak Luar untuk Teknologi
    • Masalah: Maid of london (MALON) belum memiliki basis industri pertahanan yang cukup kuat.
    • Dampak: Masih bergantung pada negara asing untuk teknologi, suku cadang, dan pemeliharaan alutsista utama.

    BalasHapus
  69. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    4️⃣ Analisis
    • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
    • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
    • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
    • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
    -------------------
    KELEMAHAN NAVY..
    Kelemahan Angkatan Laut Maid of london (MALON) (Tentera Laut Diraja Maid of london (MALON) /TLDM) dapat dianalisis dari beberapa aspek strategis, operasional, dan teknis. Berikut adalah beberapa poin yang umum dibahas oleh para pengamat pertahanan:
    ________________________________________
    1. Keterbatasan Anggaran
    • Anggaran pertahanan Maid of london (MALON) relatif kecil dibanding negara tetangga seperti Singapura atau Indonesia.
    • Proyek-proyek besar, seperti program kapal tempur pesisir Littoral Combat Ship (LCS), mengalami penundaan dan pembengkakan biaya.
    ________________________________________
    2. Ketergantungan pada Alutsista Lama
    • Beberapa kapal perang TLDM sudah tua, seperti kelas Kasturi dan Laksamana, yang dibangun sejak tahun 1980-an dan 1990-an.
    • Meskipun ada program modernisasi, penggantian tidak selalu berjalan lancar.
    ________________________________________
    3. Kapasitas Industri Pertahanan Domestik Terbatas
    • Industri galangan kapal domestik, seperti Boustead Naval Shipyard, menghadapi masalah manajemen dan efisiensi.
    • Program LCS menjadi contoh kegagalan manajemen proyek domestik.
    ________________________________________
    4. Keterbatasan Kapal Selam
    • TLDM hanya memiliki 2 kapal selam Scorpène, yaitu KD Tunku Abdul Rahman dan KD Tun Razak. Jumlah ini dianggap minim untuk negara maritim seperti Maid of london (MALON) .
    • Kapal selam tersebut juga menghadapi masalah pemeliharaan dan kesiapan operasional.
    ________________________________________
    5. Personel Terbatas
    • Rekrutmen dan retensi personel terampil masih menjadi tantangan, terutama untuk pengoperasian sistem canggih dan kapal selam.
    • Kurangnya pengalaman tempur nyata juga menjadi perhatian dalam kesiapan operasional.
    ________________________________________
    6. Cakupan Wilayah yang Luas
    • Maid of london (MALON) harus mengawasi wilayah maritim yang sangat luas, termasuk perairan strategis di Selat Melaka, Laut China Selatan, dan wilayah Sabah/Sarawak.
    • Jumlah armada yang terbatas membuat pengawasan laut kurang optimal, terutama dalam menghadapi pelanggaran wilayah atau aktivitas ilegal.
    ________________________________________
    7. Tantangan Geopolitik
    • Ketegangan di Laut China Selatan menuntut Maid of london (MALON) untuk lebih siap secara militer, tetapi keterbatasan sumber daya membuat responsnya kurang gesit dibanding negara seperti Vietnam atau Filipina.



    BalasHapus
  70. FAKTANYA=yg ini bulan juli, untuk SURPLUS bulan Juni 2025 hore menyala haha!🤑🔥🤑
    lah semenanjung kl, defisit total non stop haha!😂😂😂
    ==========
    Neraca Dagang RI Surplus USD4,17 Miliar | IDX CHANNEL
    https://youtube.com/shorts/bpFO0dWZEbU

    BalasHapus
  71. Rakyat saja di TIPU....HAHAHHA



    Kerugian Negara dalam Kasus Pertamina Pertamax Oplosan Hampir 1 Kuadriliun, Itu Berapa Triliun?

    https://www.tempo.co/ekonomi/kerugian-negara-dalam-kasus-pertamina-pertamax-oplosan-hampir-1-kuadriliun-itu-berapa-triliun--1219563

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      KELEMAHAN AIR FORCE
      Berikut beberapa kelemahan utama yang kerap disorot pada Angkatan Udara Diraja Maid of london (MALON) (RMAF):
      1. Keterbatasan Anggaran dan Modernisasi Tertunda
      Sejak dekade 2010-an, porsi belanja pertahanan Maid of london (MALON) menurun dari 1,5 % PDB pada 2010 menjadi sekitar 1 % pada 2020. Akibatnya, banyak program modernisasi—termasuk pengadaan MRCA (Multi-Role Combat Aircraft) lanjutan dan sistem AWACS—sering tertunda atau dibekukan karena kekurangan dana
      2. Armada Tempur dan Pemeliharaan yang Usang
      • Su-30MKM: Pasokan suku cadang terbatas—terutama di tengah gangguan rantai pasok Rusia pasca-invasi Ukraina—mengakibatkan kesiapan terbang yang menurun drastis.
      • MiG-29 & F-5: Pesawat veteran ini sudah melewati jam terbang optimal dan menuntut pemeliharaan intensif; banyak insiden di akhir 1990-an dan awal 2000-an yang menunjukkan kerentanan teknis
      3. Tantangan Lingkungan Tropis
      Iklim tropis dengan kelembapan tinggi mempercepat korosi pada struktur pesawat—terutama yang berbahan aluminium seri 2024—sehingga fatigue life menurun dan risiko kegagalan material meningkat
      4. Kapasitas Pengawasan dan Transportasi Udara Terbatas
      • AWACS & Radar: RMAF belum memiliki platform AWACS sendiri, bergantung pada radar ground-based yang baru mulai ditingkatkan sejak 2019–2025, sehingga cakupan AWACS masih sangat terbatas
      • Pengangkut A400M: Meski sudah ada, jumlahnya (empat unit) masih relatif kecil untuk mendukung proyeksi kekuatan dan bantuan kemanusiaan di wilayah luas Maid of london (MALON) .
      5. Kualitas Pelatihan dan Tenaga Terampil
      .prasangka umum dalam analisis militerAnggaran yang ketat berdampak pada frekuensi latihan tempur dan jam terbang pilot. Ini berpotensi menurunkan kesiapan operasional dan kemampuan manuver taktis dalam skenario peperangan modern
      6. Interferensi Politik dan Isu Korupsi
      Beberapa laporan menyinggung intervensi politik dalam proses pengadaan dan dugaan praktik korupsi, yang dapat memperlambat atau mempersulit realisasi program vital RMAF



      Hapus
    2. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------
      KELEMAHAN AIR FORCE
      Berikut beberapa kelemahan utama yang kerap disorot pada Angkatan Udara Diraja Maid of london (MALON) (RMAF):
      1. Keterbatasan Anggaran dan Modernisasi Tertunda
      Sejak dekade 2010-an, porsi belanja pertahanan Maid of london (MALON) menurun dari 1,5 % PDB pada 2010 menjadi sekitar 1 % pada 2020. Akibatnya, banyak program modernisasi—termasuk pengadaan MRCA (Multi-Role Combat Aircraft) lanjutan dan sistem AWACS—sering tertunda atau dibekukan karena kekurangan dana
      2. Armada Tempur dan Pemeliharaan yang Usang
      • Su-30MKM: Pasokan suku cadang terbatas—terutama di tengah gangguan rantai pasok Rusia pasca-invasi Ukraina—mengakibatkan kesiapan terbang yang menurun drastis.
      • MiG-29 & F-5: Pesawat veteran ini sudah melewati jam terbang optimal dan menuntut pemeliharaan intensif; banyak insiden di akhir 1990-an dan awal 2000-an yang menunjukkan kerentanan teknis
      3. Tantangan Lingkungan Tropis
      Iklim tropis dengan kelembapan tinggi mempercepat korosi pada struktur pesawat—terutama yang berbahan aluminium seri 2024—sehingga fatigue life menurun dan risiko kegagalan material meningkat
      4. Kapasitas Pengawasan dan Transportasi Udara Terbatas
      • AWACS & Radar: RMAF belum memiliki platform AWACS sendiri, bergantung pada radar ground-based yang baru mulai ditingkatkan sejak 2019–2025, sehingga cakupan AWACS masih sangat terbatas
      • Pengangkut A400M: Meski sudah ada, jumlahnya (empat unit) masih relatif kecil untuk mendukung proyeksi kekuatan dan bantuan kemanusiaan di wilayah luas Maid of london (MALON) .
      5. Kualitas Pelatihan dan Tenaga Terampil
      .prasangka umum dalam analisis militerAnggaran yang ketat berdampak pada frekuensi latihan tempur dan jam terbang pilot. Ini berpotensi menurunkan kesiapan operasional dan kemampuan manuver taktis dalam skenario peperangan modern
      6. Interferensi Politik dan Isu Korupsi
      Beberapa laporan menyinggung intervensi politik dalam proses pengadaan dan dugaan praktik korupsi, yang dapat memperlambat atau mempersulit realisasi program vital RMAF



      Hapus
    3. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      4️⃣ Analisis
      • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
      • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
      • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
      • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
      -------------------=
      PROBLEMS BUDGET MAID OF LONDON (MALON) ARMED FORCES
      The Maid of london (MALON) n Armed Forces (MAF) faces several budget-related challenges that affect its operational readiness, modernization efforts, and overall capabilities. These problems can be categorized into a few key areas:
      ________________________________________
      1. Limited Defense Budget
      Maid of london (MALON) allocates a relatively small percentage of its GDP to defense (usually around 1%–1.2%), compared to regional peers like Singapore, Indonesia, or Thailand. This constrains:
      • Procurement of new equipment
      • Modernization of aging assets
      • Research and development (R&D)
      • Training and maintenance costs
      ________________________________________
      2. Aging Equipment and Delayed Modernization
      Many of the MAF's platforms—especially in the air force and navy—are outdated:
      • The Royal Maid of london (MALON) n Air Force (RMAF) has faced difficulties replacing its aging fighter fleet (e.g., MiG-29s).
      • The Royal Maid of london (MALON) n Navy (RMN) is still waiting on the delayed Littoral Combat Ships (LCS) project.
      • Budget constraints have delayed or scaled back modernization plans, such as the CAP 55 plan (RMAF) and the 15-to-5 transformation plan (RMN).
      ________________________________________
      3. Cost Overruns and Procurement Delays
      High-profile defense procurement projects have been plagued by financial mismanagement and delays:
      • The Littoral Combat Ship (LCS) scandal is a major example: Over RM6 billion spent, yet no ships delivered as of mid-2020s.
      • These issues lead to wastage of public funds and reduce confidence in defense planning and execution.
      ________________________________________
      4. Operational Sustainability
      Operating and maintaining aging or diverse platforms is costly:
      • Spare parts and maintenance for obsolete systems are expensive.
      • Logistics chains become inefficient due to platform diversity (especially with mixed Russian, American, and European systems).
      • Budget limitations affect regular maintenance, training hours, and readiness.
      ________________________________________
      5. Dependence on Foreign Suppliers
      Maid of london (MALON) 's limited defense industrial base forces heavy reliance on foreign suppliers, which:
      • Is costly in foreign exchange terms.
      • Limits sovereign control over essential technologies.
      • Increases vulnerability to geopolitical pressures (e.g., US export controls).
      ________________________________________
      6. Underinvestment in Personnel Welfare
      Budgetary focus on procurement sometimes sidelines:
      • Welfare, housing, and pay for armed forces personnel
      • Post-service support for veterans
      • Training and skill development



      Hapus
    4. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      SCANDALS
      Here’s a detailed overview of major scandals involving the Maid of london (MALON) n Armed Forces (Angkatan Tentera Maid of london (MALON) ), particularly focused on procurement corruption, asset mismanagement, and internal misconduct:
      ________________________________________
      ⚖️ 1. Littoral Combat Ship (LCS) Procurement Scandal
      • In 2011–2013, the Ministry of Defence signed a RM9 billion contract with Boustead Naval Shipyard to deliver six French-made LCS. By 2025, no vessel was completed, despite RM6 billion in payments
      • Former Navy Chief Ahmad Ramli Mohd Nor was charged with criminal breach of trust over unauthorised payments, though granted a discharge not amounting to acquittal in March 2025 due to medical unfitness for trial
      • Transparency groups and civil society have called for a Royal Commission of Inquiry to investigate institutional failures in defence procurement spanning decades
      ________________________________________
      🚢 2. Naval and Patrol Vessel Controversies
      • The New Generation Patrol Vessel (NGPV) project in the 1990s was a major fiasco: only six out of 27 vessels were built at a ballooned cost of RM6.75 billion, and many remained incomplete following company insolvency
      • The Scorpene submarine deal in 2002 involved twin submarines and one Agosta model, with a staggering RM510 million in commission fees going to politically connected intermediaries, and the deal later linked to the murder of Altantuyaa Shaariibuugiin. French courts began investigations as recent as 2025
      ________________________________________
      🛫 3. Missing Jet Engines Incident (2007)
      • Two jet engines for F 5E Tiger II jets disappeared from RMAF stores in 2007 under Defence leadership of then minister Najib Razak. They were later recovered in Uruguay. Multiple officers, including a brigadier general, were dismissed
      ________________________________________
      🧑‍💼 4. Corruption Charges Against Armed Forces Officers
      • In 2020, two senior ATM officers—Colonel Che Ahmad Idris and Brigadier General Mohammed Feizol Anuar—were charged with receiving bribes tied to Defence Ministry contracting. Che Ahmad was later acquitted in 2024 due to insufficient evidence
      ________________________________________
      🏛️ 5. Broader Institutional Concerns
      • Transparency International and advocacy groups have repeatedly highlighted systemic corruption risk in defence procurement, placing Maid of london (MALON) in the “very high risk” category due to weak oversight, secrecy, and rent-seeking by politically linked firms
      • CAP Penang described how poor procurement practices and unaccountable structures have persisted for 40 years, harming both military readiness and national sovereignty
      • Civil society groups like C4 Center and SUARAM pushed for transparency and investigations into both the Scorpene and LCS scandals, calling for legal cooperation with French and German authorities




      Hapus
    5. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      SCANDALS
      Here’s a detailed overview of major scandals involving the Maid of london (MALON) n Armed Forces (Angkatan Tentera Maid of london (MALON) ), particularly focused on procurement corruption, asset mismanagement, and internal misconduct:
      ________________________________________
      ⚖️ 1. Littoral Combat Ship (LCS) Procurement Scandal
      • In 2011–2013, the Ministry of Defence signed a RM9 billion contract with Boustead Naval Shipyard to deliver six French-made LCS. By 2025, no vessel was completed, despite RM6 billion in payments
      • Former Navy Chief Ahmad Ramli Mohd Nor was charged with criminal breach of trust over unauthorised payments, though granted a discharge not amounting to acquittal in March 2025 due to medical unfitness for trial
      • Transparency groups and civil society have called for a Royal Commission of Inquiry to investigate institutional failures in defence procurement spanning decades
      ________________________________________
      🚢 2. Naval and Patrol Vessel Controversies
      • The New Generation Patrol Vessel (NGPV) project in the 1990s was a major fiasco: only six out of 27 vessels were built at a ballooned cost of RM6.75 billion, and many remained incomplete following company insolvency
      • The Scorpene submarine deal in 2002 involved twin submarines and one Agosta model, with a staggering RM510 million in commission fees going to politically connected intermediaries, and the deal later linked to the murder of Altantuyaa Shaariibuugiin. French courts began investigations as recent as 2025
      ________________________________________
      🛫 3. Missing Jet Engines Incident (2007)
      • Two jet engines for F 5E Tiger II jets disappeared from RMAF stores in 2007 under Defence leadership of then minister Najib Razak. They were later recovered in Uruguay. Multiple officers, including a brigadier general, were dismissed
      ________________________________________
      🧑‍💼 4. Corruption Charges Against Armed Forces Officers
      • In 2020, two senior ATM officers—Colonel Che Ahmad Idris and Brigadier General Mohammed Feizol Anuar—were charged with receiving bribes tied to Defence Ministry contracting. Che Ahmad was later acquitted in 2024 due to insufficient evidence
      ________________________________________
      🏛️ 5. Broader Institutional Concerns
      • Transparency International and advocacy groups have repeatedly highlighted systemic corruption risk in defence procurement, placing Maid of london (MALON) in the “very high risk” category due to weak oversight, secrecy, and rent-seeking by politically linked firms
      • CAP Penang described how poor procurement practices and unaccountable structures have persisted for 40 years, harming both military readiness and national sovereignty
      • Civil society groups like C4 Center and SUARAM pushed for transparency and investigations into both the Scorpene and LCS scandals, calling for legal cooperation with French and German authorities




      Hapus
    6. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      SCANDALS
      Here’s a detailed overview of major scandals involving the Maid of london (MALON) n Armed Forces (Angkatan Tentera Maid of london (MALON) ), particularly focused on procurement corruption, asset mismanagement, and internal misconduct:
      ________________________________________
      ⚖️ 1. Littoral Combat Ship (LCS) Procurement Scandal
      • In 2011–2013, the Ministry of Defence signed a RM9 billion contract with Boustead Naval Shipyard to deliver six French-made LCS. By 2025, no vessel was completed, despite RM6 billion in payments
      • Former Navy Chief Ahmad Ramli Mohd Nor was charged with criminal breach of trust over unauthorised payments, though granted a discharge not amounting to acquittal in March 2025 due to medical unfitness for trial
      • Transparency groups and civil society have called for a Royal Commission of Inquiry to investigate institutional failures in defence procurement spanning decades
      ________________________________________
      🚢 2. Naval and Patrol Vessel Controversies
      • The New Generation Patrol Vessel (NGPV) project in the 1990s was a major fiasco: only six out of 27 vessels were built at a ballooned cost of RM6.75 billion, and many remained incomplete following company insolvency
      • The Scorpene submarine deal in 2002 involved twin submarines and one Agosta model, with a staggering RM510 million in commission fees going to politically connected intermediaries, and the deal later linked to the murder of Altantuyaa Shaariibuugiin. French courts began investigations as recent as 2025
      ________________________________________
      🛫 3. Missing Jet Engines Incident (2007)
      • Two jet engines for F 5E Tiger II jets disappeared from RMAF stores in 2007 under Defence leadership of then minister Najib Razak. They were later recovered in Uruguay. Multiple officers, including a brigadier general, were dismissed
      ________________________________________
      🧑‍💼 4. Corruption Charges Against Armed Forces Officers
      • In 2020, two senior ATM officers—Colonel Che Ahmad Idris and Brigadier General Mohammed Feizol Anuar—were charged with receiving bribes tied to Defence Ministry contracting. Che Ahmad was later acquitted in 2024 due to insufficient evidence
      ________________________________________
      🏛️ 5. Broader Institutional Concerns
      • Transparency International and advocacy groups have repeatedly highlighted systemic corruption risk in defence procurement, placing Maid of london (MALON) in the “very high risk” category due to weak oversight, secrecy, and rent-seeking by politically linked firms
      • CAP Penang described how poor procurement practices and unaccountable structures have persisted for 40 years, harming both military readiness and national sovereignty
      • Civil society groups like C4 Center and SUARAM pushed for transparency and investigations into both the Scorpene and LCS scandals, calling for legal cooperation with French and German authorities




      Hapus
  72. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    -------------------
    WEAKNESSES OR LIMITATIONS
    The military capabilities of any country—including Maid of london (MALON) —have both strengths and weaknesses shaped by geopolitical needs, budgetary constraints, technology access, and strategic priorities. Below are some key weaknesses or limitations that have been identified or discussed in defense analyses regarding the Maid of london (MALON) n Armed Forces (MAF):
    ________________________________________
    1. Budget Constraints
    • Limited defense spending: Maid of london (MALON) allocates a relatively modest percentage of GDP (~1% to 1.5%) to defense.
    • Impact: Limits modernization, procurement of advanced systems, and sustained operational readiness.
    ________________________________________
    2. Aging Equipment & Delayed Modernization
    • Many platforms (especially in the air force and navy) are aging and have outdated technology.
    Air Force: MiG-29s were retired without immediate replacements.
    o Navy: Some ships are 30+ years old and lack modern combat systems.
    • Littoral Combat Ship (LCS) program delays have hampered naval modernization.
    ________________________________________
    3. Limited Force Projection Capability
    • Air & naval power projection beyond Maid of london (MALON) ’s immediate region is limited.
    • Insufficient strategic airlift and naval assets to support long-range deployments or high-tempo operations.
    ________________________________________
    4. Logistics & Maintenance Challenges
    • Reliance on a diverse range of foreign suppliers (e.g., Western, Russian, Chinese systems) complicates maintenance and logistics.
    • Inconsistent spare part availability and high upkeep costs.
    ________________________________________
    5. Inadequate Joint Operations & Interoperability
    • Historically, weak joint operations doctrine between the Army, Navy, and Air Force.
    • Efforts are being made to improve this, but integration still lags behind modern standards.
    ________________________________________
    6. Manpower & Training Gaps
    • Limited high-tech training compared to more advanced militaries.
    • Challenges in attracting and retaining top technical talent, especially for cyber and electronic warfare units.
    ________________________________________
    7. Cybersecurity and EW Vulnerabilities
    • Still developing capabilities in cyber warfare and electronic warfare (EW).
    • Vulnerable to sophisticated cyber attacks from state and non-state actors.
    ________________________________________
    8. Maritime Surveillance & Defense Gaps
    • South China Sea claims require strong maritime surveillance, but current ISR (intelligence, surveillance, reconnaissance) assets are limited.
    • Inadequate coverage of vast maritime zones, especially in the East Maid of london (MALON) n EEZ.
    ________________________________________
    9. Dependence on Foreign Technology
    • Heavily reliant on imports for most major defense platforms and weapon systems.
    • Limited domestic defense industry capacity for high-end manufacturing or R&D.

    BalasHapus
  73. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    4️⃣ Analisis
    • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
    • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
    • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
    • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
    -------------------=
    PROBLEMS BUDGET MAID OF LONDON (MALON) ARMED FORCES
    The Maid of london (MALON) n Armed Forces (MAF) faces several budget-related challenges that affect its operational readiness, modernization efforts, and overall capabilities. These problems can be categorized into a few key areas:
    ________________________________________
    1. Limited Defense Budget
    Maid of london (MALON) allocates a relatively small percentage of its GDP to defense (usually around 1%–1.2%), compared to regional peers like Singapore, Indonesia, or Thailand. This constrains:
    • Procurement of new equipment
    • Modernization of aging assets
    • Research and development (R&D)
    • Training and maintenance costs
    ________________________________________
    2. Aging Equipment and Delayed Modernization
    Many of the MAF's platforms—especially in the air force and navy—are outdated:
    • The Royal Maid of london (MALON) n Air Force (RMAF) has faced difficulties replacing its aging fighter fleet (e.g., MiG-29s).
    • The Royal Maid of london (MALON) n Navy (RMN) is still waiting on the delayed Littoral Combat Ships (LCS) project.
    • Budget constraints have delayed or scaled back modernization plans, such as the CAP 55 plan (RMAF) and the 15-to-5 transformation plan (RMN).
    ________________________________________
    3. Cost Overruns and Procurement Delays
    High-profile defense procurement projects have been plagued by financial mismanagement and delays:
    • The Littoral Combat Ship (LCS) scandal is a major example: Over RM6 billion spent, yet no ships delivered as of mid-2020s.
    • These issues lead to wastage of public funds and reduce confidence in defense planning and execution.
    ________________________________________
    4. Operational Sustainability
    Operating and maintaining aging or diverse platforms is costly:
    • Spare parts and maintenance for obsolete systems are expensive.
    • Logistics chains become inefficient due to platform diversity (especially with mixed Russian, American, and European systems).
    • Budget limitations affect regular maintenance, training hours, and readiness.
    ________________________________________
    5. Dependence on Foreign Suppliers
    Maid of london (MALON) 's limited defense industrial base forces heavy reliance on foreign suppliers, which:
    • Is costly in foreign exchange terms.
    • Limits sovereign control over essential technologies.
    • Increases vulnerability to geopolitical pressures (e.g., US export controls).
    ________________________________________
    6. Underinvestment in Personnel Welfare
    Budgetary focus on procurement sometimes sidelines:
    • Welfare, housing, and pay for armed forces personnel
    • Post-service support for veterans
    • Training and skill development



    BalasHapus
  74. lucu...pmx mei ingin tarik SUBSIDI ron 95 karena DEFISIT ANGGARAN🔥
    eh langsung demo besar2 diseblah haha!🤣🤣🤣

    Catat diseblah ron 95, rm.2.05 akan 1.99
    ✅️Rupiah = rp.7800 seliter
    ✅️Dolar = $ 0.49

    ●disini Diesel Solar hanya rp. 6800, lebih MURAH JAUH dari kl
    ✅️Dolar= $ 0.47
    ✅️Rm= 1.98
    https://finance.detik.com/energi/d-7990118/daftar-lengkap-harga-solar-hari-ini-di-semua-spbu

    Diseblah negri🎰kasino genting tipe m, MAHALLL🔥🔥
    ❌️Rm=2.93
    ❌️dolar=$ 0.70
    https://ecentral.my/harga-minyak-petrol/

    kahsiyan warganyet KALAH LAGIIII.haha!🤣🤣🤣
    ⬇️⬇️⬇️⬇️⬇️
    PMX MAHU HAPUSKAN SUBSIDI MINYAK RON 95? RAKYAT BELI GUNA IC?
    https://youtube.com/watch?v=vUwdNMRf5t8

    Anti-Anwar Rally LIVE: Malaysian Opposition Demands PM Anwar's Resignation Amid Inflation Woes
    https://youtube.com/watch?v=X5ncbMIBGJg

    BalasHapus
  75. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    4️⃣ Analisis
    • Setiap penduduk Malondesh, secara rata-rata, “menanggung” utang rumah tangga sekitar RM 45,859.
    • Angka ini lebih tinggi dibanding utang per kapita pemerintah federal yang kita hitung sebelumnya (sekitar RM 36 ribu per orang).
    • Jika digabungkan (utang pemerintah + utang rumah tangga), beban utang total per kapita bisa mendekati RM 82 ribu.
    • Rasio 84.3% dari PDB menunjukkan bahwa utang rumah tangga Malondesh relatif tinggi dibanding ukuran ekonominya, yang dapat memengaruhi daya beli dan risiko keuangan rumah tangga jika suku bunga naik.
    -------------------=
    PROBLEMS BUDGET MAID OF LONDON (MALON) ARMED FORCES
    The Maid of london (MALON) n Armed Forces (MAF) faces several budget-related challenges that affect its operational readiness, modernization efforts, and overall capabilities. These problems can be categorized into a few key areas:
    ________________________________________
    1. Limited Defense Budget
    Maid of london (MALON) allocates a relatively small percentage of its GDP to defense (usually around 1%–1.2%), compared to regional peers like Singapore, Indonesia, or Thailand. This constrains:
    • Procurement of new equipment
    • Modernization of aging assets
    • Research and development (R&D)
    • Training and maintenance costs
    ________________________________________
    2. Aging Equipment and Delayed Modernization
    Many of the MAF's platforms—especially in the air force and navy—are outdated:
    • The Royal Maid of london (MALON) n Air Force (RMAF) has faced difficulties replacing its aging fighter fleet (e.g., MiG-29s).
    • The Royal Maid of london (MALON) n Navy (RMN) is still waiting on the delayed Littoral Combat Ships (LCS) project.
    • Budget constraints have delayed or scaled back modernization plans, such as the CAP 55 plan (RMAF) and the 15-to-5 transformation plan (RMN).
    ________________________________________
    3. Cost Overruns and Procurement Delays
    High-profile defense procurement projects have been plagued by financial mismanagement and delays:
    • The Littoral Combat Ship (LCS) scandal is a major example: Over RM6 billion spent, yet no ships delivered as of mid-2020s.
    • These issues lead to wastage of public funds and reduce confidence in defense planning and execution.
    ________________________________________
    4. Operational Sustainability
    Operating and maintaining aging or diverse platforms is costly:
    • Spare parts and maintenance for obsolete systems are expensive.
    • Logistics chains become inefficient due to platform diversity (especially with mixed Russian, American, and European systems).
    • Budget limitations affect regular maintenance, training hours, and readiness.
    ________________________________________
    5. Dependence on Foreign Suppliers
    Maid of london (MALON) 's limited defense industrial base forces heavy reliance on foreign suppliers, which:
    • Is costly in foreign exchange terms.
    • Limits sovereign control over essential technologies.
    • Increases vulnerability to geopolitical pressures (e.g., US export controls).
    ________________________________________
    6. Underinvestment in Personnel Welfare
    Budgetary focus on procurement sometimes sidelines:
    • Welfare, housing, and pay for armed forces personnel
    • Post-service support for veterans
    • Training and skill development



    BalasHapus
  76. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    -------------------
    SCANDALS
    Here’s a detailed overview of major scandals involving the Maid of london (MALON) n Armed Forces (Angkatan Tentera Maid of london (MALON) ), particularly focused on procurement corruption, asset mismanagement, and internal misconduct:
    ________________________________________
    ⚖️ 1. Littoral Combat Ship (LCS) Procurement Scandal
    • In 2011–2013, the Ministry of Defence signed a RM9 billion contract with Boustead Naval Shipyard to deliver six French-made LCS. By 2025, no vessel was completed, despite RM6 billion in payments
    • Former Navy Chief Ahmad Ramli Mohd Nor was charged with criminal breach of trust over unauthorised payments, though granted a discharge not amounting to acquittal in March 2025 due to medical unfitness for trial
    • Transparency groups and civil society have called for a Royal Commission of Inquiry to investigate institutional failures in defence procurement spanning decades
    ________________________________________
    🚢 2. Naval and Patrol Vessel Controversies
    • The New Generation Patrol Vessel (NGPV) project in the 1990s was a major fiasco: only six out of 27 vessels were built at a ballooned cost of RM6.75 billion, and many remained incomplete following company insolvency
    • The Scorpene submarine deal in 2002 involved twin submarines and one Agosta model, with a staggering RM510 million in commission fees going to politically connected intermediaries, and the deal later linked to the murder of Altantuyaa Shaariibuugiin. French courts began investigations as recent as 2025
    ________________________________________
    🛫 3. Missing Jet Engines Incident (2007)
    • Two jet engines for F 5E Tiger II jets disappeared from RMAF stores in 2007 under Defence leadership of then minister Najib Razak. They were later recovered in Uruguay. Multiple officers, including a brigadier general, were dismissed
    ________________________________________
    🧑‍💼 4. Corruption Charges Against Armed Forces Officers
    • In 2020, two senior ATM officers—Colonel Che Ahmad Idris and Brigadier General Mohammed Feizol Anuar—were charged with receiving bribes tied to Defence Ministry contracting. Che Ahmad was later acquitted in 2024 due to insufficient evidence
    ________________________________________
    🏛️ 5. Broader Institutional Concerns
    • Transparency International and advocacy groups have repeatedly highlighted systemic corruption risk in defence procurement, placing Maid of london (MALON) in the “very high risk” category due to weak oversight, secrecy, and rent-seeking by politically linked firms
    • CAP Penang described how poor procurement practices and unaccountable structures have persisted for 40 years, harming both military readiness and national sovereignty
    • Civil society groups like C4 Center and SUARAM pushed for transparency and investigations into both the Scorpene and LCS scandals, calling for legal cooperation with French and German authorities




    BalasHapus
  77. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    -------------------
    WEAKNESSES OF THE FA-50 LIGHT COMBAT AIRCRAFT
    ________________________________________
    1. Limited Radar and Sensor Capabilities
    • Older variants of the FA-50 lack an Active Electronically Scanned Array (AESA) radar, which is standard in most modern fighters.
    • Earlier models use mechanically scanned radars (like EL/M-2032), which are less capable in tracking multiple targets and operating in electronic warfare environments.
    Note: Newer versions (e.g., FA-50 Block 20 or Golden Eagle variants) are being upgraded with AESA radar, but these are still being rolled out.
    ________________________________________
    2. No Internal Gun on Some Versions
    • Some configurations of the FA-50 (particularly early export models) lack an internal 20mm cannon, reducing close-in combat and strafing capabilities.
    ________________________________________
    3. Limited Weapon Payload
    • Payload capacity is about 4,500 kg, significantly less than fighters like the F-16 (which carries around 7,700+ kg).
    • This limits the number and types of weapons it can carry, especially for extended strike missions.
    ________________________________________
    4. No Afterburning Supercruise
    • The FA-50 uses the F404-GE-102 engine, which is powerful but doesn't allow for supercruise (sustained supersonic flight without afterburners).
    • Top speed is around Mach 1.5, which is sufficient for its class but not competitive with high-end fighters like the Rafale or F-35.
    ________________________________________
    5. No Stealth Features
    • Unlike 5th-generation aircraft (e.g., F-35 or J-20), the FA-50 has no stealth shaping or radar-absorbing materials.
    • This makes it vulnerable to modern air defense systems and radar-guided threats.
    ________________________________________
    6. Basic Electronic Warfare (EW) Suite
    • Its EW suite is relatively basic, especially in earlier versions.
    • Lacks advanced self-protection jammers or towed decoys, making it less survivable in contested airspace.
    ________________________________________
    7. Shorter Range and Endurance
    • Has a combat radius of ~1,800 km with external fuel, but this is still limited compared to full-sized multirole fighters.
    • This constrains its operational use without aerial refueling (which is not standard on all FA-50s).
    ________________________________________
    8. Limited Multirole Capability (in base versions)
    • While capable of basic air-to-air and air-to-ground roles, it lacks some high-end mission systems needed for:
    o SEAD/DEAD (Suppression/Destruction of Enemy Air Defenses)
    o Long-range interdiction
    o Maritime strike (somewhat limited)

    BalasHapus
  78. RUGI KUADRILIUN guys....HAHAHAAH



    Kasus Korupsi Pertamina: Kerugian Negara Hampir 1 Kuadriliun

    http://www.lpmmata.com/2025/03/kasus-korupsi-pertamina-kerugian-negara.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      WEAKNESSES OF THE FA-50 LIGHT COMBAT AIRCRAFT
      ________________________________________
      1. Limited Radar and Sensor Capabilities
      • Older variants of the FA-50 lack an Active Electronically Scanned Array (AESA) radar, which is standard in most modern fighters.
      • Earlier models use mechanically scanned radars (like EL/M-2032), which are less capable in tracking multiple targets and operating in electronic warfare environments.
      Note: Newer versions (e.g., FA-50 Block 20 or Golden Eagle variants) are being upgraded with AESA radar, but these are still being rolled out.
      ________________________________________
      2. No Internal Gun on Some Versions
      • Some configurations of the FA-50 (particularly early export models) lack an internal 20mm cannon, reducing close-in combat and strafing capabilities.
      ________________________________________
      3. Limited Weapon Payload
      • Payload capacity is about 4,500 kg, significantly less than fighters like the F-16 (which carries around 7,700+ kg).
      • This limits the number and types of weapons it can carry, especially for extended strike missions.
      ________________________________________
      4. No Afterburning Supercruise
      • The FA-50 uses the F404-GE-102 engine, which is powerful but doesn't allow for supercruise (sustained supersonic flight without afterburners).
      • Top speed is around Mach 1.5, which is sufficient for its class but not competitive with high-end fighters like the Rafale or F-35.
      ________________________________________
      5. No Stealth Features
      • Unlike 5th-generation aircraft (e.g., F-35 or J-20), the FA-50 has no stealth shaping or radar-absorbing materials.
      • This makes it vulnerable to modern air defense systems and radar-guided threats.
      ________________________________________
      6. Basic Electronic Warfare (EW) Suite
      • Its EW suite is relatively basic, especially in earlier versions.
      • Lacks advanced self-protection jammers or towed decoys, making it less survivable in contested airspace.
      ________________________________________
      7. Shorter Range and Endurance
      • Has a combat radius of ~1,800 km with external fuel, but this is still limited compared to full-sized multirole fighters.
      • This constrains its operational use without aerial refueling (which is not standard on all FA-50s).
      ________________________________________
      8. Limited Multirole Capability (in base versions)
      • While capable of basic air-to-air and air-to-ground roles, it lacks some high-end mission systems needed for:
      o SEAD/DEAD (Suppression/Destruction of Enemy Air Defenses)
      o Long-range interdiction
      o Maritime strike (somewhat limited)

      Hapus
  79. PARAH................ HAHAHAHHA


    Kasus Korupsi PT Pertamina Diprediksi Tembus Rp1 Kuadtrilun, Jika Ditumpuk Bisa Setinggi Ratusan Kilometer

    https://www.poskota.co.id/2025/02/27/kasus-korupsi-pt-pertamina-diprediksi-tembus-rp1-kuadtrilun-jika-ditumpuk-bisa-setinggi-ratusan-kilometer#goog_rewarded

    BalasHapus
    Balasan
    1. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      WEAKNESSES OF THE FA-50 LIGHT COMBAT AIRCRAFT
      ________________________________________
      1. Limited Radar and Sensor Capabilities
      • Older variants of the FA-50 lack an Active Electronically Scanned Array (AESA) radar, which is standard in most modern fighters.
      • Earlier models use mechanically scanned radars (like EL/M-2032), which are less capable in tracking multiple targets and operating in electronic warfare environments.
      Note: Newer versions (e.g., FA-50 Block 20 or Golden Eagle variants) are being upgraded with AESA radar, but these are still being rolled out.
      ________________________________________
      2. No Internal Gun on Some Versions
      • Some configurations of the FA-50 (particularly early export models) lack an internal 20mm cannon, reducing close-in combat and strafing capabilities.
      ________________________________________
      3. Limited Weapon Payload
      • Payload capacity is about 4,500 kg, significantly less than fighters like the F-16 (which carries around 7,700+ kg).
      • This limits the number and types of weapons it can carry, especially for extended strike missions.
      ________________________________________
      4. No Afterburning Supercruise
      • The FA-50 uses the F404-GE-102 engine, which is powerful but doesn't allow for supercruise (sustained supersonic flight without afterburners).
      • Top speed is around Mach 1.5, which is sufficient for its class but not competitive with high-end fighters like the Rafale or F-35.
      ________________________________________
      5. No Stealth Features
      • Unlike 5th-generation aircraft (e.g., F-35 or J-20), the FA-50 has no stealth shaping or radar-absorbing materials.
      • This makes it vulnerable to modern air defense systems and radar-guided threats.
      ________________________________________
      6. Basic Electronic Warfare (EW) Suite
      • Its EW suite is relatively basic, especially in earlier versions.
      • Lacks advanced self-protection jammers or towed decoys, making it less survivable in contested airspace.
      ________________________________________
      7. Shorter Range and Endurance
      • Has a combat radius of ~1,800 km with external fuel, but this is still limited compared to full-sized multirole fighters.
      • This constrains its operational use without aerial refueling (which is not standard on all FA-50s).
      ________________________________________
      8. Limited Multirole Capability (in base versions)
      • While capable of basic air-to-air and air-to-ground roles, it lacks some high-end mission systems needed for:
      o SEAD/DEAD (Suppression/Destruction of Enemy Air Defenses)
      o Long-range interdiction
      o Maritime strike (somewhat limited)

      Hapus
    2. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
      FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
      HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
      GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
      • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
      • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      1.30 triliun = 1,300,000,000,000
      Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
      --------------------
      1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
      • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
      • Persentase terhadap PDB: 84.3%
      • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
      2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
      Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
      -------------------
      WEAKNESS SHIPYARDS
      Maid of london (MALON) n shipyards—especially Boustead Naval Shipyard (BNS) and its predecessors—have faced notable challenges in building naval vessels for the Royal Maid of london (MALON) n Navy (RMN). Here's an overview of key weaknesses:
      ________________________________________
      Major Weaknesses in Maid of london (MALON) n Naval Shipbuilding
      1. Persistent Delays & Cost Overruns
      • The Littoral Combat Ship (LCS) program, contracted in 2013 for six modern frigates (Maharaja Lela-class), has seen zero completed ships by mid-2025, despite RM 6.08 billion paid. The initial first delivery target of 2019 is now postponed to 2026, and the total cost is projected to rise from RM 9 billion to over RM 11 billion
      2. Financial Mismanagement & Irregularities
      • A forensic audit revealed about RM 1 billion unaccounted for, with RM 1.7 billion worth of equipment, 15% of which had already become obsolete, looted funds, and contracts with inflated intermediaries
      • Former BHIC Managing Director was charged with criminal breach of trust for misappropriating RM 13m+ contracts without board approval
      3. Engineering & Quality Shortcomings
      • Ship quality issues have surfaced, including substandard fabrication, technical flaws in design (e.g., hull or gear issues), outdated materials, and poor workmanship leading to extensive reworks and cost escalation
      • As noted:
      “Local shipyards have poor record building big ships… BNS… only had contract to build 12 warships in its existence.… learning is one thing, tolerating ‘still learning’ after 20 plus years is not good enough.”
      4. Limited Industrial Capacity & Small Tonnage
      • Maid of london (MALON) n yards generally lack the capacity for large, complex vessels. Their history of constructing small patrol craft, OSVs, or leisure ships limits scalability and technical maturity needed for modern warships
      • The tonnage of ships built remains very low compared to regional peers like Indonesia or Singapore
      5. Supply Chain & Workforce Constraints
      • Disruptions due to COVID-19 and global events have caused delays in materials and skilled labor shortages, exacerbating schedule slippage and quality issues
      • The workforce is aging with few young recruits entering shipbuilding trades, contributing to resource gaps in the industry
      6. Poor Governance & Procurement Oversight
      • Formal RMN input was sidelined in choosing ship designs—initial preference for the Sigma design was overridden by ministry decisions to adopt the Gowind design without proper consultation, undermining project alignment
      • Contracts were awarded via direct negotiation, not open tender, creating space for opaque decision-making and vendor favoritism



      Hapus
  80. Untung mana gaesz...haha!😉😉😉

    Diesel Solar RM 1.98 VS RM 2.93

    kahsiyan warganyet mudah di TIPU PMX haha!🤣🔥🤣
    Ehh Kleian Difisit anggara sepanjang 2025...RMK FANASS, TARIK UTANG TERUSZ

    eitt warganyet kl iri dengki
    ASET MILITER KITA SHOPPING TERUSZ NON-STOP haha!🤑🤑🤑

    kita punyak
    ✅️rafale, kaan, boramae, apache, ppa, ah140, nasams, khan ibm600 dan AWEWE101 TERCANTIQ haha😍😍😍

    seblah PEMBUAL PENGUMPUL RONGSOKAN haha!😝😝😝

    BalasHapus
  81. Untung mana gaesz...haha!😉😉😉

    Diesel Solar RM 1.98 VS RM 2.93

    BBM Solar Diesel kita lebih Murah
    kahsiyan warganyet mudah di TIPU PMX haha!🤣🔥🤣
    Ehh Kleian Difisit anggara sepanjang 2025...RMK FANASS, TARIK UTANG TERUSZ

    eitt warganyet kl iri dengki
    ASET MILITER KITA SHOPPING TERUSZ NON-STOP haha!🤑🤑🤑

    kita punyak
    ✅️rafale, kaan, boramae, apache, ppa, ah140, nasams, khan ibm600 dan AWEWE101 TERCANTIQ haha😍😍😍

    seblah PEMBUAL PENGUMPUL RONGSOKAN haha!😝😝😝

    BalasHapus
  82. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    -------------------
    WEAKNESS LMS B1
    WEAKNESS LMS B2
    Here are some of the key weaknesses and limitations associated with the LMS Batch 2 (LMSB2) vessels of the Royal Maid of london (MALON) n Navy (RMN), as they relate to their design, acquisition, and operational capability:
    ________________________________________
    Background: LMS Batch 1 Issues
    The previous Batch 1 Keris class LMS ships, built in China and commissioned between 2020–2022, encountered significant problems:
    • Combat system and sensor deficiencies: Chinese supplied subsystems—radar, electro optical trackers, ESM, combat management systems—underperformed during operational use
    • Under armed and limited combat roles: Armed only with a 30 mm cannon and twin heavy machine guns, offering minimal surface or air defense capability
    • Poor seakeeping and small size: At ~68 m, they had low endurance and were not seaworthy enough in bad weather
    • Reliability concerns: The navy expressed dissatisfaction with the quality and dependability of these vessels
    These issues prompted a shift in LMSB2 specifications toward larger, more capable corvettes.
    ________________________________________
    LMS Batch 2: Emerging Weaknesses
    1. Lack of Anti Submarine Warfare (ASW) Capability
    Despite being based on the Turkish Ada class corvette, LMSB2 reportedly will not include sonar or torpedoes, effectively removing ASW capability from its operational profile
    2. Compromise on Combat Capability to Cut Costs
    Sources suggest LMSB2 is likely a "cheaper variant"—selecting less advanced sensors and weapons to lower system costs. This economic trade off could impact future upgradeability and mission effectiveness
    3. Still Limited Weapon Loadout (Compared to Full Corvette)
    While new specs include a 57 mm gun, anti ship missiles, twin 30 mm systems, and potential air defense missiles, LMSB2 lacks full three dimensional warfare capability or ASW sensors—meaning it still falls short of high intensity combat expectations
    4. Larger Size May Undermine Littoral Agility
    Batch 2 vessels will be around 95 m and ~2,000–2,500 t, significantly larger than Batch 1, which can affect maneuverability in confined littoral zones and carry higher operating costs. Critics argue these should be categorized as OPVs rather than "mission specific LMS"
    5. Fleet Maintenance Complexity
    Selecting foreign designs (Ada, Sigma, FCX, C92, HDC 2000) may increase heterogeneity of fleet platforms—creating logistical and training challenges and defeating ambitions of fleet standardization under the 15 to 5 transformation plan

    BalasHapus
  83. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    -------------------
    WEAKNESS MILITARY BUDGET
    The Maid of london (MALON) n Armed Forces (MAF), comprising the Maid of london (MALON) n Army, Royal Maid of london (MALON) n Navy (RMN), and Royal Maid of london (MALON) n Air Force (RMAF), has made strides in regional defense and modernization. However, the military budget presents several notable weaknesses and challenges that affect its overall operational effectiveness and long-term development:
    ________________________________________
    1. Limited Defense Budget
    • Low % of GDP: Maid of london (MALON) spends around 1.0–1.1% of its GDP on defense, which is below the global average (~2.2%) and regional peers like Singapore, Vietnam, or Indonesia.
    • Budget Constraints: The relatively small budget restricts procurement of modern equipment, upkeep of aging assets, and readiness for prolonged operations.
    ________________________________________
    2. Delays in Modernization Programs
    • Budget limitations cause delays in:
    Fighter jet replacement (e.g. RMAF MiG-29s retired without full replacement).
    Maritime patrol and littoral combat ships (LCS program delayed and over-budget).
    Helicopter acquisitions and airlift capabilities.
    • These delays impact operational readiness and reduce Maid of london (MALON) ’s deterrence capability.
    ________________________________________
    3. Over-reliance on Foreign Equipment
    • A large portion of defense procurement is imported, making it:
    Vulnerable to exchange rate fluctuations.
    Subject to foreign political decisions or supply chain disruptions.
    • Indigenous defense industries are developing, but not yet at scale to reduce this dependency significantly.
    ________________________________________
    4. Limited Joint Force Integration & Interoperability
    • Budget constraints limit training and modernization in joint operations, cyber warfare, and network-centric capabilities.
    • C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance) systems are underdeveloped relative to regional powers.
    ________________________________________
    5. Personnel Costs vs. Capital Expenditure
    • A significant portion of the defense budget is spent on salaries, pensions, and personnel maintenance.
    • Capital expenditure (e.g., new platforms, upgrades) is often sidelined, restricting force modernization.
    ________________________________________
    6. Maritime Domain Gaps
    • Despite long coastlines and strategic location (Straits of Malacca & South China Sea), the RMN lacks:
    Sufficient hulls for persistent presence and patrol.
    Modern, multirole ships to replace aging vessels.
    • This reduces maritime security presence, especially with increasing regional tensions (e.g., South China Sea).
    ________________________________________
    7. Limited Power Projection and Strategic Reach
    • Maid of london (MALON) lacks:
    o Strategic lift aircraft.
    o Long-range strike capability.
    o A blue-water navy with sustained overseas operational capability.
    • This limits its influence in regional security initiatives beyond its immediate territory.

    BalasHapus
  84. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    -------------------
    1. Scorpène Submarine Deal (2002)
    • Maid of london (MALON) contracted with DCNS/Naval Group (France) and Navantia (Spain) to acquire two Scorpène submarines and one used Agosta-class submarine for approximately €1 billion
    • Commission payments totaled at least €114 million to Perimekar (a firm tied to Abdul Razak Baginda) and another €30 million reportedly paid directly to Baginda
    • The scandal became globally notorious after the murder of translator Altantuyaa Shaaribuu, who had demanded a commission and was allegedly killed by police linked to then Defence Minister Najib Razak’s entourage
    • French prosecutors later charged DCNS, Thales executives, and Baginda with corruption-related offences
    ________________________________________
    2. Littoral Combat Ship (LCS) Project – RM9 billion contract (initiated 2011/2013)
    • In 2011, the Defence Ministry awarded a RM9 billion contract through direct negotiations, bypassing the Navy’s preferred Sigma-class design and opting instead for the French Gowind design—a move linked to political influence by former Acting Defence Minister Ahmad Zahid Hamidi
    • By 2022, RM6.08 billion (≈67%) had been paid, yet not a single ship was ready for delivery
    • The Public Accounts Committee (PAC) audit exposed RM1.4 billion in cost overruns, mismanagement, flawed contract terms, and obsolete inventory write-offs & budget misuse
    • Former naval chief and Boustead managing director Ahmad Ramli Mohd Nor was charged with three counts of criminal breach of trust for approving RM21 million in unauthorized payments to third parties, though in March 2025 he was deemed medically unfit to stand trial, resulting in a discharge not amounting to acquittal
    ________________________________________
    3. Offshore Patrol Vessels (OPV) / New Generation Patrol Vessels (NGPV)
    • A 1998 contract to build six OPVs was awarded to PSC Naval Dockyard, a politically connected company. The deal, expected by 2006, suffered severe delays and overpayments. The ministry paid RM4.26 billion, though only RM2.87 billion worth of work was completed—nearly 48% overpayment
    • By 2007 the project cost ballooned to RM6.75 billion. The company defaulted on payments to subcontractors and obligations such as EPF contributions. The scandal led to its takeover by Boustead Heavy Industries.
    ________________________________________
    4. MD530G Light Combat Helicopter Deal (approx. RM321 million, 2015)
    • In 2015, Maid of london (MALON) ordered six MD530G lightweight helicopters. Delivery was delayed for years. Despite a probe by the Maid of london (MALON) n Anti Corruption Commission (MACC), the Attorney General’s Chamber declined to prosecute
    • Law Minister Wan Junaidi confirmed that no action would be taken, even though significant funds had changed hands without resolution
    ________________________________________
    5. SIBMAS Armoured Vehicle Tender Controversy (1980s)
    • In 1981 Maid of london (MALON) acquired 186 SIBMAS vehicles. Allegations surfaced that the tender specifications were tailored to favor SIBMAS, forcing a later re tender after national investigations.
    • The vehicles did not meet performance expectations and were criticized for poor value over time

    BalasHapus
  85. BAYAR RM 81,998 = DIPERAS KERAJAAN
    FEDERAL GOVERNMENT DEBT = PER PEOPLE : RM 36,139
    HOUSEHOLD DEBT = PER PEOPLE : RM 45,859.
    GOV + HOUSEHOLD = PER PEOPLE : RM 81,998
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang akhir 2024: RM 1.25 triliun
    • Utang akhir Juni 2025: RM 1.30 triliun
    • Jumlah penduduk Malondesh 2025 (perkiraan pertengahan tahun): 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    1.30 triliun = 1,300,000,000,000
    Per Orang = 1,300,000,000,000/35,977,838 : RM 36,139 per orang
    --------------------
    1️⃣ DATA YANG DIGUNAKAN
    • Utang rumah tangga (akhir Maret 2025): RM 1.65 triliun
    • Persentase terhadap PDB: 84.3%
    • Jumlah penduduk Malondesh pertengahan 2025: 35,977,838 jiwa
    2️⃣ Perhitungan utang per penduduk
    Utang per orang =1,650,000,000,000/35,977,838 : RM 45,859 per orang
    -------------------
    1. Scorpène Submarine Deal (2002)
    • Maid of london (MALON) contracted with DCNS/Naval Group (France) and Navantia (Spain) to acquire two Scorpène submarines and one used Agosta-class submarine for approximately €1 billion
    • Commission payments totaled at least €114 million to Perimekar (a firm tied to Abdul Razak Baginda) and another €30 million reportedly paid directly to Baginda
    • The scandal became globally notorious after the murder of translator Altantuyaa Shaaribuu, who had demanded a commission and was allegedly killed by police linked to then Defence Minister Najib Razak’s entourage
    • French prosecutors later charged DCNS, Thales executives, and Baginda with corruption-related offences
    ________________________________________
    2. Littoral Combat Ship (LCS) Project – RM9 billion contract (initiated 2011/2013)
    • In 2011, the Defence Ministry awarded a RM9 billion contract through direct negotiations, bypassing the Navy’s preferred Sigma-class design and opting instead for the French Gowind design—a move linked to political influence by former Acting Defence Minister Ahmad Zahid Hamidi
    • By 2022, RM6.08 billion (≈67%) had been paid, yet not a single ship was ready for delivery
    • The Public Accounts Committee (PAC) audit exposed RM1.4 billion in cost overruns, mismanagement, flawed contract terms, and obsolete inventory write-offs & budget misuse
    • Former naval chief and Boustead managing director Ahmad Ramli Mohd Nor was charged with three counts of criminal breach of trust for approving RM21 million in unauthorized payments to third parties, though in March 2025 he was deemed medically unfit to stand trial, resulting in a discharge not amounting to acquittal
    ________________________________________
    3. Offshore Patrol Vessels (OPV) / New Generation Patrol Vessels (NGPV)
    • A 1998 contract to build six OPVs was awarded to PSC Naval Dockyard, a politically connected company. The deal, expected by 2006, suffered severe delays and overpayments. The ministry paid RM4.26 billion, though only RM2.87 billion worth of work was completed—nearly 48% overpayment
    • By 2007 the project cost ballooned to RM6.75 billion. The company defaulted on payments to subcontractors and obligations such as EPF contributions. The scandal led to its takeover by Boustead Heavy Industries.
    ________________________________________
    4. MD530G Light Combat Helicopter Deal (approx. RM321 million, 2015)
    • In 2015, Maid of london (MALON) ordered six MD530G lightweight helicopters. Delivery was delayed for years. Despite a probe by the Maid of london (MALON) n Anti Corruption Commission (MACC), the Attorney General’s Chamber declined to prosecute
    • Law Minister Wan Junaidi confirmed that no action would be taken, even though significant funds had changed hands without resolution
    ________________________________________
    5. SIBMAS Armoured Vehicle Tender Controversy (1980s)
    • In 1981 Maid of london (MALON) acquired 186 SIBMAS vehicles. Allegations surfaced that the tender specifications were tailored to favor SIBMAS, forcing a later re tender after national investigations.
    • The vehicles did not meet performance expectations and were criticized for poor value over time

    BalasHapus
  86. Untung mana gaesz...haha!😉😉😉

    Diesel Solar RM 1.98 VS RM 2.93

    BBM Solar Diesel kita lebih Murah
    kahsiyan warganyet mudah di TIPU PMX haha!🤣🔥🤣
    Ehh Kleian Difisit anggara sepanjang 2025...RMK FANASS, TARIK UTANG TERUSZ

    eitt warganyet kl iri dengki
    ASET MILITER KITA SHOPPING TERUSZ NON-STOP haha!🤑🤑🤑

    kita punyak
    ✅️rafale, kaan, boramae, apache, ppa, ah140, nasams, khan ibm600 dan AWEWE101 TERCANTIQ haha😍😍😍

    seblah PEMBUAL PENGUMPUL RONGSOKAN haha!😝😝😝
    klaim kaya tapi sewaa
    Uda swwa blekhok ehh kensel
    uda kensel malah di tuntu 83 juta dolarrr..iq jingkok oanik haha!🥶🥶🥶

    BalasHapus
  87. Untung mana gaesz...haha!😉😉😉

    Diesel Solar RM 1.98 VS RM 2.93

    BBM Solar Diesel kita lebih Murah
    kahsiyan warganyet mudah di TIPU PMX haha!🤣🔥🤣
    Ehh Kleian Difisit anggara sepanjang 2025...RMK FANASS, TARIK UTANG TERUSZ

    eitt warganyet kl iri dengki
    ASET MILITER KITA SHOPPING TERUSZ NON-STOP haha!🤑🤑🤑

    kita punyak
    ✅️rafale, kaan, boramae, apache, ppa, ah140, nasams, khan ibm600 dan AWEWE101 TERCANTIQ haha😍😍😍

    seblah PEMBUAL PENGUMPUL RONGSOKAN haha!😝😝😝
    klaim kaya tapi sewaa
    Uda swwa blekhok ehh kensel
    uda kensel malah di tuntut 83 juta dolarrr..iq jongkok panik haha!🥶🥶🥶

    BalasHapus
  88. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    • UTANG PEMERINTAH FEDERAL PER KAPITA: RM 36,139
    • UTANG RUMAH TANGGA PER KAPITA: RM 45,859
    Angka-angka ini cukup signifikan dan menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada utang baik di tingkat pemerintah maupun rumah tangga.
    Implikasi Detail terhadap Perekonomian Riil:
    Implikasi dari Utang Pemerintah Federal per Kapita (RM 36,139):
    1. Beban Pelayanan Utang yang Lebih Tinggi:
    o Penjelasan: Dengan utang pemerintah yang besar, pemerintah harus mengalokasikan sebagian besar anggaran tahunannya untuk membayar bunga dan pokok utang. Ini disebut "beban pelayanan utang" (debt service).
    o Dampak Riil:
     Pengurangan Pengeluaran untuk Layanan Publik: Dana yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan), pendidikan, kesehatan, riset dan pengembangan, atau program kesejahteraan sosial, justru habis untuk membayar utang. Ini menghambat pembangunan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
     Kenaikan Pajak di Masa Depan: Untuk membiayai utang, pemerintah mungkin terpaksa menaikkan pajak (PPh, PPN, pajak korporasi) di masa depan. Kenaikan pajak ini akan mengurangi daya beli masyarakat dan laba perusahaan, yang pada gilirannya bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
     Risiko Fiskal: Jika bunga utang naik secara signifikan atau pertumbuhan ekonomi melambat, kemampuan pemerintah untuk membayar utang bisa tertekan, meningkatkan risiko krisis fiskal.
    2. Ketergantungan pada Pasar Keuangan:
    o Penjelasan: Pemerintah harus terus-menerus mencari pinjaman baru (menerbitkan obligasi) untuk membiayai utang yang jatuh tempo atau defisit anggaran.
    o Dampak Riil:
     Sensitivitas terhadap Suku Bunga: Pemerintah menjadi sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga di pasar. Jika suku bunga global atau domestik naik, biaya pinjaman pemerintah akan melonjak, memperparah beban utang.
     Potensi "Crowding Out": Pinjaman pemerintah yang besar bisa menyedot dana dari pasar modal, sehingga mengurangi ketersediaan dana bagi sektor swasta untuk berinvestasi (ini disebut "crowding out"). Akibatnya, investasi swasta yang produktif bisa terhambat.
    3. Kredibilitas dan Peringkat Kredit Negara:
    o Penjelasan: Lembaga pemeringkat kredit (seperti Moody's, S&P, Fitch) mengevaluasi kemampuan negara untuk membayar utangnya.
    o Dampak Riil:
     Biaya Pinjaman Lebih Tinggi: Jika peringkat kredit negara turun karena tingkat utang yang tinggi, investor akan meminta imbal hasil (bunga) yang lebih tinggi untuk meminjamkan uang kepada pemerintah. Ini membuat biaya pinjaman semakin mahal.
     Citra Investor Negatif: Peringkat yang buruk juga bisa membuat investor asing ragu untuk berinvestasi di negara tersebut, mengurangi aliran modal asing langsung (FDI) yang penting untuk penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi.

    BalasHapus
  89. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    • UTANG PEMERINTAH FEDERAL PER KAPITA: RM 36,139
    • UTANG RUMAH TANGGA PER KAPITA: RM 45,859
    Angka-angka ini cukup signifikan dan menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada utang baik di tingkat pemerintah maupun rumah tangga.
    Implikasi Detail terhadap Perekonomian Riil:
    Implikasi dari Utang Pemerintah Federal per Kapita (RM 36,139):
    1. Beban Pelayanan Utang yang Lebih Tinggi:
    o Penjelasan: Dengan utang pemerintah yang besar, pemerintah harus mengalokasikan sebagian besar anggaran tahunannya untuk membayar bunga dan pokok utang. Ini disebut "beban pelayanan utang" (debt service).
    o Dampak Riil:
     Pengurangan Pengeluaran untuk Layanan Publik: Dana yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan), pendidikan, kesehatan, riset dan pengembangan, atau program kesejahteraan sosial, justru habis untuk membayar utang. Ini menghambat pembangunan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
     Kenaikan Pajak di Masa Depan: Untuk membiayai utang, pemerintah mungkin terpaksa menaikkan pajak (PPh, PPN, pajak korporasi) di masa depan. Kenaikan pajak ini akan mengurangi daya beli masyarakat dan laba perusahaan, yang pada gilirannya bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
     Risiko Fiskal: Jika bunga utang naik secara signifikan atau pertumbuhan ekonomi melambat, kemampuan pemerintah untuk membayar utang bisa tertekan, meningkatkan risiko krisis fiskal.
    2. Ketergantungan pada Pasar Keuangan:
    o Penjelasan: Pemerintah harus terus-menerus mencari pinjaman baru (menerbitkan obligasi) untuk membiayai utang yang jatuh tempo atau defisit anggaran.
    o Dampak Riil:
     Sensitivitas terhadap Suku Bunga: Pemerintah menjadi sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga di pasar. Jika suku bunga global atau domestik naik, biaya pinjaman pemerintah akan melonjak, memperparah beban utang.
     Potensi "Crowding Out": Pinjaman pemerintah yang besar bisa menyedot dana dari pasar modal, sehingga mengurangi ketersediaan dana bagi sektor swasta untuk berinvestasi (ini disebut "crowding out"). Akibatnya, investasi swasta yang produktif bisa terhambat.
    3. Kredibilitas dan Peringkat Kredit Negara:
    o Penjelasan: Lembaga pemeringkat kredit (seperti Moody's, S&P, Fitch) mengevaluasi kemampuan negara untuk membayar utangnya.
    o Dampak Riil:
     Biaya Pinjaman Lebih Tinggi: Jika peringkat kredit negara turun karena tingkat utang yang tinggi, investor akan meminta imbal hasil (bunga) yang lebih tinggi untuk meminjamkan uang kepada pemerintah. Ini membuat biaya pinjaman semakin mahal.
     Citra Investor Negatif: Peringkat yang buruk juga bisa membuat investor asing ragu untuk berinvestasi di negara tersebut, mengurangi aliran modal asing langsung (FDI) yang penting untuk penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi.

    BalasHapus
  90. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    • UTANG PEMERINTAH FEDERAL PER KAPITA: RM 36,139
    • UTANG RUMAH TANGGA PER KAPITA: RM 45,859
    Angka-angka ini cukup signifikan dan menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada utang baik di tingkat pemerintah maupun rumah tangga.
    Implikasi Detail terhadap Perekonomian Riil:
    Implikasi dari Utang Pemerintah Federal per Kapita (RM 36,139):
    1. Beban Pelayanan Utang yang Lebih Tinggi:
    o Penjelasan: Dengan utang pemerintah yang besar, pemerintah harus mengalokasikan sebagian besar anggaran tahunannya untuk membayar bunga dan pokok utang. Ini disebut "beban pelayanan utang" (debt service).
    o Dampak Riil:
     Pengurangan Pengeluaran untuk Layanan Publik: Dana yang seharusnya bisa digunakan untuk investasi infrastruktur (jalan, jembatan, pelabuhan), pendidikan, kesehatan, riset dan pengembangan, atau program kesejahteraan sosial, justru habis untuk membayar utang. Ini menghambat pembangunan jangka panjang dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
     Kenaikan Pajak di Masa Depan: Untuk membiayai utang, pemerintah mungkin terpaksa menaikkan pajak (PPh, PPN, pajak korporasi) di masa depan. Kenaikan pajak ini akan mengurangi daya beli masyarakat dan laba perusahaan, yang pada gilirannya bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi.
     Risiko Fiskal: Jika bunga utang naik secara signifikan atau pertumbuhan ekonomi melambat, kemampuan pemerintah untuk membayar utang bisa tertekan, meningkatkan risiko krisis fiskal.
    2. Ketergantungan pada Pasar Keuangan:
    o Penjelasan: Pemerintah harus terus-menerus mencari pinjaman baru (menerbitkan obligasi) untuk membiayai utang yang jatuh tempo atau defisit anggaran.
    o Dampak Riil:
     Sensitivitas terhadap Suku Bunga: Pemerintah menjadi sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga di pasar. Jika suku bunga global atau domestik naik, biaya pinjaman pemerintah akan melonjak, memperparah beban utang.
     Potensi "Crowding Out": Pinjaman pemerintah yang besar bisa menyedot dana dari pasar modal, sehingga mengurangi ketersediaan dana bagi sektor swasta untuk berinvestasi (ini disebut "crowding out"). Akibatnya, investasi swasta yang produktif bisa terhambat.
    3. Kredibilitas dan Peringkat Kredit Negara:
    o Penjelasan: Lembaga pemeringkat kredit (seperti Moody's, S&P, Fitch) mengevaluasi kemampuan negara untuk membayar utangnya.
    o Dampak Riil:
     Biaya Pinjaman Lebih Tinggi: Jika peringkat kredit negara turun karena tingkat utang yang tinggi, investor akan meminta imbal hasil (bunga) yang lebih tinggi untuk meminjamkan uang kepada pemerintah. Ini membuat biaya pinjaman semakin mahal.
     Citra Investor Negatif: Peringkat yang buruk juga bisa membuat investor asing ragu untuk berinvestasi di negara tersebut, mengurangi aliran modal asing langsung (FDI) yang penting untuk penciptaan lapangan kerja dan transfer teknologi.

    BalasHapus

  91. KLAIM KAYA CASH = LOAN
    • UTANG PEMERINTAH FEDERAL PER KAPITA: RM 36,139
    • UTANG RUMAH TANGGA PER KAPITA: RM 45,859
    Angka-angka ini cukup signifikan dan menunjukkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada utang baik di tingkat pemerintah maupun rumah tangga.
    Implikasi Detail terhadap Perekonomian Riil:
    Implikasi Gabungan (Utang Pemerintah + Utang Rumah Tangga):
    1. Risiko Krisis Keuangan yang Lebih Tinggi:
    o Penjelasan: Kombinasi utang pemerintah dan rumah tangga yang tinggi menciptakan dua front kerentanan. Jika salah satu sektor goyah, ia bisa menarik sektor lainnya ke dalam masalah.
    o Dampak Riil: Jika terjadi perlambatan ekonomi, baik pemerintah maupun rumah tangga akan kesulitan membayar utang, menciptakan efek domino yang parah dan potensi krisis keuangan yang dalam.
    2. Ruang Gerak Kebijakan yang Terbatas:
    o Penjelasan: Baik pemerintah maupun bank sentral memiliki ruang gerak yang terbatas untuk merespons krisis ekonomi.
    o Dampak Riil:
     Stimulus Fiskal Sulit: Pemerintah mungkin kesulitan meluncurkan paket stimulus fiskal (misalnya, melalui pengeluaran infrastruktur atau bantuan sosial) jika utangnya sudah sangat tinggi.
     Batas Bawah Suku Bunga: Bank sentral mungkin sudah menurunkan suku bunga ke tingkat yang sangat rendah untuk mendukung ekonomi, sehingga tidak banyak lagi "amunisi" tersisa jika terjadi krisis lebih lanjut.
    3. Ketidakpastian Ekonomi dan Investor:
    o Penjelasan: Tingkat utang yang tinggi secara keseluruhan menciptakan ketidakpastian bagi investor domestik maupun asing.
    o Dampak Riil: Investor cenderung menghindari negara dengan tingkat utang yang meragukan, mengurangi investasi dan berpotensi memicu pelarian modal (capital flight), yang akan melemahkan mata uang dan memperburuk kondisi ekonomi.

    BalasHapus
  92. KLAIM KAYA CASH = LOAN FA50
    1. KEXIM (Export-Import Bank of Korea): This is South Korea's official export credit agency. KEXIM's primary mission is to support South Korean companies in their international business ventures, including large-scale projects and defense exports. They offer a range of financial products, including direct loans, guarantees, and insurance, specifically tailored for export transactions. For a significant deal like fighter jet sales, KEXIM would be the most prominent institution to provide or back such credit. Their involvement signals a strategic government interest in facilitating the export.
    2. Korean Banks (Commercial Banks): Alongside KEXIM, various commercial banks in South Korea could also be involved. These banks might provide financing themselves, often with guarantees from KEXIM, or participate in syndicates (groups of banks) to share the risk of large loans. Their participation typically indicates confidence in the project's viability and the buyer's creditworthiness, possibly enhanced by KEXIM's backing.
    Why are these arrangements important for FA-50M sales?
    • Affordability for Buyers: Fighter jets are incredibly expensive. Export credits make these purchases more affordable for nations by spreading the cost over several years, often with favorable interest rates and repayment terms compared to purely commercial loans. This is particularly attractive for developing nations or those with limited defense budgets.
    • Competitive Advantage for KAI: In the global defense market, competition is fierce. Offering attractive financing packages can be a significant differentiator for an exporter like KAI. A country might choose the FA-50M over a competing aircraft if the financing terms are more favorable, even if the outright purchase price is similar.
    • Risk Mitigation: These arrangements mitigate financial risks for KAI. KEXIM's involvement, especially through guarantees or direct loans, assures KAI that they will be paid, reducing concerns about the buyer's ability to fulfill their financial obligations.
    • Government-to-Government Relations: Such deals often involve broader government-to-government cooperation. The South Korean government, through KEXIM, signals its commitment to the purchasing nation, fostering stronger diplomatic and economic ties.
    • Stimulating Domestic Industry: By facilitating exports, these credits support South Korea's aerospace and defense industry, sustaining jobs, encouraging technological development, and enhancing national capabilities.
    Lack of Full Disclosure
    The statement "though details aren’t fully disclosed" is typical for defense contracts, especially regarding financial terms. Reasons for this lack of transparency often include:
    • Commercial Sensitivity: Both KAI and the purchasing nation might consider the specific financial terms (e.g., interest rates, repayment schedules, guarantee amounts) to be proprietary business information that could affect future negotiations.
    • National Security: Details about defense procurements can be sensitive for national security reasons in both the exporting and importing countries.
    • Negotiation Flexibility: Keeping some details private allows for more flexibility in future negotiations or modifications to the contract.
    • Political Considerations: In some cases, governments may prefer not to disclose the full financial burden or the extent of foreign financial support for defense acquisitions to their domestic populations.

    BalasHapus
  93. RAKYAT INDIANESIA MAKIN IRI SAMA MALAYSIA.....HAHAHAHAH

    BalasHapus
  94. KLAIM KAYA CASH = LOAN BARTER
    -------------
    Barter & Hutang Pengadaan Alutsista Malondesh
    1. Kapal Selam Scorpene
    • Skema: Loan agreement + offset industri
    • Detail:
    a. Dibeli dari Naval Group (Prancis) dengan nilai sekitar RM 3.4 miliar.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri (PLN) yang disetujui oleh Kementerian Keuangan Malondesh.
    c. Termasuk offset berupa pelatihan awak, pembangunan fasilitas, dan kerja sama dengan PT PAL2.
    -----------------
    2. Kapal LCS (Littoral Combat Ship)
    • Skema: Loan agreement + milestone payment
    • Detail:
    a. Proyek LCS melibatkan Boustead Naval Shipyard (BNS) dan Thales.
    b. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai progres pembangunan.
    c. Menggunakan pinjaman dalam negeri dan luar negeri, namun proyek ini mengalami keterlambatan dan audit karena masalah manajemen.
    -----------------
    3. Kapal NGPV (New Generation Patrol Vessel)
    • Skema: Loan agreement + offset lokal
    • Detail:
    a. Dipesan dari BNS dengan desain MEKO A-100 dari Jerman.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman pemerintah dan milestone kontrak.
    c. Offset berupa pembangunan galangan kapal dan pelatihan teknisi lokal.
    -----------------
    4. Tank PT-91M Pendekar
    • Skema: Loan agreement bilateral
    • Detail:
    a. Dibeli dari Polandia dengan nilai sekitar USD 370 juta.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman bilateral antara pemerintah Malondesh dan Polandia.
    c. Termasuk pelatihan awak dan dukungan teknis dari Bumar Labedy.
    -----------------
    6. Pesawat FA-50M
    • Skema: Loan agreement + offset industri
    • Detail:
    a. Malondesh menandatangani kontrak dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri dan milestone pengiriman.
    c. Offset berupa pelatihan pilot dan teknisi serta kerja sama industri dirgantara.
    🔁 Tabel Ringkasan Skema Pembayaran
    Alutsista Skema Pembayaran Hutang
    Scorpene Loan agreement + offset ✅
    Kapal LCS Loan + milestone ✅
    Kapal NGPV Loan + offset ✅
    Tank PT-91M Loan bilateral ✅
    FA-50M Loan + offset ✅

    BalasHapus
  95. KLAIM KAYA CASH = LOAN BARTER
    -------------
    Barter & Hutang Pengadaan Alutsista Malondesh
    1. Kapal Selam Scorpene
    • Skema: Loan agreement + offset industri
    • Detail:
    a. Dibeli dari Naval Group (Prancis) dengan nilai sekitar RM 3.4 miliar.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri (PLN) yang disetujui oleh Kementerian Keuangan Malondesh.
    c. Termasuk offset berupa pelatihan awak, pembangunan fasilitas, dan kerja sama dengan PT PAL2.
    -----------------
    2. Kapal LCS (Littoral Combat Ship)
    • Skema: Loan agreement + milestone payment
    • Detail:
    a. Proyek LCS melibatkan Boustead Naval Shipyard (BNS) dan Thales.
    b. Pembayaran dilakukan bertahap sesuai progres pembangunan.
    c. Menggunakan pinjaman dalam negeri dan luar negeri, namun proyek ini mengalami keterlambatan dan audit karena masalah manajemen.
    -----------------
    3. Kapal NGPV (New Generation Patrol Vessel)
    • Skema: Loan agreement + offset lokal
    • Detail:
    a. Dipesan dari BNS dengan desain MEKO A-100 dari Jerman.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman pemerintah dan milestone kontrak.
    c. Offset berupa pembangunan galangan kapal dan pelatihan teknisi lokal.
    -----------------
    4. Tank PT-91M Pendekar
    • Skema: Loan agreement bilateral
    • Detail:
    a. Dibeli dari Polandia dengan nilai sekitar USD 370 juta.
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman bilateral antara pemerintah Malondesh dan Polandia.
    c. Termasuk pelatihan awak dan dukungan teknis dari Bumar Labedy.
    -----------------
    6. Pesawat FA-50M
    • Skema: Loan agreement + offset industri
    • Detail:
    a. Malondesh menandatangani kontrak dengan Korea Aerospace Industries (KAI).
    b. Pembayaran dilakukan melalui pinjaman luar negeri dan milestone pengiriman.
    c. Offset berupa pelatihan pilot dan teknisi serta kerja sama industri dirgantara.
    🔁 Tabel Ringkasan Skema Pembayaran
    Alutsista Skema Pembayaran Hutang
    Scorpene Loan agreement + offset ✅
    Kapal LCS Loan + milestone ✅
    Kapal NGPV Loan + offset ✅
    Tank PT-91M Loan bilateral ✅
    FA-50M Loan + offset ✅

    BalasHapus
  96. PARAH................ HAHAHAHHA


    Kasus Korupsi PT Pertamina Diprediksi Tembus Rp1 Kuadtrilun, Jika Ditumpuk Bisa Setinggi Ratusan Kilometer

    https://www.poskota.co.id/2025/02/27/kasus-korupsi-pt-pertamina-diprediksi-tembus-rp1-kuadtrilun-jika-ditumpuk-bisa-setinggi-ratusan-kilometer#goog_rewarded

    BalasHapus